ETIKA PROFESI SATPAM

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESlA NO. POL : 15 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA. Fungsi bidang pembinaan..., Veronica Ari Herawati, Program Pascasarjana, 2008

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR Nomor : 12/Kpts/SM.140/J.4.5/IV/2013

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. penegakan hukum berdasarkan ketentuan hukum, maka hilanglah sifat melanggar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERAUKE NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KOTA PEKALONGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN LAMONGAN

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

KONSEP DISKRESI KEPOLISIAN DALAM PROSES PIDANA

KONSEP DISKRESI KEPOLISIAN DALAM PROSES PIDANA

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam suatu organisasi hakekatnya memiliki sumber daya manusia

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Sumpah Dokter SAYA BERSUMPAH BAHWA :

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Intelijen Negara adalah penyelenggara Intelijen

KODE ETIK GURU INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN IAIN PURWOKERTO

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

LEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

PEDOMAN ETIKA DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

BUKU KODE ETIK DOSEN

Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa dan bangsa serta di dalam mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker.

LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SEKADAU

KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

Kode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi mem

BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 74, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3703)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 13 Tahun : 2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

Transkripsi:

SECURITY SERVICES ETIKA PROFESI SATPAM ABU SAKKIR NRG. 19 07 003651

PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI Yang disebut kode etik adalah kumpulan dari etika, sedangkan etika adalah pernyataan tentang apa apa yang baik dari pelaku dalam pelaksanaan tugas suatu bidang tertentu. Kode etik pada hakekatnya merupakan keristalisasi nilai nilai yang baik yang diharapkan menjadi pembimbing setiap petugas dalam pengabdiannya pada masyarakat dan menjadi pengawas yang melekat dalam hati nurani agar terhindar dari perbuatan tercela dan penyalahgunaan wewenang. Setiap profesi selalu mempunyai kode etik sendiri sendiri, demikian pula keamanan yang merupakan profesi dimana Satpam adalah salah satu komponennya perlu memiliki kode etik. Hal ini sudah tercantum dalam Peraturan Kapolri No. 24 Tahun 2007 pada Bab V. Semua kode etik pada intinya merupakan aturan aturan yang diambil dari cita cita terbaik bagaimana pelaksanaan suatu dan contoh kegiatan yang baik dalam merealisasikan cita cita tersebut. Karena itu rumasan kode etik merupakan standar perilaku yang terbaik dari pelaksanaan tugas. Didalam kode etik Satpam misalnya tersirat bahwa standar perilaku yang terbaik dalam pelaksanaan tugas Satpam adalah taqwa, menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 45, bertanggung jawab, tauladan, waspada, dan pengabdian.

FUNGSI KODE ETIK Semua profesi mengandung hakekat untuk mengembangkan pelaksanaan tugas dan kadar pengabdiannya kepada masyarakat. Kode etik berfungsi sebagai pembimbing dan pengawas dalam dirinya sendiri (hati nuraninya) untuk selalu berbuat baik. Tanpa adanya kode etik sebagai pedoman maka pengembangan pelaksanaan tugas akan tidak terarah dan khususnya berkaitan dengan tugas keamanan Satpam yang berkewajiban melindungi masyarakat akan merasa bahwa pelaksanaan tugas profesi tersebut tidak ada manfaatnya dan akhirnya tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Dalam hal pelaksanaan tugas selain ada faktor pengawas dari luar (pimpinan atau masyarakat) maka yang jauh lebih penting adalah pengwasan dari dalam (internal) ialah individu dari tugas itu sendiri dalam hal ini adalah hati nuraninya bila mana petugas tersebut akan berbuat tidak baik/ tercela maka dengan landasan pemahaman dan penghayatan kode etik maka hati nuraninya mengingatkan bahwa dia tidak boleh melakukan hal tersebut. Maka kode etik berfungsi untuk selalu membina pemahaman dan penghayatan kepada petugas dimana pun dia berada agar hati nuraninya selalu mengingatkan mana perbuatan baik dan tidak baik, yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan.

KODE ETIK POLRI DAN KAITANNYA DENGAN SATPAM Kode Etik Polri dan Satpam Polri telah memiliki kode etik sesuai Surat Keputusan Kapolri No.Pol : Skep/32/VII/2003 yang isinya terdiri dari pembukaan dan 5 bab yang terdiri dari 20 pasal. Dalam pembukaan kode etik Polri tersebut pada alinea terakhir tercantum sbb : Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberlakukan juga pada semua organisasi yang menjalankan fungsi kepolisian di Indonesia. Satpam sebagai bentuk pengamanan swakarsa menurut UU Kepolisian adalah salah satu pengemban fungsi Kepolisian terbatas. Oleh karena itu Kode Etik Polri dapat diberlakukan juga pada Satpam disamping Kode Etiknya sendiri. Mengingat Kode Etik Satpam saat ini masih umum (belum terinci).

ISI PEMBUKAAN PADA KODE ETIK POLRI Keberhasilan pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,menegakkan hukum,melindungi dan mengayomi serta melayani masyarakat selain ditentukan oleh kualitas pengetahuan dan keterampilan tekhnis Kepolisian yang tinggi sangat ditentukan pula oleh prilaku terpuji setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia di tengah masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut, setiap anggota Polri dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya senantiasa menghayati dan menjiwai Etika Profesi Kepolisian yang tercermin pada sikap dan prilakunya sehingga terhindar dari perbuatan tercela dan penyalahgunaan wewenang.

Etika Profesi Kepolisian Etika profesi Kepolisian merupakan kristalisasi nilai-nilai Tribrata yang dilandasi dan dijiwai oleh Pancasila serta mencerminkan jatidiri setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam wujud komitmen moral yang meliputi etika pengabdian, kelembagaan dan kenegaraan selanjutnya disusun ke dalam kode etik profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia

1.Etika Pengabdian Etika pengabdian merupakan komitmen moral setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap profesinya sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, serta pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.

2.Etika Kelembagaan Merupakan komitmen setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap institusinya yang menjadi wadah sebagai ikatan batin dari semua insan Bhayangkara dengan segala martabat dan kehormatannya.

3.Etika Kenegaraan Merupakan komitmen moral setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan institusinya untuk senantiasa bersikap netral, mandiri dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik, golongan dalam rangka menjaga tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia Mengikat secara moral sikap dan prilaku setiap anggota Polri. Pelanggaran terhadap Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia harus dipertanggung jawabkan di hadapan komisi kode etik profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia guna pemuliaan profesi kepolisian. Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat berlaku juga pada semua organisasi yang menjalankan fungsi kepolisian.

Pasal 1 Anggota Satpam senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menunjukkan sikap pengabdiannya berperilaku: menjunjung tinggi sumpah sebagai anggota Satpam dari dalam hati nuraninya kepada Tuhan Yang Maha Esa. menjalankan tugas kenegaraan dan kemasyarakatan dengan niat murni karena kehendak Yang Maha Kuasa sebagai wujud nyata amal ibadahnya. Menghormati acara keagamaan dan bentuk-bentuk ibadah yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan menjaga keamanan dan kehidmatan pelaksanaannya.

Pasal 2 Anggota Satpam berbakti kepada nusa dan bangsa sebagai wujud pengabdian tertinggi : Meletakkan kepentingan negara, bangsa, perusahaan, masyarakat dan kemanusiaan diatas kepentingan pribadinya Menjunjung tinggi lambang-lambang kehormatan Bangsa Indonesia Menampilkan jati diri Bangsa Indonesia yang terpuji dalam semua keadaan dan seluruh waktu Rela berkorban jiwa dan raga untuk Bangsa Indonesia

Pasal 3 Anggota Satpam dalam melaksanakan tugasnya memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan kerjanya selalu menunjukkan sikap perilaku terpuji dengan : Meletakkan kepentingan negara, bangsa dan kemanusiaan diatas kepentingan pribadinya Tidak menuntut perlakuan yang lebih tinggi dibanding dengan perlakuan terhadap semua warga negara dan masyarakat Menjaga keselamatan fasilitas umum, fasilitas perusahaan dan hak milik perorangan serta menjauhkan sekuat tenaga dari kerusakan dan penurunan nilai guna atas tindakan yang diambil dalam pelaksanaan tugas

pasal 4 Anggota Satpam dalam melaksanakan tugas penegakan hukum wajib memelihara perilaku terpercaya dengan : Menyatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah idak memihak Tidak melakukan pertemuan dengan pihak-pihak yang terlibat dengan perkara Tidak mempublikasikan nama terang tersangka dan saksi Tidak mempublikasikan tata cara, tekhnik dan taktik penyelidikan yang di emban oleh kepolisian Tidak menimbulkan penderitaan akibat penyalahgunaan wewenang dan sengaja menimbulkan rasa kecemasan, kebimbangan dan ketergantungan pada pihak-pihak yang terkait dengan perkara Menunjukkan penghargaan kepada benda-benda yang berada dalam penguasaannya karena terkait dengan penyelesaian perkara Menunjukkan penghargaan dan kerjasama dengan pihak penyidik kepolisian Dengan sikap ikhlas dan ramah menjawab pertanyaan penyidik kepolisian dengan benar dan penuh rasa tanggung jawab

Pasal 5 Anggota Satpam dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat senantiasa : Memberikan pelayanan terbaik Menyelamatkan jiwa seseorang pada kesempatan pertama Mengutamakan kemudahan dan tidak mempersulit Bersikap hormat kepada siapapun dan tidak menunjukkan sikap congkak/arogan karena kekuasaannya Tidak membeda-bedakan cara pelayanan kepada semua orang Tidak mengenal waktu istirahat selama dibutuhkan pada saat bertugas Tidak membebani biaya, kecuali diatur oleh perundang-undangan Tidak boleh menolak permintaan petolongan bantuan dari masyarakat dengan alasan bukan wilayah hukumnya atau karena kekurangan alat dan orang Tidak mengeluarkan kata-kata atau melakukan gerakan-gerakan anggota tubuhnya yang mengisyaratkan meminta imbalan atas bantuan yang telah diberikan kepada masyarakat.

Pasal 6 (1) Anggota Satpam dalam menggunakan kewenangannya senantiasa berdasarkan norma hukum dan mengindahkan norma agama,kesopanan,kesusilaan dan nilai-nilai kemanusiaan (2) Anggota Satpam senantiasa memegang teguh rahasia sesuatu, yang menurut sifatnya atau menurut perintah kedinasan perlu dirahasiakan.

Pasal 7 Anggota Satpam senantiasa menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak profesi dan organisasinya dengan tidak melakukan tindakan-tindakan berupa : Bertutur kata kasar dan bernada kemarahan Menyalahi dan atau menyimpang dari prosedur tugas Bersikap mencari-cari kesalahan masyarakat Mempersulit masyarakat yang membutuhkan bantuan/pertolongan Menyebarkan berita yang dapat meresahkan masyarakat Melakukan perbuatan yang dirasakan merendahkan martabat perempuan Melakukan tindakan yang dirasakan sebagai perbuatan menelantarkan anak-anak dibawah umur Merendahkan harkat dan martabat manusia.

Pasal 8 Setiap anggota Satpam menjunjung tinggi institusinya dengan menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi

Pasal 9 (1) Setiap anggota Satpam memegang teguh garis komando, mematuhi jenjang kewenangan dan bertindak disiplin berdasarkan tatacara yang berlaku (2) Setiap atasan tidak dibenarkan memberikan perintah yang bertentangan dengan norma hukum yang berlaku dan wajib bertanggung jawab atas perintah yang diberikan kepada anggotanya/bawahannya (3) Setiap anggota Satpam dibenarkan menolak perintah atasan yang melanggar norma hukum dan untuk itu anggota tsb mendapat perlindungan hukum (4) Setiap anggota Satpam dalam melaksanakan perintah kedinasan tidak dibenarkan melampaui batas kewenangannya dan wajib menyampaikan pertanggung jawaban tugasnya kepada atasan langsungnya (5) Setiap anggota Satpam dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya tidak boleh terpengaruh oleh istri, anak dan orang-orang lain yang masih terikat hubungn keluarga atau pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan kedinasan.

Pasal 10 (1) Setiap anggota Satpam menampilkan sikap kepemimpinan melalui keteladanan, keadilan, ketulusan dan kewibawaan serta melaksanakanan keputusan pimpinan yang dibangun melalui tatacara yang berlaku guna tercapainya tujuan organisasi (2) Dalam proses pengambilan keputusan boleh berbeda pendapat sebelum diputuskan pimpinan dan setelah diputuskan semua anggota harus tunduk pada peraturan tsb (3) Keputusan pimpinan diambil setelah mendengar semua pendapat dari unsur-unsur yang terkait, bawahan dan teman sejawat sederajat, kecuali dalam situasi yang mendesak.

Pasal 11 Setiap anggota Satpam senantiasa mejaga kehormatan melalui penampilan seragam dan atau atribut, tanda pangkat jabatan dan atau tanda kewenangan sebagai lambang kewibawaan hukum, yang mencerminkan tanggung jawab serta kewajibannya kepada institusi dan masyarakat.

Pasal 12 Setiap anggota Satpam senantiasa menampilkan rasa setia kawan dengan sesama anggota sebagai ikatan batin yang tulus atas dasar kesadaran bersama akan tanggung jawabnya sebagai salah satu pilar keutuhan Bangsa Indonesia dengan mejunjung tinggi prinsip-prinsip kehormatan sbb : a. Menyadari sepenuhnya sebagai perbuatan tercela apabila meninggalkan kawan yang terluka atau meninggal dunia dalam tugas sedangkan keadaan memungkinkan untuk memberikan pertolongan b. Merupakan keteladanan bagi seorang atasan untuk membantu kesulitan bawahannya c. Merupakan kewajiban moral bagi seorang bawahan untuk menunjukkan rasa hormat dengan tulus kepada atasannya

d. Menyadari sepenuhnya bahwa seseorang atasan akan lebih terhormat apabila menunjukkan sikap menghargai yang sepadan dengan bawahannya e. Merupakan sikap terhormat bagi anggota Satpam baik yang masih dalam dinas aktif maupun purnawirawan untuk menghadiri pemakaman jenazah anggota lainnya yang meninggal karena gugur dalam tugas atau meninggal karena sebab apapun, dimana kehadiran didalam pemakaman tersebut dengan menggunakan atribut kehormatan dan tataran penghormatan yang setingi-tingginya f. Selalu terpanggil untuk memberikan bantuan kepada anggota Satpam dan pensiunan yang menghadapi suatu kesulitan dimana dia berada saat itu, serta bantuan dan perhatian yang sama sedapat mungkin juga diberikan kepada keluarga anggota Satpam yang mengalami kesulitan serupa dengan memperhatikan batas kemampuan yang dimilikinya h. Merupakan sikap terhormat apabila mampu menahan diri untuk tidak menyampaikan dan menyebarkan rahasia pribadi, kejelekan teman atau keadaan di dalam lingkungan kepada orang lain bukan anggota.

Kode etik satuan pengamanan PADA HARI INI...TGL...PUKUL...WITA KAMI PESERTA PELATIHAN SATUAN PENGAMANAN GADA MADYA LANJUTAN 1 TAHUN 2012 BERIKRAR : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGABDIAN SAYA SEBAGAI ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN : 1. BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA 2. MENJUNJUNG TINGI PANCASILA DAN UUD 1945 3. MENJAGA KETENTRAMAN UMUM DENGAN PENUH RASA TANGGUNG JAWAB BERDASARKAN KETAULADANAN DIRI 4. SELALU WASPADA DALAM MENGHADAPI SETIAP KEMUNGKINAN GANGGUAN KAMTIBMAS DI LINGKUNGAN TUGAS 5. SETIAP SAAT SANGGUP MELAKSANAKAN PENGABDIAN LUHUR INI BERDASARKAN HATI NURANI KIRANYA TUHAN YANG MAHA ESA MEMBERKATI KAMI MAKASSAR...2012 MENGETAHUI PENGUCAP IKRAR......