PT CAKRA MINERAL Tbk DAN ENTITAS ANAK (Dahulu PT Citra Kebun Raya Agri Tbk)



dokumen-dokumen yang mirip
PT CAKRA MINERAL Tbk DAN ENTITAS ANAK (Dahulu PT Citra Kebun Raya Agri Tbk)

PT CAKRA MINERAL Tbk DAN ENTITAS ANAK (Dahulu PT Citra Kebun Raya Agri Tbk)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT SIANTAR TOP Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2017 dan 2016 (Tidak diaudit)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT CITRA KEBUN RAYA AGRI Tbk

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Desember beserta Laporan Auditor Independen

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

p PT STAR PETROCHEM Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Maret 2017

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PT LIPPO SECURITIES Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PT CAKRA MINERAL Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT TRIWIRA INSANLESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT CITRA KEBUN RAYA AGRI Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

Jumlah Aset Lancar

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT CAKRA MINERAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 31 MARET 2018 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 Dan Laporan Auditor Independen

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

PT FORTUNE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT ARGO PANTES Tbk. LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 MARET 2015 DAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT CITRA KEBUN RAYA AGRI Tbk

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PT SIDOMULYO SELARAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN KEUANGAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2016 (TIDAK DIAUDIT) Dengan angka perbandingan 31 Maret 2015 (Tidak diaudit) dan 31

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT SIDOMULYO SELARAS Tbk Dan ANAK PERUSAHAAN

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT. PUSAKO TARINKA, Tbk

Jumlah aset lancar

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian...4-5

PT SUGIH ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK

Perusahaan berdomisili dan pabriknya berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Garuda 153/74, Bandung, Jawa Barat.

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk


PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

PT MULIA INDUSTRINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK

P.T. METRODATA ELECTRONICS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK


PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 D A N LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR Tbk DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian

Revisi PT MITRA INVESTINDO Tbk

Transkripsi:

PT CAKRA MINERAL Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Interim Per 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 Dan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2014 dan 2013

PT CAKRA MINERAL Tbk DAN ENTITAS ANAK Daftar Isi Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian... Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian... Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian... Laporan Arus Kas Konsolidasian... i-ii iii iv v Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian... 1-35

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 30 SEPTEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 30 September 31 Desember 2 0 1 4 2 0 1 3 Catatan Tidak Diaudit Diaudit ASET ASET LANCAR Kas dan Bank 2f,4,24 4.118.663.508 8.745.935.767 Piutang Usaha kepada Pihak Ketiga - Setelah Dikurangi Cadangan Penurunan Nilai sebesar Rp 20.072.567.446 2g,5,24 20.677.544.198 14.534.818.855 Piutang Lain-lain kepada Pihak Ketiga 2g,6,24 571.269.018.227 570.911.855.272 Persediaan - Setelah Dikurangi Cadangan Penurunan Nilai sebesar Rp 582.328.777 2i,7 19.688.670.952 7.677.842.850 Pajak Dibayar di Muka 6.335.663 - Biaya Dibayar di Muka dan Uang Muka 2j,8 185.057.684.641 37.141.999.715 Jumlah Aset Lancar 800.817.917.189 639.012.452.459 ASET TIDAK LANCAR Piutang Lain-lain kepada Pihak Berelasi 2e 75.615.015 - Aset Pajak Tangguhan 2r,14 423.478.616 423.478.616 Aset Tetap - Setelah Dikurangi Akumulasi Penyusutan masing-masing sebesar Rp 15.324.784.198 dan Rp 8.152.935.730 per 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 2k,10 20.615.625.794 6.951.896.797 Biaya Eksplorasi dan Pengembangan yang Ditangguhkan - Setelah Dikurangi Akumulasi Amortisasi sebesar Rp 20.913.004.020 dan Rp 15.961.905.690 per 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 2n,11 16.428.010.424 4.111.337.666 Aset Lain-lain 2g,12,24 544.634.301.798 544.592.329.798 Jumlah Aset Tidak Lancar 582.177.031.647 556.079.042.877 JUMLAH ASET 1.382.994.948.836 1.195.091.495.336 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan i

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 30 SEPTEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 30 September 31 Desember 2 0 1 4 2 0 1 3 Catatan Tidak Diaudit Diaudit LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Hutang Usaha 2g,24 2.927.150 - Hutang Lain-lain kepada Pihak Ketiga 2g,13,24 1.466.128.793 663.524.654 Hutang Pajak 2r,14 2.568.181.283 2.512.648.761 Beban Masih Harus Dibayar 2g,24 5.615.717.034 5.010.628.051 Hutang Sewa Pembiayaan 2l 359.543.797 88.199.940 Uang Muka Penjualan 29.000.000 - Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 10.041.498.057 8.275.001.406 LIABILITAS JANGKA PANJANG Hutang Sewa Pembiayaan 2l 306.330.116 139.650.000 Hutang Lain-lain kepada Pihak Ketiga 2g,13,24 6.056.188.907 5.231.878 Hutang Pihak Berelasi 2e,9 604.423.050 128.236.018 Provisi Kewajiban Lingkungan 2s,24 314.648.727 314.648.727 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 7.281.590.799 587.766.623 Jumlah Liabilitas 17.323.088.857 8.862.768.029 E K U I T A S Modal Saham - nilai nominal Seri A dan Seri B masing-masing sebesar Rp 250 dan Rp 125 per saham Modal Dasar - 19.703.000.000 saham Seri A dan 594.000.000 saham Seri B Ditempatkan dan Disetor Penuh - 5.097.621.090 saham Seri A per 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan 8.400.000 saham Seri B 15 1.275.455.272.500 1.275.455.272.500 Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali 2t (1.900.709.637) - Biaya Emisi Saham 16 (61.054.486.729) (61.054.486.729) Defisit Ditentukan Penggunaannya 100.000.000 100.000.000 Belum Ditentukan Penggunaannya (39.699.851.891) (31.469.823.503) Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Langsung kepada Pemilik Entitas Induk 1.172.900.224.243 1.183.030.962.268 Kepentingan Non Pengendali 2d 192.771.635.736 3.197.765.039 Jumlah Ekuitas 1.365.671.859.979 1.186.228.727.307 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.382.994.948.836 1.195.091.495.336 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan ii

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL PER 1 Januari - 30 September 1 Januari - 30 September 2 0 1 4 2 0 1 3 Catatan Tidak Diaudit Tidak Diaudit P E N J U A L A N 2p,17 26.219.865.041 30.746.636.727 BEBAN POKOK PENJUALAN 2p,18 (26.456.517.151) (23.270.334.688) LABA KOTOR (236.652.110) 7.476.302.039 BEBAN USAHA 2p,19 P e n j u a l a n - (50.693.965) Umum dan Administrasi (9.065.655.792) (5.971.965.846) Jumlah Beban Usaha (9.065.655.792) (6.022.659.811) LABA (RUGI) USAHA (9.302.307.901) 1.453.642.228 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAN 2p,20 Jasa Giro 33.550.627 35.336.377 Pajak Jasa Giro (6.227.530) - Kapasitas Menganggur (205.381.068) - Pendapatan Bunga 57.035.800 173.884.008 Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih (107.186.230) 2.739.593 Beban Administrasi Bank (20.704.872) - Beban Bunga (86.266.003) (1.711.140) Lain-lain - Bersih 355.455.556 (7.151.761) Jumlah Penghasilan Lain-lain - Bersih 20.276.280 203.097.077 LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (9.282.031.621) 1.656.739.305 PAJAK PENGHASILAN 2r,14 Pajak Kini - (715.370.750) Pajak Tangguhan - 8.575.858 LABA (RUGI) BERSIH (9.282.031.621) 949.944.413 LABA (RUGI) BERSIH KOMPREHENSIF (9.282.031.621) 949.944.413 LABA (RUGI) BERSIH KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik Entitas Induk (8.230.028.388) 700.137.130 Kepentingan Non Pengendali (1.052.003.233) 249.807.283 JUMLAH (9.282.031.621) 949.944.413 LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 2u & 21 (1,61) 0,14 LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 2u & 21 (1,61) - Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan iii

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL Selisih Nilai Transaksi Saldo Laba (Rugi) Restrukturisasi Biaya Emisi Ditentukan Belum Ditentukan Kepentingan Catatan Modal Saham Entitas Sepengendali Saham Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Non Pengendali Jumlah Ekuitas SALDO PER 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) 1.263.150.000.000 - (61.054.486.729) 100.000.000 (31.490.826.645) 1.170.704.686.626 2.121.043.343 1.172.825.729.969 PELAKSANAAN WARAN 12.305.055.500 - - - - 12.305.055.500-12.305.055.500 LABA BERSIH KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN - - - - 700.137.130 700.137.130 249.807.283 949.944.413 SALDO PER 30 SEPTEMBER 2013 (TIDAK DIAUDIT) 1.275.455.055.500 - (61.054.486.729) 100.000.000 (30.790.689.515) 1.183.709.879.256 2.370.850.626 1.186.080.729.882 SALDO PER 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) 1.275.455.272.500 - (61.054.486.729) 100.000.000 (31.469.823.503) 1.183.030.962.268 3.197.765.039 1.186.228.727.307 SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI - (1.900.709.637) - - - (1.900.709.637) - (1.900.709.637) KEPENTINGAN NON PENGENDALI DARI AKUISISI ENTITAS ANAK - - - - - - (1.555.126.070) (1.555.126.070) MODAL DISETOR ENTITAS ANAK OLEH KEPENTINGAN NON PENGENDALI - - - - - - 192.181.000.000 192.181.000.000 LABA BERSIH KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN - - - - (8.230.028.388) (8.230.028.388) (1.052.003.233) (9.282.031.621) SALDO PER 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) 1.275.455.272.500 (1.900.709.637) (61.054.486.729) 100.000.000 (39.699.851.891) 1.172.900.224.243 192.771.635.736 1.365.671.859.979 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan iv

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL PER 1 Januari - 30 September 1 Januari - 30 September 2 0 1 4 2 0 1 3 Catatan Tidak Diaudit Tidak Diaudit ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari Pelanggan 35.951.743.355 13.299.093.602 Pembayaran Kas kepada : Pemasok, Operasional dan Lainnya (42.083.144.138) (13.143.640.428) Direksi dan Karyawan (4.170.702.624) (3.405.068.684) Penerimaan (Pembayaran) Pajak 55.532.522 - Penerimaan Penghasilan Bunga 27.323.097 209.220.385 Penerimaan Operasional Lainnya - - Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi (10.219.247.788) (3.040.395.125) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan Piutang Lain-lain - 22.480.000.000 Perolehan Aset Tetap (831.649.000) (134.964.999) Penjualan Aset Tetap 265.654.299 - Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi (565.994.701) 22.345.035.001 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran Bunga Pembiayaan Konsumen - (16.411.200) Pembayaran kepada Pihak Berelasi - (20.241.263.513) Penerimaan/Pembayaran kepada Pihak Berelasi 400.572.017 - Pembayaran Uang Muka (172.845.000.000) - Penerimaan Piutang Lain-lain 171.748.837.045 - Penerimaan/Pembayaran Hutang Lain-lain 6.853.561.168 (2.240.000.000) Penerimaan dari Pelaksanaan Waran - 12.305.055.500 Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 6.157.970.229 (10.192.619.213) PENINGKATAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK (4.627.272.259) 9.112.020.663 KAS DAN BANK, AWAL 8.745.935.767 91.734.692 KAS DAN BANK, AKHIR 4.118.663.508 9.203.755.355 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan v

1. UMUM a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum PT Cakra Mineral Tbk ( Perusahaan ) didirikan berdasarkan Akta No. 435 tanggal 19 September 1990 dari Notaris Siti Pertiwi Henny Shidki, SH dengan nama PT Ciptojaya Kontrindoreksa dan telah diubah dalam Akta No. 300 tanggal 31 Desember 1992,dari Notaris Siti Pertiwi Henny Shidki, SH dengan nama menjadi PT Citra Kebun Raya Agri, dan perubahan nama terakhir dalam Akta No. 8 tanggal 8 April 2013 dari Notaris Indah Khaerunnisa SH., M.Kn menjadi PT Cakra Mineral Tbk. Akta Pendirian Perusahaan dan perubahannya telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-9.936.HT.01.01.TH.95 tanggal 11 Agustus 1995 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 92 tanggal 17 Nopember 1995, Tambahan No. 9501. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami berapa kali perubahan, terakhir dalam Akta No. 05 tanggal 19 Maret 2014 dari Notaris Indah Khaerunnisa SH., M.Kn, mengenai perubahan susunan pengurus Perusahaan. Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-00118.40.20.2014 tanggal 1 April 204. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah bergerak dalam bidang pertambangan mineral, perdagangan, perindustrian, perhubungan dan penanaman modal. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor di Komplek Perkantoran RedTop E. 7, 8, 9 Jl. Raya Pecenongan No. 72 Kebon Kelapa Jakarta Pusat 10120. Perusahaan mulai kegiatan operasionalnya pada bulan Maret 1996. Kegiatan usaha utama Perusahaan adalah investasi pada perusahaan pertambangan. b. Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 5 Mei 1999, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dalam surat No. S-656/PM/1999 untuk melakukan Penawaran Umum atas 63.600.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan harga nominal Rp 250 per saham dengan harga penawaran Rp 250 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya sebanyak 168.000.000 saham di Bursa Efek Indonesiapada tanggal 19 Mei 1999. Pada tanggal 15 Juni 2001, Perusahaan melakukan penambahan modal tanpa hakmemesan efek terlebih dahulu sebanyak 8.400.000 saham Seri B dengan hargapelaksanaan Rp 125 per saham. Pada tanggal 28 Desember 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari KetuaBadan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam SuratNo. S-6571/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I kepada parapemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)sebanyak 834.960.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham di manamelekat sejumlah 58.800.000 Waran Seri I. Setiap pemegang 15 saham, berhak atas71 HMETD, di mana 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli1 saham baru dan atas setiap 71 saham baru melekat 5 Waran Seri I yang diberikan secaracuma-cuma. Waran Seri I merupakan efek yang memberikan hak kepada pemegangnyauntuk membeli saham dengan harga sebesar Rp 250 yang dilaksanakan selama periodepelaksanaan Waran yaitu tanggal 28 Juli 2008 sampai dengan tanggal 28 Januari 2013. Waran Seri I, selama tidak dilaksanakan, tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham dan hak atas dividen. Apabila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa periodepelaksanaannya, maka Waran tersebut akan kadaluarsa, tidak bernilai, tidak berlaku serta jangka waktunya tidak akan 1

1. UMUM (lanjutan) b. Penawaran Umum Saham Perusahaan (lanjutan) diperpanjang. Saham-saham tersebut dicatatkan pada BursaEfek Indonesia pada tanggal 17 Januari 2008. Pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BadanPengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam SuratNo. S-4214/BL/2008 tanggal 30 Juni 2008 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas(PUT) II kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan EfekTerlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 4.045.440.000 saham dengan harga pelaksanaanrp 250 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia padatanggal 14 Juli 2008. c. Entitas Anak yang Dikonsolidasikan Pada tanggal 30 September 2014, informasi mengenai Entitas Anak yang dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perusahaan adalah sebagai berikut: Nama Entitas Anak Domisili Bidang Usaha Persentase Pemilikan Tahun Awal Kegiatan Komersial Jumlah Aset September 2014 2013 PT Persada Indo Tambang Jakarta Pertambangan 88% 2011 32.108.606.664 34.403.110.442 Dunestone Development S.A British Virgin Island Trading 100% 2012 36.575.892.536 36,507,005,742 PT Takaras Inti Lestari Kalimantan Tengah Pertambangan 55% 2010 40.350.437.140 37.138.251.705 PT Baoli Ferronickel Jakarta Pertambangan 99,99% - 344.964.709.000 - PT Murui Jaya Perdana Kalimantan Tengah Pertambangan 55% 2011 11.527.171.279 - PT Persada Indo Tambang (PIT) Berdasarkan Keputusan Bupati Solok Selatan No. 540/02/IUP/DESDM/Bup-2012 tanggal 27 April 2012, PT Persada Indo Tambang (entitas anak) memperoleh Ijin Usaha Pertambangan Eksplorasi seluas +2.936 Ha yang terletak di Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo, Sumatera Barat. Ijin tersebut berlaku sampai dengan tanggal 27 April 2014. Perusahaan telah memperoleh Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Seluas +150,8 Ha berdasarkan keputusan Bupati Solok Selatan No. 540/12/IUP/DESDM/Bup-2010 tanggal 27 April 2010 dengan masa berlaku sampai dengan tanggal 27 April 2015. Jumlah sumber daya atas are eksplorasi seluas + 2.936 Ha tersebut diperkirakan sebesar 5.463.000 metrik ton bijih besi. Produksi selama tahun 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 112.699,32 metrik ton dan 121.900,25 metrik ton. Akumulasi jumlah produksi sejak awal kegiatan eksplorasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 sebesar 284.421,57 metrik ton. Dunestone Development SA (DD) Pada tanggal 12 Desember 2013, Perusahaan melakukan pembelian saham Dunestones Developments S.A. (DD) dari Rami Sadek M Kuwalty (Rami) sebanyak 1 saham (100% kepemilikan) dengan harga pembelian keseluruhan sebesar USD 50.000.000 atau setara dengan Rp 579.000.000.000 yang didanai oleh rekening escrow dari Best Astute Investment Limited (Best). 2

c. Entitas Anak yang Dikonsolidasikan (lanjutan) Dari traksaksi pembelian tersebut, Perusahaan mencatat goodwill sebesar Rp 542.492.994.258 (Catatan 12). DD didirikan di the British Virgin Islands sebagai BVI Business Company, yang dinyatakan dalam Certificate of Incorporation (Section 7) tanggal 1 Oktober 2012dengan nomor registrasi perusahaan 1736235. Kegiatan usaha DD adalah di bidang investasi dan perdagangan barang tambang, khususnya bijihmineral.dd berdomisili di Akara Building, 24 De Castro Street, Wickhams Cay I, Road Town, Tortola,British Virgin Islands. PT Takaras Inti Lestari (TIL) Pada tanggal 28 Maret 2014, Perusahaan melakukan pembelian saham PT Takaras Inti Lestari sebanyak 18.150 saham (55% kepemilikan) di mana Perusahaan melakukan penyetoran modal sebesar Rp 18.150.000.000 yang berasal dari piutang Perusahaan kepada PT Takaras Inti Lestari melalui entitas anak (Dunestone Development S.A) Berdasarkan akta Notaris Irwan Junaidi, SH di palangkaraya No 15 tertanggal 14 Juli 2014 dan kemudian didukung dengan Keputusan di Luar Rapat Umum Pemegang Saham dan sudah mendapatkan persetujuan dari Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-19974.40.22.2014 tertanggal 16 Juli 2014 yang menyetujui : - Peningkatan modal dasar yang semula Rp 500.000.000 menjadi Rp 33.000.000.000 - Merubah susunan pemegang saham dengan cara konversi utang entitas anak - Merubah anggaran dasar Cakra Baoli Ferronickel (CBF) Berdasarkan Surat Persetujuan Dewan Komisaris pada tanggal 19 Juni 2014 menyetujui : - Pendirian CBF, Entitas Anak, yang dilakukan oleh Perusahaan. - Memberikan persetujuan kepada Direksi Perusahaan atas pendirian CBF dan menandatangani perjanjian-perjanjian, akta-akta, maupun dokumen-dokumen lainnya serta melakukan tindakantindakan lain yang dianggap perlu, sehubungan dengan transaksi tsb. Berdasarkan Akta Notaris Indah Khaerunnisa, SH.,M.Kn No 09 tertanggal 20 Juni 2014 bersama dengan Ricky Tayipto, pihak ketiga mendirikan PT Cakra Baoli Ferronickel dengan masing-masing kepemilikan sebesar 99,99% dan 0,01% dengan nilai investasi sebesar Rp 172.845.000.000. Kedua belah pihak telah menyetorkan modal pada tanggal 27 Juni 2014 Pendirian CBF ini sudah mendapatkan pengesahan dari Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-15086.40.10.2014 tertanggal 25 Juni 2014. Berdasarkan Akta Notaris Hj. Teti Kurniawati, SH, M.Kn No 44 tertanggal 28 Agustus 2014 menyetujui: - Penjualan 1(satu) lembar saham CBF milik Ricky Tayipto kepada Perusahaan. - Perubahaan CBF dari Perseroaan Terbatas menjadi PMA yang telah mendaoat persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan ijin prinsip tertanggal 12 Agustus 2014 No 2207/1/IP/PMA/2014. - Peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 172.845.000.000 menjadi Rp 345.000.000.000. Sehingga CBF mendapatkan tambahan setoran modal dari Zhejiang Baoli Minining Co.Ltd sebesar Rp 172.155.000.000. Murui Jaya Perdana (MJP) Berdasarkan Surat Persetujuan Dewan Komisaris pada tanggal 15 Agustus 2014 menyetujui : - Mengakuisisi MJP, Entitas Anak, yang dilakukan oleh Perusahaan sebesar 55%. 3

c. Entitas Anak yang Dikonsolidasikan (lanjutan) - Memberikan persetujuan kepada Direksi Perusahaan atas pendirian CBF dan menandatangani perjanjian-perjanjian, akta-akta, maupun dokumen-dokumen lainnya serta melakukan tindakantindakan lain yang dianggap perlu, sehubungan dengan transaksi tersebut. Cakra Smelter Indonesia (CSI) Berdasarkan Surat Persetujuan Dewan Komisaris pada tanggal 10 September 2014 menyetujui : - Pendirian CSI, Entitas Anak, yang dilakukan oleh Perusahaan. - Memberikan persetujuan kepada Direksi Perusahaan atas pendirian CSI dan menandatangani perjanjian-perjanjian, akta-akta, maupun dokumen-dokumen lainnya serta melakukan tindakantindakan lain yang dianggap perlu, sehubungan dengan transaksi tsb. Berdasarkan Akta Notaris Indah Khaerunnisa, SH.,M.Kn No 06 tertanggal 15 September2014 bersama dengan Ryan Tayipto, pihak ketiga mendirikan PT Cakra Smelter Indonesia dengan masingmasing kepemilikan sebesar 99,99% dan 0,01% dengan nilai investasi sebesar Rp183.600.000.000. Kedua belah pihak belum melakukan penyetoran modal sampai dengan tanggal 30 September 2014 sehingga oleh Perusahaan dicatat sebagai piutang lain-lain pada tanggal 30 September 2014 Pendirian CSI ini sudah mendapatkan pengesahan dari Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-25354.40.10.2014 tertanggal 18 September 2014. d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: 30 September 2014 P Dewan Komisaris Komisaris Utama : Alwijaya AW Komisaris Independen : Avi Yasa Dwipayana Dewan Direksi Direktur Utama : Boelio Muliadi Direktur : Argo Trinandityo Direktur : Dexter Sjarif Putra 31 Desember 2013 Dewan Komisaris Komisaris Utama : Alwijaya AW Komisaris Independen : Avi Yasa Dwipayana Dewan Direksi Direktur Utama : Boelio Muliadi Direktur : Argo Trinandityo Personel manajemen kunci Perusahaan meliputi seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Manajemen kunci tersebut memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan dan Entitas Anak memiliki 5 orang karyawan. 4

e. Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasian Manajemen Perusahaan bertanggung jawab terhadap penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi yang diselesaikan pada tanggal 29 Oktober 2014. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak (bersama-sama disebut sebagai Grup ) telah disusun dan disajikan sesuai dengan SAK di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK - IAI) serta peraturan terkait yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK, khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Laporan keuangan konsolidasian tersebut diukur berdasarkan biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi akun yang terkait. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) di mana penerimaan serta pengeluaran kas dan setara kas diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang fungsional dan mata uang penyajian yang digunakan di dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah. c. Standar Akuntansi Baru Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan pada Catatan terkait,perusahaan juga menerapkan penyempurnaan standar akuntansi yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya pada awal periode 1 Januari 2013 adalah penyempurnaan PSAK No. 60 (Revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Perusahaan telah mengevaluasi dampak dari penerapan penyempurnaan standar akuntansi tersebut yang tidak memiliki dampak yang material terhadap laporan keuangan. d. Prinsip-prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaandan Entitas Anak sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memilki, baik secara langsung atapun tidak langsung, lebih dari setengah (50%) kekuasaan suara pada entitas anak. Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal ketika Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal ketika Perusahaan kehilangan pengendalian atas entitas anak. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk tiap transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa, kecuali dinyatakan lain. Seluruh saldo, penghasilan dan beban intra Grup yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari transaksi intra Grup dan dividen, dieliminasi secara penuh. 5

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Prinsip-prinsip Konsolidasian (lanjutan) Kepentingan Non-pengendali (KNP) adalah bagian dari ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada Perusahaan. KNP disajikan pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Perusahaan, selaku entitas induk. Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan kepada Perusahaan dan KNP, bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP memiliki saldo defisit. Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas entitas anak namun tanpa kehilangan pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika Perusahaan kehilangan pengendalian atas entitas anak maka Perusahaan pada tanggal hilangnya pengendalian tersebut: menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak pada nilai tercatatnya; menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima dan distribusi saham (jika ada); mengakui setiap sisa investasi pada entitas anak pada nilai wajarnya; mereklasifikasi bagian Perusahaan atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba dan; mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian; e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan di dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) mengenai Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. Berdasarkan PSAK tersebut, 1) Orang atau anggota keluarga terdekatnya dikatakan memiliki relasi dengan Grup jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian ataupun pengendalian bersama terhadap Grup, (ii) memiliki pengaruh signifikan terhadap Grup, atau (iii) merupakan personil manajemen kunci dari Grup ataupun ataupun entitas induk dari Grup. 2) Suatu entitas dikatakan memiliki relasi dengan Grup jika memenuhi salah satu dari hal berikut ini: (i) entitas tersebut dan Grup adalah anggota dari kelompok usaha yang sama, (ii) merupakan entitas asosiasi atau ventura bersama dari Grup (atau entitas asosiasi atau ventura bersama tersebut merupakan anggota suatu kelompok usaha di mana Grup adalah anggota dari kelompok usaha tersebut), (iii) entitas tersebut dan Grup adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama, (iv) entitas yang merupakan ventura bersama dari asosiasi Grup atau asosiasi dari ventura bersama dari Grup, (v) entitas yang merupakan suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Grup atau entitas yang terkait dengan Grup. Jika Grup adalah penyelenggara program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan Grup, (vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam angka (1) di atas, (vii) entitas yang dipengaruhi secara signifikan oleh orang yang diidentifikasi dalam angka (1) (i) atau orang yang bersangkutan merupakan personil manajemen kunci dari entitas tersebut (atau entitas induk dari entitas). Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang berelasi diungkapkan dalam Catatan atas laporan keuangan konsolidasian. f. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya di mana tidak dipergunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan/atau tidak dibatasi penggunaannya. 6

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Instrumen Keuangan Aset Keuangan Pengakuan Awal Aset keuangan diakui apabila Grup memiliki hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain. Seluruh pembelian atau penjualan aset keuangan secara reguler diakui pada tanggal transaksi. Tanggal transaksi adalah tanggal ketika Grup berketetapan untuk membeli atau menjual suatu aset keuangan. Pengukuran pada Saat Pengakuan Awal Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL). Aset keuangan yang diukur pada FVTPL pada saat pengakuan awal juga diukur sebesar nilai wajar namun biaya transaksi yang timbul seluruhnya langsung dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada bagaimana aset keuangan dikelompokkan yaitu: (i) Aset keuangan FVTPL di mana aset tersebut diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan oleh manajemen apabila memenuhi kriteria-kriteria tertentu untuk diukur pada kelompok ini. Aset keuangan dalam kelompok ini diukur setelah nilai wajarnya tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi saat penjualan atau pelepasan lain. Seluruh keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar, termasuk selisih kurs, bunga dan dividen, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Grup tidak memiliki aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori ini. (ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang di mana merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Kelompok aset keuangan ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada). Kelompok aset keuangan ini meliputi akun kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan piutang pihak berelasi. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal (lanjutan) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo yaitu aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Perusahaan mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Kelompok aset ini diukur setelah biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Grup tidak memiliki aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori ini. (iii) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo yaitu aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Perusahaan mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Kelompok aset ini diukur setelah biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Grup tidak memiliki aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori ini. 7

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Instrumen Keuangan (lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan) (iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau aset keuangan yang tidak dikelompokkan ke dalam salah satu dari tiga (3) kategori di atas. Aset keuangan tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajar tanpa harus dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi saat penjualan atau pelepasan lain. Perubahan nilai wajar dari aset keuangan diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya [kecuali untuk kerugian penurunan nilai, laba (rugi) selisih kurs dan bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif] sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat penghentian pengakuan, akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai penyesuaian reklasifikasi. Grup juga tidak memiliki aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori ini. Penghentian Pengakuan Pengakuan aset keuangan dihentikan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir atau Grup telah, secara substansial, mentransfer aset keuangan dan transfer tersebut telah memenuhi kriteria penghentian pengakuan. Pada saat penghentian aset keuangan, selisih antara jumlah tercatat dan jumlah dari 1) pembayaran yang diterima (termasuk aset baru yang diperoleh dikurangi liabilitas baru yang ditanggung) dan 2) keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Liabilitas Keuangan Pengakuan dan Pengukuran Grup mengakui liabilitas keuangan pada saat timbulnya liabilitas kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain. Pada saat pengakuan awal, dalam hal liabilitas keuangan tidak diukur pada FVTPL, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan liabilitas keuangan tersebut. Setelah pengakuan awal, Grup mengukur seluruh akun liabilitas keuangan, yang meliputi akun-akun hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pembelian aset tetap, beban masih harus dibayar, hutang sewa pembiayaan, hutang pembiayaan konsumen, hutang kepada pihak berelasi, pinjaman konversi dan hutang subordinasi, pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Grup tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL. Penghentian Pengakuan Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas tersebut berakhir di mana kewajiban yang ditetapkan di dalam kontrak telah dilepaskan atau dibatalkan atau kedaluarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada saat ini ditukar dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang secara substansial berbeda, atau apabila persyaratan dari liabilitas keuangan yang ada tersebut dimodifikasi secara substansial, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih di antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui di laporan keuangan laba rugi komprehensif. 8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Instrumen Keuangan (lanjutan) Liabilitas Keuangan (lanjutan) Saling Hapus antar Instrumen Keuangan Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, Grup 1) saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Estimasi Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi harga penutupan di pasar aktif yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Grup dapat menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang meliputi penggunaan transaksi pasar wajar terkini antar pihakpihak yang memiliki pengetahuan memadai dan berkeinginan, referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto atau model penetapan harga opsi. h. Penurunan Nilai Aset Keuangan Seluruh aset keuangan atau kelompok aset keuangan, kecuali yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), dievaluasi terhadap kemungkinan penurunan nilai.penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai diakui, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa merugikan, yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan atau kelompok aset keuangan, yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan di mana dapat diestimasi secara andal. Bukti objektif penurunan nilai dapat meliputi beberapa indikasi seperti pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam memiliki kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data terobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, di mana termasuk memburuknya status pembayaran pihak peminjam atau suatu kondisi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset keuangan. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi Kerugian penurunan nilai diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif pada saat pengakuan awal dari aset tersebut. Jumlah tercatat aset keuangan tersebut, disajikan setelah dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan akun cadangan. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Manajemen pertama kali akan menentukan bukti objektif penurunan nilai individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual dan secara kolektif untuk aset lainnya. Jika tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan secara individual, terlepas aset tersebut signifikan ataupun tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan dengan risiko kredit yang serupa dan menentukan penurunan nilai secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya diakui secara individual, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Apabila pada periode berikutnya jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan penurunan tersebut dapat dikaitkan secara objektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka rugi 9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan) penurunan nilai yang lalu dipulihkan, baik secara langsung ataupun dengan menggunakan akun cadangan. Namun demikian pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan jumlah tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan. Jumlah pemulihan aset keuangan tersebut diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan Apabila terdapat bukti objektif terjadinya penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan (seperti menurunnya secara signifikan lingkungan usaha, kemungkinan besar terjadinya gagal bayar atau kesulitan keuangan yang dihadapi oleh pelanggan), maka kerugian penurunan nilai atas aset keuangan tersebut diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan tingkat imbal hasil yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan. i. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan persediaan meliputi seluruh biaya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini di mana ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Jumlah penyisihan penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode penurunan nilai atau kerugian terjadi. Jumlah dari setiap pemulihan atas penyisihan nilai persediaan, yang timbul dari kenaikan nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan atas jumlah persediaan yang selanjutnya diakui sebagai beban pada periode terjadinya pemulihan tersebut. Penyisihan penurunan nilai persediaan karena keusangan, kerusakan, kehilangan dan lambatnya perputaran ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan untuk mencerminkan nilai realisasi neto pada akhir tahun. j. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. k. Aset Tetap - Pemilikan Langsung Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sejak aset tersebut siap digunakan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan dengan rincian sebagai berikut: 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k. Aset Tetap - Pemilikan Langsung (lanjutan) Tahun Bangunan 4-20 Peralatan tambang 4 Mesin 8 Sarana dan prasarana 4 Kendaraan 4 Peralatan dan perabot kantor 4-5 Peralatan mess 4 Instalasi internet 4 Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset atau yang memberikan tambahan manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas atau mutu produksi dari aset, dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan yang berlaku. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam tahun laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap di-review dan disesuaikan secara prospektif, jika memadai, pada setiap akhir tahun buku. l. Sewa Sewa aset tetap dimana Perusahaan memiliki secara substansi seluruh risiko dan manfaat kepemilikan asset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewaan dan nilai kini pembayaran sewa minimum. Setiap pembayaran sewa dialokasikan antarabagian yang merupakan pelunasan liabilitasdan bagian yang merupakan biaya keuangansedemikian rupa sehingga menghasilkantingkat suku bunga yang konstan atas saldopembiayaan. Unsur bunga dalam biayakeuangan dibebankan di laporan laba rugikomprehensif selama masasewa sehingga menghasilkan suatu tingkatsuku bunga periodik yang konstan atas saldoliabilitas setiap tahun. Aset tetap yangdiperoleh melalui sewa pembiayaandisusutkan dengan metode yang sama denganmetode penyusutan aset tetap yang dimilikisendiri. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan kepemilikan atas asetpada akhir masa sewa, aset tersebutdisusutkan selama jangka waktu yang lebihpendek antara umur manfaat aset dan masasewa. Apabila dalam suatu kontrak sewa porsi yangsignifikan atas risiko dan manfaat kepemilikanaset tetap berada ditangan lessor, maka sewatersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi.pembayaran sewa operasi dibebankan kelaporan laba rugi komprehensif konsolidasianatas dasar garis lurus selama masa sewa. 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Aset yang diamortisasi diuji untuk penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatat aset tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai diakui untuk jumlah dimana jumlah tercatat aset melebihi jumlah terpulihkannya. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakai. Untuk tujuan pengujian terhadap penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang dapat teridentifikasi dalam menghasilkan arus kas terpisah (unit penghasil kas [UPK]). Penilaian yang dilakukan pada setiap tanggal pelaporan juga menguji apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika terdapat indikasi tersebut, maka Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan aset atau UPK tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya akan dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai yang terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, setelah dikurangi penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. n. Beban Eksplorasi dan Pengembangan Ditangguhkan Akun ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka mencari, menemukan dan mengevaluasi serta mempersiapkan cadangan terbukti pada suatu area of interest sampai siap diproduksi secara komersial. Berdasarkan PSAK No. 33 (Revisi 2011) tentang Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum. Maka pihak manajemen Perusahaan menetapkan bahwa semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka menemukan cadangan terbukti dalam suatu area of interest di wilayah konsesi Perusahaan diakumulasikan dalam perkiraan Beban Eksplorasi dan Pengembangan Ditangguhkan yang diamortisasikan pada saat produksi komersial dimulai berdasarkan metode unit produksi. o. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Karyawan Perusahaan mencatat liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undangundang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Ketenagakerjaan (Undang-undang Ketenagakerjaan). Sesuai dengan PSAK No. 24 tentang Imbalan Kerja, perusahaan-perusahaan diwajibkan untuk mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri yang mencakup imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas. Berdasarkan PSAK ini, perhitungan liabilitas diestimasi untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial Projected Unit Credit. Kenaikan dan penurunan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran rata-rata masa kerja pegawai. 12