METHODE. 1. Pembinaan Bakti TNI. a. Bakti TNI adalah :

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI SOSIAL TNI AD GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BELA NEGARA DALAM RANGKA KEPENTINGAN HANNEG BAB I PENDAHULUAN

MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH

KARANGAN MILITER OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN BAKTI TNI DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN DARAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KAJIAN TENTANG IMPLEMENTASI METODE BHAKTI TNI DALAM RANGKA TERWUJUDNYA SASARAN BINTER BAB I PENDAHULUAN

I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan menjadi topik

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENGANTAR. strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara

KAJIAN TENTANG PERAN KODAM DALAM MENYIAPKAN KOMPONEN CADANGAN GUNA MENDUKUNG SISTEM PERTAHANAN SEMESTA

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Penyelenggaraan Program TMMD di Desa Sukamaju

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANGLIMA KOMANDO DAERAH MILITER VI/ MULAWARMAN AMANAT PADA UPACARA PEMBUKAAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) KE-96 TAHUN 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

OPTIMALISASI KEGIATAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DAERAH BAB I PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN. melalui kontribusi nyata dalam pembentukan capital, penyediaan bahan pangan,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

IMPLEMENTASI PERAN KOMANDO KEWILAYAHAN DALAM PENYIAPAN PERTAHANAN NEGARA DI DAERAH YANG BERKAITAN KERJA SAMA DENGAN PEMDA BAB I PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

NOMOR 16 TAHUN 2002 LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

UU 15/1997, KETRANSMIGRASIAN. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 15 TAHUN 1997 (15/1997) Tanggal: 9 MEI 1997 (JAKARTA)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2011

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Komando Armada RI Kawasan Timur selaku Kotama Pembina dan

I. PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENJA SKPD) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013

KEMAMPUAN BABINSA. (1) Datangi tempat kejadian. (2) Dekati tempat kejadian. (3) Dapatkan informasi. (4) Laporkan dengan cepat (SIABIDIBAME)

OPTIMALISASI PEMBINAAN TERITORIAL GUNA MEMANTAPKAN KETAHANAN WILAYAH BAB I PENDAHULUAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

Pemetaan Kelembagaan dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis DAS Bengawan Solo Hulu

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

KAJIAN TENTANG PERANAN KOWIL DALAM PENYELENGGARAAN PELATIHAN DASAR KEMILITERAN SECARA WAJIB GUNA MEWUJUDKAN KOMPONEN CADANGAN BAB I PENDAHULUAN

REVITALISASI BELA NEGARA DI LINGKUNGAN DITJEN POTHAN

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

pelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN,

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA

*9740 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 15 TAHUN 1997 (15/1997) TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NO NAMA JABATAN TUGAS POKOK FUNGSI URAIAN TUGAS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1997 TENTANG BADAN PENGENDALI BIMBINGAN MASSAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

RINGKASAN RENSTRA SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG PERIODE

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

BAB IV BENTUK LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014

SAMBUTAN KEPALA DESA

I. PENDAHULUAN. E:\pemkab\2016\Doc SG\Lampiran Juknis BBGRM.doc

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOL. INF. KETUT BUDIASTAWA, S.SOS, MSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dari BAB IV yang telah

FOTO. Acara Syukuran HUT Ke-14 Korem 151/Binaiya

Transkripsi:

METHODE 1. Pembinaan Bakti TNI. a. Bakti TNI adalah : 1) Pengertian umum. Dharma Bakti TNI dalam perjuangan bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional. 2) Pengertian khusus. Pelibatan TNI sebagai komponen utama pertahanan dalam membantu menyelenggarakan kegiatan kemanusiaan ( Civic Mission ) untuk menangani masalah-masalah sosial dan kemanusiaan atas permintaan instansi terkait dan atau atas inisiatif sendiri yang dilaksanakan secara bersama-sama dengan instansi terkait tanpa mengabaikan kesiapan satuan. b. Karya Bakti. Adalah kegiatan satuan atau perorangan dalam penanganan masalah yang bersifat fisik material maupun mental spiritual, dilaksanakan secara rutin atau inisiatif sendiri bersama masyarakat dalam rangka Bakti TNI untuk kepentingan masyarakat umum. c. Operasi Bakti. Adalah partisipasi TNI sebagai alat pertahanan negara dalam rangka pembinaan wilayah di bidang fisik materiil dan mental spiritual, dilakukan atas perintah Panglima TNI dengan memanfaatkan tenaga, dana, daya dan sarana dalam rangka Bakti TNI. d. Tujuan Bakti TNI. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat meliputi bidang fisik dan non fisik guna memantapkan Kemanunggalan TNI - Rakyat untuk didayagunakan bagi kepentingan pertahanan negara aspek darat. e. Sasaran. 1) Bidang Fisik. a) Membantu program pemerintah dalam meningkatkan sarana dan prasarana kehidupan masyarakat. b) Membantu program pemerintah dalam meningkatkan produktivitas lahan pertanian masyarakat c) Membantu program pemerintah dalam mengatasi kemungkinan bencana alam, banjir dan kepunahan hutan. d) Membantu program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. e) Membantu program pemerintah dalam pengentasan buta aksara. f) Membantu program pemerintah dalam hal Keluarga Berencana. 2) Bidang Non fisik. a) Mantapnya kesadaran berbangsa dan bernegara b) Meningkatnya kesadaran bela negara dan cinta tanah air. c) Mantapnya wawasan kebangsaan. d) Meningkatnya pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan. e) Meningkatnya kemampuan Hansip dan Wanra. f) Meningkatnya pengetahuan masyarakat di bidang pertanian

2 f. Type dan Bentuk Penyelenggaraan Bakti TNI. 1) Type Bakti TNI. Adapun type Bakti TNI meliputi. a) Type kerjasama (Pemerintah, Rakyat dan pihak lain) (1) Type Operasi Bakti Terpusat (Proyek Nasional). (2) Type Operasi Bakti Daerah ( Proyek Daerah). (3) Type Operasi Bakti Lokal (Proyek setempat). b) Type Swasembada. 2) Bentuk Bakti TNI. (1) Dilaksanakan oleh masing-masing Angkatan. (2) Dilaksanakan antar Angkatan. a) Bentuk kerjasama, diselenggarakan dengan cara atau dalam bentuk sebagai berikut : (1) Bentuk A : TNI - Tenaga Pihak lain - Dana dan sarana (2) Bentuk B : TNI - Tenaga dan sarana Pihak lain - Dana (3) Bentuk C : TNI - Dana, Tenaga dan sarana Pihak lain - Tidak diharapkan jasa timbal balik karena sepenuhnya merupakan Bakti TNI. (4) Bentuk D : TNI - Dana, Tenaga dan sarana Pihak lain - Dana, Tenaga dan sarana b) Bentuk Swasembada. Diarahkan kepada swasembada TNI dibidang produksi yang berpengaruh terhadap suksesnya pembangunan, dengan bentuk sebagai berikut : (1) Bentuk E : Proyek Dephan. (2) Bentuk F : Proyek Pusat/Angkatan. (3) Bentuk G : Proyek Wilayah / Daerah. (4) Bentuk H : Proyek Satuan. 3) Kegiatan Bakti TNI yang telah dilaksanakan antara lain : a) TNI Manunggal Membangun Desa ( TMMD ). b) TNI Manunggal Sosial dan Sejahtera ( TMSS ). c) TNI Manunggal Pertanian ( TMP ). d) TNI Manunggal Sembako ( TMS ). e) TNI Manunggal KB Kes ( TMKK ). f) TNI Manunggal Pertanian Hutan dan Cadangan Pangan (TMHCP). g) TNI Manunggal Reboisasi ( TMR ). h) TNI Manunggal Aksara ( TMA ). i) TNI Manunggal Transmigrasi ( TMT ).

3 g. Peranan Bakti TNI. Sebagai metode Binter guna merebut hati dan pikiran rakyat dalam rangka Kemanunggalan TNI Rakyat. 2. Pembinaan Komunikasi Sosial. a. Pengertian-pengertian. 1) Komunikasi Sosial. a) Pengertian Umum. Komunikasi Sosial adalah merupakan proses interaksi antar manusia berupa pengiriman dan penerimaan berita yang dilakukan seseorang kepada orang lain / antar kelompok sosial dimasyarakat. b) Pengertian Khusus. (1) Komunikasi Sosial Sebagai metoda adalah suatu cara yang diselenggarakan oleh satuan jajaran TNI AD yang berhubungan dengan perencanaan dan kegiatan untuk memelihara serta meningkatkan keeratan hubungan dengan segenap komponen bangsa guna terwujudnya saling pengertian dan kebersamaan yang memungkinkan timbulnya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi pada kepentingan bidang pertahanan. (2) Komunikasi Sosial Sebagai kemampuan adalah kemampuan prajurit TNI AD dalam berkomunikasi dengan komponen masyarakat dan aparat pemerintah terkait lainnya guna terwujudnya saling pengertian dan kebersamaan yang memungkinkan timbulnya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi pada kepentingan bidang pertahanan. 2) Visi adalah cara pandang untuk melihat suatu hal/masalah dari aspek tertentu. 3) Misi adalah kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 4) Komponen Cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama. (sesuai UU RI No. 3 TH 2002 tentang Pertahanan Negara). 5) Komponen Pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan (sesuai dengan UU RI No.3 TH 2002 tentang Pertahanan Negara). 6) Obyek yang dimaksud dalam Buku Petunjuk ini adalah orang baik secara perorangan, kelompok maupun organisasi.

4 b. Tujuan. Dalam penyelenggaraan Komunikasi Sosial adalah : 1) Membantu lembaga fungsional dalam membina kesadaran masyarakat dalam bela negara. 2) Memberikan masukan kepada lembaga fungsional dalam rangka penyiapan dan penyusunan kekuatan pertahanan wilayah. 3) Menumbuhkan keterpaduan dalam menyusun rencana dan struktur pertahanan nasional di daerah. c. Sasaran. Sasaran yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan Komunikasi Sosial adalah : 1) Sasaran ke dalam. a) Menunjang pelaksanaan Fungsi Teritorial dalam upaya membangun kesadaran pertahanan aspek darat. b) Mengurangi timbulnya sikap mental aparat kewilayahan yang dapat merugikan citra TNI AD. c) Meningkatnya kemampuan dan keterampilan dalam memahami permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan tugas fungsi teritorial. d) Meningkatnya kemampuan Komunikasi Sosial antar prajurit sehingga memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan dengan seluruh komponen bangsa lainnya. 2) Sasaran ke luar. a) Terwujudnya kesamaan visi, misi dan interpretasi dari segenap komponen bangsa terhadap sistim pertahanan semesta khususnya aspek darat. 2) Terwujudnya ketahanan wilayah yang kondusif guna mendukung pelaksanaan pembangunan wilayah untuk kepentingan pertahanan negara khususnya aspek darat. 3) Terwujudnya kesadaran bela Negara bagi segenap lapisan masyarakat serta meningkatnya kemanunggalan TNI-Rakyat. 4) Terwujudnya keterpaduan pembangunan guna kepentingan pertahanan aspek darat dan kepentingan kesejahteraan masyarakat di daerah. d. Sifat Komunikasi Sosial. Komunikasi Sosial sebagai salah satu metoda Binter memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1) Persuasif. Artinya bahwa Komunikasi Sosial TNI AD bersifat mengajak komponen bangsa lainnya agar memiliki kesadaran bernegara dan bela negara dalam rangka meningkatkan ketahanan wilayah.

5 2) Sederhana. Artinya bahwa komunikasi sosial diselenggarakan secara sederhana dengan menggunakan kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti, baik dalam perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaannya sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. 3) Terus menerus. Artinya bahwa komunikasi sosial harus dilaksanakan secara berkesinambungan sepanjang masa. 4) Terkoordinir dan terencana. Artinya bahwa pelaksanaan Komunikasi Sosial TNI AD perlu direncanakan terlebih dahulu dan dikoordinir dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. e. Metoda dan Tehnik. 1) Metoda. Metoda yang digunakan dalam penyelenggaraan Komunikasi Sosial adalah : a) Diskusi. Dilaksanakan dengan menghadirkan para pakar Ilmuwan sesuai bidangnya, tokoh-tokoh masyarakat, agama, pemuda, mahasiswa, instansi pemerintah, Kepolisian, dan TNI AD untuk menyamakan visi, misi dan interpretasi tentang masalah-masalah pemberdayaan wilayah pertahanan di darat. b) Dialog interaktif. Dialog interaktif dilaksanakan dengan menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat, agama, pemuda, mahasiswa, pelajar instansi pemerintah, Kepolisian, dan TNI AD untuk melaksanakan tanya jawab secara langsung tentang berbagai permasalahan yang terjadi guna mendapatkan masukan dari berbagai komponen masyarakat tentang pemberdayaan wilayah pertahanan di darat. c) Seminar. Seminar dilaksanakan untuk menyampaikan ide, gagasan, pemikiran tentang satu permasalahan, pemberdayaan wilayah pertahanan di darat untuk ditanggapi oleh para peserta seminar. d) Ceramah. Dilaksanakan oleh pejabat dilingkungan TNI AD di depan forum tertentu untuk menyampaikan visi dan misi TNI AD. e) Pidato. Dilaksanakan oleh pejabat dilingkungan TNI AD didepan forum tertentu untuk menyampaikan visi dan misi TNI AD. f) Penyampaian pesan melalui media massa. Dilaksanakan dengan pemuatan pesan-pesan tertulis di media cetak, maupun penayangan pesan-pesan di media TV dan Film. g) Penyampaian pesan melalui kegiatan olah raga, pentas seni dan lain-lain. h) Kunjungan, anjangsana, silaturahmi dilaksanakan secara langsung bertatap muka dengan obyek tertentu. 2) Tehnik. Tehnik penyelenggaraan Komunikasi Sosial adalah :

6 a) Komunikasi langsung. Yaitu Komunikasi sosial yang dilakukan secara langsung bertatap muka antara komunikator dengan komunikan. b) Komunikasi Tidak langsung. Yaitu Komunikasi sosial yang dilakukan melalui media massa, contoh pers, radio, televisi, film dsb. Sifat umum terbuka. f. Peranan. Sebagai salah satu metoda Pembinaan Teritorial dalam pemberdayaan wilayah pertahanan di darat komunikasi sosial memiliki beberapa peran sebagai berikut : 1) Media Sosialisasi. Bahwa Komunikasi Sosial dapat digunakan sebagai media untuk mensosialisasikan sikap dan kebijaksanaan TNI AD yang berkaitan dengan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat. 2) Media penyamaan visi, misi dan interpretasi. Bahwa Komunikasi Sosial TNI AD dapat digunakan sebagai wahana untuk menyamakan visi, misi dan interpretasi antar berbagai komponen kekuatan bangsa dalam upaya pemberdayaan wilayah pertahanan di darat. 3) Media Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Simplikasi ( KISS ). Bahwa Komunikasi Sosial TNI AD dapat digunakan sebagai wahana KISS antar kewilayahan maupun unsur masyarakat dalam pelaksanaan Binter. 4) Media meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat. Bahwa melalui Komunikasi Sosial dapat digunakan sebagai wahana untuk meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat. g. Tugas dan Tanggung Jawab. Tanggung jawab dalam penyelenggaraan Komunikasi Sosial disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing satuan. 1) Kodim. a) Tugas. (1) Menyelenggarakan kegiatan Komunikasi Sosial di daerah tanggung jawabnya sesuai misi yang dibebankan kepadanya. (2) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan Komunikasi Sosial di daerahnya. b) Tanggung jawab. Dandim bertanggung jawab kepada Danrem atas hasil pelaksanaan kegiatan Komunikasi Sosial yang dilakukan oleh satuan di bawah Komandonya. 2) Koramil. a) Tugas. Melaksanakan Komunikasi Sosial di daerah tanggung jawabnya sesuai misi yang dibebankan kepadanya.

7 b) Tanggung jawab. Danramil bertanggung jawab kepada Dandim atas kelancaran pelaksanaan Komunikasi Sosial yang dilakukan diwilayahnya. h. Syarat personel. Komunikasi Sosial yang dilaksanakan oleh satuan memerlukan personel dengan persyaratan sebagai berikut : (1) Memiliki pengetahuan dan menguasai materi yang akan disampaikan dalam pelaksanaan komunikasi sosial. (2) Memiliki sikap, mental, prilaku dan penampilan yang dapat diterima oleh masyarakat secara umum. (3) Dapat meyakinkan masyarakat terhadap isi pesan yang disampaikan. i. Unsur-unsur Komunikasi Sosial. 1) Komunikator/pemberi pesan. 2) Pesan/materi. 3) Media/ sarana prasarana. 4) Komunikan/penerima pesan. j. Bentuk-bentuk Komunikasi Sosial. Dalam penyelenggaraan Komunikasi Sosial yang dilakukan oleh jajaran TNI AD dengan segenap komponen bangsa menggunakan bentuk- bentuk sebagai berikut : 1) Seminar. 2) Pidato. 3) Ceramah. 4) Dialog. 5) Sosialisasi. 6) Penyuluhan. k. Faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Komunikasi Sosial antara lain : 1) Dari dalam. a) Personel. Tingkat kemampuan ( kualitas ) anggota akan berpengaruh dalam berkomunikasi kepada masyarakat, sehingga kondisi ini perlu dicermati sebagai prioritas pembinaan kedalam untuk mendukung pelaksanaan Komunikasi Sosial secara optimal. b) Sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang belum memadai atau masih terbatas, harus dapat diantisipasi sebelum operasional kegiatan agar disiapkan, sehingga tidak menghambat dalam pelaksanaannya. 2) Dari luar. a) Adat istiadat atau budaya masyarakat yang ada di daerah. b) Pola sikap dan pola tindak masyarakat yang ada di daerah.

8 c) Perkembangan lingkungan strategis. d) Perundang-undangan yang terkait dengan Otonomi Daerah (Otoda) dan Hak Asasi Manusia ( HAM ). l. Sarana prasarana. Sarana prasarana yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan komunikasi sosial adalah : 1) Sarana dan prasarana yang ada di satuan TNI AD. 2) Sarana dan prasarana yang ada di pemerintahan daerah atas dasar koordinasi. 3) Fasilitas sosial dan fasilitas umum atas dasar koordinasi. 3. Pembinaan Pertahanan Wilayah. a. Pengertian. Pembinaan Ketahanan Wilayah adalah usaha dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengerahan dan pengendalian dalam rangka mewujudkan ketahanan yang dinamis di suatu wilayah, dengan meningkatkan kepekaan, kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menangkal setiap potensi ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah. b. Tujuan. Meningkatkan daya tangkal terhadap segala bentuk ancaman dengan menumbuhkan kesadaran bela negara dan penyiapan wilayah pertahanan di daratan. c. Sasaran. 1) Terpeliharanya dan meningkatnya Ketahanan Wilayah dengan menumbuhkan kesadaran bela negara. 2) Terselenggaranya proses penyiapan potensi pertahanan wilayah secara terpadu dan terarah. d. Sifat Bintahwil. Pembinaan Ketahanan Wilayah yang dilaksanakan oleh Satuan Komando Kewilayahan memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1) Persuasif. Artinya bahwa Bintahwil dilaksanakan dengan mengajak komponen masyarakat agar memiliki kesadaran awal dalam mengantisipasi permasalahan-permasalahan Ketahanan Wilayah. 2) Terkoordinir. Artinya bahwa Pembinaan Ketahanan Wilayah yang dilaksanakan oleh Satuan Komando Kewilayahan harus terkoordinir dengan baik. 3) Terpadu. Artinya bahwa pelaksanaan Bintahwil harus dilaksanakan dengan koordinasi dan sinkronisasi dalam perencanaan serta pelaksanaan sehingga terwujud suatu keterpaduan antara aparat Kowil, Pemda dan masyarakat setempat. 4) Responsif. Artinya menanggapi setiap permasalahan, usulan, saran dan masukan untuk mencapai sasaran Pembinaan Ketahanan Wilayah.

9 e. Peran. Pembinaan Ketahanan Wilayah merupakan salah satu metode Binter sebagai sarana untuk : 1) Menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam perlawanan rakyat guna mewujudkan tercapainya sistem pertahanan semesta yang handal. 2) Mencegah dan menetralisir berbagai ancaman yang mungkin terjadi dilingkungan masyarakat. 3) Memadukan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Pertahanan dan Rencana Tata Ruang Wilayah. f. Metode dan Teknik. 1) Metode. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan ketahanan wilayah menggunakan pendekatan Bhakti TNI dan Komsos dengan mengedepankan : a) Persuasif, adalah suatu cara untuk menggugah kesadaran warga negara untuk ikut serta dalam membangun ketahanan wilayah sesuai dengan bidang profesi masing-masing. b) Edukatif, adalah suatu cara untuk menggugah kesadaran warga negara dalam mendukung terwujudnya ketahanan wilayah melalui proses belajar mengajar. c) Pragmatif, adalah suatu cara untuk menggugah kesadaran warga negara dalam mendukung terwujudnya ketahanan wilayah melalui kegiatan nyata dilapangan. d) Komunikatif, adalah suatu cara untuk menggugah kesadaran warga negara dalam mendukung terwujudnya ketahanan wilayah melalui pendekatan dialog dengan segenap lapisan masyarakat. 2) Teknik. 1) Langsung. Kowil bersama Pemda dan instansi terkait serta tokoh masyarakat melaksanakan program Bintahwil yang telah disepakati bersama secara langsung. 2) Tidak langsung. Kowil menyampaikan ide, saran kepada pemerintah daerah/instansi terkait yang berhubungan dengan upaya pembinaan ketahanan wilayah. g. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam proses pembinaan ketahanan wilayah antara lain : 1). Kondisi Wilayah. Permasalahan yang mencakup keaneka ragaman potensi wilayah yang meliputi SDA, SDB, dan SDM serta Konsos akan memberi pengaruh menguntungkan dan menghambat dalam pendapatan tujuan pelaksanaan Bintahwil.

10 2) Persepsi Ancaman. Berkembangnya Persepsi ancaman yang berbentuk agresi dari luar kecil kemungkinan terjadi, sehingga akan berpengaruh terhadap penyelenggaraan Bintahwil dalam menyiapkan dan membangun potensi wilayah guna mendukung kepentingan pertahanan negara di daratan. 3) Pemberlakuan Peraturan Perundang-undangan. Pemberlakuan Undang-Undang No. 24 / 1992 tentang penataan ruang, Undang-Undang No. 22 / 1999 tentang Pemda dan Undang-Undang No. 3/2002 tentang pertahanan negara yang berkaitan dengan penyusunan wilayah pertahanan belum mencapai hasil yang optimal, karena belum disertai dengan penjabaran peraturan dibawahnya sehingga berpengaruh terhadap penyelenggaraan Bintahwil khususnya dalam memadukan rencana tata ruang wilayah (RT, RW) dan rencana umum tata ruang (RUTR) Wilhan. 4) Kesadaran Hak Bela Negara. Kondisi masyarakat yang belum sepenuhnya sadar tentang hak bela negara akan berpengaruh terhadap penyiapan kemampuan dan kekuatan perlawanan rakyat, sehingga kondisi ini perlu dicermati sebagai upaya prioritas pembinaan dalam mendukung terwujudnya ketahanan wilayah secara optimal.