HASIL SURVEI PAPARAN ASAP ROKOK KEPADA PEROKOK PASIF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang (Verawati, 2010). yang menurut penelitian banyak terjadi oleh karena asap rokok. Asap

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2030

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

hari berdampak negatif bagi lingkungan adalah merokok (Palutturi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan tembakau bertanggungjawab terhadap sebagian besar kematian di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

DUKUNGAN PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK TERHADAP KEBIJAKAN PENGENDALIAN TEMBAKAU DI KOTA DENPASAR DAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya adalah perubahan yang terus-menerus yang merupakan kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Deni Wahyudi Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. 2,7% pada wanita atau 34,8% penduduk (sekitar 59,9 juta orang). 2 Hasil Riset

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

BAB 1 PENDAHULUAN. mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB I PENDAHULUAN. (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan analisis data dari Centers of Disease Control and

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan mentalnya akan lambat. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB I. PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas di negara berkembang. WHO memperkirakan tiap

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

Sehat merupakan aspek penting bagi setiap manusia dan modal untuk keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

KEBIJAKAN TENTANG PEDOMAN KAWASAN TANPA ROKOK DIKAITKAN DENGAN ASAS MANFAAT

Dukungan Masyarakat Terhadap Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dari TCSC (Tobacco Control Support Center) IAKMI (Ikatan Ahli. penyakit tidak menular antara lain kebiasaan merokok.

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Upaya Pengendalian Tembakau di Indonesia. Oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. Fawzani dan Triratnawati (2005), masalah rokok juga menjadi persoalan

KEBIJAKAN SUBSIDI KESEHATAN BAGI RUMAH TANGGA MISKIN, KONSUMSI ROKOK DAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA TAHUN 2001 Dan 2004

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

- 1 - WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK

SALINAN BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

Transkripsi:

HASIL SURVEI PAPARAN ASAP ROKOK KEPADA PEROKOK PASIF Endy Sjaiful Alim, Retno Mardhiati, Yusnidar Yusuf Peneliti Lemlitbang UHAMKA esaitb@yahoo.com ABSTRAK Dampak asap rokok bukan hanya terkena pada perokok tapi juga dapat terkena pada orang yang tidak merokok (perokok pasif). Servei dilakukan untuk mengetahui seberapa sering paparan asap rokok dapat mengenai orang lain ditempat umum. Survei di lakukan di kota yang telah memiliki peraturan tentang pembatasan kawasan merokok diantaranya Palembang, DKI Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Pontianak, dan Bali. Hasil survey menunjukan bahwa paparan asap rokok yang mengenai orang lain di tempat umum 97,8 % dinyatakan pernah terjadi oleh responden, dan 2,2% responden menjawab tidak pernah terjadi. Kata Kunci : perokok pasif, aturan merokok, FCTC 1. Pendahuluan Dalam Undang-Undang Republik Indonedsia No. 36 tahun 2009 dalam pasal 14, dinyatakan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan. Dan pasal 9 menegaskan setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, dapat diartikan adanya hak dan kewajiban bagi setiap warga Negara untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dibutuhkan kesadaran setiap warga Negara untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Dalam tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), terdapat perilaku tidak merokok. Namun kenyataan yang ada, Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007 menunjukkan penduduk yang berumur 10 tahun keatas sudah merokok setiap hari mencapai 24%. Jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari 12 batang setiap hari, sedangkan anak usia 10-14 tahun memiliki perilaku merokok mencapai 0,7 %. Sedangkan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi perokok saat ini sebesar 34,7 Sekitar 2 dari 5 perokok saat ini menghisap 11-20 batang rokok setiap hari. Prevalensi merokok setiap hari pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 18,6 %, kelompok umur 25-34 tahun sebesar 31,1% dan kelompok umur 35-64 tahun

mencapai 31,3%. Umur pertama kali merokok 43,3 % menyatakan pada usia 15-19 tahun, dan anak berumur 5-9 tahun mulai merokok mencapai 1,7 % (Kemenkes, 2012). Data diatas menunjukkan masih tingginya prevalensi merokok. Dampak asap rokok bukan hanya terkena pada perokok tapi juga terkena pada orang yang tidak merokok. Dampak rokok disebabkan satu batang rokok mengandung 4000 bahan kimia termasuk 43 senyawa yang dapat menjadi pencetus kanker, antara lain kanker paru-paru, kanker nasofaring, kanker leher Rahim, dan kanker lainnya. Disamping itu, asap rokok dapat menyebabkan penyakit paru kronik, emfisema, penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung, dan kasus stroke (Kemenkes, 2012). 2. Metode Survei jajak pendapat tentang kondisi paparan asap rokok ini dilakukan merupakan bagian dari survey tentang pengendalian tembakau yang merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Survei jajak pendapat dilakukan di wilayah yang punya perda dan wilayah yang memiliki proyek percontohan peraturan tentang kawasan tanpa asap rokok. Wilayah yang terpilih : Palembang, DKI Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Pontianak, dan Bali. Pemilihan propinsi dan kabupaten/kota dilakukan secara random. Waktu penelitian dimulai sejak bulan Mei sampai Juni 2013. Populasi penelitian ini adalah masyarakat di kota terpilih yang sudah memiliki kartu identitas. Populasi penelitian ini adalah masyarakat dikota terpilih yang berada pada masa Early adulthood (masa awal dewasa) dan pada masa Middle age (masa dewasa lanjut), berarti masyarakat yang akan menjadi responden yaitu sebagian masyarakat yang berumur 18 50 tahun (Rohmah, 2001). Pemilihan kriteria umur awal dewasa dan dewasa lanjut karena adanya kebutuhan responden yang mampu berkomuikasi dan memiliki sikap yang dewasa. 3. Hasil Survey Paparan Asap Rokok 3.1. Terpapar Asap Rokok Orang Lain di Tempat Umum Survei Paparan asap rokok orang lain di tempat umum. Hasil yang diperoleh adalah 12% responden menyatakan selalu, 62,7% menyatakan sering, 23,1% menyatakan jarang dan 2,2% menyatakan tidak pernah sebagaimana tergambar dalam grafik berikut:

Gambar 1. Terpapar asap rokok orang lain ditempat umum Tidak Pernah 2,2% 23,1% 12% 62,7% 3.2. Terpapar Asap Rokok Orang Lain di Angkutan Umum Survei Paparan asap rokok orang lain di angkutan umum. Hasil yang diperoleh adalah 6,9% responden menyatakan selalu, 44,7% menyatakan sering, 35,6% menyatakan jarang dan 12,8% menyatakan tidak pernah sebagaimana tergambar dalam grafik berikut : Gambar 2. Terpapar asap rokok orang lain angkutan umum 6,9% 35,6% 12,8% 44,7% 3.3.. Terpapar Asap Rokok Orang Lain di Tempat Kerja Survei paparan asap rokok orang lain di tempat kerja. Hasil yang diperoleh adalah 8,5% responden menyatakan selalu, 31,4% menyatakan sering, 28,5% menyatakan jarang dan 31,6% menyatakan tidak pernah sebagaimana tergambar dalam grafik berikut :

Gambar 3. Terpapar asap rokok orang lain ditempat kerja 31,4% 31,4% 8,5% 28,5% 3.4. Terpapar Asap Rokok Orang Lain di Rumah Survei Paparan asap rokok orang lain di dalam rumah. Hasil yang diperoleh adalah 5,3% responden menyatakan selalu, 21,7% menyatakan sering, 34,6% menyatakan jarang dan 38,4% menyatakan tidak pernah sebagaimana tergambar dalam grafik berikut : Gambar 3. Terpapar asap rokok orang lain di dalam rumah 5,3% 38,4% 34,6% 21,7% 4. Diskusi Dari hasil survey dapat kita cermati bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa adanya paparan asap rokok yang terhirup orang lain itu sangat sering terjadi. Bahkan kejadian ini sering terjadi ditempat umum. Sebagaimana ditunjukan dalam Grambar 1 ternyata paparan asap rokok di tempat umum sangat sering terjadi. Yang menjawab selalu terjadi 12 % dan yang

menjawab sering terjadi 62.7%. Sedang yang menjawab jarang terjadi 23,1 % dan yang menjawab tidak pernah 2,2 %. Dari data tersebut bisa ditarik kesimpulan yang menyatakan sering terjadi 74,7% (termasuk di dalamnya selalu terjadi). Kalau dibuat kategori lebih luas lagi yang menyatakan pernah terjadi 97,8 % yang menyatakan tidak pernah cuma 2,2%. Kalau lokasi pemaparan agak dipersempit di angkutan umum, paparan asap rokok kepada perokok pasif di angkutan masih cukup tinggi. Yang menjawab selalu terjadi di angkutan umum 6,9 %. Yang menjawab sering terjadi 44,7 %. Yang menjawab jarang terjadi 35,6 %. Dapat disimpulkan paparan asap rokok di angkutan umum pernah terjadi 87,2 % dan tidak pernah terjadi 12,8%. Paparan asap rokok yang mengenai orang lain di tempat kerja pernah terjadi 68,4 % yang tidak pernah terjadi 31,6 %. Paparan asap rokok yang mengenai orang lain di rumah, pernah terjadi 61,6 % dan yang tidak pernah 38,4 %. Dari hasil survey dapat disimpulkan resiko paparan asap rokok di tempat umum masih sangat tinggi, dan bila dicermati di tempat yang lebih privasi berangsur-angsur resiko paparan asap rokok menurun. Ini menunjukan masih perlunya sosialisasi aturan merokok di tempat umum, dan kesadaran akan pengaruh asap rokok yang dapat membawa resiko buruk bagi lingkungan terdekat (keluarga) bisa menjadi motivasi kepatuhan terhadap atura n merokok. Kejelasan aturan, serta kedisiplinan penerapan aturan juga dapat menekan resiko paparan asap rokok kepada perokok pasif, hal ini paling tidak dapat diamati dari data resiko paparan asap rokok di tempat kerja yang juga semakin menurun. Referensi Hans Tandra, (2013), Merokok dan kesehatan : http://www.kompas.com/kompascetak/0306/30/opini/398215.htm Global Tobacco Control Report 2008. Data merupakan estimasi dari laporan survey yang masuk dari tiap negara. Saffer H. (2010) Tobacco Advertising and Promotion. In: Jha P. Chaloupka Fl, eds. Tobacco Control in Developing Countries. Oxford, Oxford University Press. Retno Mardiyanti DKK (2013) Laporan Penelitian Survei 11 Kota JAJAK PENDAPAT MASYARAKAT TENTANG FRAMEWORK CONVENTION ON TABACCO CONTROL (FCTC), Lemlitbang UHAMKA-IISD