DAN BUKAN LARI MENDAPA. Disusun oleh : IKA J FAKULTAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

PERBEDAAN RESPON DENYUT NADI PADA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK TERHADAP AKTIVITAS LARI 100 METER

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan kebiasaan penduduk Indonesia. World Health. Organization (WHO) melaporkan bahwa jumlah perokok meningkat 2,1% per

PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) antara PEROKOK dan TIDAK PEROKOK PADA MAHASISWA PSIK SEMESTER 6 dan 8 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN POLA TIDUR DENGAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) PADA MAHASISWA SEMESTER VIII PSIK UMY NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

Perbandingan Denyut Jantung Antara Mahasiswa Perokok dan Bukan Perokok Dengan Menggunakan Uji Latih Jantung

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

I. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat segala aktivitas dapat dikerjakan dengan lancar. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

ANALISIS PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK BURUK ROKOK TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA LAKI-LAKI DI SMP TARUNA BHAKTI

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangga di Indonesia pada tahun 2004 prevalensi hipertensi di pulau jawa mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Angka perokok masih cukup tinggi sekitar 1 miliyar laki-laki di dunia

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Merokok Konvensional dan Elektrik Pada Remaja Di Kota Denpasar

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

Gambaran Perubahan Tekanan Darah Pasca Olahraga Futsal pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN. yang baru dan asing lagi di masyarakat, baik itu laki-laki maupun perempuan, tua

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

PREVALENSI KONSUMSI ROKOK PRIA USIA TAHUN DENGAN HIPERTENSI DI DESA SUSUT, KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative, yang

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB III METODE PENELITIAN. tidak perokok pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan semester 6

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

PENGARUH PEMBERIAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO 2 max PEMAIN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

PENGARUH PEMBERIAN SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN DENYUT NADI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

Transkripsi:

PERBEDAAN RESPON DENYUT NADI PADA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK TERHADAP AKTIVITAS LARI 100 METER NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPA ATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun oleh : IKA RAHMAN J120121004 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 1

2

3

PERBEDAAN RESPON DENYUT NADI PADA PEROKOK AKTIF DAN BUKAN PEROKOK TERHADAP AKTIVITAS LARI 100 METER IKA RAHMAN Program Studi S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. YaniTromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta E-mail: jarazulaikha@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Merokok merupakan faktor resiko utama terjadinya berbagai penyakit kardiovaskuler, dan dianggap sebagai penyebab utama kematian di dunia. Perilaku merokok pada umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangan yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok dan sering mengakibatkan mereka mengalami ketergantungan nikotin. Merokok secara akut terbukti menyebabkan peningkatan denyut jantung karena adanya peningkatan dalam aktivitas adrenergik yang disebabkan oleh rokok dan menyebabkan perubahan hemodinamis pada system kardiovaskular. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk memahami respon denyut nadi istirahat, denyut nadi aktivitas, dan denyut nadi pemulihan pada perokok aktif dan bukan perokok. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini 60 orang, cara pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel ditentukan dengan criteria inklusi dan eksklusi. Hasil Penelitian: Data yang diperoleh berdistribusi normal, uji statistik menggunakan uji Mann Whitney. Uji Mann Whitney untuk denyut nadi aktivitas dan denyut nadi pemulihan diperoleh nilai p : 0,015 atau nilai p < 0,05 sehingga Ha diterima yang berarti ada perbedaan signifikan antara denyut nadi aktivitas dan denyut nadi pemulihan pada perokok dan bukan perokok. Kesimpulan: Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan ada perbedaan antara denyut nadi istirahat, denyut nadi aktivitas dan denyut nadi pemulihan pada perokok dan bukan perokok. Semoga penelitian ini dapat berlanjut dan dapat berguna bagi peneliti, tenaga medis ataupun masyarakat umum. Kata Kunci: Perokok dan Bukan Perokok, Lari 100 Meter, Denyut Nadi Istirahat, Denyut Nadi Aktivitas, Denyut Nadi Pemulihan 1

PENDAHULUAN Merokok merupakan faktor resiko utama terjadi berbagai penyakit kardiovaskuler, dan dianggap sebagai penyebab utama kematian di dunia. Berdasarkan WHO memperkirakan, tembakau terus membunuh hampir 6 juta orang termasuk lebih dari 600.000 perokok pasif, melalui penyakit jantung, kanker paru- paru, dan penyakit lainnya, pada tahun 1990 diperkirakan penderita meningkat sampai lebih dari satu setengah juta (Papathanaiou G.et al, 2013). Meskipun sudah diketahui akibat negatif merokok tetapi jumlah perokok bukan semakin menurun tetapi semakin meningkat dan usia merokok semakin bertambah muda (Komasari & Helmi, 2000). Hasil penelitian di Indonesia, remaja mulai merokok pada umur yang sangat muda. Smet (1998) mengatakan bahwa usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar usia 11-13 tahun dan mereka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun. Perilaku merokok pada umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangan yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intesitas merokok dan sering mengakibatkan mereka mengalami ketergantungan nikotin (Gee Mc, 2005). Merokok secara akut terbukti menyebabkan peningkatan denyut jantung karena adanya peningkatan dalam aktivitas adrenergik yang disebabkan oleh rokok dan menyebabkan perubahan hemodinamis pada system kardiovaskular (Karakaya, 2007). Merokok berkaitan dengan peningkatan semua resiko jenis penyakit jantung, stroke, penyakit arteri perifer dan pembengkakan pembuluh darah. Berdasarkan WHO secara internasional, 25% kematian kardiovaskuler pada umur setengah baya disebabkan oleh merokok (European Society of Cardiology, 2013). Pada latihan fisik akan terjadi perubahan pada sistem kardiovaskuler yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung ini dilakukan dengan meningkatkan isi sekuncup dan denyut jantung (Nadi & Iwan, 1992). Tidak bisa dipungkiri bahwa ada hubungan antara denyut nadi dan kesehatan kardiovaskuler (Papathanasiou G. et al, 2013). Aktivitas lari 100 meter 2

akan menyebabkan otot bergerak dan sangat bermanfaat bagi sistem kardiovaskuler. Denyut nadi sangat penting untuk mengukur jumlah kerja otot jantung (Astrand P, et al, 2003). Respon denyut nadi selama latihan dan penurunan denyut nadi setelah latihan juga bertanda sangat baik dari kontrol otonom jantung (Morise, 2004). Beberapa studi menunjukkan penemuan bahwa HR meningkat selama diberikan latihan secara progresif (Jouven X. et al, 2005) dan denyut jantung penurunan selama pemulihan (Myers J. et al, 2007) adalah sangat penting untuk mendasari disfungsi otonom yang berkaitan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler (Papathanasiou G.et al, 2013). Dari uraian diatas, merokok sangat mempengaruhi gangguan sirkulasi jantung terutama dapat meningkatkan denyut nadi. Melihat latar belakang diatas peneliti ingin memahami respon denyut nadi pada perokok aktif dan bukan perokok, maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul Perbedaan respon denyut nadi pada perokok aktif dan bukan perokok terhadap aktivitas lari 100 meter. TUJUAN Tujuan dilakukan peneletian ini untuk mengetahui adakah perbedaan respon denyut nadi pada perokok aktif dan bukan perokok terhadap aktivitas lari 100 meter. METODE Penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2014 di Kelurahan Makamhaji, khususnya remaja laki- laki terhadap 30 subjek perokok dan 30 subjek bukan perokok dengan karakteristik sesuai dengan kriteria penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menghitung denyut nadi subjek yaitu pada denyut nadi istirahat kemudian subjek diberikan aktivitas lari 100 meter lalu dihitung denyut nadi aktivitasnya. Setelah subjek diberikan aktivitas lari 100 meter, peneliti menghitung denyut nadi pemulihan subjek setelah 1 menit, 5 menit, 10 menit, dan 15 menit setelah diberikan aktivitas. 3

HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui perbedaan respon denyut nadi aktivitas dan denyut nadi pemulihan pada perokok aktif dan bukan perokok terhadap aktivitas lari 100 meter, peneliti menggunakan uji mann whitney. Tabel 1 Respon denyut nadi istirahat pada perokok dan bukan perokok Mean Rank Z P Perokok± Non Perokok 45,07±15,93-6,566 0,0001 Sumber: hasil olah data, 2014 Hasil analisis respon denyut nadi istirahat pada perokok dan bukan perokok diperoleh nilai p =0,0001 sehingga nilai p < 0,05 yang berarti ada perbedaan pengaruh signifikan pada denyut nadi istirahat terhadap perokok dan bukan perokok. Maka dapat diketahui bahwa respon denyut nadi istirahat pada perokok lebih tinggi daripada yang bukan perokok. Tabel 2 Respon denyut nadi aktivitas pada perokok dan bukan perokok Mean Rank Perokok±Non Perokok Z P 45,33±15,67-6,693 0,0001 Sumber: hasil olah data, 2014 Hasil analisis respon denyut nadi aktivitas pada perokok dan bukan perokok diperoleh nilai p =0,0001 sehingga nilai p < 0,05 yang berarti ada perbedaan pengaruh signifikan pada denyut nadi aktivitas terhadap perokok dan bukan perokok. Maka dapat diketahui bahwa respon denyut nadi aktivitas pada perokok lebih tinggi daripada yang bukan perokok. Tabel 3 Respon denyut nadi pemulihan setelah 5 menit, 10 menit, dan 15 menit pada perokok dan bukan perokok Variabel Mean Rank Z P Perokok±Non Perokok HR 5m 42,42±15,67-5,353 0,0001 HR 10m 44,28±16,72-6,159 0,0001 HR 15m 45,50±15,50-6,735 0,0001 Sumber: hasil olah data, 2014 4

Hasil analisis respon denyut nadi setelah 5 menit, 10 menit, dan 15 menit pada perokok dan bukan perokok diperoleh nilai p = 0,0001 sehingga nilai p < 0,05 yang berarti ada perbedaan pengaruh signifikan pada denyut nadi pemulihan setelah 5 menit, 10 menit, dan 15 menit terhadap perokok dan bukan perokok. Maka dapat diketahui bahwa respon denyut nadi pemulihan setelah 5 menit, 10 menit, dan 15 menit pada perokok lebih tinggi daripada yang bukan perokok. Pada hasil penelitian ini diketahui bahwa denyut nadi istirahat pada subyek perokok lebih tinggi daripada bukan perokok. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Papathanasiou et al (2013) yang menyatakan merokok mempunyai peningkatan lebih tinggi pada denyut nadi istirahat dibandingkan dengan bukan perokok. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat perbedaan antara denyut nadi aktivitas pada perokok dan bukan perokok, dimana pada perokok denyut nadi aktivitas lebih tinggi daripada bukan perokok. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadi & Iwan (1992) yang menyatakan pada latihan fisik akan terjadi perubahan pada sistem kardiovaskuler yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Pada subyek perokok denyut nadi aktivitas lebih tinggi disebabkan karena kandungan efek dari rokok tersebut. Bahri (2004) menyatakan bahwa efek rokok adalah menyebabkan beban miokard bertambah karena rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya konsumsi O2 akibat inhalasi CO (Bahri, 2004). Perbedaan respon denyut nadi antara perokok dan bukan perokok juga ditemukan pada denyut nadi pemulihan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa denyut nadi pemulihan pada perokok lebih lama menurun untuk kembali ke denyut nadi istirahat dibandingkan dengan bukan perokok. Beberapa studi menunjukkan penemuan bahwa HR meningkat selama diberikan latihan secara progresif (Jouven X. et al, 2005) dan denyut jantung penurunan selama pemulihan (Myers J. et al, 2007) adalah sangat penting untuk mendasari disfungsi otonom yang berkaitan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Selain itu, merokok secara signifikan mempunyai tingkat lebih 5

tinggi pada penurunan denyut nadi selama pemulihan (Papathanasiou G.et al, 2013). Menurut Bahri (2002), pada perokok akan menyebabkan beban miokard bertambah karena rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya konsumsi O 2 akibat inhalasi CO. Sehingga pada dampak ini repon denyut nadi pemulihan pada perokok aktif lebih lama menurun ke posisi semula atau kembali ke denyut nadi istirahat. Secara keselurahan pada denyut nadi istirahat, denyut nadi aktivitas dan denyut nadi pemulihan terhadap subyek perokok aktif lebih tinggi daripada subyek bukan perokok. Dalam hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya oleh Karakaya (2007) yang menyatakan bahwa merokok secara akut terbukti menyebabkan peningkatan denyut jantung karena adanya peningkatan dalam aktivitas adrenergik yang disebabkan oleh rokok dan menyebabkan perubahan hemodinamis pada sistem kardiovaskuler. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik, dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan respon denyut nadi istirahat, denyut nadi aktivitas, dan denyut nadi pemulihan pada perokok aktif dan bukan perokok pada remaja di Widororejo. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diberikan adalah: 1. Pada perokok perlu mendapatkan perhatian khusus tentang bahaya merokok terhadap jantung. 2. Pada perokok dan bukan perokok perlu diberikan saran tentang kebugaran jasmani khususnya terhadap kesehatan jantung. 3. Penelitian yang akan datang diharapkan dapat menjalankan dengan meneliti variable- variable yang terkait dari penelitian sebelumnya sehingga dapat menjabarkan perbedaan respon denyut nadi perokok dan bukan perokok terhadap aktivitas yang lainnya. Penelitian ini semoga bermanfaat bagi fisioterapi sebagai manajemen pengelolaan kardiovaskuler. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi institusi pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 6

DAFTAR PUSTAKA Astrand PO, Rodahl K, Dahl HA, Stromme SB. 2003. Physiological Basic of Exercise. Human Kinetics. PP. 134-176 European Society of Cardiology. 2013. Position Paper on The Tobacco Products Directive. Available from http://www.escardio.org diakses tanggal 13 Agustus 2013. Gee Mc. 2005. Is Cigarette Smoking Associated With Suicidal Ideation Among Young People?. Washington: The American Journal of Psychology. Available from http://proquest.com diakses 13 Agustus 2013. Jouven X, Empama JP, Schwartz PJ, Desnos M, Courbon D, Ducimetiere P. 2005. Heart- rate Profile During Exercise as A Predictor of Sudden Death. N Engl J Med: 352: 1951-1958. Karakaya, O. 2012. Accute Effect on Cigarette Smoking on Heart Rate Variability. Available from http://ang.sageup.com/content/58/5/620 diakses. Komasari, D & Helmi, AF. 2006. Faktor- Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press. Morise AP. 2004. Heart Rate Recovery: Predictor of Risk Today and Target of Therapy Tomorrow? Circulation: 110: 2778-2780. Myers J, Tan SY, Abella J, Aleti V, Froelicher VF. 2007. Comparison of The Chronotropic Response to Exercise and Heart Rate Recovery in Predicting Cardiovascular Mortality. Eur J Cardiovasc Prev Rehabil: 14: 215-221. Nadi H & Iwan NB. 1992. Manula dan Olahraga Ditinjau dari Sistem Cardiovaskuler. Cermin Dunia Kedokteran no. 78: 52-56 Papathanasiou G, Georgakopoulos D, Papageorgiou E, Zerva E, Michalis L, Kalfakaou V. 2013. Effects of Smoking on Heart Rate at Rest and During Exercise, and on Heart Rate Recovery, in Young Adults. Hallenic J Cardiol: 54: 168-177. Smet B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. 7