HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ROKOK DAN TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DUSUN PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

HUBUNGAN ANTARA KRITERIA PEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA KECAMATAN PRAMBANAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS PIYUNGAN BANTUL TAHUN 2010 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT ( ISPA) PADA BALITADI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) HARAPAN BUNDATAHUN 2015

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menimbulkan gejala penyakit (Gunawan, 2010). ISPA merupakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA OLEH IBU YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) Tahun 2005

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

Disusun Oleh: Wiwiningsih

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Morbiditas dan mortalitas merupakan suatu indikator yang

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1. Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS PEMBANTU (PUSTU) TOMPEYAN TEGALREJO DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak yang diderita oleh anak-anak, baik di negara berkembang maupun di

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

Healthy Tadulako Journal (Enggar: 57-63) 57

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

Kata kunci: Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), media audio visual, pendidikan kesehatan, perilaku ibu, balita

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ISPA khususnya pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernafasan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

Purnama Sinaga 1, Zulhaida Lubis 2, Mhd Arifin Siregar 3

FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO

Cakupan Imunisasi Dasar dengan Kejadian ISPA pada Balita Usia 1-3 Tahun di Wilayah Puskesmas Wonosari 1 Kabupaten Gunungkidul

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWANTORO I SKRIPSI

Tingginya Paparan Asap Rokok di Dalam Rumah pada Balita Oleh : Septian Emma Dwi Jatmika, M.Kes Muchsin Maulana, S.KM., M.PH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

ARTIKEL. Oleh : CANDRA TARISKA FAJAR ROMLANI NIM a005 PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA USIA 0-2 TAHUN DI RUANG PERAWATAN BAJI MINASA RSUD. LABUANG BAJI MAKASSAR VIDIANTI RUKMANA

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK DAN FAKTOR INDIVIDU BALITA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI LINGKUNGAN PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

SUMMARY ABSTRAK BAB 1

HUBUNGAN KEBIASAAN CUCI TANGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

ABSTRAK RESIKO KEJADIAN ISPA PADA PEROKOK PASIF DAN PENGGUNA KAYU BAKAR DI RUMAH TANGGA

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Ernawati 1 dan Achmad Farich 2 ABSTRAK

Kata Kunci: anak, ISPA, status gizi, merokok, ASI, kepadatan hunian

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

Hubungan Paparan Asap Rumah Tangga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bagian Atas pada Balita di Puskesmas Tegal Sari-Medan Tahun 2014

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ROKOK DAN TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DUSUN PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ASTRINI KUSUMA ARUM 20100320157 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014 1

Naskah Publikasi 2

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini kami selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta : Nama : Astrini Kusuma Arum NIM : 20100320157 Judul : Hubungan Antara Paparan Rokok dan Terjadinya ISPA pada Balita di Dusun Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. Setuju / Tidak setuju *) naskah ringkas penelitian yang disusun oleh bersangkutan dipublikasikan dengan / tanpa *) mencantumkan nama pembimbing sebagai coauthor. Demikian harap maklum. Yogyakarta, 22 Agustus 2014 Pembimbing Mahasiswa Romdzati, S. Kep,. Ns., MNS Astrini Kusuma Arum *) coret yang tidak perlu 3

Arum, Astrini Kusuma. (2014). Hubungan Antara Paparan Rokok dan Terjadinya ISPA pada Balita di Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. Dosen Pembimbing : Romdzati, S. Kep., Ns., MNS INTISARI Latar Belakang : Angka kematian balita merupakan indikator penting dalam mengukur derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Dari hasil sensus penduduk tahun 2010, angka kematian balita karena ISPA di Yogyakarta yang paling tinggi terjadi pada balita laki-laki dibandingkan dengan balita perempuan. Pencemaran udara karena asap rokok menjadi faktor dominan sebagai penyebab ISPA pada balita. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paparan rokok dengan kejadian ISPA pada balita di Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif korelasional dengan rancangan Cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah ibu dan balita Posyandu Tirtasari dengan jumlah sampel sebanyak 49 responden yang diambil dengan quota sampling dengan tingkat kemaknaan <0,05. Hasil : Terdapat hubungan antara paparan rokok dan kejadian ISPA pada balita di Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta (p = 0,000). Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paparan rokok dan terjadinya ISPA pada balita di Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. Kata Kunci : Paparan Rokok, ISPA, Balita 4

Arum, Astrini Kusuma. (2014). The Relationship Between Cigarette Exposure And Occurrence Of ARI On Toddlers In Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. Adviser : Romdzati, S. Kep., Ns., MNS ABSTRACT Background: Child mortality rate is an important indicator in measuring the health status of the people of Indonesia. From the results of the population census of 2010, child mortality due to ARI in Yogyakarta were highest in male infants than female infants. Air pollution due to cigarette smoke becomes the dominant factor as a cause of respiratory infection in infants. Objective : This study aims to determine the relationship between cigarette exposure and occurrence of ARI on toddlers in Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. Methods : This research is descriptive research with quantitative approach Cross-sectional correlational design. Respondents in this study were mothers and toddlers IHC Tirtasari with a sample size of 49 respondents were taken with quota sampling with a significance level of <0.05. Results : There is a relationship between cigarette exposure and occurrence of ARI on toddlers in Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta (p = 0.000). Conclusion : Based on these results, it can be concluded that there is a relationship between cigarette exposure and occurrence of ARI on toddlers in Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. Keywords : Exposure to cigarettes, ARI, Toddler 5

A. Pendahuluan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang saluran pernafasan. Infeksi Saluran Pernafasan Akut biasanya sangat sering menyerang anak-anak karena daya tahan tubuhnya yang masih rentan. Tanda dan gejala ISPA pada balita secara umum seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, muntah, diare dan lain-lain. 1 Sebesar 78% balita yang berkunjung ke pelayanan kesehatan adalah akibat ISPA. 2 Di Yogyakarta kasus ISPA sebanyak 70.942 pasien balita usia 1-4 tahun dengan prosentase di setiap kabupaten/kota berkisar antara 31%-39% dari seluruh penyakit. Hasil sensus penduduk tahun 2010 juga menemukan angka kematian balita umur 1-4 tahun akibat ISPA di Yogyakarta untuk balita lakilaki sebesar 20/1000 kelahiran hidup dan untuk perempuan sebesar 14/1000 kelahiran hidup. 3 Pencemaran udara yang menjadi penyebab ISPA adalah asap rokok. 4 Terdapat dua jenis paparan rokok yaitu second hand smoke dan third hand smoke. 4 Second hand smoke adalah asap rokok yang berasal dari rokok itu sendiri dan asap rokok yang dikeluarkan oleh para perokok aktif. 4 Third hand smoke adalah asap rokok yang menempel pada baju, karpet, tirai dan lain-lain. 4 Hal yang menjadi perhatian penting adalah ada sekitar 11,4 juta anak dengan usia sekitar 0-4 tahun yang terpapar asap rokok dan hal tersebut akan sangat berdampak negatif pada kesehatannya di masa yang akan datang. 5 Dengan demikian tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah 6

ada hubungan antara paparan rokok dengan kejadian ISPA pada balita di Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. B. Metode Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif korelasional dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah balita Posyandu Tirtasari Dusun Patukan berjumlah 96 balita. Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling yaitu teknik pemilihan sampel secara acak yang didasarkan pada terpenuhinya jumlah sampel yang diinginkan. Sampel pada penelitan ini berjumlah 49 responden. Penelitian dilakukan di Posyandu Tirtasari Dusun Patukan selama bulan Juli. Variabel pada penelitian terdiri dari variabel dependen (paparan rokok) dan variabel Independen (ISPA). Analisa data yang digunakan untuk mengetahui signifikansi hubungan paparan rokok dan kejadian ISPA adalah Spearman Rho. C. Hasil Penelitian 1. Hubungan Paparan Rokok dan kejadian ISPA Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. Presentase Kategori Kejadian ISPA Kejadian ISPA Frekuensi (N) Persentase (%) Tidak ISPA ISPA 11 38 22,4 77,6 Total 49 100 7

Dari tabel 4, menunjukkan bahwa kejadian ISPA di Posyandu Tirtasari Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta sebanyak 38 balita dari 49 balita yang dijadikan responden dengan persentase sebesar 77,4% dan balita yang tidak mengalami ISPA sebanyak 11 balita dari 49 balita yang dijadikan responden dengan persentase sebesar 22,4%. Tabel 5. Presentase Kategori Paparan Rokok Paparan rokok Frekuensi (N) Persentase (%) Tidak terpapar rokok Terpapar rokok 13 36 26,5 73,5 Total 49 100 Dari tabel 5, menunjukkan bahwa jumlah balita yang terpapar rokok di Posyandu Tirtasari Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta sebanyak 36 balita dari 49 balita yang dijadikan responden dengan persentase sebesar 73,5% dan balita yang tidak terpapar rokok sebanyak 13 balita dari 49 balita yang dijadikan responden dengan persentase sebesar 26,5%. 2. Hasil Analisis Hubungan Paparan Rokok Dengan Kejadian ISPA Menggunakan Uji Statistik Spearman-Rho Pada penelitian ini kejadian berdasarkan analisis bivariat untuk mengetahui apakah ada hubungan antara paparan rokok dan terjadinya ISPA di Dusun Patukan Gamping Sleman Yogyakarta dapat dilihat dari tabel 7 berikut : 8

Tabel 6. Hubungan Antara Paparan Rokok dan ISPA Paparan Rokok ISPA R p.value 0,785 0,000 Sumber : data primer, 2014. Berdasarkan tabel 6, hasil uji analisis Spearman rho antara variabel independen (paparan rokok) dengan variabel dependen (ISPA) didapatkan hasil besarnya nilai signifikansi/ probabilitas (p-value) yang besarnya 0,000 < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada hubungan antara paparan rokok dan terjadinya ISPA. 3. Pembahasan a. Analisis data responden Hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti pada 49 responden, terdapat 38 balita yang menderita ISPA dengan persentase 77,6% dan 11 responden balita lainnya tidak mengalami ISPA dengan persentase 22,4%. Pada kasus ini, usia balita yang menjadi responden penelitian berusia antara 31 bulan hingga 45 bulan. Penyebab bayi menderita pneumonia adalah belum kuatnya sistem imunitas tubuh yang diperoleh, karena pada umur bayi rentan terkena serangan penyakit, sehingga orang tua harus lebih memperhatikan anaknya, supaya terhindar dari penyakit. 6 Sistem imunitas balita yang belum sempurna cenderung menjadi resiko yang tinggi bagi balita untuk terkena ISPA, apalagi didukung dengan berbagai fasilitas dan peralatan 9

di tempat umum yang penuh keramaian. 7 Selain itu tingkat pendidikan ibu bisa menjadi faktor resiko yang tinggi bagi balita terkena ISPA. Pendidikan nantinya akan mempengaruhu perilaku kehidupan seseorang untuk memahami informasi kesehatan. Sehingga informasi yang diterima dapat meningkatkan motivasi ibu dan keluarganya untuk hidup sehat. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada 49 responden didapatkan sebanyak 36 balita terpapar rokok dan 13 balita lainnya tidak terpapar asap rokok dengan persentase hasil 73,5% balita terpapar rokok dan 26,5% balita tidak terpapar rokok. Dari 49 balita, terdapat 8 balita dengan paparan rokok secara langsung yang diterima dari anggota keluarga yang merokok didalam rumah atau biasa disebut second hand smoke. Sebanyak 13 balita terpapar sisa asap rokok yang menempel di dinding atau biasa disebut third hand smoke, dan terdapat 6 balita yang terpapar second hand smoke dan juga third hand smoke. Balita yang tinggal serumah dengan anggota keluarga yang merokok dan terpapar secara langsung asap rokok (second hand smoke) akan lebih mudah menderita ISPA. 8 Tercatat 69% rumah tangga memiliki minimal satu orang yang merokok dan 85% diantaranya merokok didalam rumah bersama dengan anggota keluarga yang lain. 9 10

b. Hubungan antara paparan rokok dan terjadinya ISPA Dari hasil penelitian, sesuai tabel 6, didapatkan bahwa paparan rokok mempunyai hubungan terhadap terjadinya ISPA pada balita sebanyak 36 balita dengan persentase 73,5%. Balita yang tinggal dengan anggota keluarga yang merokok didalam rumah lebih beresiko 2,2 kali dibandingakan dengan balita yang tidak mempunyai anggota keluarga yang merokok di dalam rumah. 10 Anggota keluarga yang merokok mempunyai peluang balita menderita pneumonia 2,24 kali dibandingkan dengan balita yang tidak tinggal serumah dengan perokok setelah dikontrol oleh variabel usia, ASI dan status gizi. 11 Dengan kata lain jika seorang balita berusia antara 13-59 bulan tidak mendapatkan ASI eksklusif dan status gizinya buruk dan tinggal serumah dengan anggota keluarga yang merokok maka resiko kejadian pneumonia sebesar 81,9%. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Perancis yang mengatakan adanya bukti kuat bahwa partikel polusi udara terdiri dari polusi udara di luar dan didalam ruangan dengan kata lain bawa polusi udara dalam ruangan berasal dari perokok kemudian menyebabkan paparan berbagai partikel ultrafine yang mengakibatkan ISPA pada balita. 10 11

D. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai hubungan antara paparan rokok dan kejadian ISPA pada balita di Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Terdapat paparan asap rokok pada balita di Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta sebanyak 36 balita (73,5%). b. Terdapat kejadian ISPA pada balita di Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta sebanyak 38 balita (77,6%). c. Terdapat hubungan antara paparan rokok dengan kejadian ISPA di Dusun Patukan Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta dengan p = 0,000 (p < 0,05). 2. Saran Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap : 1. Petugas kesehatan Dari petugas kesehatan hendaknya selalu mengingatkan masyarakat tentang bahaya merokok baik untuk mereka perokok aktif dan perokok pasif. 12

2. Masyarakat Peneliti berharap para masyarakat dapat menyadari dan memahami pentingnya menjaga kesehatan sehingga dapat diterapkan dikehidupan nyata. 13

DAFTAR PUSTAKA 1. Wong. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jajarta: EGC. 2. World Health Organization Indonesia. (2012). Report on Situational Analysis of Acute Respiratory Infections in Children in Indonesia. Jakarta. 3. Dinkes Provinsi DIY. (2010). Profil Kesehatan Provinsi D. I. Yogyakarta.Yogyakarta: Dinas Kesehatan Provinsi D. I. Yogyakarta. 4. Canadian Lung Associaton. 2012, 24 September.. Smoking and Tobacco. Diakses 20 Maret 2014 dari http://www.lung.ca/protect-protegez/tobaccotabagisme/second-secondaire/index_e.php 5. Depkes. (2013). PP Tembakau Menyelamatkan Kesehatan Masyarakat dan Perekonomian Negara. Diakses 13 Desember 2013, dari http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2326. 6. Sarika. Mauli. (2013). Karakteristik Balita yang Menderita Pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Sigli Kabupaten Pidie 2013. Diakses tanggal 11 Agustus 2014, dari http://180.241.122.205/docjurnal/sarika_mauli-jurnal.pdf. 7. Firdausia. Annisa. (2013). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Pencegahan ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gang Sehat Pontianak. Skripsi Strata Satu, Universitas Tanjung Pontianak, Pontianak. 8. Marhamah. (2012). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada anak Balita di Desa Bontongan Kabupaten Enrekang. Makassar. 9. Riskesdas. (2007). Laporan Nasional 2007. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 10. Catiyas. Embriyowati. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wailayah Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen Jawa Tengah tahun 2012. Skripsi Strata Satu, Universitas Indoneisa, Jakarta. 11..Hartati. S. (2011). Analisis faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian Pneumonis pada anak balita di RSUD Pasar Rebo Jakarta.Magister Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta. 14