SURVEY PEMBERI AN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA PULODARAT PECANGAAN JEPARA

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya. pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERIAN MP-ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN MASYARAKAT SUKU MADURA DI DESA SELOWOGO KECAMATAN BUNGATAN KABUPATEN SITUBONDO IMATUL ALIYA

PERBEDAAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI DENGAN YANG DIBERIKAN MP-ASI DI KECAMATAN GUNUNGPATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0 6 bulan adalah ASI. Keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI UMUR 6-24 BULAN DI POSYANDU KARYAMULYA JETIS JATEN.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

ABSTRACT. Key words: Food supplementing mother s milk, Nutritional status.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA BULAN DI DESA JENGGRIK KABUPATEN NGAWI TAHUN 2015

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

Devi C.D. Simbolon 1, Heru Santosa 2, Asfriyati 2 ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler

STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

TUMBUH KEMBANG BAYI 0-6 BULAN MENURUT STATUS ASI DI PUSKESMAS TELAGA BIRU PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

Fitri Ani 1), Ari Andayani 2), Moneca Diah L. 3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo ABSTRAK

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

1

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

POLA PEMBERIAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1 SAMPAI 5 TAHUN DI KABUNAN TAMAN PEMALANG

PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI DI KABUPATEN KLATEN. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

PERBEDAAN STATUS GIZI ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN BAYI YANG DIBERI PASI PADA BAYI KURANG DARI 6 BULAN DI DESA KATEGUHAN KECAMATAN SAWIT

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, program pemberian ASI ekslusif tidak berlansung secara optimal

GAMBARAN PERILAKU SADAR GIZI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK YANG ADA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

Kenaikan Berat Badan Balita Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

DAFTAR PUSTAKA. Anonim. (2009). Solusi Alternatf Tanggulangi Gizi Buruk di Indonesia.

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. tentang pemberian MP-ASI pada bayi dan balita usia 6-24 bulan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI UMUR 6 36 BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELOMPOK GOOD MOTHER DENGAN POLA MP-ASI DI RW 01 DAN RW 02 WILAYAH KELURAHAN BLERONG KABUPATEN DEMAK.

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk. diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa.

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang secara optimal dan baik. Makanan yang baik bagi bayi baru. eksklusif banyak terdapat kendala (Pudjiadi, 2000).

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

BONA F. P. BANJARNAHOR

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DI BPS NY M DESA WONOSARI KECAMATAN NGORO MOJOKERTO HELMI NUR SEFAULITA

POLA PEMBERIAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA PULO LOR WILAYAH KERJA PUSKESMAS PULOLOR KABUPATEN JOMBANG

Transkripsi:

SURVEY PEMBERI AN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA PULODARAT PECANGAAN JEPARA Oleh: Triana Widiastuti 1, Luluk Hidayah 2, dan, Umu Lathifah 3 Dosen Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara, Jl. Raya Mayong Km.24 Mayong Jepara Email :tria_dias@yahoo.com ABSTRACT Composition and kosistensi baby food additives adapted to biological development and adjusted for age. The purpose of this study was to determine the type assignments of complementary feeding in infants aged 6-12 months in the village Pulodarat Pecangaan District of Jepara. The research is a descriptive survey approach. The population in this study of 105 babies, a sample of 105 infants. The sampling technique used total sampling technique. Primary data type giving the type of survey on complementary feeding in infants aged 6-12 months in the Desa Pulodarat period in February 2013 and then processed in editing, scoring, coding, tabulating the data, and analyzed by univariate entry. Based on the results, the results of most of the infants given solid foods as much as 37 respondents (35.26%), infants aged 6 months up to 12 respondents (11.42%) is given creamed foods, infants aged 9 months were 13 respondents (12.38% ) given soft foods and 11-12 month old babies as much as 14 respondents (13.34%) is given solid food. Conclusions fed infants aged 6-9 creamed, infants aged 9-11 were given soft food and infants aged 11-12 were given solid food. It is expected that the public attention to food additives in accordance with the age of the baby. Keyword: MP-ASI, infants aged 6-12 months PENDAHULUAN Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya (Depkes RI,2011).

Menurut WHO (World Health Organization) dan United Nation Children s Found (UNICEF) menganjurkan agar ASI eksklusif diberikan sejak lahir sampai usia 6 bulan dan ASI diteruskan bersamaan dengan pemberian makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) yang memadai sampai 2 tahun atau lebih (Budiasih, 2008). MP-ASI dibuat dari makanan pokok yang disiapkan secara khusus untuk bayi, dan diberikan 2-3 kali sehari sebelum anak berusia 12 bulan. Kemudian pemberian ditingkatkan 3-5 kali sehari sebelum anak berusia 24 bulan. MP- ASI harus bergizi tinggi dan mempunyai bentuk yang sesuai dengan umur bayi dan baduta. Sementara itu ASI harus tetap diberikan secara teratur dan sering (Hidayat, 2008) Setelah bayi berumur 6 bulan, maka untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya demi pertumbuhan dan perkembangannya diperlukan makanan pendamping ASI. Makanan pendaping ASI yang baik adalah terbuat dari bahan makanan segar, seperti : tempe, kacang-kacangan, telor ayam, hati ayam, ikan, sayur mayur dan buah-buahan. Pengolahan bahan makanan untuk bayi disesuaikan dengan umurnya. Sistem pencernaan pada bayi dalam masa perkembangan kemampuan kemampuan yang berbeda-beda (Proverawati dan Asfuah, 2009). Menginjak usia 6 bulan keatas, ASI sebagai sumber nutrisi sudah tidak mencukupi lagi kebutuhan gizi yang terus berkembang sehingga perlu diberikan makanan pendamping ASI. Bayi dilahirkan dengan kemampuan refleks makan, seperti menghisap, menelan, dan akhirnya mengunyah. Pemberian makanan pendamping ASI harus disesuaikan dengan perkembangan sistem alat pencernaan bayi, mulai dari makanan bertekstur cair, kental, semi padat, hingga akhirnya makanan padat (Jusup, 2010). Bayi usia 6-9 bulan tekstur makanan yang diberikan sebaiknya makanan cair, lembut atau saring, seperti bubur buah, bubur susu atau bubur sayuran saring/yang dihaluskan. Menginjak usia 10-12 bulan, bayi mulai beralih ke makanan kental dan padat, namun tetap bertekstur lunak, seperti aneka nasi tim (Marimbi, 2010; h.26-27). Komposisi dan konsistensi makanan tambahan bayi disesuaikan dengan perkembangan fisiologis dan psikomotorik atau disesuaikan dengan umurnya. Selain itu faktor-faktor sepert budaya, sosial-ekonomi, dan kebiasaan turut berperan. (Suhardjo, 2010). Keadaan kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat. Ketidaktahuan ibu tentang cara pemberian makanan bayi dan anak serta adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak,

khususnya pada anak usia di bawah 2 tahun (Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan RI, 2005). Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan di Desa Pulodarat Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara terhadap 20 ibu dengan bayi umur 6-12 bulan yang peneliti temui dan mengadakan wawancara langsung, diperoleh hasil 12 ibu (60%) telah memberikan MP-ASI sesuai dengan jenis pemberian MP-ASI usia bayi 6-12 bulan yaitu makanan lumat (bubur lumat, bubur formula dan pisang kerok) pada bayi umur 6-7 bulan dan makanan padat (nasi tim lemas dengan sayur, telor dan ikan) pada bayi usia 10-12 bulan. Terdapat 8 ibu (40%) yang memberikan MP-ASI yang tidak sesuai dengan usia bayi 6-12 bulan dengan memberikan makanan padat (makanan orang dewasa) pada bayi usia 6-7 bulan yang seharusnya masih diberikan makanan lumat. Dari uraian dan studi pendahuluan di atas, peneliti tertarik mengangkat judul Bagaimanakah Pemberian Makanan Pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan di Desa Pulodarat Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara?. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif atau desain dengan pendekatan survey. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu di Desa Pulodarat Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara yang memiliki bayi usia 6-12 bulan sebanyak 105 responden, sampling yang digunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi kepada responden. Variabel penelitian ini Survey pemberian jenis MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Desa Pulodarat Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pemberian Jenis MP-ASI pada Bayi Umur 6-12 bulan berdasarkan umur bayi Jenis makanan Total Umur Lumat Lunak Padat f % f % f % F % 6 bulan 12 11,42 3 2,86 - - 15 14,28 7 bulan 10 9,52 5 4,76 - - 15 14,28 8 bulan 10 9,52 5 4,76 - - 15 14,28 9 bulan 3 2,86 13 12,38 - - 16 15,24 10 bulan - - 5 4,76 9 8,58 14 13,34 11 bulan - - 2 1,90 14 13,34 16 15,24 12 bulan - - - - 14 13,34 14 13,34 Total 35 33,32 33 31,42 37 35,26 10 5 100 Bayi umur 6 bulan sebanyak 12 responden (11,42%) diberikan makanan lumat, bayi umur 9 bulan sebanyak 13 responden (12,38%) diberikan makanan lunak dan bayi umur 11-12 bulan sebanyak 14 responden (13,34%) diberikan makanan padat.

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari usia 6-12 bulan yang sebagian besar telah diberikan makanan yang sesuai pada usia 6 bulan diberikan makanan lumat 12 responden (11,42); usia 7-8 bulan yang sesuai diberikan makanan lunak sebanyak 10 responden (9,52), sedangkan usia 9-12 bulan jenis makanan yang sudah sesuai 37 responden (35,26). Pemberian makanan yang tidak sesuai menurut jenis usia pada penelitian hanya sebagian kecil saja untuk usia 6 bulan terdapat jenis makanan yang tidak sesuai terdapat 3 responden (2,86) diberikan makanan lumat, usia 7-8 bulan jenis makanan yang tidak sesuai diberikan paling banyak 20 responden (19,04) diberikan makanan lumat, sedangkan usia 9-12 bulan jenis makanan yang tidak sesuai diberikan untuk makanan lumat 3 responden (2,86) dan 20 responden (18,07) diberikan makanan lunak. Fenomena dilapangan menunjukkan bayi umur 7-8 bulan kebanyakan diberikan makanan lumat. Pemberian makanan lumat dikarenakan gigi yang tumbuh pada bayi belum sempurna atau masih jarang dan bayi biasanya tertelan (keloloden). Makanan yang seharusnya diberikan merupakan makanan peralihan yaitu makanan lunak. Menurut Moehji dalam Pardosi, 2009 makanan yang diberikan pada bayi usia 7-8 bulan harus sudah bervariasi, terutama dalam memilih bahan makanan yang akan digunakan. Bahan makanan lauk pauk seperti telur, hati, daging sapi, daging ayam, ikan basah, ikan kering, udang atau tempe tahu dapat diberikan secara bergantian untuk meningkatkan nafsu makan pada bayi. Sehingga masih perlu diberikan pengertian mengenai pemberian makanan yang sesuai kebutuhan bayi pada usia tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa bayi umur 7-8 bulan sebaiknya diberikan makanan lunak karena melihat kondisi pencernaan dan giginya. SIMPULAN DAN SARAN Survey pemberian makanan MP-ASI pada bayi usia 6-12 Bulan didapatkan hasil pemberian makanan yang tidak sesuai paling banyak terdapat pada usia 7-8 bulan yaitu berupa makanan lumat. Sedangkan pemberian makanan yang sudah sesuai antara usia 9-12 bulan berupa makanan padat. Didarapkan pemberian informasi melalui penyuluhan pada ibu mengenai pemberian makanan yang sesuai usia bayi waktu posyandu dan pertemuan PKK serta diajari cara pembuatan makanan untuk bayi. DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI, Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Bagi Bayi.Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak. Jakarta. 2011

2. Budiasih, S. K. Buku Saku Ibu Menyusui.Bandung: Hayati Qualita. 2008 3. Hidayat, Aziz Alimul.. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2008. h.170 4. Proverawti, A. dan Asfuah, S. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. 2009. H.119-21 5. Jusup, Lenny. Makanan Peningkat Daya Tahan Tubuh Bayi dan Balita. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2010. h.13-14 6. Marimbi, H. Tumbuh Kembang, Status Gizi Dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. h. 26-7 7. Suhardjo. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Kanisius. 2010. h. 80 8. Yuliarti, Nurheti. Keajaiban ASI. Yogyakarta: Andi Offset. 2010. h.70 9. Nurhaeni, Arief. ASI dan Tumbuh Kembang Bayi, 2009.Jakarta : MedIndo. h.118-9 10. Depkes RI, 2005. Profil Kesehatan Indonesia. http://www.depkes.go.id/profil Kesehatan Indonesia 2005. 11. Depkes RI. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI Lokal). Diakses tanggal 22 Nopember 2012 di www.depkes.org,id, 2006 12. Depkes RI. Pedoman Pengenalan Makanan Pendamping Air Susu Ibu. Diakses tanggal 22 Nopember 2012 di www.depkes.org,id, 2004 13. Pardosi, Renata. Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi Usia Kurang dari Enam Bulan di Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Medan. Skripsi. Medan : USU. 2009 14. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2006. Semarang: Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2006 15. Sembiring, T. Ragam Pediatrik Praktis. Medan: USU Press. 2009. 16. Sulistijani, D.A. Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta: Puspa Swara. 2004. 17. Safitri, D. Prinsip Pembeian MP-ASI. Jakarta: Puspa Swara, 2007 18. Proverawati A. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2009.h.121-2 19. Krisnatuti, D. & Yenrina, R. Menyiapkan Makanan Pendampiing ASI. Jakarta: Puspa Swara. 2000 20. Pudjiadi, S. Sifat-sifat dan Kegunaan Pelbagai Jenis Formula Bayi dan makanan Padat yang Beredar di Indonesia. Jakarta: FKUI. 2000 21. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta; Salemba Medika; 2003. h. 57, 80 22. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2010. h. 61