TEKNIK PENGOLAHAN BIO-OIL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNOLOGI PENGOLAHAN BAHAN BAKAR NABATI BERBASIS SELULOSA DAN HEMISELULOSA (BIO-OIL)

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Konversi Pelepah Nipah menjadi Bio-Oil dengan Katalis Natural Zeolite dealuminated (NZA) pada Proses Pyrolysis

BAB 1 PENDAHULUAN Judul Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

PIROLISIS Oleh : Kelompok 3

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

Konversi Tongkol Jagung Menjadi Bio-Oil dengan Katalis Zeolit Alam

BAB III METODE PENELITIAN

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

Gambar 4.1. Perbandingan Kuantitas Produk Bio-oil, Gas dan Arang

Gambar 7. Alat pirolisis dan kondensor

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

IDENTIFIKASI NILAI KALOR DAN WAKTU NYALA HASIL KOMBINASI UKURAN PARTIKEL DAN KUAT TEKAN PADA BIO-BRIKET DARI BAMBU

Pengaruh Jenis Bahan pada Proses Pirolisis Sampah Organik menjadi Bio-Oil sebagai Sumber Energi Terbarukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

BAB III METODE PENELITIAN A.

METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PENELITIAN BRIKET ARANG KULIT KACANG TANAH DENGAN PROSES KARBONISASI. Oleh : REZY PUTRI RAGILIA ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan

6/23/2011 GASIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG LIMBAH PISANG DENGAN PEREKAT TEPUNG SAGU

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

I. PENDAHULUAN. Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNJUK KERJA PIROLISATOR UNTUK MEMPRODUKSI GAS ASAP CAIR ( LIQUID SMOKE GASES ) SEBAGAI BAHAN PENGAWET DARI BIOMASSA LAPORAN AKHIR PENELITIAN

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Limbah Padat

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE)

5. STUDI PUSTAKA/KEMAJUAN YANG TELAH DICAPAI DAN STUDI PENDAHULUAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

PENGEMBANGAN SERBUK GERGAJI MENJADI BIO-OIL MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

TINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

MAKALAH KIMIA PEMISAHAN

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar

STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

STUDI EKSPERIMENTAL PIROLISIS LAMBAT BATUBARA DAN PLASTIK LOW DENSITY POLYETHYLENE DENGAN KATALIS ZEOLIT ALAM

Proses Pembakaran Dalam Pembakar Siklon Dan Prospek Pengembangannya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan pasokan energi dalam negeri. Menurut Pusat Data dan Informasi Energi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. minyak bumi semakin menipis bisa dilihat dari produksi minyak bumi dari tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. PEMBAHASAN A. KARAKTERISIK BAHAN BAKU

Pengelolaan Dan Pengolahan Limbah PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH SAMPAH ORGANIC KULIT KACANG DAN TONGKOL JAGUNG MENJADI BRIKET ARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat, Peningkatan kebutuhan energi yang tidak diimbangi. pengurangan sumber energy yang tersedia di dunia.

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SAMPAH ORGANIK SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN

PENGARUH HEATING RATE PADA PROSES SLOW PYROLISIS SAMPAH BAMBU DAN SAMPAH DAUN PISANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

II. DESKRIPSI PROSES

1. Pengertian Perubahan Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

ANALISIS KADAR GLUKOSA PADA BIOMASSA BONGGOL PISANG MELALUI PAPARAN RADIASI MATAHARI, GELOMBANG MIKRO, DAN HIDROLISIS ASAM

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

Transkripsi:

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN SERI PAKET IPTEK TEKNIK PENGOLAHAN BIO-OIL DARI BIOMASSA Santiyo Wibowo, STP, M.Si. Djeni Hendra, M.Si. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BOGOR, JULI 2015

SERI PAKET IPTEK TEKNIK PENGOLAHAN BIO-OIL DARI BIOMASSA Santiyo Wibowo, STP, M.Si. Djeni Hendra, M.Si. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BOGOR, JULI 2015

Judul Buku: Seri Paket Iptek Teknik Pengolahan Bio-Oil dari Biomassa Penulis: Santiyo Wibowo, STP, M.Si., Djeni Hendra, M.Si. Desain Sampul dan Penata Isi: Army Trihandi Putra Jumlah Halaman: 13 + 5 halaman romawi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor Telp/Fax: 0251-8633 378/8633413 E-mail: info@pustekolah.org Website: www.pustekolah.org ISBN: 978-979-313-261-7 Dicetak oleh IPB Press, Bogor - Indonesia Isi di Luar Tanggung Jawab Percetakan 2015, HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit

KATA PENGANTAR Semakin menurun potensi minyak bumi, tetapi konsumsinya terus menerus meningkat sehingga banyak negara di dunia mulai mengembangkan berbagai alternatif bahan bakar nabati (BBN), seperti bioetanol, biodiesel, dan bio-oil. Bio-oil adalah sejenis minyak bakar yang memiliki berat jenis tinggi, tetapi minyak ini dibuat dari bahan nabati, khususnya dari bahan berligno-selulosa, seperti limbah kehutanan dan industri hasil hutan. Pada umumnya, penggunaan bio-oil khususnya di dalam industri digunakan sebagai bahan bakar untuk boiler atau bahan bakar langsung untuk tujuan pengeringan seperti halnya minyak residu. Informasi teknis ini berisi informasi awal teknik pembuatan bio-oil dari biomassa yang di mulai dari persiapan bahan baku sampai pembuatan bio-oil. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan informasi teknis ini. Bogor, Juli 2015 Kepala Pusat, Dr. Ir. Dwi Sudharto, M.Si iii

DAFTAR ISI Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... v I Pendahuluan... 1 II Proses Pembuatan... 3 A. Persiapan Bahan... 5 B. Pembuatan Bio-oil... 6 III Kinerja... 8 IV Rekomendasi...10 Daftar Pustaka...12 iv

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Diagram alir pembuatan bio-oil... 4 Gambar 2. Penjemuran bahan baku... 5 Gambar 3. Alat pembuat serbuk gergaji... 5 Gambar 4. Alat penyaring serbuk biomassa... 6 Gambar 5. Bio-oil... 6 Gambar 6. Alat free fall reactor... 7 v

BAB I PENDAHULUAN Konsumsi minyak bumi semakin meningkat, tetapi potensinya semakin menurun. Hal ini telah mendorong banyak negara di dunia mulai mengembangkan berbagai alternatif bahan bakar nabati (BBN) salah satunya adalah bio-oil. Bio-oil atau pyrolysis oil adalah sejenis minyak bakar yang memiliki berat jenis tinggi, dibuat dari bahan nabati khususnya dari bahan berlignoselulosa, seperti biomassa limbah kehutanan, industri hasil hutan, dan pertanian. Bio-oil terbuat dari berbagai senyawa oksigenat organik yang berbeda-beda dan tidak bercampur dengan bahan bakar minyak pada umumnya. Hal ini karena tingginya kadar air, yakni sekitar 15 20% yang berfungsi juga sebagai pengikat ratusan molekul yang berbeda sehingga disebut sebagai emulsi mikro. 1

Crude bio-oil dapat digunakan untuk pemanas rumah tangga, bahan bakar untuk boiler, atau bahan bakar langsung untuk tujuan pengeringan seperti halnya minyak residu dan bila dimurnikan atau di upgrading akan menjadi bahan bakar yang lebih murni dan tinggi kalorinya, serta bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan dalam industri kimia, seperti halnya petroleum fuel. Bio-oil dapat dimurnikan (refined oil) untuk bahan bakar dan bila diolah lanjut dapat digunakan sebagai bahan kimia (oleo-kimia). Bio-oil dihasilkan melalui proses pirolisis lambat (slow pyrolysis) ataupun pirolisis cepat (fast pyrolysis). Pada pirolisis lambat, produk utama yang dihasilkan adalah arang, selain itu dihasilkan destilat yang mengandung bio-oil. Pirolisis cepat (fast pyrolisis), yaitu biomassa dipanaskan secara cepat (waktu tinggal biomassa di dalam reaktor cepat, yakni sekitar 1 2 detik) pada suhu sekitar 450 600 o C tanpa keberadaan oksigen. Produk utama pirolisis cepat adalah crude bio-oil, arang, dan gas. Beberapa jenis teknologi fast pyrolysis antara lain bubbling fluidized bed, circulating fluidized beds/trasport reactor, rotating cone pyrolyzer, ablative pyrolysis, vacum pyrolysis, auger reactor, dan free fall reactor. 2

BAB II PROSES PEMBUATAN Secara umum bahan baku berlignoselulosa atau biomassa dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bio-oil. Bahan baku yang digunakan adalah biomassa yang berasal dari kehutanan dan pertanian atau limbah industri kehutanan dan pertanian. Sementara peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan bio-oil adalah alat pembuat serbuk, saringan, alat pirolisis free fall reactor, timbangan, dan peralatan pendukung lainnya. Pembuatan bio-oil dilakukan dengan teknik pirolisis cepat menggunakan free fall reactor. Alat free fall reaktor memanfaatkan gaya gravitasi, yakni bahan akan jatuh dari feeder menuju penampung arang (Gambar 5) sehingga tidak memerlukan atau hanya memerlukan sedikit gas nitrogen sebagai pendorong (bila diperlukan). Berbeda halnya bila menggunakan alat bubling fluidized bed karena bahan baku akan didorong ke atas menuju reaktor panas sehingga memerlukan gas nitrogen dalam jumlah banyak. Bahan baku berupa serbuk dimasukkan dari bagian atas reaktor pada saat suhu perlakuan telah tercapai dan kontak bahan dengan panas hanya berlangsung dalam hitungan detik. Adapun proses pembuatan bio-oil, meliputi persiapan bahan berupa pengecilan ukuran bahan baku (pembuatan serbuk), penyaringan atau pengayakan, pengeringan dan pembuatan bio-oil yaitu pengumpanan bahan ke dalam alat free fall reactor. 3

Gambar 1. Diagram alir pembuatan bio-oil 4

Gambar 2. Penjemuran bahan baku 1. Persiapan Bahan Gambar 3. Alat pembuat serbuk gergaji Bahan baku biomassa yang berukuran besar harus dikecilkan terlebih dahulu menggunakan mesin pembuat chip kayu atau mesin pencacah bila bahan baku berupa rumput-rumputan, seperti rumput gajah atau rumput gelagah. Bahan baku kemudian dikeringkan dengan panas matahari selama 4 5 hari bergantung cuaca atau dapat menggunakan oven dengan suhu 80 o C sampai kering. Selanjutnya, dihancurkan menjadi serbuk dan diseragamkan ukurannya yaitu lolos ayakan 40 tertahan di ayakan 60 mesh (selanjutnya ditulis 40 60 mesh). 5

Paket Seri Iptek Pengolahan Bio-Oil dari Biomassa 2. Pembuatan Bio-oil Pembuatan bio-oil menggunakan alat pirolisis free fall reactor (Gambar 6). Alat dipanaskan sampai suhu mencapai 550 o C, setelah suhu tercapai ditunggu sekitar 30 menit agar panas di dalam reaktor konstan dan merata. Selanjutnya, bahan baku dengan ukuran serbuk 40 60 mesh dimasukkan ke dalam penampung bahan di screw feeder dan wadah bahan ditutup rapat untuk mencegah masuknya udara atau keluarnya asap melalui wadah penampung bahan. Selanjutnya, screw feeder dihidupkan dengan putaran rendah atau perlahan sehingga bahan baku akan terdorong dan jatuh ke dalam reaktor. Reaktor yang sudah panas, seketika akan membakar bahan baku, dan akan menghasilkan asap, arang, dan gas. Kemudian, asap yang dihasilkan dari reaktor akan menuju kondenser (pendingin) dan menghasilkan kondensat/ liquid. Sementara itu, arang yang terbentuk akan masuk dalam penampungan arang di bagian bawah reaktor. Gambar 4. Alat penyaring serbuk biomassa Gambar 5. Bio-oil 6

Paket Seri Iptek Pengolahan Bio-Oil dari Biomassa Gambar 6. Alat free fall reactor 7

BAB III KINERJA Biomassa yang digunakan dalam pembuatan biooil dengan alat free fall reaktor harus melalui proses pengecilan ukuran menjadi serbuk (sekitar 40 60 mesh). Dari penelitian pendahuluan, diketahui bahwa ukuran serbuk yang terlalu besar (20 mesh atau lebih besar lagi) akan menyebabkan bahan baku tidak terbakar sempurna dengan panas reaktor pada saat bahan dimasukkan (warna arang yang dihasilkan tidak seluruhnya berwarna hitam). Hal ini karena waktu kontak bahan dengan panas sangat cepat hanya berlangsung sekitar 2 4 detik, yaitu saat bahan memasuki reaktor sampai tiba di wadah penampung arang. Sementara pada ukuran yang lebih halus (80 mesh atau lebih halus) akan menyebabkan terjadi sumbatan di screw feeder atau menempel pada dinding reaktor bagian atas. 8

Paket Seri Iptek Pengolahan Bio-Oil dari Biomassa Kinerja pembuatan bio-oil menggunakan teknik free faal reactor sebagai berikut. 1. Pembuatan bio-oil tahun 2013 menggunakan limbah biomassa industri hasil hutan berupa serbuk gergajian kayu mahoni, kulit kayu mahoni, dan sludge kertas pada suhu reaksi 550 o C. Diperoleh rendemen kondensat bio-oil masing-masing 25%, 16,1%, dan 7,33%, rendemen arang sebanyak 32,67%, 34%, dan 50%; kadar ph 2,98; 3,19; dan 3,31; bobot jenis 1,092; 1,088; dan 1,089; nilai kalor hanya serbuk kayu mahoni yang terdekteksi yaitu 9,28 MJ/ kg, daya nyala serbuk kayu mahoni termasuk katagori sedang (menyala setelah 3 5 detik). Sementara kulit kayu mahoni dan sludge kertas mempunyai daya nyala lambat (menyala setelah >6 detik). Bio-oil yang dihasilkan didominasi oleh asamasam, terutama asam asetat dan fenol, serta terdapat beberapa komponen zat yang mudah terbakar yaitu aseton, benzene, dan furfuril alkohol. 2. Pembuatan bio-oil tahun 2014 menggunakan biomassa rumput gelagah (Saccharum spontaneum). Pada bahan baku dengan ukuran lolos ayakan 40 60 mesh pada suhu 550 o C, dihasilkan rendemen kondensat bio-oil 30,88%, ph 2,62, bobot jenis 1,1108 g/cm 3, nilai kalor 25,29 MJ/kg, serta daya nyala di atas 6 detik (lambat). Biooil yang dihasilkan didominasi oleh asam-asam, terutama asam asetat dan fenol, serta terdapat beberapa komponen zat yang mudah terbakar yaitu aseton, benzene, dan toluen. 9

BAB IV REKOMENDASI Pembuatan bio-oil dari biomassa yang dilakukan dengan teknik pirolisis free fall pyrolysis akan diperoleh rendemen liquid berkisar antara 10 40% bergantung bahan baku yang digunakan. Proses yang direkomendasikan adalah bahan baku sebaiknya mempunyai ukuran seragam 40 60 mesh dengan suhu 550 o C. Liquid atau cairan hasil pirolisis merupakan gabungan antara produk cair (terdiri atas asam pyrolignic atau cuka kayu) dan fase minyak (tar kayu atau pyrolitic oil). Untuk dapat menggunakan cairan pirolisis secara langsung (dibakar langsung), harus dipisahkan antara cuka kayu dan fase minyaknya. Meskipun sudah dipisahkan dengan cuka kayu, bio-oil masih mengandung air sekitar 15 20% yang berikatan dengan senyawa kimia lainnya. 10

Paket Seri Iptek Pengolahan Bio-Oil dari Biomassa Hal inilah yang menyebabkan daya nyala (kemampuan terbakar) bio-oil termasuk katagori lambat terbakar jika dibandingkan dengan bahan bakar bensin. Untuk dapat memperbaiki daya nyala bio-oil, dapat dilakukan dengan mencampurkan bahan aditif polar seperti etanol. Setelah bio-oil dipisahkan dengan bagian airnya (cuka kayu), lalu dicampurkan etanol 96% antara 20 50%. Adanya penambahan polar aditif seperti etanol tersebut dapat menurunkan kekentalan dan mempebaiki atomisasi yang lemah, serta meningkatkan nilai kalor yang rendah dari bio-oil. Meskipun demikian, produk crude bio-oil penggunaannya masih terbatas pada penggunaan untuk bahan bakar combuster untuk pemanas dan belum dapat digunakan secara langsung sebagai bahan bakar mesin kinerja tinggi karena nilai asamnya cukup tinggi yaitu ph berkisar antara 2 3. Untuk meningkatkan mutunya (upgrading), bio-oil harus melalui proses cracking. Proses cracking diperlukan untuk pemecahan senyawa organik rantai panjang menjadi dua atau lebih senyawa organik rantai lebih pendek. Hasil samping pengolahan biooil dari biomassa adalah arang dengan rendemen berkisar antara 20 40% yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif arang briket dan pelet, serta arang aktif yang berpotensi meningkatkan nilai tambah. 11

DAFTAR PUSTAKA Brown RC, J Holmgren. (2012). Fast Pyrolisis and bio-oil upgrading. http://www.ascension-publishing.com/biz/hd50.pdf. Diakses 27 Februari 2012. Wibowo S, Hendra D. (2013). Teknologi pengolahan bahan bakar nabati berbasis selulosa dan hemiselulosa (bio-oil). Laporan Hasil Penelitian. Pustekolah. Bogor. (Tidak diterbitkan). Wibowo S, Hendra D. (2013). Teknologi pengolahan bahan bakar nabati berbasis selulosa dan hemiselulosa (bio-oil). Laporan Hasil Penelitian. Pustekolah. Bogor. (Tidak diterbitkan). 12