PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT BADAN AKHIR PADA ITIK JANTAN LOKAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT BADAN AKHIR ITIK JANTAN LOKAL SKRIPSI.

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

PENGARUH PENAMBAHAN JERUK NIPIS

PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI ASAM LAKTAT DAN VITAMIN E DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN, RETENSI KALSIUM DAN FOSFOR PADA AYAM KEDU

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

PENGARUH PENGGUNAAN KOMBINASI ASAM SITRAT DAN ASAM LAKTAT CAIR DAN TERENKAPSULASI SEBAGAI ADITIF PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

Animal Agriculture Journal 3(1): 70-78, April 2014 On Line at :

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM ASETAT PADA RANSUM DENGAN LEVEL PROTEIN BERBEDA TERHADAP RETENSI KALSIUM DAN MASSA PROTEIN DAGING PADA AYAM BROILER SKRIPSI

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS SERTA LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER YANG DIBERI ACIDIFIER ASAM SITRAT DALAM PAKAN DOUBLE STEP DOWN SKRIPSI.

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN HERBAL DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN RETENSI NITROGEN PADA AYAM BROILER SKRIPSI ANDIKA LISTIYANTI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

PEMBERIAN KOMBINASI PAKAN DOUBLE STEP DOWN DAN ASAM SITRAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI USAHA PETERNAKAN BROILER

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2008, Hal Vol. 3, No. 2 ISSN :

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN ASAM AMINO SINTETIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KONVERSI PAKAN, DAN PRODUKSI TELUR

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

pkecernaan NUTRIEN DAN PERSENTASE KARKAS PUYUH (Coturnix coturnix japonica) JANTAN YANG DIBERI AMPAS TAHU FERMENTASI DALAM RANSUM BASAL

PEMBERIAN PAKAN SINGLE STEP DOWN DENGAN PENAMBAHAN ASAM SITRAT SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN BROILER. Oleh WIRAWAN YUDHA SAPUTRA

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

PENGARUH PEMBERIAN KULLIT KOPI TERFERMENTASI DENGAN ARAS BERBEDA DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

MASSA PROTEIN DAN KALSIUM DAGING PADA AYAM KEDU AWAL BERTELUR YANG DIBERI RANSUM DENGAN LEVEL PROTEIN BERBEDA SKRIPSI ALIDYA NURRAHMA AKBRIANI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

Efisiensi penggunaan protein pada puyuh periode produksi yang diberi ransum mengandung tepung daun Kayambang (Salvinia molesta)

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

Pengaruh Pemberian Tepung Daun Teh Tua dalam Ransum terhadap Performan dan Persentase Lemak Abdominal Ayam Broiler

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU DAN L-KARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN LEMAK KASAR ITIK LOKAL JANTAN (Anas plathyrynchos)

THE USE OF CASSAVA FERMENTED FLOUR AS A SUBSTITUTE FOR CORN TO FEED CONVERTION RATIO (FCR) AND CALCIUM CONTENT OF SHELL EGG QUAIL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN DAUN MURBEI (Morus alba) SEGAR SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER

KANDUNGAN LEMAK KASAR, BETN, KALSIUM DAN PHOSPOR FESES AYAM YANG DIFERMENTASI BAKTERI Lactobacillus sp

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan kecernaan protein ransum puyuh yang mengandung tepung daun lamtoro dapat dilihat pada Tabel 7.

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

PENGARUH PENGGANTIAN RANSUM KOMERSIAL DENGAN AMPAS TAHU TERHADAP KECERNAAN PAKAN PADA BABI RAS

SKRIPSI BERAT HIDUP, BERAT KARKAS DAN PERSENTASE KARKAS, GIBLET

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan daerah asalnya, seperti itik Mojosari, itik Tegal, itik Bali dan sebagainya

EVALUASI PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA ITIK PEDAGING YANG DIBERI LEVEL AMPAS TAHU YANG BERBEDA

Mairizal 1. Intisari. Kata Kunci : Fermentasi, Kulit Ari Biji Kedelai, Aspergillus Niger, Ayam Pedaging.

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

SUBTITUSI TEPUNG IKAN KOMERSIAL DENGAN LIMBAH TEPUNG UDANG DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS ITIK PEKING UMUR 1 HARI - 8 MINGGU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BROILER SKRIPSI. Oleh

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

PENGARUH PENAMBAHAN DL-METIONIN TERHADAP NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER STARTER BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI SKRIPSI ZINURIA WAFA

Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting

Deposisi Kalsium dan Protein Daging pada Itik Peking yang Diberi Ransum dengan Penambahan Tepung Temu Hitam

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Energi Metabolis. makanan dalam tubuh, satuan energi metabolis yaitu kkal/kg.

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

Ade Trisna*), Nuraini**)

PEMANFAATAN TEPUNG OLAHAN BIJI ALPUKAT SEBAGAI SUBTITUSI JAGUNG TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR, SERAT KASAR DAN LAJU DIGESTA PADA AYAM BROILER

EFEKTIVITAS PENYERAPAN Ca DAN P, KADAR AIR DAN KANDUNGAN AMONIA MANUR AYAM PETELUR DENGAN RANSUM BERZEOLIT DAN RENDAH Ca SKRIPSI SUSILAWATI

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

PROPORSI DAGING, TULANG DAN LEMAK KARKAS DOMBA EKOR TIPIS JANTAN AKIBAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN ARAS YANG BERBEDA

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT BADAN AKHIR PADA ITIK JANTAN LOKAL (The Effect Adding Citric Acid In The Diet As Acidifier On Protein Digestibility And Final Body Weight In Male Local Ducks) Try Satyo Nugroho, Hanny Indrat Wahyuni, Nyoman Suthama 1 Mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang 2 Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Unversitas Diponegoro, Semarang *Email: trysatyo.n@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan asam sitrat (acidifier) dalam ransum terhadap kecernaan protein, asupan protein dan bobot badan akhir pada itik jantan lokal. Ternak penelitian yang digunakan adalah 80 ekor itik jantan lokal umur 8 minggu dengan bobot badan awal 1221,17 ± 38,43 g. Terdapat 4 perlakuan ransum yang berbeda, yaitu T0 = ransum tanpa tambahan asam sitrat; T1 = ransum perlakuan dengan penambahan 1% asam sitrat; T2 = ransum perlakuan dengan penambahan 2% asam sitrat; T3 = ransum perlakuan dengan penambahan 3% asam sitrat. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 4 ekor itik jantan lokal. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan prosedur sidik ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan, apabila terdapat pengaruh nyata (P<0,05) dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan asam sitrat tidak mempengaruhi (P>0,05) konsumsi ransum, dan bobot badan akhir itik Jantan lokal, akan tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecernaan protein dan asupan protein. Ini menunjukkan bahwa kandungan asam sitrat dalam ransum dapat berfungsi sebagai acidifier dan dapat meningkatkan kecernaan protein pada itik jantan lokal meskipun semua itik mempunyai bobot akhir yang sama. Kata kunci : itik lokal jantan, asam sitrat, kecernaan protein dan bobot badan akhir ABSTRACT This study aimed to determine the effect of adding citric acid (acidifier) in the diet on the protein digestibility, protein retained and final body weight in male local ducks. Experimental animals used were 80 birds of male ducks, 8 weeks of aged with initial body weight of 1221.17 ± 38.43 g. There were 4 different treatments diets, T0 = diet without added citric acid; T1 = diet with the addition of 1% of citric acid; T2 = diet with the addition of 2% citric acid; T3 = diet with the addition of 3% citric acid. The study used completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications, each replication consisted of 4 local male ducks. The data were analyzed statistically using analysis of variance procedure, if there was significant effect (P <0.05), it woved be followed by Duncan's multiple range test (UJBD). The results showed that addition of citric acid was not effected (P> 0.05) feed consumption and final body weight in male local duck, but significant (P <0.05) affected protein digestibility and protein retained. It shows that adding citric acid in the diet could serve as acidifiers hence increasing the digestibility of protein in male local ducks despite it is similiar final body weight. Keywords: male local duck, citric acid, protein digestibility, and final body weight 49

I. PENDAHULUAN Itik merupakan unggas lokal yang dimiliki Indonesia sebagai plasma nutfah yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Permintaan produk itik mengalami peningkatan sebagai alternatif pengganti daging ayam. Peningkatan produktifitas itik berperan memenuhi kebutuhan telur sebesar 18,3% atau 251.800 ton/tahun dan 0,18% atau 27.900 ton/tahun daging dari total p r o d u k s i u n g g a s n a s i o n a l. Pengembangan potensi ini didukung dengan pemeliharaan itik yang tidak membutuhkan tempat yang luas. Populasi itik di Jawa Tengah pada tahun 2010 sebesar 44.301.805 ekor dan meningkat pada tahun 2011 mencapai 49.391.628 ekor (Direktorat Jenderal Peternakan, 2012). Semakin bertambahnya populasi itik setiap tahun, terdapat permasalahan yang sering menjadi kendala dalam p e n g e m b a n g a n n y a y a i t u p a k a n. Peningkatan efisiensi produksi itik dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya dengan optimalisasi pemanfaatan nutrien ransum. Kualitas ransum biasanya berhubungan erat dengan kesesuaian dan keseimbangan kandungan nutrien yang berdampak pada nilai kecernaan. Salah satu alternatif guna peningkatan kecernaan nutrien ransum adalah penggunaan asam sitrat sebagai acidifier. Asam sitrat merupakan asam organik yang berfungsi sebagai acidifier y a n g m e m i l i k i p e r a n a n d a l a m mempercepat kondisi asam pada proventrikulus dan ventrikulus. Proses pencernaan protein pada unggas dimulai didalam proventriukulus. Protein ransum yang di konsumsi mengalami proses pencernaan enzimatis oleh enzim pepsin. Pepsin bekerja secara optimal pada proventriukulus dalam hidrolisis protein jika keasamannya berkisar antara 2-4. Unggas fase starter hingga grower memiliki saluran pencernaan yang belum berkembang fungsinya secara optimal. J u m l a h p r o d u k s i H C L p a d a proventriukulus masih terbatas dalam membantu proses pencernaan protein. Acidifier membantu dalam proses penurunan ph pada saluran pencernaan terutama pada bagian proventriukulus dan ventriukulus. Selain itu acidifier juga berperan mendukung perkembangan mikroba menguntungkan dan menekan mikroba patogen. Hal ini berdampak pada kesehatan saluran pencernaan yang p a d a a k h i r n y a a k a n m e m b a n t u peningkatan fungsi saluran pencernaan dalam mencerna dan menyerap nutrien utamanya protein. Berdasarkan uraian tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan asam sitrat (acidifier) dalam ransum terhadap kecernaan protein dan asupan protein pada itik jantan lokal. Manfaat penelitian yaitu memberikan informasi mengenai pemanfaatan asam sitrat sebagai bahan aditif yang mampu meningkatkan kecernaan protein dan asupan protein pada itik jantan lokal sehingga berdampak pada peningkatan produktivitas. II. METODE PENELITIAN Materi penelitian adalah 80 ekor itik jantan lokal dengan berat badan awal 1221,7± 38,43 g. menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 4 ekor itik jantan lokal. Komposisi dan kandungan nutrisi ransum perlakuan disajikan pada Tabel 1. 50,Vol. 34, No. 2 September 2016

Tabel 1. Komposisi dan Kandungan Nutrisi Basal Bahan Pakan Komposisi (%) Jagung 48,00 Dedak Halus 22,00 Nasi Aking 10,00 Bungkil Kedelai 12,00 Tepung Ikan 7,20 Mineral Mix 0,80 Total 100,00 Kandungan Nutrien :* Energi Metabolis (kkal/kg)** Protein Kasar Lemak Kasar Serat Kasar Kalsium Fosfor Keterangan : * Dianalisis di Labortorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. **Dihitung berdasarkan rumus Balton (Siswohardjono,1982). Penambahan asam sitrat dalam ransum basal dengan 4 level yaitu ransum tanpa penambahan asam sitrat, ransum dengan penambahan asam sitrat 1%, ransum dengan penambahan asam sitrat 2% dan ransum dengan penambahan asam sitrat 3%. Perlakuan diberikan Selama 4 minggu dan pemberian air minum dilakukan secara ad libitum. Parameter yang diukur meliputi konsumsi ransum, kecernaan p r o t e i n, a s u p a n p r o t e i n, d a n pertambahan bobot badan akhir. Pengukuran kecernaan dilakukan setelah itik berumur 14 minggu dengan metode total koleksi (Tillman et al., 1991). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pengaruh penambahan asam sitrat terhadap konsumsi ransum, Asupan Protein, dan bobot badan akhir seperti disajikan pada Tabel 2. Penambahan asam sitrat terhadap konsumsi ransum dan bobot badan akhir menunjukkan hasil yang tidak dipengaruhi oleh penambahan asam sitrat, akan tetapi berpengaruh nyata terhadap kecernaan protein dan asupan protein. Kecernaan dan asupan protein tertinggi ditunjukan oleh 2919,97 16,27 5,94 5,70 0,99 0,52 perlakuan dengan level pemberian asam sitrat 2%. Tabel 2.Konsumsi Ransum, Kecernaan Protein, Asupan Protein dan Bobot Badan Akhir Itik Jantan Lokal Yang Diberi Ransum Dengan Penambahan Berbagai Level Asam Sitrat Parameter Perlakuan T 0 T 1 T 2 T 3 -----------------g/ekor/hari--------------------- Konsumsi 113,34 115,85 116,91 111,35 Kecernaan Protein 81,72 c 86,43 b 90,62 a 85,85 b Asupan Protein 15,20 b 17,73 a 17,83 a 17,23 ab Bobot Badan Akhir 1599,70 1613,00 1622,80 1573,90 Keterangan : Superskrip menunjukkan perbedaan yang nyata (p < 0,05) Faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum yaitu kandungan energi metabolis pada ransum. Penambahan a s a m s i t r a t s a m p a i 3 % t i d a k mempengaruhi kadar Energi metabolis ransum perlakuan sehingga konsumsi ransum tidak berubah. penambahan asam sitrat pada level 1-2% tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum (Atapattu dan Nelligaswatta, 2005). Itik akan berhenti mengkonsumsi ransum ketika kebutuhannya sudah terpenuhi dan begitu pula sebaliknya. Konsumsi ransum yang sama akibat penambahan asam sitrat memberikan indikasi bahwa asam sitrat tidak mempengaruhi selera makan. Natsir dan Sjofjan (2008), menyatakan bahwa penambahan asam sitrat dan asam laktat 51

dalam ransum tidak memberikan pengaruh karena diduga telah terurai sebelum di usus, sehingga berdampak sangat kecil terhadap kuantitas Energi metabolis yang dikonsumsi. P e n a m b a h a n a s a m s i t r a t berpengaruh terhadap kecernaan protein, karena asam sitrat pada level yang dikategorikan tepat (T2) mampu m e n u r u n k a n p H l a m b u n g d a n menghambat kinerja bakteri patogen pada saluran pencernaan unggas. Asam sitrat berfungsi menciptakan kondisi saluran pencernaan yang lebih sehat sehingga berdampak pada perbaikan proses pencernaan, khususnya protein yang pada penelitian ini ditunjukkan pada T2. Nursiam (2012) menyatakan bahwa dengan adanya penurunan ph lambung maka terjadi peningkatan konversi enzim pepsinogen menjadi pepsin yang b e r f u n g s i u n t u k m e n i n g k a t k a n pencernaan dan laju absorpsi protein, asam amino dan mineral. Kecernaan protein ransum dengan kandungan asam s i t r a t y a n g t e r l a l u t i n g g i d a p a t menghambat proses pencernaan dan penyerapan nutrien ransum. Rafacz et al. (2005) dan Islam (2012) menyatakan bahwa asam sitrat yang terlalu tinggi dapat berpengaruh kurang baik. P e n a m b a h a n a s a m s i t r a t mepengaruhi asupan protein, karena asupan protein dihitung dari nilai kecernaan protein dikalikan dengan konsumsi protein. Kecernaan protein pada penelitian ini berpengaruh nyata, sehingga selaras dengan itu maka nilai asupan protein juga berpengaruh nyata pula. Kurnia et al. (2014) menyatakan bahwa asupan protein ditentukan oleh nilai daya cerna dan konsumsi. Asupan protein yang diberikan perlakuan memiliki nilai yang sama disebabkan pada penelitian ini memiliki nilai konsumsi ransum yang sama, sedangkan koefisian cernaproteinnya meningkat. Tampubolon et al. (2012) bahwa asupan protein dipengaruhi oleh jumlah konsumsi ransum dan energi. Penambahan asam sitrat tidak mempengaruhi bobot badan akhir karena konsumsi ransum yang relatif sama. Konsumsi ransum sangat menentukan tinggi rendahnya bobot badan. Selain itu, kandungan nutrisi pada seluruh perlakuan sama, sedangkan penambahan asam sitrat hanya berfungsi sebagai acidifier atau pengasaman saluran pencernaan untuk dapat memaksimalkan pencernaan dan penyerapan nutrien. Pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh konsumsi ransum dan nutrien ransum atau konsumsi nutrien (Srigandono, 1997). Penelitian Natsir dan Sjofjan (2008) dengan penambahan asam sitrat dan asam laktat dalam ransum juga tidak m e m b e r i k a n p e n g a r u h t e r h a d a p pertambahan bobot badan, karena diasumsikan asam sitrat telah terurai sebelum di usus, sehingga penurunan ph yang diharapkan untuk menekan perkembangan mikroba patogen belum terjadi secara optimal. Kecernaan dan asupan protein pada penelitian ini meskipun meningkat (Tabel 2), namun belum mampu meningkatkan bobot badan akhir karena diasumsikan bahwa konsumsi energi dan kualitas protein ransum yang belum mampu mendukung p r o s e s s i n t e s i s p r o t e i n u n t u k meningkatkan bobot badan. Imbangan energi dan protein dalam ransum harus dijaga agar tetap seimbang, karena protein penting untuk menghasilkan p e r t u m b u h a n y a n g o p t i m a l. Ketidakseimbangan asam amino menyebabkan terhambatnya proses pertumbuhan pada itik. Ransum yang kekurangan asam amino berdampak pada menurunnya konsumsi ransum dan bobot badan pada fase pertumbuhan (Wahju, 2004). IV. SIMPULAN Penambahan asam sitrat dalam ransum itik jantan lokal sampai 3% menghasilkan konsumsi dan bobot akhir yang sama, sedangkan kecernaan protein 52,Vol. 34, No. 2 September 2016

dan asupan protein paling tinggi terdapat pada penambahan 2% asam sitrat. V. DAFTAR PUSTAKA A t a p a t t u, N. S. B. M. d a n C. J. Nelligaswatta. 2005. Effects of citric acid on the performance a n d t h e u t i l i z a t i o n o f phosphorous and crude protein in broiler chickens fed on rice byproducts based diets. Int. J. Poult. Sci. 4 (12): 990-993. Direktorat Jenderal Peternakan. 2012. Statistik Peternakan 2012. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta. Islam, K. M. S. 2012 Use of citric acid in broiler diets. Poult. Sci. 3:104-118. Kurnia K.A, B.Sukamto dan B. Dwiloka. 2014. Efisiensi penggunaan protein pada ayam broiler dengan pemberian pakan mengandung tepung daun kayambang. Agripet. 14 (2): 76-83. Natsir, M. H. dan O. Sjofjan. 2008. Pengaruh penggunaan kombinasi asam sitrat dan asam laktat cair dan terenkapsulasi sebagai aditif pakan terhadap penampilan produksi ayam pedaging. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Hal. 636-640. Rafacz, K.A., C.M. Parsons dan R.A. Jungk. 2005. The effects of various o r g a n i c a c i d s o n p h y t a t e phosphorus utilization in chicks. Poult. Sci. 84: 1356-1352. Siswohardjono, W. 1982. Beberapa metode pengukuran energi metabolis bahan makanan ternak pada itik. Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Makalah Seminar Fakultas Pasca Sarjana). Srigandono, B. 1997. Produksi Unggas Air. Cetakan Ketiga. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Tampubolon., B.P.P. 2012. Pengaruh imbangan energi dan protein ransum terhadap energi metabolis dan retensi nitrogen ayam broiler. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung Ti l l m a n, A. D., H. H a r t a d i, S. R e k s o h a d i p r o j o, S. P r a w i r o k u s u m o d a n S. L e b d o s o e k o j o. 1 9 9 1. I l m u Makanan Ternak Dasar. Gadjah M a d a U n i v e r s i t y P r e s s, Yogyakarta. Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Nursiam, I. 2012. Penggunaan asam organik dalam pakan Ternak. (http://intannursiam.wordpress.co m/2012/02/15/penggunaanasam-organik-dalam-pakanternak/). Diakses Pada Tanggal 5 April 2016. 53