HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Abstrak ABSTRACT. Keywords : Knowledge, Giving Side Dish Breast Milk

Citra Puspitaningrum * Yuni Sapto Edhy Rahayu** Rusana** Abstract


HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA BAYI USIA DIBAWAH 6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG ABSTRACT

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Septiani, Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini Dengan Status Gizi Bayi 0-11 Bulan Di Puskesmas Bangko Rokan Hilir

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

ABSTRAK PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDAPATAN KELUARGA IBU NIFAS DAN STATUS GIZI BAYI DI WILAYAH SUDIANG RAYA KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

Mona Sylvia J. Manullang¹, Albiner Siagian², Arifin Siregar²

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MULTIPARA TERHADAP METODE INISIASI MENYUSUI DINI DI RSKIA X KOTA BANDUNG

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEHADIRAN IBU DI KELAS IBU HAMIL DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG ABSTRAK

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI SAAT MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN

PENDIDIKAN ORANG TUA, PENGETAHUAN IBU, PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN TAROADA KABUPATEN MAROS

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Transkripsi:

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015) Maya Oktaviani 1) Hj. Ai Sri Kosnayani dan Lilik Hidayanti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Gizi 1) Universitas Siliwangi (mayaoktaviani828@yahoo.co.id) Dosen Pembimbing Bagian Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan 2) Universitas Siliwangi ABSTRAK Sasaran utama Millenium Development Goals (MDGs) dalam pembangunan kesehatan nasional adalah memperhatikan kesehatan ibu, bayi dan anak. Salah satu masalah yang berkaitan dengan kesehatan bayi adalah ketidakberhasilan dalam memberikan ASI. Pada bayi 0 6 bulan sebaiknya bayi hanya diberi ASI saja karena komposisinya cukup memenuhi kebutuhan gizinya hingga tercapai status gizi yang baik. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada bayi sangat ideal dalam membentuk status gizi. Akan tetapi pemberian ASI eksklusif masih menjadi permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat pemberian ASI dengan ststus gizi bayi usia 7 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik total sampling pada 38 bayi usia 7 bulan dan responden sebanyak 38 ibu dari sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner serta alat ukur berupa timbangan badan dan microtoise. Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 16 bayi usia 7 bulan yang diberi ASI eksklusif, 5 diantaranya dengan status gizi kurus (31,2%) dan 11 bayi dengan status gizi normal (68,8%). Dan sebanyak 22 bayi dengan riwayat tidak diberi ASI eksklusif, 7 bayi diantaranya dengan status gizi kurus (31,8%), dan 15 bayi dengan status gizi normal (68,2%). Hasil analisis data dengan menggunakan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 1,00 (p>0.05), ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan status gizi bayi berusia 7 bulan. Dengan diberikannya ASI eksklusif pada bayi sampai dengan usia 6 bulan maka bayi tersebut akan mendapatkan asupan gizi yang baik sehingga status gizinya akan menjadi baik pula. Oleh sebab itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mendapatkan hasil yang objektif dan menyeluruh hendaknya tidak hanya meneliti pemberian ASI terhadap status gizi namun juga terhadap perkembangan motorik bayi. Kata Kunci : ASI, Status Gizi, Bayi. Kepustakaan : 25 (2000-2012) ABSTRACT The main target of millenium development goals (MDGs) in national health develpoment are observe mother, baby, and children health. One of the problem associated with baby health is unsuccessfully in giving breastfeeding. In 0 to 6 month infants should be only given breastfeeding, because the compotition of it is enough to fulfill baby nutrient to achieve a good nutritional status. Exclusive breastfeeding for 6 month in infants are very good to shaping nutritional status. But the giving of exclusive breastfeeding still be a problem. The purpose of this research is to know the relation of breastfeeding history with nutritional status of 7 months infants in the region of Kahuripan health centers, Tasikmalaya 2015. This research used observational method with Cross Sectional design. The sample of this research is taken by total sampling technique at 38 babies with 7 months infants and participants as many as 38 mothers from sample, and data collected by using quesioner and measure instrument that scales and microtoise. Based of research found that 16 infants with exclusive breastfeeding history there are 5 babies with thin nutrient status (31,2%), and 11 1

were normal nutrient status (68,8%) as many as 22 infants at 7 months infants who have not exclusive breastfeeding there are 7 infants with thin nutrient status (31,8%) and 15 infants with normal nutrient (68,2%). Analysis by using statistic test of Chi Square found p value = 1,00 ( p>0,05) its means that there is no relationship between breastfeeding history with nutritional status of 7 months infants. By exclusive breastfeeding to infants until they are 6 months, they will get good nutritional input so that their nutritional status will too. To get the comprehensive objective result the next reasearchers are desirebale to not only examine the issue of giving breastfeedingon nutrient status but also the baby motorik development. Keywords : Breastfeeding, Nutritional Status, Baby Reference : 25 (2000-2012) Pendahuluan Tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yakni upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khusus untuk bidang kesehatan berfokus pada mendorong perbaikan kesehatan anak dan ibu. Target MDGs untuk penurunan angka kematian bayi di Indonesia adalah sebesar 23 per 1.000 KH pada tahun 2015 dari kondisi saat ini yaitu sebesar 34 per 1.000 KH. Data profil kesehatan provinsi jawa barat menunjukan AKB di Provinsi Jawa Barat masih berada diatas angka nasional yaitu sebesar 52 per 1.000 KH. Angka kematian bayi di Indonesia yang tinggi sebagian besar disebabkan karena masalah gizi yang berdampak pada penurunan daya tahan tubuh. (Depkes RI, 2011) Menurut data Riskesdas 2013 Angka kematian bayi masih diatas target pencapaian MDGs tahun 2015 sebesar 15,5%. Pemberian ASI sejak awal dapat menangani tingginya AKB. Menurut penelitian yang dilakukan oleh UNICEF, resiko kematian bayi (AKB) bisa berkurang sebanyak 22% dengan pemberian ASI eksklusif namun, prevalensi pemberian ASI khususnya ASI eksklusif masih terbilang rendah di Indonesia. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, presentase ibu yang memberikan ASI eksklusif sampai dengan 5 bulan hanya sebesar 27,2% kepada bayinya. Disamping itu di Indonesia status gizi bayi berdasarkan BB/TB masih sangat tinggi. Prevalensi sangat kurus secara nasional tahun 2013 masih cukup tinggi yaitu 5,3% demikian pula dengan prevalensi kurus sebesar 6,8%. Status gizi pada bayi dipengaruhi oleh faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung yang mempengaruhi status gizi adalah konsumsi dan infeksi. Konsumsi energi protein pada bayi merupakan cerminan dari pola asuh 2

yang dilakukan oleh ibu terhadap bayi. Bayi usia 0-6 bulan cukup diberi ASI saja (Soediaoetama, 2010). Karena pada usia 0-6 bulan, enzim-enzim pencernaannya belum sempurna sehingga apabila diberi makanan selain ASI akan berdampak tidak baik. Komposisi ASI cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur 6 bulan. Bayi yang mendapat ASI sampai dengan 6 bulan jauh lebih sehat dari bayi yang menyusu ASI sampai dengan 4 bulan, frekuensi terkena diare juga jauh lebih kecil pada bayi yang diberi ASI eksklusif dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif, bayi yang terkena diare juga cenderung akan mengalami gizi kurang (Purwanti, 2004). Berdasarkan hasil survei peneliti dari 20 Puskesmas yang ada di kota Tasikmalaya, pada tahun 2013 cakupan ASI eksklusif terendah terdapat di Puskesmas Kahuripan, dimana cakupan keberhasilannya sebesar 25,8% dari target 69%. Berdasarkan penimbangan BB/TB pada bulan Agustus 2014 prevalensi balita dengan status gizi normal yaitu sekitar 90,5%, untuk balita dengan status BB/TB gemuk yaitu sekitar 4,6%, untuk balita dengan status gizi kurus yaitu sekitar 5%, dan untuk balita dengan status gizi sangat kurus yaitu sekitar 0,31%. (Dinkes Kota Tasikmalaya, 2015) Status gizi dapat diketahui dengan metode antropometri salah satunya dengan pengukuran pertumbuhan (ukuran tubuh). Terdapat beberapa cara untuk menilai ukuran tubuh bayi antara lain lingkar kepala, umur, tinggi badan (TB) atau panjang badan (PB) dan berat badan (BB). Interpensi dari nilai nilai tersebut disajikan dalam indeks untuk menilai status gizi bayi. Indeks yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan BB/PB untuk bayi dibawah umur dua tahun (baduta) Karena indeks tersebut merupakan pengukuran antropometri yang terbaik. Ukuran ini dapat menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif. Berdasarkan uraian diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan riwayat pemberian ASI dengan status gizi bayi usia 7 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya. Metode 3

Penelitian ini dilaksanakan Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kecamatan Tawang, yang meliputi 2 (dua) wilayah dari 5 (lima) kelurahan yang ada di Kecamatan Tawang, yaitu Kelurahan Kahuripan dan Kelurahan Cikalang Tasikmalaya pada bulan September 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi yang berusia 7 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kahuripan yang berjumlah 38 orang, sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling dikarenakan jumlah populasi bayi yang akan di teliti kurang dari 100 bayi. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti dengan teknik wawancara dengan bantuan kuesioner. Untuk menilai status gizi bayi dilakukan pengukuran pada berat badan dan tinggi badan bayi. Alat bantu untuk mengambil datanya adalah timbangan badan (dacin) dan microtoise. Pengukuran BB/PB bayi dihitung menggunakan Software Komputer WHOAnthro 2005 untuk memudahkan menghitung status gizi bayi. Untuk mengetahui hubungan riwayat pemberian ASI dengan ststus gizi bayi usia 7 bulan dilakukan analisis data dengan uji statistik Chi-Square untuk menguji hipotesis yang ada. Hasil Penelitian Puskesmas Kahuripan merupakan bagian dari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya, dengan luas wilayah 40,12 km 2, dengan jumlah penduduk sebanyak ± 63.132 orang pada tahun 2014, jarak ke pusat kota ± 1 Km, daerah mudah dijangkau. Mayoritas lahan adalah pemukiman penduduk dengan sedikit lahan perkantoran. Jumlah Posyandu ada 35 buah dengan jumlah balita 2596 orang. Karakteristik umum responden menjadi penting agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai karakteristik responden pada hasil penelitian. Data yang ditampilkan dalam karakteristik responden adalah data responden yang terpilih sebagai sampel yang merupakan ibu yang memiliki bayi berusia 7 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya. Tingkat pendidikan responden dikategorikan menjadi 4, yaitu SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Distribusi frekuensi karakteristik responden menurut 4

tingkat pendidikan ibu terlihat pada tabel berikut Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Ibu Pendidikan F % Ibu SD 4 10,5 SMP 13 34,2 SMA 14 36,8 PT 7 18,4 Jumlah 38 100 Dari 38 responden sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 14 orang (36,8%), SMP sebanyak 13 orang (34,2%), selanjutnya Perguruan Tinggi 7 orang (18,4%) sisanya reponden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 4 orang (10,5%). Status pekerjaan responden dikategorikan menjadi 2 yaitu tidak bekerja dan bekerja. Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Status Pekerjaan Ibu Status F % Pekerjaan Tidak Bekerja 29 76,3 Bekerja 9 23,7 Jumlah 38 100 Tabel 2 menjelaskan bahwa responden dengan status bekerja sebanyak 9 orang (23,7%) sedangkan responden dengan status tidak bekerja sebanyak 29 orang (76,3%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa ibu yang tidak bekerja jumlahnya lebih banyak dari ibu yang bekerja. Data karakteristik sampel menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 3 berikut Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Bayi Usia 7 Bulan Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin F % Laki laki 25 65,8 Perempuan 13 34,2 Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa dari 38 bayi yang berusia 7 bulan, terdiri dari 65,8% laki laki dan 34,2% perempuan. Data riwayat pemberian ASI pada bayi dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu tidak diberi ASI dan diberi ASI. Bayi dengan riwayat tidak diberi ASI ekslusif sebanyak 22 bayi (57,9%) dan bayi dengan riwayat diberi ASI eksklusif sebanyak 16 bayi (42,1%). Distribusi frekuensi 5

menurut riwayat pemberian ASI dapat dilihat pada tabel 4 Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Riwayat Pemberian ASI Pemberian F % ASI Diberi ASI 16 42,1 Eksklusif Tidak diberi 22 57,9 ASI Eksklusif Jumlah 38 100 Status gizi bayi dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu bayi dengan status gizi kurus (<-2 SD) dan bayi dengan status gizi normal ( -2 SD) berdasarkan pengukuran BB/PB menggunakan Software Computer WHOAnthro 2005. Distribusi frekuensi sampel menurut status gizi bayi berdasarkan BB/PB dapat dilihat pada tabel 5 Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Status Gizi Bayi Berdasarkan BB/PB Status Gizi F % Normal 26 68,4 Kurus 12 31,6 Jumah 38 100 Dari tabel 5 dapat dilihat dari jumlah bayi usia 7 bulan sebanyak 38 bayi, sebesar 68,4% memiliki ststus gizi normal dan 31,6% dengan status gizi kurus. Hubungan riwayat pemberian ASI dengan status gizi bayi usia 7 bulan disajikan dalam tabel 6 Tabel 6 : Hubungan Riwayat Pemberian ASI dengan Status Gizi Bayi Usia 7 Bulan Pemberian Status Gizi Total p- OR ASI Kurus Normal value 95% n % CI n % n % Tidak diberi ASI 7 31,8 15 68,2 22 100 Eksklusif 1,00 1,027 Diberi ASI 31,2 11 68,8 16 100 Eksklusif 5 Jumlah 12 31,6 26 68,4 38 100 Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 22 bayi dengan riwayat tidak diberi ASI eksklusif, 7 bayi diantaranya dengan status gizi kurus (31,8%), dan 15 bayi dengan status gizi normal (68,2%). Sebanyak 16 bayi usia 7 bulan yang diberi ASI eksklusif, 5 diantaranya dengan status gizi kurus (31,2%) dan 11 bayi dengan status gizi normal (68,8%). Hasil analisis data dengan menggunakan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 1,00 (p>0.05), ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara riwayat pemberian 6

ASI dengan status gizi bayi pada usia 7 bulan Pembahasan ASI merupakan makanan yang higenis, murah, mudah diberikan dan sudah tersedia bagi bayi. ASI menjadi satu-satunya makanan yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya agar menjadi bayi yang sehat. Komposisi ASI cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dan merupakan asupan gizi yang optimal bagi bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur 6 bulan. Berdasarkan hasil analisis terdapat 16 bayi dengan riwayat diberi ASI eksklusif dan 22 bayi dengan riwayat tidak diberi ASI eksklusif. Sementara untuk status gizi dari 38 responden sebesar 26 bayi berstatus gizi normal, sisanya sebanyak 12 bayi berstatus gizi kurus. Hasil uji statistik Chi square menunjukan p = 1,00 (P>0,05) dengan demikian tidak ada hubungan riwayat pemberian ASI dengan status gizi bayi, dengan OR 1,027 dapat dilihat bahwa bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif mempunyai kemungkinan resiko 1,02 kali untuk terjadi status gizi kurus. Serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Leny Sri Rahayu dkk (2011) menunjukan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak berhubungan dengan kejadian status gizi kurus pada usia 7 12 bulan dengan p-value 0,269 (p>0,05). Penelitian ini berbeda dengan penelitian lain yaitu Endang (2007) memberikan hasil bahwa dengan diberikannya ASI eksklusif selama 6 bulan, maka kebutuhan gizi bayi terpenuhi. Dari 143 responden 113 bayi yang tidak diberi ASI eksklusif prevalensi gizi kurus sebesar 79%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI eksklusif yang hanya 21%. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil uraian pembahasan diatas nilai p = 1,00 (p>0,05) menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan status gizi bayi usia 7 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya. Nilai OR = 1, 027 bahwa bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif mempunyai kemungkinan resiko 1,02 kali untuk mengalami status gizi kurus. 7

Adapun saran yang diperoleh berdasarkan kesimpulan diatas untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan tentang ASI eksklusif tidak hanya kepada ibu-ibu hamil dan menyusui, akan tetapi perlu lebih luas kepada keluarga dan masyarakat sehinga mampu memberikan dukungan kepada ibu menyusui agar dapat memberikan ASI-nya secara eksklusif, dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mendapatkan hasil yang objektif dan menyeluruh hendaknya tidak hanya meneliti pemberian ASI terhadap status gizi namun juga terhadap perkembangan motorik bayi. Daftar Pustaka Depkes RI. Buku Panduan Manajemen Laktasi, Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI, Jakarta, 2011. Departemen Gizi dan Kesmas FKM UI, Gizi Dan Kesehatan Masyarakat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007 Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2005. Prasetyo, Dwi. Buku Pintar ASI Eksklusif, EGC Jakarta. 2009 Purwanti, Konsep Penerapan ASI Eksklusif, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2004 Puspita, Theresia. Bahan Kuliah Gizi Dalam Daur Kehidupan, Banda Aceh, 2005. Riskesdas, tahun 2013, Kementrian Kesehatan; Jakarta, 2013. Roesli, Utami. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif, ustaka Bunda, Jakarta, 2001. Roesli, Utami. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif, Pustaka Bunda, Jakarta, 2008. Sugiono. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung, 2006 Supriasa I Dewa Nyoman, Penilaian Status Gizi, Cetakan Pertama, EGC, Jakarta, 2002. Tim Dosen Manajemen Data. Modul Manajemen Data. FIK Unsil. TSM. 2014. 8

9