Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

dokumen-dokumen yang mirip
Firdaus Daud dan Muhammad Mifta Fausan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Muhammad Mifta Fausan, Penerapan Strategi Numbered 154

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Sitti Rosida 1 Syarif Ibnu Rusydi, S.S 2

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Rustam Effendi dan Hendra

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

Nadirah ABSTRAK. Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, Kooperatif tipe NHT, PKn

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpendapat

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Mail Handling dengan Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENGGUNAAN METODE MENDONGENG DENGAN MEDIA SCRABBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KALIREJO TAHUN AJARAN 2014/2015

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Pendahuluan. Windarto et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. 1

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Dicky Pradana 14-24

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Kata kunci : Macromedia flash, sains teknologi masyarakat, IPA

Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

Oktavia Nardiani Sapir Sugeng Hadi Utomo. Keywords: Method Time Token Arends (TPA), Ability inquiry, Learning Outcomes

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SIDOARJO MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS V SDN 2 KEDUNG MENJANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MUNGGU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN KALIMAT PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PANJER

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI DENGAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS VIII F SMPN 1 PADANG PANJANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

PENERAPAN METODE BELAJAR MEMBACA TANPA MENGEJA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

Oleh: Windi Prastiwi Japet Ginting Sakur ABSTRACT

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SDN 08 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, model kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENIGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

Dassucik 1) 1) 104 Education Journal :Journal Educational Research and Development. STKIP PGRI Situbondo.

Transkripsi:

Fanggi Ananta Tirtana, Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship Fanggi Ananta Tirtana Universitas Negeri Malang Jalan Semarang Nomor 5 Malang E-mail: Fanggi.anantatirtana@gmail.com Abstract: The purpose of this study is to describe the application of numbered heads together cooperative learning, knowing learning activities of students at the time of application of the learning model, and to determine student achievement after the implementation of this model. This study uses classroom action research (CAR) by using two cycles consisting of three meetings in each cycle. Each cycle includes four phases include planning, implementation, observation, and reflection. Data were collected through observation, interviews, and tests. Subjects of this action research are the eleventh grade students of Hospitality program at SMK Muhammadiyah 3 Singosari. The numbers of students are 43 students consisting of 18 male students and 25 female students. The results of this study revealed that: (1) the application of the numbered heads together on the eleventh grade students of Hospitality program at SMK Muhammadiyah 3 Singosari on Entrepreneurship subjects run well, (2) the application of cooperative learning numbered heads together model can improve the learning activity, and (3) the implementation of cooperative learning numbered heads together model can improve student achievement. Keywords: numbered heads together learning model, activity, learning achievement Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan pembelajaran kooperatif model numbered heads together, mengetahui keaktifan belajar siswa pada saat penerapan model belajar numbered heads together, dan mengetahui prestasi belajar siswa setelah penerapan model tersebut. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus yang terdiri atas tiga pertemuan dalam satu siklus. Setiap siklus meliputi empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan tes kepada 43 siswa (18 laki-laki dan 25 perempuan) kelas XI program keahlian Perhotelan SMK Muhammadiyah 3 Singosari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan numbered heads together di kelas XI Perhotelan SMK Muhammadiyah berjalan baik, (2) penerapan numbered heads together dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, dan (3) penerapan numbered heads together dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kata-kata kunci: model pembelajaran numbered heads together, keaktifan, prestasi belajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mencetak generasi penerus bangsa yang siap untuk memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran siswa dibekali banyak materi praktik dan siswa dituntut untuk lebih mandiri serta terampil agar mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Entrepreneurship merupakan salah satu mata pelajaran yang disajikan di SMK Muhammadiyah 3 Singosari, Malang. Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada guru mata pelajaran entrepreneurship, ditemukan bahwa terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran entrepreneurship. Permasalahan tersebut meliputi ren- 65 65

Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship, Volume 3, Nomor 1 dan 2, September 2014 dahnya keaktifan belajar siswa dan rendahnya prestasi belajar siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran peserta didik kurang berani dalam menyampaikan ide, gagasan, atau hasil pemikirannya. Pembelajaran cenderung monoton dan berjalan satu arah dari guru kepada siswa. Komunikasi atau diskusi di antara siswa sangat minim dan jarang terjadi. Kebanyakan siswa hanya duduk diam dan mendengarkan penjelasan dari guru atau terkadang berbicara tentang hal di luar pelajaran dengan teman sebangku ketika guru menerangkan. Selain itu, pada ulangan harian masih sering ditemukan siswa yang tidak memenuhi nilai ketuntasan minimal. Pada saat ulangan semester, sekitar 15 persen dari jumlah siswa di kelas XI program keahlian perhotelan tidak mampu mendapatkan nilai ketuntasan minimal atau 75. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model numbered heads together (NHT). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti ingin mengadakan penelitian tentang penerapan pembelajaran kooperatif model numbered heads together di SMK Muhammadiyah 3 Singosari, Malang. Hasmi (2013: 1), hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tes penelitian tindakan kelas siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 55 persen dan daya serap klasikal 66,32 persen. Pada siklus II ketuntasan klasikal 85 persen dan daya serap klasikal 80,25 persen, maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru. Penelitian Daud dan Fausan (2011) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat meningkatkan kegiatan belajar pada konsep ekosistem dengan persentase 63 persen (sangat aktif) pada siklus pertama dan 72 persen (aktif) pada siklus kedua. Aplikasi numbered heads together juga dapat meningkatkan hasil belajar pada konsep ekosistem dengan persentase 42,86 persen (atau kurang) pada siklus pertama dan 67,86 persen (baik) pada siklus kedua. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa kelas VII A SMPN 5 Takalar melalui penerapan model pembelajaran tipe numbered heads together koperasi. METODE Penelitian ini dirancang untuk menerapkan pembelajaran kooperatif model numbered heads together pada mata pelajaran entrepreneurship. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Arikunto (2009: 91) menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas. Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart. Penelitian tindakan kelas pada penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa-siswi Kelas XI Program Keahlian Perhotelan SMK Muhammadiyah 3 Singosari. Jumlah siswa sebanyak 43 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 25 siswi perempuan. Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik 66

Fanggi Ananta Tirtana, Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan tes. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang disajikan dalam bentuk kata-kata. Analisis dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2009:92 100) melalui tiga tahapan, meliputi reduksi data, paparan data, dan penyimpulan hasil analisis. HASIL Paparan Data Siklus I Perencanaan Tindakan Siklus I Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti membuat perencanaan pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi tentang rincian kegiatan guru dan siswa untuk mencapai kompetensi tertentu. Kompetensi dasar yang akan digunakan adalah menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha. Selain itu, peneliti juga menyiapkan soal untuk dikerjakan berkelompok beserta lembar jawabannya, ulangan harian, nomor kepala, dan lembar observasi. Peneliti juga melaksanakan koordinasi dengan observer mengenai skenario penelitian tindakan dan menjelaskan mengenai pengisian lembar observasi dan catatan lapangan. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tahap pelaksanaan tindakan ini merupakan tahap menerapkan model pembelajaran numbered heads together pada mata pelajaran entrepreneurship di kelas XI program keahlian akomodasi perhotelan. Proses pembelajaran pada siklus pertama dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Observasi Tindakan Siklus I Hasil Observasi terhadap Keaktifan Guru dalam Pembelajaran Dari hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh empat observer dengan skor maksimal 19 dapat diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh dari observer I, observer II, dan observer III masing-masing sebesar 18. Sedangkan skor yang diperoleh dari observer IV sebesar 15. Apabila skor dari keempat observer tersebut dijumlahkan dan dihitung rataratanya, maka diperoleh skor rata-rata sebesar 69. Kemudian dimasukkan pada rumus persentase keberhasilan tindakan sebagai berikut. 69 Keberhasilan tindakan = x 100% 76 = 90,75% Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa keaktifan guru berdasarkan termasuk dalam kategori baik sekali dengan taraf persentase keberhasilan tindakan sebesar 90,75 persen. Hal tersebut dikarenakan kegiatan yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan skenario pembelajaran. Namun, masih terdapat beberapa tindakan yang perlu diperbaiki oleh guru pada siklus selanjutnya. Hasil Observasi terhadap Keaktifan Siswa Dari hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh empat observer dengan skor maksimal 60 dapat diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh dari observer I sebesar 48, observer II sebesar 39, observer III sebesar 46, dan observer IV sebesar 41. Apabila skor dari 67

Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship, Volume 3, Nomor 1 dan 2, September 2014 keempat observer tersebut dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya, maka diperoleh skor rata-rata sebesar 43,5. Kemudian dimasukkan pada rumus persentase keberhasilan tindakan sebagai berikut. 43,5 Keberhasilan tindakan = x 100% 60 = 72,5% Berdasarkan kriteria keberhasilan tindakan, menunjukkan bahwa keaktifan siswa berdasarkan termasuk dalam kategori baik dengan taraf persentase keberhasilan sebesar 72,5 persen. Hal tersebut dikarenakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan skenario dan tujuan pembelajaran serta mencapai tujuan penelitian tindakan kelas. Namun, masih terdapat beberapa tindakan yang perlu ditingkatkan pada siklus selanjutnya agar keaktifan belajar siswa lebih meningkat. Prestasi Belajar Siswa Dari hasil ulangan menunjukkan bahwa sebanyak 12 siswa tidak dapat mencapai standar ketuntasan minimal. Sehingga hanya 29 siswa yang dapat mencapai nilai ketuntasan minimal. Maka perhitungan persentase prestasi belajar siswa (ketuntasan belajar) adalah sebagai berikut. 29 Ketuntasan belajar = x 100% = 69,04% 42 Berdasarkan kriteria keberhasilan tindakan, menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa berdasarkan ulangan harian, taraf keberhasilannya termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut dikarenakan sebanyak 69,04 persen siswa mampu mencapai standar ketuntasan minimal. Namun, masih terdapat beberapa tindakan yang perlu ditingkatkan pada siklus selanjutnya agar prestasi belajar siswa lebih meningkat. Refleksi Tindakan Siklus I Dari paparan data pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I, terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dari penerapan model numbered heads together pada mata pelajaran entrepreneurship. Kelebihan dan kekurangan tersebut dipaparkan sebagai berikut. Kelebihan Setiap siswa menjadi dapat bekerjasama dalam kelompok. Setiap siswa dapat berbagi gagasan dalam menjawab soal ketika berdiskusi dalam kelompok. Meningkatkan prestasi belajar siswa. Memperdalam pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan. Siswa merasa nyaman dengan model pembelajaran numbered heads together pada mata pelajaran entrepreneurship. Kelemahan Beberapa siswa masih terlihat pasif dalam kegiatan diskusi. Pada fase penomoran dan berpikir bersama masih ada beberapa siswa yang mengganggu kelompok lain dengan mempermainkan nomor yang dibagikan dan menimbulkan keramaian di dalam kelas. Dalam fase berpikir bersama, masih terdapat kelompok yang kurang koordinasi dalam pembagian tugas sehingga menimbulkan 68

Fanggi Ananta Tirtana, Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa adanya siswa yang terlalu mendominasi dalam kelompok. Prestasi belajar yang diraih siswa tergolong baik, namun masih banyak siswa yang tidak dapat mencapai Standar Ketuntasan Minimal ( 75). Paparan Data Siklus II Perencanaan Tindakan Siklus II Kegiatan perencanaan tindakan untuk siklus II hampir sama dengan perencanaan tindakan pada siklus I. Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti membuat perencanaan pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi tentang rincian kegiatan guru dan siswa untuk mencapai kompetensi tertentu. Kompetensi dasar yang akan digunakan adalah menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha. Selain itu, peneliti juga menyiapkan soal untuk dikerjakan berkelompok beserta lembar jawabannya, ulangan harian, nomor kepala, dan lembar observasi. Peneliti juga melaksanakan koordinasi dengan observer mengenai skenario penelitian tindakan pada siklus II dan menjelaskan mengenai pengisian lembar observasi dan catatan lapangan. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Tahap pelaksanaan tindakan ini merupakan tahap menerapkan model pembelajaran numbered heads together untuk tindakan di siklus II pada mata pelajaran entrepreneurship di kelas XI program keahlian akomodasi perhotelan. Proses pembelajaran pada siklus pertama dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Observasi Tindakan Siklus II Hasil Observasi terhadap Keaktifan Guru dalam Pembelajaran Dari hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh empat observer dengan skor maksimal 19 dapat diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh dari observer I, dan observer II masing-masing sebesar 19. Sedangkan skor yang diperoleh dari observer III dan observer IV sebesar 17. Apabila skor dari keempat observer tersebut dijumlahkan dan dihitung rataratanya, maka diperoleh skor rata-rata sebesar 72. Kemudian dimasukkan pada rumus persentase keberhasilan tindakan sebagai berikut. 72 Keberhasilan tindakan = x 100% = 94,7% 76 Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa keaktifan guru berdasarkan termasuk dalam kategori baik sekali dengan taraf persentase keberhasilan tindakan sebesar 94,7 persen. Hal tersebut dikarenakan kegiatan yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan skenario pembelajaran dan berbagai kekurangan pada siklus I telah sedikit diperbaiki oleh guru. Hasil Observasi terhadap Keaktifan Siswa Dari hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh empat observer dengan skor maksimal 60 dapat diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh dari observer I sebesar 59, observer II sebesar 57, observer III sebesar 55, dan observer IV sebesar 57. Apabila skor dari keempat observer tersebut dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya, maka diperoleh skor 69

Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship, Volume 3, Nomor 1 dan 2, September 2014 rata-rata sebesar 57. Kemudian dimasukkan pada rumus persentase keberhasilan tindakan sebagai berikut. 57 Keberhasilan tindakan = x 100% = 95% 60 Berdasarkan kriteria keberhasilan tindakan, menunjukkan bahwa keaktifan siswa berdasarkan termasuk dalam kategori baik sekali dengan taraf persentase keberhasilan sebesar 95 persen. Hal tersebut dikarenakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan skenario dan tujuan pembelajaran serta mencapai tujuan penelitian tindakan kelas. Prestasi Belajar Siswa Dari hasil ulangan menunjukkan bahwa sebanyak 1 siswa tidak dapat mencapai standar ketuntasan minimal. Sehingga hanya 33 siswa yang dapat mencapai standar ketuntasan minimal. Maka perhitungan persentase prestasi belajar siswa (ketuntasan belajar) adalah sebagai berikut. 33 Ketuntasan belajar = x 100% = 97,05% 34 Berdasarkan kriteria keberhasilan tindakan, menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa berdasarkan ulangan harian, taraf keberhasilannya termasuk dalam kategori baik sekali. Hal tersebut dikarenakan sebanyak 97,05 persen siswa mampu mencapai nilai ketuntasan minimal. Refleksi Tindakan Siklus II Dari paparan data pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II, terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dari penerapan model numbered heads together pada mata pelajaran entrepreneurship. Kelebihan dan kekurangan tersebut dipaparkan sebagai berikut. Kelebihan Setiap siswa menjadi dapat bekerjasama dalam kelompok. Setiap siswa dapat berbagi gagasan dalam menjawab soal ketika berdiskusi dalam kelompok. Meningkatkan prestasi belajar siswa. Memperdalam pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan. Siswa merasa nyaman dengan model pembelajaran numbered heads together pada mata pelajaran entrepreneurship. Kelemahan Masih ada beberapa siswa yang bercanda ketika pada fase berpikir bersama. PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan di lapangan, penerapan model numbered heads together di Kelas XI Perhotelan SMK Muhammadiyah 3 Singosari pada mata pelajaran entrepreneurship dapat berjalan dengan baik. Selain berdasarkan hasil perhitungan keberhasilan tindakan guru yang termasuk dalam kategori baik sekali pada siklus I dan siklus II, hasil observasi terhadap keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan taraf keberhasilannya termasuk dalam kategori baik dengan taraf persentase keberhasilan sebesar 72,5 persen. Sedangkan pada siklus II, hasil observasi terhadap keaktifan siswa taraf keberhasilannya termasuk 70

Fanggi Ananta Tirtana, Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam kategori baik sekali dengan taraf persentase keberhasilan sebesar 95 persen. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan peneliti untuk mengukur atau mengetahui keaktifan belajar siswa adalah berupa lembar observasi keaktifan belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa berdasarkan termasuk dalam kategori baik dengan taraf persentase keberhasilan sebesar 72,5 persen. Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa berdasarkan pengamatan dari empat observer dalam pelaksanaan tindakan, taraf keberhasilannya termasuk dalam kategori baik sekali dengan taraf persentase keberhasilan sebesar 95 persen. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model numbered heads together dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa Kelas XI Perhotelan SMK Muhammadiyah 3 Singosari pada mata pelajaran entrepreneurship. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, prestasi belajar siswa termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut dikarenakan sebanyak 69,04 persen siswa mampu mencapai standar ketuntasan minimal. Sebanyak 12 siswa yang tidak mampu mencapai standar ketuntasan minimal tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, prestasi belajar siswa termasuk dalam kategori baik sekali. Pada siklus II terjadi peningkatan persentase jumlah siswa yang mampu mencapai standar ketuntasan minimal. Hal tersebut dikarenakan sebanyak 97,05 persen siswa mampu mencapai standar ketuntasan minimal. Sebanyak satu siswa yang tidak mampu mencapai standar ketuntasan minimal tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penerapan pembelajaran kooperatif model numbered heads together dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas XI Perhotelan SMK Muhammadiyah 3 Singosari pada mata pelajaran entrepreneurship. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penerapan pembelajaran kooperatif model numbered heads together pada mata pelajaran entrepreneurship di Kelas XI Program Keahlian Perhotelan SMK Muhammadiyah 3 Singosari sudah terlaksana dengan baik. Selain berdasarkan hasil perhitungan keberhasilan tindakan guru yang termasuk dalam kategori baik sekali pada siklus I dan siklus II, hasil observasi terhadap keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan taraf keberhasilannya termasuk dalam kategori baik. Sedangkan pada siklus II, hasil observasi terhadap keaktifan siswa taraf keberhasilannya termasuk dalam kategori baik sekali. Selain itu, metode ini juga dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan, taraf keberhasilannya termasuk dalam kategori baik dengan taraf persentase keberhasilan sebesar 72,5 persen. Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa berdasarkan pengamatan dari empat observer dalam termasuk dalam kategori baik sekali dengan taraf persentase keberhasilan sebesar 95 persen. 71

Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship, Volume 3, Nomor 1 dan 2, September 2014 Penerapan pembelajaran ini dapat pula meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, prestasi belajar siswa dalam kelas ini termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut dikarenakan sebanyak 69,04 persen siswa mampu mencapai standar ketuntasan minimal. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, prestasi belajar siswa termasuk dalam kategori baik sekali. Hal tersebut dikarenakan sebanyak 97,05 persen siswa mampu mencapai standar ketuntasan minimal. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model numbered heads together (NHT) di SMK Muhammadiyah 3 Singosari, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan. Pertama, hendaknya pihak sekolah dapat menambah literatur buku mata pelajaran yang dapat digunakan siswa untuk belajar selain menggunakan modul atau lembar kerja siswa (LKS) entrepreneurship agar siswa dapat belajar dengan lebih baik dan mampu mencapai prestasi belajar yang maksimal. Selanjutnya, guru mata pelajaran entrepreneurship di SMK Muhammadiyah 3 Singosari diharapkan dapat menerapkan strategi pembelajaran yang tepat, dan variatif misalkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model numbered heads together agar keaktifan dan prestasi belajar siswa lebih meningkat. Selain itu, beberapa siswa tidak memiliki buku referensi yang memadai mengenai materi dalam mata pelajaran entrepreneurship sehingga menghambat pelaksanaan model pembelajaran numbered heads together. Oleh karena itu, guru mata pelajaran entrepreneurship sebaiknya mampu menyediakan handout materi untuk siswa agar pelaksanaan model pembelajaran tersebut dapat terlaksana lebih maksimal. Selain itu, peneliti berikutnya dapat melaksanakan kegiatan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan dan menerapkan pembelajaran kooperatif model numbered heads together pada mata pelajaran yang sama maupun mata pelajaran lain yang relevan dengan cara mengolaborasikan model pembelajaran numbered heads together dengan model pembelajaran kooperatif yang lainnya. Peneliti selanjutnya dapat pula mengembangkan pembelajaran kooperatif model numbered heads together dengan cara melaksanakan model pembelajaran tersebut dengan bantuan media pembelajaran yang relevan. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Daud, F. & Fausan, M.M. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar. Jurnal Chemica, 12 (1): 40 46. Hasmi. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru. Jurnal Ilmiah Universitas Tadulako, 1 (1): 1 14. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 72