BAB IV ANALISA STUDI KOMPARASI TENTANG PEMBIAYAAN RUMAH HUNIAN DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP PONOROGO DAN BANK MUAMALAT INDONESIA KCP PONOROGO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. A. Skema Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah di Bank Muamalat. Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

Produk KPR Syariah. Lain-lain

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang

BAB V PENUTUP. 1. Dasar Pertimbangan Bank Muamalat sebelum dikeluarkan Produk

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Foto foto penelitian. Wawancara di Bank Muamalat. Wawancara di Bank Muamalat. Cabang Malang tanggal 08 Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

dan integritas kepada segenap insan Bank Syariah Mandiri.

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH ANTARA AKAD MURA>BAH}AH DENGAN AKAD MUSHA>RAKAH MUTANA>QIS}AH DI BANK MUAMALAT CABANG DARMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

Dealin Mahaputri Leonika

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi Fatwa DSN-MUI No.01/DSN-MUI/X/2013 Tentang. Karakteristik Pembiayaan Musyarakah mutanaqishah Di Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

DOKUMENTASI WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

BAB I PENDAHULUAN. Kata bank dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PULPULAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat guna menunjang jalannya proses pembangunan.

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kejadian yang menarik. Lahirnya Bank Syariah Mandiri di

BAB I PENDAHULUAN. properti bisa mencapai 20% pertahun tahun. Keadaan ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tonggak perkembangan perbankan Islam adalah didirikannya Islamic

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB IV ANALISIS ETIKA ISLAM DALAM PENGELOLAAN BISNIS PENGEMBANG PERUMAHAN DI PT. SYSSMART SEJAHTERA SURABAYA

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. krisis, perbankan syariah mulai dapat berdiri sedangkan sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi berdasarkan prinsip jual beli, titipan, sewa dan prinsip

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya bank yang menerapkan dual banking system dimana bank-bank. perbankan syariah ini melengkapi keberadaan sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai roda kehidupan bagi perekonomian di seluruh negara-negara dunia. Sangat

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

137/PMK.03/2011 PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK KEGIATAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB III PELAKSANAAN TAKE OVER PADA PERBANKAN SYARIAH. (Studi Kasus Take Over (KPR) Dari BMI Ke BRI Syariah Cabang Serang

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tika Indah Kawuryan, 2015

SYIRKAH MUTANAQISHAH DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH

BAB IV. ANALISIS PRODUK PEBIAYAAN ib MULTIGUNA DALAM MENINGKATKAN PORTOFOLIO PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA BANK MUAMALAT CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Musyârakah Mutanâqishah pada Bank Muamalat Cabang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), 32

BAB I PENDAHULUAN. masalah perekonomian. Allah SWT berfirman QS;17:9 Sesungguhnya Al Qur an ini

Tinjauan Pelaksanaan Skema Musyarakah Pada Produk Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Garut

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bankbank

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni

BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia lembaga keuangan berkembang dengan begitu pesatnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

Transkripsi:

BAB IV ANALISA STUDI KOMPARASI TENTANG PEMBIAYAAN RUMAH HUNIAN DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP PONOROGO DAN BANK MUAMALAT INDONESIA KCP PONOROGO A. Analisa Bentuk Dan Mekanisme Akad Pembiayaan Rumah Hunian Di Bank Syariah Mandiri KCP Ponorogo Dan Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo Dalam suatu pembiayaan merupakan hal yang sangat vital dalam setiap bank baik bank syariah maupun bank konvensional, pembiayaan adalah pintu utama untuk bank mendapatkan keuntungan. Pembiayaan sendiri sangat banyak jenis dan macamnya yang akan menjadi penentu bentuk dan mekanisme akad, margin, dan lain-lain yang digunakan agar sesuai dengan syariat Islam. Sebuah akad merupakan hal paling utama yang harus dilalui untuk terikatnya para pihak yang dalam hal ini adalah bank dan nasabah dalam suatu perjanjian. Pembiayaan rumah hunian yang sama-sama dikeluarkan sebagai salah satu produk pembiayaan di Bank Syariah Mandiri KCP Ponorogo dan Bank Muamalat KCP Ponorogo dalam praktiknya menggunakan bentuk dan mekanisme akad yang berbeda. Bank Syariah Mandiri KCP Ponorogo menggunakan akad mura>bahah, sedangkan Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo menggunakan akad musha>rakah dan ija>rah. 58

59 Pembiayaan mura>bah}ah adalah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah yang pada prinsipnya bank membeli suatu barang (obyek) yang dibutuhkan dan menjualnya kembali kepada nasabah sebesar harga pokok barang ditambah dengan keuntungan (margin) yang disepakati dan diketahui oleh masing-masing pihak yaitu antara bank dengan nasabah. 1 Di Bank Syariah Mandiri KCP Ponorogo bentuk akad pembiayaan menggunakan akad mura>bah}ah khususnya pada produk pembiayaan Griya Syariah adalah di mana pihak bank mempercayakan (mewakilkan) kepada pihak nasabah untuk melakukan pembelian terhadap unit yang diinginkan, baik rumah baru maupun lama atau sudah dipakai. 2 Sedangkan mekanisme pembiayaannya pihak bank mempercayakan kepada nasabah untuk bertindak 2 (dua) pihak sekaligus pada saat pembelian obyek pembiayaan ini yaitu sebagai pembeli (nasabah) dan sebagai wakil dari penjual (bank) untuk pembelian obyek pembiayaan yang diinginkan oleh nasabah kepada pihak developer. Nasabah (wakil penjual) diberi hak terbatas pada pemilihan obyek pembiayaan yang tercover dalam nilai plafond dan transaksi jual beli biasa dengan developer. Menurut al-syaira>zi mura>bahah adalah penjualan di mana penjual memberitahukan kepada pembeli harga pembeliannya, dan ia meminta 1 http://www.syariahmandiri.co.id/ category / business - banking / corporate banking / pembiayaan corporate - banking/ kredit-investasi/ murabahah- corporate/ diakses pada 25 April 2015. 2 Lihat transkip 01/01-W/F-1/22-IV/2015

60 keuntungan kepada pembeli berdasarkan kesepakatan keduanya. 3 Secara singkat Antonio mengatakan bahwa mura>bahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. 4 Dengan bentuk akad dan mekanisme pembiayaan mura>bahah yang digunakan oleh BSM KCP Ponorogo tersebut dapat memberikan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan pembiayaan. Selain itu juga memudahkan dalam memberikan pemahaman terhadap para nasabah dari semua kalangan baik dari kalangan yang sudah mengerti akan prinsip-prinsip syariah maupun dari kalangan 'awam yang belum atau kurang mengerti akan akad syariah yang diterapkan pada sistem perbankan syariah saat ini. Hal ini disebabkan oleh kemudahan yang ada pada akad itu sendiri, yang mana antara harga beli terhadap rumah hunian yang di inginkan beserta margin yang didapatkan, akan diketahui dan disepakati oleh kedua belah pihak yang besangkutan, sehingga dari transaksi ini akan menimbulkan transparansi pada kedua belah pihak. Karena segala sesuatu terhadap besaran pembiayaan telah diketahui bersama pada akad pembiayaan. Sedangkan di Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo menggunakan bentuk akad musha>rakah sebagai akad yang menjembatani antara bank dan nasabah untuk melakukan bisnis yang berstatus kongsi/serikat dan ija>rah sebagai akad yang digunakan untuk mendapatkan margin oleh bank. 226. 3 Atang Abdul Hamid, Fiqih Perbankan Syariah (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), 4 Antonio, Bank Syariah, 101.

61 Bank dan nasabah akan bersama-sama atau berserikat membeli sebuah rumah yang diinginkan nasabah dengan porsi pembiayaan 30:70 kepada developer atau agen property yang selanjutnya pihak bank akan menyewakan obyek tersebut kepada nasabah hingga waktu yang disepakati bersama. Bank akan akan mengalihkan hak kepemilikannya setelah waktu sewa obyek telah habis. 5 Bank memiliki porsi shirkah yang lebih besar sehingga bank menyewakan kepada nasabah, dengan akad musha>rakah mutana>qisah dan ija>rah. Multiakad yang terdiri dari akad musha>rakah mutana>qisah dan ija>rah, musha>rakah mutana>qisah ini memiliki pengertian yaitu kerja sama antara para sha>rik (dalam hal ini bank dengan nasabah) guna membeli suatu barang, kemudian barang tersebut dijadikan modal usaha oleh nasabah untuk mendapatkan keuntungan yang akan dibagi bersama di antara bank dengan nasabah disertai dengan pembelian barang modal semakin lama semakin berkurang, dengan demikian akad ini dinamakan musha>rakah mutana>qisah karena memperhatikan kepemilikan bank dalam shirkah, yakni penyusutan barang modal shirkah yang dimiliki oleh bank karena dibeli oleh nasabah secara berangsur. Mutana>qisah dalam hal ini berarti penyusutan modal milik bank karena dibayar oleh nasabah dengan cara diangsur. 6 Akad ija>rah sebagaimana disebutka di atas adalah sebagai sarana bank untuk mengambil margin. Kencana, 2012), 60. 5 Lihat transkip 09/01-W/F-1/21-IV/2015 6 Maulana Hasanudin dan Jaih Mubarok, Perkembangan Akad Musyarakah (Jakarta:

62 Selanjutnya akad ija>rah, dalam kitab Fath{u al-qari>b al-muji>b disebutkan bahwa suatu bentuk akad yang jelas manfaat dan tujuannya, dapat diserahterimakan secara langsung dan diperbolehkan dengan pembayaran (ganti) yang telah disepakati. 7 Sedangkan dalam dunia perbankan syariah ija>rah didefinisikan sebagai akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), antara perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa (mu ajjir) dengan penyewa (musta jir) tanpa diikuti pengalihan kepemilikan barang itu sendiri. 8 Dengan penerapan multiakad ini akan dapat sedikit menyulitkan nasabah dalam memahami mekanisme akad itu sendiri, karena seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu musha>rakah sebagai akad yang menjembatani antara bank dan nasabah untuk melakukan bisnis yang berstatus kongsi dengan porsi 30:70 dan ija>rah sebagai akad yang digunakan untuk mendapatkan margin oleh bank. Selain itu akan menjadikan bank tidak konsisten terhadap akad yang diterapkan, apakah dengan akad musha>rakah atau ija>rah. Sedangkan menurut penyusun lebih pas ketika menggunakan salah satu saja yaitu ija>rah, dan dimasukkan pada KCP perkembangan akad ija>rah, yaitu ija>rah muttahiyah bit tamlik. Setelah melihat dan mengamati dari bentuk dan mekanisme pembiayaan rumah hunian yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP 7 Al-Ghozy, Fathul Qarib, 87. 8 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, 2009), 349.

63 Ponorogo dan Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo dapat disimpulkan bahwa kemungkinan yang lebih dekat untuk bisa jatuh ke dalam riba adalah Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo, karena nasabah tidak mendapatkan margin atas porsi kongsi 30% dari akad musha>rakah dalam pembelian obyek pembiayaan. B. Analisa Sistem Pengambilan Margin Di Bank Syariah Mandiri KCP Ponorogo Dan Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo Dalam Pembiayaan Rumah Hunian Semua lembaga yang bergerak dalam dunia bisnis tentulah mengharapkan suatu keuntungan, margin dalam menjalankan roda bisnis, untuk itu setiap lembaga bisnis memiliki sistem yang beragam dalam menentukan pengambilan keuntungannya. Margin di Bank Syariah Mandiri KCP Ponorogo dapat dihitung secara umum dengan rumus angsuran setiap bulan x jangka waktu pembiayaan modal bank = total margin. 9 Contohnya pada pembiayaan sebesar Rp 100.000.000,00 nasabah membayarkan uang muka sebesar 20% (Rp 20.000.000,00) sedangkan 80% (80.000.000,00) akan dibebankan kepada pihak bank. Untuk membayar modal yang dikeluarkan oleh bank, maka nasabah dibebankan angsuran yang harus di bayar sebesar Rp 8.908.286,00 setiap blannya selama 1 tahun. Dari data tersebut dapat diketahui keuntungan atau margin yang diperoleh bank sesuai dengan perhitungan sebagai berikut; 9 Lihat transkip 21/02-W/F-2/22-VI/2015

64 Rp 8.908.286,00 x 12 = 106.899.432,00 80.000.000,00 = 26.899.432,00. Jadi margin yang diperoleh bank BSM KCP Ponorogo dalam pembiayaan rumah hunian ini adalah Rp 26.899.432,00. Pengambilan margin itu sendiri diambil berdasarkan pada nilai plafon dan lamanya waktu angsuran pembiayaan yang diambil oleh nasabah, yang telah dihitung berdasarkan analisis perbankan dan dapat dituangkan dengan jumlah persentase. 10 Seperti dalam pengertian mura>bahah yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, yaitu secara singkat Antonio mengatakan bahwa mura>bahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. 11 Yang dimaksudkan dalam pengertian ini tentu fokus pada masalah keuntungan yang disepakati, sebelum kedua belah pihak menyepakati margin ini, bank telah menghitungnya dan di kelompok-kelompokan berdasarkan besaran jumlah plafon dan lamanya waktu pembiayaan, setelah itu nasaba tinggal memilih mana yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan bayar angsuran pembiayaan nasabah. Sedangakan di Bank Muamalat KCP Ponorogo dalam mengambil margin berdasarkan akad ija>rah (sewa), konsekuensi dari ija>rah sendiri adalah ujrah, dari inilah Bank Muamalat mengambil margin. 12 Besaran sewa dapat secara langsung diketahui oleh nasabah dengan rumus nilai plafon / waktu 10 Lihat transkip 07/02-W/F-2/17-VI/2015 11 Antonio, Bank Syariah, 101. 12 Lihat transkip 20/02-W/F-2/22-VI/2015.

65 angsuran = sewa, sedangakan margin (ujrah) bank yaitu total sewa modal bank. 13 Contohnya pada pembiayaan sebesar Rp 100.000.000,00 nasabah membayarkan uang muka sebesar 30% (Rp 30.000.000,00) sedangkan 70% (70.000.000,00) akan dibebankan kepada pihak bank. Untuk membayar modal yang dikeluarkan oleh bank, maka nasabah dibebankan angsuran yang harus di bayar sebesar Rp 9.002.250,00 setiap bulannya selama 1 tahun. Dari data tersebut dapat diketahui keuntungan atau margin yang diperoleh bank adalah Rp 9.002.250,00 x 12 = 108.027.000,00 70.000.000,00 = 38.027.000,00. Jadi margin yang diperoleh bank BMI KCP Ponorogo dalam pembiayaan rumah hunian ini adalah Rp 38.027.000,00. Keuntungan nasabah adalah menempati (memanfaatkan) obyek sewa dari pembiayaan yang diajukan, yang selanjutnya akan dimiliki ketika pelunasan pembiayaan rumah hunian tersebut. 14 Melihat hal tersebut seperti yang penyusun sebutkan di awal bahwa dengan praktik yang seperti ini lebih sesuai ketika BMI KCP Ponorogo menggunakan bentuk dan mekanisme akad ija>rah muttahiah bit tamlik, karena akad sewa yang akan pindah pindah kepemilikan setelah akad sewa itu telah selesai. Setelah melihat dan mengamati dari sistem pengambilan margin pembiayaan rumah hunian yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Ponorogo dan Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo dapat disimpulkan bahwa margin BSM KCP Ponorogo diambil berdasarkan dari akad 13 Lihat transkip 21/02-W/F-2/22-VI/2015 14 Lihat transkip 20/02-W/F-2/22-VI/2015

66 mura>bahah (tambahan harga) yang disepakati sebesar Rp 26.899.432,00 dari modal Rp 80.000.000,00 sedangkan margin BMI KCP Ponorogo diambil dari ujrah berdasarkan akad ijarah sebesar Rp 38.027.000,00 dari modal Rp 70.000.000,00. Penyusun perlu mengingatkan bahwa riba melekat pada dua tempat yaitu melekat pada sistem dan praktik, setiap bentuk akad dan mekanisme mua>malah yang lebih mudah dan simple belum tentu terbebas dari kemungkinan jatuh ke dalam riba dan begitu juga sebaliknya, bentuk akad dan mekanisme yang sangat panjang dan terkesan sulit difahami itu lebih mungkin jatuh ke dalam riba, tentu harus melihat dan mengamati dengan baik sehingga dapat disimpulkan hal-hal yang mendekatkan bahkan mengantarkan masuk ke dalam riba.