BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB III A. GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARI AH BLAURAN. 1. Latar Belakang Berdirinya Pegadaian Syari ah Blauran

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB IV MEKANISME AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN PRODUK MULIA DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV ANALISA A. PELAKSANAAN IB RAHN EMAS DI BANK JATENG SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Akad pada produk Gadai Emas di bank Syariah

BAB V PENUTUP. kepada Kospin Jasa Syariah sebagai agunan atas pembiayaan yang di terima

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Profil Pegadaian KC Syariah Raden Intan Lampung

Kartika dan Nur, Analisis Penerapan Akuntansi Gadai Syariah (Rahn) Pada Pegadaian Syariah Cabang Jember

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Implementasi gadai di PT. Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian?

A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gadai. emas BSM adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV ANALISA KONSEPTUAL DAN APLIKATIF GADAI EMAS (AR-RAHN) PT. BPRS BHAKTI SUMEKAR SUMENEP

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

BAB III APLIKASI AKAD MURA<BAH{AH SEBAGAI PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN LOGAM MULIA \ PADA PEGADAIAN SYARIAH UNIT KETINTANG SURABAYA

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

RAHN DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Akuntansi Pendapatan, Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah

BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA. bank negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perum Pegadaian Syari ah Cabang Bandar Lampung

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisis terhadap penggunaan

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Sruktur Organisasi BNI Syariah Cabang Malang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan IB Rahn Emas di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang Rahn menurut bahasa berarti ats-tsubut dan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

LAMPIRAN-LAMPIRAN 68

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB III PRINSIP KEADILAN TERHADAP AKAD RAHN EMAS DI BMT. transaksi yang menggunakan dua akad, yaitu akad rahn dan akad ijarah.

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB III PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA IJARAH DI PERUM PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PROSEDUR MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA JAMINAN PADA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKALONGAN

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR GADAI EMAS SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB III PEMBAHASAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB II LANDASAN TEORI

No. 14/ 7 /DPbS Jakarta, 29 Februari 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah. sejak tahun 2009 dengan jumlah lebih dari 900 nasabah rahin.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)

BAB IV ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN INFORMASI KEPADA NASABAH DARI PERUM PEGADAIAN DI CPP BENGKULU. 4.1 Sistem Informasi aplikasi yang sedang bejalan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Tentang Pelaksanaan Produk Pembiayaan Gadai Emas

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama melaksanakan kerja praktek penulis ditempatkan dibagian staf administrasi pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Situsaeur, karena bagian ini merupakan sarana atau wadah perusahaan mengenai kegiatan pelayanan terhadap nasabah yang dilakukan oleh perusahaan, di bagian ini pula penulis mendapatkan bahan-bahan atau informasi yang berguna dalam penyelesaian laporan kerja praktek. Sebelum melaksanakan kerja praktek, penulis terlebih dahulu mendapatkan pengarahan dan penjelasan mengenai tata tertib serta mengenai tugas-tugas yang akan dikerjakan, yang diperoleh dari pembimbing di perusahaan tersebut. 3.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas. Sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah yang terperinci menurut waktu yang telah ditentukan. 25

26 Dibawah ini Pengertian prosedur menurut Mulyadi yaitu sebagai berikut: Prosedur adalah suatu urutan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulangulang. (2008 : 5) Menurut M. Narafin menyatakan bahwa: Prosedur adalah suatu urutan-urutan seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerjanya seragam. Sedangkan menurut Ardiyose menyatakan bahwa: (2008 : 84) Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulangkali dan dilaksanakan secara beragam. (2008 : 724) Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah susunan kegiatan atau aktivitas yang telah ditentukan dengan melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dilakukan secara berulang-ulang untuk melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu perusahaan. 3.1.2 Manfaat Prosedur Ada beberapa manfaat jika dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan memakai prosedur kerja yaitu: 1. Memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan untuk masa yang akan datang. 2. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas agar pekerjaan tidak dilaksanakan secara berulang-ulang.

27 3. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan pengawasan. 4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien. 3.1.3 Pengertian Pembiayaan Menurut Al-Quran surat An-Nisa ayat 29: Artinya: Hai orang-orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Menurut Veithzal dan Arvivan Arifin mendefinisikan bahwa: Pembiayaan adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank/lembaga keuangan lain nya dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu yang telah ditentukan. (2010:698) Sedangkan Menurut Ahmad Sumiyanto mendefinisikan bahwa: Pembiayaan adalah aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota pengguna dana memilih jenis usaha yang akan dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif, menguntungkan dan dikelola oleh anggota yang jujur dan bertanggung jawab. (2008: 165) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah aktivitas penyediaan uang atau dana yang digunakan untuk membiayai usaha,

28 dengan adanya kesepakatan antara bank/lembaga keuangan lainnyadimana pihak meminjam harus melunasi utangnya sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Jenis- jenis Pembiayaan Menurut Adiwarman Karim (2008: 231), pembiayaan syariah dapat digolongkan menjadi enam pembiayaan yaitu : 1) Pembiayaan modal kerja syariah Pembiayaan modal kerja syariah adalah pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berdasarkan prinsip syariah. Jangka waktu pembiayaan modal maksimum satu tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan. 2) Pembiayaan investasi syariah Pembiayaan investasi syariah adalah penanaman dana dengan maksud memperoleh imbalan/manfaat/keuntungan dikemudian hari. 3) Pembiayaan konsumtif syariah Pembiayaan konsumtif syariah adalah jenis pembiayaan yang diberikan untuk tujuan diluar usaha umumnya bersifat perorangan. 4) Pembiayaan sindikasi Pembiayaan sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan oleh lebih dari satu lembaga keuangan bank untuk obyek pembiayaan tertentu. 5) Pembiayaan berdasarkan take over Pembiayaan berdasarkan take over adalah membantu masyarakat untuk mengalihkan transaksi nonsyariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah.

29 6) Pembiayaan letter of credit Pembiayaan letter of credit adalah pembiayaan yang diberikan dalam rangka memfasilitasi transaksi impor atau ekspor nasabah. 3.1.4 Pembiayaan Murabahah (الر ب ح ( ar-ribhu Kata Al-Murabahah diambil dari bahasa Arab dari kata yang berarti kelebihan dan tambahan (keuntungan). Sedangkan dalam definisi para ulama terdahulu adalah jual beli dengan modal ditambah keuntungan yang diketahui. Menurut arti luas dari murabahah yaitu jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam fatwa Dewan Syariah nasional (DSN) No. 04 / DSN-MUI/IV/2000. Menyatakan bahwa : Murabahah yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba". Menurut Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah No: 91/Kep/M.KUKMI/IX/2004 tentang Petunjuk Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah bahwa: Murabahah adalah tagihan atas transaksi penjualan barang menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati pihak penjual (koperasi) dan pembeli (anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya) atas transaksi jual beli tersebut, yang mewajibkan anggota untuk melunasi kewajibannya sesuai jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan berupa margin keuntungan yang disepakati dimuka sesuai akad.

30 Menurut Adiwarman Karim mendefinisikan bahwa: Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. (2008: 113) Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa murabahah merupakan suatu akad jual beli barang dengan harus menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin), dan pelunasan kewajiban disertai pembayaran margin yang disepakati sesuai akad. 1. Syarat-syarat Akad Murabahah Syarat lazimnya murabahah terdiri atas : a. Mengetahui harga pertama (harga pembelian) b. Mengetahui besarnya keuntungan (margin) c. Modal hendaknya berupa komoditas yang memilki kesamaan dan sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan dihitung. d. Obyek transaksi dan alat pembayaran yang digunakan tidak boleh berupa barang ribawi e. Akad jual beli pertama harus sah adanya, artinya transaksi yang dilakukan penjual pertama dan pembeli pertama harus sah. 2. Macam-macam Murabahah. Murabahah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Murabahah tanpa pesanan. Yaitu jual beli murabahah dilakukan dengan tidak melihat ada yang pesan

31 atau tidak, sehingga penyediaan barang dilakukan sendiri oleh bank syariah atau lembaga lain yang memakai jasa ini, dan dilakukan tidak terkait dengan jual beli murabahah itu sendiri. b. Murabahah berdasarkan pesanan. Yaitu jual beli murabahah dimana dua pihak atau lebih bernegoisasi dan berjanji satu sama lain untuk melaksanakan suatu kesepakatan bersama, dimana pemesan (nasabah) meminta bank untuk membeli aset yang kemudiandimiliki secara sah oleh pihak kedua. 3.1.5 Pengertian Emas Logam Mulia Menurut Teguh Sugiarto mengemukakan bahwa emas adalah: Emas (Au) digunakan sebagai perhiasan dan komponen listrik berkualitas tinggi. Paduan emas dan perak juga banyak digunakan sebagai koin (2008:223) Sedangkan pengertian Logam Mulia menurut Ratnakrishanan SS adalah: Emas murni atau pure gold adalah suatu logam yang mengandung 99.5% atau lebih Emas (Au) di dalamnya atau disebut dengan emas 24 karat. (2011:34) Dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa emas logam mulia adalah sebuah logam transisi yang lunak, mengkilap, kuning yang digunakan sebagai perhiasan yang mengandung kadar 99,5% emas atau lebih. Emas yang biasa dijual dipasaran kualitasnya sangat tergantung pada perusahaan yang memproduksinya. Terutama untuk emas-emas yang diperoleh dengan cara pelapisan atau yang disebut penyepuhan. Hal ini sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dimana cincin atau gelang emas yang kilaunya

32 memudar. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya membeli emas atau gelang dari tempat atau perusahaan yang dipercaya, walaupun harganya sedikit lebih mahal. 3.1.6 Pengertian Angsuran Menurut Deni Permana Sidik mendefinisikan bahwa: Angsuran merupakan suatu pembayaran atau pelunasan atas uang,barang atau jasa secara bertahap atau berkala dengan cara cicilan atau pembayaran sebagian dengan besar pembayaran dan jangka waktunya telah ditentukan sesuai kesepakatan kedua belah pihak, yang membayar dan penerima pembayaran. (2011:48) Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa angsuran adalah uang yang dipakai untuk diserahkan sedikit demi sedikit atau tidak sekaligus, seperti untuk pembayaran utang, pajak dan sebagainya. 3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan analisis pada data-data yang diberikan perusahaan serta melakukan tanya jawab dengan manajer cabang, pegawai yang bekerja pada di PT Pegadaian (Pegadaian) Cabang Syariah Situsaeur. Kegiatan yang di lakukan penulis merupakan segala kegiatan yang berhubungan dengan proses pelayanan kepada nasabah yang akan melakukan proses peminjaman dengan sistem gadai dan pembiayaan emas logam mulia baik secara tunai maupun secara angsuran.

33 3.2.1 Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 25/DSN-MUI/III/2002 Fatwa Dewan Syariah Nasional no 25/DSN-MUI/III/2002 tanggal 26 Juni 2002 tentang RAHN yang menyatakan bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk rahn diperbolehkan dengan ketentuan sebagai berikut: A. Ketentuan Umum : 1. Murtahin (penerima barang) mempunya hak untuk menahan barang jaminan (marhun) sampai semua utang rahin (yang menyerahkan barang) dilunasi. 2. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin. Pada prinsipnya marhun tidak boleh dimanfaatkan oleh murtahin kecuali seizin Rahin, dengan tidak mengurangi nilai marhun dan pemanfaatannya itu sekedar pengganti biaya pemeliharaan perawatannya. 3. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadi kewajiban rahin, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban rahin. 4. Besar biaya administrasi dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman. 5. Penjualan marhun a. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahin untuk segera melunasi utangnya. b. Apabila rahin tetap tidak melunasi utangnya, maka marhun dijual paksa/dieksekusi (dilelang).

34 c. Hasil Penjualan Marhun digunakan untuk melunasi utang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya penjualan. d. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahin dan kekurangannya menjadi kewajiban rahin. Fatwa DSN no 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas Menetapkan : a. Rahn Emas dibolehkan berdasarkan prinsip Rahn (lihat Fatwa DSN no: 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn), b. Ongkos dan Biaya Penyimpanan barang (Marhun) ditanggung oleh penggadai (Rahin). c. Ongkos sebagai mana dimaksud dalam butir b besarnya didasarkan pada pengeluaran yang nyata-nyata diperlukan. d. Biaya penyimpanan barang (Marhun) dilakukan berdasarkan akad ijarah. 3.2.2 Operasionalisasi Pegadaian Syariah Barang yang dapat diterima sebagai jaminan di Cabang Pegadaian Syari ah perlu disesuaikan dengan target dan kondisi daerah masing-masing, mengacu pada fatwa DSN No. 25/ DSN-MUI/ III/ 2002 tanggal 26 Juni 2002. Maka semua barang-barang yang dapat diterima di CPP oleh CPS sebagai agunan pinjaman. Khusus untuk penerimaan agunan emas, DSN telah mengeluarkan fatwa No. 26/ DSN-MUI/ III/ 2002, tanggal 28 Maret 2002. Sehubungan dengan itu jenis barang- barang yang diterima sebagai jaminan rahn adalah sebagai berikut:

35 1) Barang perhiasan, seperti perhiasan yang terbuat dari intan, mutiara, emas, perak, platina. 2) Barang elektronik, seperti televisi LCD, Hanphone, Laptop dan lain- lain. 3) Kendaraan, seperti mobil dan sepeda motor yang masih berlaku. 4) Barang- barang lain yang dianggap bernilai. 3.2.3 Bentuk Kontrak Perjanjian Pembiayaan MULIA Bentuk kontrak perjanjian pada Pembiayaan MULIA sebagai berikut: a. Akad Murabahah Bahwa antara pihak pertama (Pegadaian) dengan pihak kedua (nasabah/pembeli) sepakat dan setuju untuk mengadakan akad murabahah Logam Mulia dengan syarat dan ketentuan dalam pasl-pasal yang telah ditentukan dan menjadi kesepakatan bersama antara pihak pertama dengan pihak kedua. b. Akad Rahn. Bahwa sebelumnya para pihak menerangkan telah mengadakan akad murabahah Logam Mulia, dimana pihak (murtahin) telah memberikan fasilitas pembiayaan murabahah kepada pihak kedua (rahin) dengan syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku. Maka, atas pembiayaan murabahah tersebut rahin sepakat untuk menyerahkan barang miliknya sebagai jaminan pelunasan hutang murabahah.

36 Aplikasi dan Mekanisme Pembiayaan MULIA Logam Mulia atau emas mempunyai berbagai aspek yang menyentuh kebutuhan manusia disamping memiliki nilai estetis yang tinggi juga merupakan jenis investasi yang nilainya stabil, likuid, dan aman secara riil. Oleh sebab itu, Pegadaian Syari ah Situsaeur memberikan fasilitas berupa Pembiayaan MULIA (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi), dimana Pegadaian Syari ah melakukan penjualan Logam Mulia secara tunai, dan angsuran dengan jangka waktu fleksibel dengan mekanisme yang sama seperti halnya mekanisme jual beli murabahah. Dalam aplikasi Pembiayaan MULIA minimal melibatkan tiga pihak. Pertama, Pegadaian selaku pembeli atau yang membiayai pembelian barang, Kedua, nasabah sebagai pemesan barang, dalam Pembiayaan MULIA barang komoditinya yaitu Emas Logam Mulia, dan Ketiga, supplier atau pihak yang diberi kuasa oleh Pegadaian untuk menjual barang yaitu PT. Aneka Tambang. Dimana mekanisme perjanjian Pembiayaan MULIA, adalah Pegadaian Syariah selaku pihak pertama membiayai pembelian barang berupa Emas Logam Mulia yang diperlukan (dipesan) oleh nasabah atau pembeli selaku pihak kedua kepada supplier selaku pihak ketiga. Pembelian barang atau komoditi dilakukan dengan sistem pembayaran tangguh. Didalam prakteknya, Pegadaian Syariah membelikan barang yang diperlukan nasabah atas nama Pegadaian. Pada saat yang bersamaan Pegadaian menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga pokok ditambah sejumlah keuntungan untuk dibayar oleh nasabah pada jangka waktu tertentu.

37 Kemudian barang komoditi yang dibeli yaitu berupa Emas Logam Mulia dijadikan jaminan (marhun) untuk pelunasan sisa hutang nasabah kepada pihak Pegadaian Syariah. Setelah semua hutang nasabah lunas, maka Emas Logam Mulia beserta dokumen-dokumennya diserahkan kepada nasabah. Untuk lebih memahami alur dalam aplikasi dan mekanisme Pembiayaan MULIA, adapun bagan pembiayaan murabahah yang juga merupakan Pembiayaan MULIA sebagai berikut: (1) (2) Nasabah Pegadaian Supprlier (3) (4) Gambar 3.1 Gambar Pembiayaan Mulia Keterangan : 1) Nasabah melakukan akad jual murabahah dengan pihak Pegadaian, Pegadaian bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli melakukan negosiasi. 2) Pegadaian melakukan pembelian barang ke Supplier sesuai pesanan pembeli. 3) Supplier mengirimkan barang ke pihak Pegadaian

38 4) Pegadaian akan menyerahkan barang pesanan nasabah apabila pembayaran telah lunas. 3.2.4 Jangka Waktu dalam Pembiayaan MULIA Jangka waktu pelunasan pembiayaan murabahah maksimum 360 hari (tiga ratus enam puluh hari) atau selama satu tahun, dengan tanggal jatuh tempo terhitung dimulainya akad perjanjian. Sebelum jangka waktu pembiayaan berakhir, pihak kedua dapat melunasi hutangnya dengan melakukan pembayaran sekaligus. Adapun objek murabahah hilang atau musnah diluar kuasa pihak kedua, untuk mencegahnya, maka jangka waktu pembiayaan akan berakhir pada saat terjadinya resiko yang tercantum dalam Akad Murabahah Logam Mulia pasal 7 tentang Force Majeur. 3.2.5 Jaminan dalam Pembiyaan MULIA Objek pembiayaan murabahah yang juga dijadikan jaminan pelunasan pembiayaan tetap berada di bawah kekuasaan pihak pertama (penjual/murtahin) dan dijadikan sebagai marhun sampai dengan lunasnya seluruh kewajiban pihak kedua (pembeli/rahin) dan sisa hutang murabahah juga merupakan sisa hutang akad rahn (gadai), dimana pihak pertama tidak memungut ijarah.adapun pihak pertama wajib memelihara dan merawat objek murabahah yang dijadikan marhun tersebut dengan baik dari segala resiko kerusakan atau kehilangan sampai dengan hutang murabahah dilunasi oleh pihak kedua. Dalam hal objek murabahah yang dijadikan marhun hilang atau musnah akibat kelalaian pihak pertama, maka pihak

39 pertama wajib mengganti dengan objek murabahah yang baru sebesar nilai objek murabahah yang hilang atau musnah. 3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 3.3.1 Prosedur Pembiayaan Emas Logam Mulia 24 Karat (MULIA) secara Angsuran pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Situsaeur. Prosedur pembiayaan Emas Logam Mulia yang berlaku di PT Pegadaian yaitu: 1. Nasabah datang ke Pegadaian Syari ah dengan maksud untuk melakukan jual beli emas logam mulia dalam Pembiayaan MULIA. 2. Menentukan berat logam mulia dan berapa lama jangka waktu yang dipilih. 3. Petugas menyerahkan formulir persetujuan Pembiayaan MULIA 4. Nasabah menyiapkan persyaratan foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau kartu identitas lainnya seperti Surat Ijin Mengemudi (SIM) yang masih berlaku dan menyerahkannya ke pengelola GALERI 24. 5. Setelah itu, petugas menanyakan berapa uang muka (down payment) yang akan dibayarkan dan membuatkan bukti pembayaran uang muka pembelian emas. 6. Apabila pembiayaan dilakukan secara tangguh atau angsur, maka kemudian petugas membuatkan form perjanjian akad MULIA yang didalamnya terdapat dua akad yaitu akad murabahah dan akad rahn.

40 7. Kedua belah pihak menandatangani perjanjian dan emas logam mulia akan diterima nasabah setelah nasabah melunasi hutang pembeliannya.

FLOWCHART ALUR PROSES PEMBIAYAAN LOGAM MULIA SECARA ANGSURAN 41 NASABAH PENGELOLA GALERI 24 BAGIAN GUDANG KASIR PIMPINAN CABANG Stars Menentukan pilihan LM & tempo Angsuran Down Payment Mengisi FA LM Proses transaksi Pembayaran 2 Foto copy KTP Foto copy KTP Struk Transaksi 1 2 AKAD MURABAHAH 1 FA LM FA LM Menyediakan LM Yg dipesan Tandatangan Akad Murabahah Down Payment Down Payment 1 LM LM 1 AKAD MURABAHAH 2 DATA BASE 1 AKAD MURABAHAH Penginputan Data, Transksi & Seri LM 1 Stuk Transaksi 1 2 LM AKAD 1 MURABAHAH End

42 Keterangan: FA LM LM = Formulir Aplikasi Logam Mulia = Logam Mulia Dokumen yang digunakan: 1. Fotocopy KTP 2. Formulir Aplikasi Logam Mulia 3. Struk Pembayaran Transaksi 4. Akad Murabahah Logam Mulia Alur Pembiayaan Logam Mulia Secara Angsuran 1. Nasabah Nasabah menentukan pilihan Logam Mulia dan menentukan tempo angsuran. Mengisi Formulir Aplikasi Logan Mulia Menyerahkan Fotocopy KTP, Formulir Aplikasi Logam Mulia dan Down Payment kepada pengelola Galeri 24 Menerima Akad Murabahah pembiayaan Logam Mulia. 2. Pengelola GALERI 24 Menerima Fotocopy KTP, Formulir Aplikasi Logam Mulia dan Down Payment dari nasabah. Menerima Logam Mulia dari petugas gudang. Menginput Data Nasabah, Transaksi pembelian Logam Mulia dan Mencantumkan nomor seri Logam Mulia pada sistem.

43 Memberikan Kembali Logam Mulia ke Bagian Gudang agar disimpan dengan baik di gudang untuk menjaga keamanannya. Mencetak Akad Murabahah Logam Mulia. 3. Bagian Gudang Menyediakan Logam Mulia yang telah dipesan oleh Nasabah. Memberikan Logam kepada pengelola GALERI 24 Menyimpan kembali Logam Mulia yang telah di input oleh pengelola GALERI 24 di gudang. 4. Kasir Menerima Down Payment dari Pengelola Galeri 24. Memproses transaksi nasabah. Memberikan stuk pertama kepada nasabah dan stuk ke dua sebagai arsip. 5. Pinpinan Cabang Menerima dua rangkap Akad Murabahah pembiayaan Logam Mulia Menandatangani Akad pembelian Logam Mulia secara angsuran. Akad Murabahah Logam Mulia yang telah di tandatangani kemudian diberikan kepada nasabah yang pertama dan yang kedua disimpan satu sebagai arsip perusahaan.

44 3.3.2 Perhitungan Denda Keterlambatan yang dikenakan apabila nasabah telat membayar sesuai dengan akad yang lelah disepakati pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Situsaeur. Apabila pihak kedua (pembeli/nasabah) tidak melaksanakan kewajiban membayar angsuran pada tanggal yang telah ditetapkan (jatuh tempo), maka dikenakan denda yang besarnya sebagai berikut: a. 2 % untuk keterlambatan pembayaran angsuran sampai dengan 7 hari. b. 4% untuk keterlambatan pembayaran angsuran 8 hari sampai dengan 14 hari. c. 6 % untuk keterlambatan pembayaran angsuran 15 hari sampai dengan 21 hari. Jadi, setiap kelipatan 7 hari keterlambatan maka dikenakan denda sebesar 2 %. Adapun kebijakan pembayaran denda tersebut diambil oleh pihak Pegadaian adalah untuk memberikan edukasi kepada nasabah untuk tidak melalaikan kewajibannya dalam membayar hutang, sehingga dikemudian hari nasabah tersebut menjadi jera dan tidak mengulangi keterlambatannya dalam membayar hutang. Sedangkan dana hasil dari pembayaran denda nasabah tersebut akan diperuntukkan sepenuhnya sebagai dana sosial.

45 Ilustrasi perhitungan denda keterlambatan: Harga Logam Mulia : Hari Selasa Tanggal 22 Oktober 2013 Unit Logam Mulia Cash (Ready Stock) Uang Muka Tempo 3 Bulan Angsuran per Bulan 5 gram 2.600.020 714.344 653.344 10 gram 5.150.000 1.360.950 1.293.750 25 gram 12.797.750 3.301.069 3.214.969 100 gram 51.036.500 13.001.463 12.821.063 Pada tanggal 15 Agustus 2013 Ny. Cici Markucan telah membeli Emas Logam Mulia seberat 10 gram secara angsuran dengan tempo selama 3 (tiga) bulan, angsuran perbulan sebesar Rp. 1.293.750. Tanggal jatuh tempo pembayaran 30 hari setelah ditandatanganinya Akad Murabahah Logam Mulia. Ny. Cici membayar angsuran pada tanggal 17 September 2013. Berapa nilai denda dan total pembayaran yang harus di bayar oleh Ny. Cici? Penyelesaian: Dik : Angsuran perbulan Rp. 1.293.750 Jatuh tempo 30 hari = 15 September 2013 Pembayaran Angsuran tanggal 17 September 2013 Terlambat 2 hari Dit : a. Berapa nilai denda? b. Berapa total pembayaran?

46 Jawaban: a. Denda keterlambatan: 2% * x Rp. 1.293.750 = Rp. 25.875 ** b. Total pembayaran: Rp. 1.293.750 + Rp. 25.875 = Rp. 1.319.626 Keterangan: * 2% = sesuai dengan ketentuan pasal 9 ayat 1 (satu). ** Rp. 25.875 = denda keterlambatan berlaku selama 7 hari. 3.3.3 Keuntungan Pembiayaan Emas Logam Mulia 24 Karat (MULIA) pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Situsaeur. Keuntungan Membeli Logam Mulia : a. Jembatan mewujudkan Niat Mulia Anda untuk : 1) Menabung Logam Mulia untuk menunaikan Ibadah Haji 2) Mempersiapkan Biaya Pendidikan Anak di masa mendatang 3) Memiliki Tempat Tinggal dan Kendaraan. b. Alternatif Investasi yang aman untuk menjaga Portofolio Asset. c. Merupakan Asset yang sangat likuid dalam memenuhi kebutuhan dana yang mendesak, memenuhi kebutuhan modal kerja untuk pengembangan usaha, atau menyehatkan cashflow keuangan bisnis.