RESPONS ASAL BAHAN STEK SIRIH MERAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN ROOTONE F PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG Aglaonema Donna Carmen

PENGARUH BERBAGAI MACAM PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ANGGUR (Vitis vinivera L.)

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

PENGEMBANGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

Effect Iba (Indole Butyric Acid) and Naa Concentration(Naphthalene Acetic Acid) to The success of Cutting Red Betel (Piper Crocatum Ruiz and Pav.

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ROOTONE-F TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG MAWAR (Rosa damascena Mill.)

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH ASAL BAHAN DAN BENTUK PANGKAL BATANG TERHADAP PERTUMBUHAN STEK UBI KAYU SKRIPSI. Oleh. Novidatul Ratnasari NIM

53 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman ISSN

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

Saijo & Hairu Suparto, Efektifitas Lama Penirisan Stek Dan Beberapa Media Tanam Berbeda

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

Oleh : Bambang Supriyanto Dosen Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda

PENGARUH JENIS ZAT PENGATUR TUMBUH DAN UKURAN BAHAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN NAGA SKRIPSI

ORGANOGENESIS TANAMAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L.) LOKAL PALU SECARA IN VITRO PADA MEDIUM MS DENGAN PENAMBAHAN IAA DAN BAP ABSTRACT

Alamat korespondensi :

PENGARUH MEDIA DAN SUMBER BAHAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN STEK LIDAH MERTUA (Sansevieria trivaciata Lorentii ) Oleh:

TANGGAP STEK CABANG BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) PADA PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS HORMON IAA DAN IBA

Repositori FMIPA UNISMA

PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABUTAN ALAM GAHARU

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

RESPON TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascolonicum L. ) VARIETAS TUK TUK TERHADAP PENGATURAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR NASA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

PENGARUH PANJANG STEK AKAR DAN KONSENTRASI NATRIUM- NITROFENOL TERHADAP PERTUMBUHAN STEK AKAR SUKUN (Artocarpus communis F.)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

PERTUMBUHAN BERBAGAI SETEK ASAL TANAMAN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) AKIBAT PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI IBA. Muliadi Karo Karo 1) ABSTRACTS

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH BAGIAN TUNAS TERHADAP PERTUMBUHAN STEK KRANJI (Pongamia pinnata Merril)

PERTUMBUHAN STEK BATANG TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) DENGAN PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI URIN SAPI

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

PENGARUH PANJANG DAN LINGKAR STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN BUAH NAGA

Pengaruh Berbagai Waktu Pemotongan Pucuk Bahan Setek dan Taraf Dosis Rootone F Terhadap Pertumbuhan Setek Pendek Panili (Vanilla Planifolia Andrews)

Perbandingan Pertumbuhan Jumlah Mata Tunas Bibit Bagal Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas GMP2 dan GMP3

PENGGANDAAN TUNAS KRISAN MELALUI KULTUR JARINGAN MULTIPLICATION OF CRISAN BUD THROUGH TISSUE CULTURE. Yekti Maryani 1, Zamroni 1

Pertumbuhan Tunas Sansevieria trifaciata Prain Laurentii pada Beberapa Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi GA3

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengatnatan terhadap parameter saat muncul tunas setelah dianalisis. Saat muncul tunas (hari)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN BAHAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK LADA (Piper nigrum L.)

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH ASAL BAHAN DAN MEDIA STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TEMBESU

RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK (Vanda douglas L.) TERHADAP PEMBERIAN HORMON TUMBUH ROOT-UP

Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh dan Sumber Bud Chips Terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum) di Pottray

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (564) :

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ROOTONE-F PADA PERTUMBUHAN PULE PANDAK (Rauwolfia serpentina Benth)

PENGARUH PEMBERIAN HORMON TUMBUH DAN DIAMETER STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK JERUK NIPIS TANPA BIJI (Citrus aurantifolis S)

RESPON BEBERAPA VARIETAS MENTIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN AIR KELAPA TUA

PELAKSANAAN PENELITIAN. Disiapkan batang atas ubi karet dan batang bawah ubi kayu gajah yang. berumur 8 bulan dan dipotong sepanjang 25 cm.

PENGARUH MACAM MEDIA TANAM DAN ZAT PENGATUR TUMBUH GROWTONE TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TANAMAN JARAK PAGAR ( Jatropa curcas Linn )

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

PERTUMBUHAN STEK MAWAR (Rosa damascena Mill.) PADA WAKTU PERENDAMAN DALAM LARUTAN URINE SAPI

RESPON SETEK CABANG BAMBU KUNING (Bambusa vulgaris) TERHADAP PEMBERIAN AIA

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN ZPT HANTU TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TANAMAN BUAH NAGA DAGING SUPER MERAH (Hylocereus costaricencis).

KEBERHASILAN TUMBUH RAGAM STEK TANAMAN TEH (Camellia sinensis, L.) PADA PENGGUNAAN LAMA SIMPAN URIN SAPI

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

PENGARUH KONSENTRASI INDOLE BUTYRIC ACID (IBA) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK PUCUK JAMBU AIR (Syzygium semarangense Burm. F.

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BAHAN SETEK DAN PEMBERIAN ZPT NAA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN BUAHNAGA MERAH(Hylocereus costaricensis (Web) Britton & Rose)

PENGARUH DOSIS ROOTONE-F DAN BAHAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BUGENVIL (Bougainvillea spectabilis L.)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

PERTUMBUHAN BIBIT BUD CHIPS TEBU (Saccharum officinarum L. ) PADA BERBAGAI UMUR BAHAN TANAMAN DENGAN PEMBERIAN BAP

PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) PADA PANEN PERTAMA DAN KEDUA DENGAN PEMBERIAN BOKASHI DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

Pertumbuhan Bibit Stum Mini Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT 1 Pada Berbagai Media Tanam Dan Pemberian Konsentrasi Rootone-F

~. ~ ~ ~, ~~~~ ~~ ~~ ~ ~,~-.

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

I. PENDAHULUAN. Tanaman panili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman

PENGARUH JENIS DAN VOLUME MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN TANAMAN MARKISA (Passiflora edulis Sims.)

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.) VARIETAS MUSTANG F1

PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKWENSI PEMBERIAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN PANILI DI PEMBIBITAN

THE EFFECT OF COCONUT WATER CONSENTRATION ON DRAGON FRUIT (Hylocereus costaricencis) NURSERY

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

PENGARUH PEMBERIAN BAP (Benzil Amino Purin) DAN NAA (Naftalen Asam Asetat) TERHADAP MORFOGENESIS DARI KALUS SANSEVIERIA (Sansevieria cylindrica)

PEMBERIAN SLUDGE KELAPA SAWIT DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DUA VARIETAS KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.)

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

PERTUMBUHAN STEK AKAR SUKUN (Artocarpus communis Forst.) BERDASARKAN PERBEDAAN JARAK AKAR DARI BATANG POHON

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

1 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 1-8 ISSN

HALAMAN JUDUL PENGARUH PEMBERIAN ROOTONE-F DAN BENTUK POTONGAN PANGKAL TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) Skripsi

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

Transkripsi:

RESPONS ASAL BAHAN STEK SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz and Pav.) TERHADAP KONSENTRASI ROOTONE F (Response of the Cuttings Material Origin of Red Betel (Piper crocatum Ruiz and Pav.) to Rootone F Concentration) Rismawati dan Syakhril Dosen Prodi Agroteknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. ABSTRACT The objectives of the experiment was determine the suitable concentration of Rootone F and response of cuttings material origin of Red Betel, as well as the interaction between them. The experiment was carried out for three months from April to July 2012. It was conducted at the Faculty of Agriculture, University of Mulawarman Samarinda. The method used a factorial Randomized Complete Block Design (RCBD) with five replications. The first factor was the concentration of Rootone F, consists of four levels, namely: k 0 (0 mg L -1 water), k 1 (0.50 mg L -1 water), k 2 (1.00 mg L -1 water), k 3 (1.50 mg L -1 water). The second factor was the origin of cutting material of Red Betel, consists of two levels, namely: s 1 (the base of the runner) and s 2 (the center of the runner). The data was analysed using analysis of variance, and comparison the average of each treatment will be compared used the Least Significant Difference Test (LSD Test). Resulst of the experiment showed that: (1) there were interaction at k 1 level and s 1 level for parameter of shoot length at 30 days after planting (DAP), 60 DAP, 90 DAP, leaf number at 60 DAP, 90 DAP, root length in the first node after receiving treatment, the number of root in the first node after receiving treatment, and the number of root in the second node after planting; (2) the Rootone F concentration treatment influenced significantly on all parameters except the parameter of emerging shoots, leaves number at 30 DAP, 90 DAP, and root length at the second node after receiving treatment; (3) The origin cutting of Red Betel influenced significantly on the number of roots at the second node after receiving treatment. The S 1 (the base of the runner) treatment gave the best result for parameters: emerging shoots, shoot length at 30 DAP, 60 DAP, 90 DAP, number of leaves at 30 DAP, 60 DAP, 90 DAP, root length at the first node after receiving treatment, root length at the second node before getting treatment, roots length at the second node after receiving treatment, number of roots at the second node before getting treatment, number of roots at the first node after receiving treatment, number of roots at second node before getting treatment, and number of roots at the second node after planting. Keywords : Piper crocatum Ruiz and Pav and Rootone F PENDAHULUAN Tanaman obat merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan. Salah satu dari tanaman obat tersebut adalah tanaman sirih merah. B anyak khasiat dari tanaman sirih merah yang disebabkan sejumlah senyawa aktif yang dikandungnya, seperti flavonoid, alkoloid, polevenolad, tanin, dan minyak asiri (Kartasapoeta, 1988). 148

Tanaman sirih merah diperbanyak dengan cara stek. Menurut Kantarli (1993) dalam Danu dan Nurhasybi (2003), faktor yang mempengaruhi keberhasil-an stek berakar dan tumbuh baik adalah sumber atau asal bahan stek dan perlakuan terhadap bahan stek. Sumber bahan stek yang berasal dari bagian batang yang berbeda memiliki kualitas yang berbeda karena mengalami masa perkembangan yang berbeda. Salah satu perlakuan stek adalah dengan memberikan zat perangsang tumbuh (ZPT) atau hormon tumbuh. Menurut Saptarini, dkk (2002), ZPT tidak menambah unsur hara, tugasnya dalam jaringan tanaman adalah mengatur proses fisiologis seperti pembelahan dan pemanjangan sel, juga mengatur pertumbuhan akar, batang, daun, bunga, dan buah. Pembentukan akar yang dihasilkan biasanya lebih baik dan lebih banyak daripada tanpa ZPT. Untuk mempercepat pertumbuhan akar, telah dikembangkan suatu ZPT salah satu diantaranya adalah Rootone F. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Rootone F, asal bahan stek, dan interaksi Rootone F dan asal bahan stek terhadap pertumbuhan stek sulur sirih merah. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2012, sejak persiapan lahan sampai pengambilan data terakhir. Lokasi penelitian terletak di Kampus Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Bahan yang digunakan meliputi sulur sirih merah yang telah berumur > 1 tahun dan atau telah memiliki ± 18 buku, media tanam (tanah + kompos + pasir), Rootone F, Furadan 3G, dan air. Alat yang digunakan adalah rangka kayu, paranet, polybag berdiameter 25cm, turus, kertas label, gembor, timbangan, alat tulis menulis, alat ukur, dan kamera. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan Analisis Faktorial 4x2 yang diulang sebanyak 5 kali. Faktor pertama adalah konsentrasi Rootone F (K), terdiri atas 4 taraf, yaitu k 0 (tanpa pemberian Rotoone F), k 1 (0,50 mg L -1 air), k 2 (1,00 mg L -1 air), dan k 3 (1,50 mg L -1 air). Faktor kedua adalah asal bahan stek (S) terdiri atas 2 taraf yaitu s 1 (pangkal sulur dengan 6 buku) dan s 2 (tengah sulur dengan 6 buku). Stek sulur merah ditanam di dalam polybag diameter 25 cm. Polybag diisi tanah, pasir, dan kompos dengan perbandingan 2:1:1. Bahan stek yang digunakan diambil dari tanaman yang sudah berumur 1 tahun lebih dengan memiliki ± 18 buku. Bagian sulur yang digunakan adalah bagian pangkal dan bagian tengah sulur yang masing-masing memiliki 6 buku. Untuk membantu proses fotosintesis daun ditinggalkan sebanyak dua helai. Pangkal stek dipotong membentuk sudut 45 0 agar permukaan tempat tumbuhnya akar lebih luas. Perlakuan Rootone F diberikan dengan cara merendam 149

pangkal stek sulur (s 1 atau s 2 ) kurang lebih 2,5-3,0 cm ke dalam larutan Rootone F. Lama perendaman 30 menit. Pemberian Rootone F pada masing-masing stek disesuaikan dengan perlakuan konsentrasi yang telah ditentukan. Setelah direndam, stek ditiriskan selama 2 menit dan segera ditanam ke dalam polybag. Stek ditanam dengan cara membenamkan stek 2 buku dalam media tanam, sedangkan 4 buku di atas permukaan. Stek dililitkan pada turus yang telah ditancapkan pada polybag. Polybag yang telah ditanam stek sirih merah ditempatkan pada rak yang diberi atap berupa paranet. Data yang dikumpulkan meliputi: saat muncul tunas, panjang tunas umur 30, 60, dan 90 HST, jumlah daun umur 30, 60, dan 90 HST, jumlah akar berumur 0 dan 90 HST, panjang akar 0 dan 90 HST. Analisis data menggunakan sidik ragam, apabila terdapat perbedaan nyata pada perlakuan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% untuk membandingkan rerata perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Saat Muncul Tunas (HST) Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi Rootone F (K), asal bahan stek (S), dan interaksi K x S berbeda tidak nyata terhadap rata-rata saat muncul tunas. Hasil pengamatan saat muncul tunas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh konsentrasi Rootone F dan asal bahan stek terhadap rata-rata saat muncul tunas (HST) Asal Bahan Stek Rootone F (mg L -1 air) k 0 k 1 k 2 k 3 s 1 9,60 11,00 12,40 9,40 s 2 11,40 11,80 12,60 15,00 Rata-rata 10,50 11,40 12,50 12,20 Rata-rata 10,60 12,70 Walaupun Rootone F tidak berpengaruh nyata terhadap saat muncul tunas, namun terdapat kecenderungan saat muncul tunas lebih lama dengan meningkatnya konsentrasi Rootone F yang diberikan. Kemungkinan kandungan Rootone F melakukan aksi kerja menyerupai hormon tumbuh. Menurut Abidin (1987), zat pengatur tumbuh bagi tanaman adalah senyawa organik tetapi bukan merupakan unsur hara. Dalam jumlah tertentu dapat menstimulir atau menghambat proses fisiologis tanaman. Sementara itu pengaruh asal bahan stek yang tidak nyata terhadap saat munculnya tunas dapat disebabkan C/N ratio dari kedua asal bahan stek tersebut kurang lebih sama. Hal ini mengacu pada pendapat Hartmann dan Kester (1983) bahwa stek yang diambil dari bagian tanaman dengan 150

rasio karbohidrat dan nitrogen yang tinggi akan merangsang pembentukan akar yang lebih cepat dan banyak, sedangkan bagian tanaman dengan rasio karbohidrat dan nitrogen yang rendah hanya akan mempercepat pertumbuhan tunas saja. Keberadaan akar menyebabkan penyerapan hara dapat berlangsung dengan optimal sehingga pembentukan tunas dapat lebih maksimal. Mariska, dkk (1987) menyatakan bahwa pada umumnya pembentukan dan pertumbuhan tunas akan terjadi setelah akar terbentuk dengan baik. Setelah primordial akar terbentuk maka akar tersebut dapat segera berfungsi sebagai penyerap hara dan titik tumbuhnya akan segera dapat menghasilkan zat pengatur tumbuh yang diperlukan untuk induksi tunas. B. Panjang Tunas Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan konsentrasi Rootone F (K) berbeda nyata, sedangkan pengaruh perlakuan asal bahan stek (S) tidak berbeda nyata terhadap panjang tunas pada setiap waktu pengamatan. Terdapat interaksi KxS pada umur pengamatan 30 HST. Hasil pengamatan panjang tunas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Pengaruh konsentrasi Rootone F dan asal bahan stek terhadap rata-rata panjang tunas (cm) Perlakuan Rootone F (K): 0 mg L -1 air (k 0 ) 0,50 mg L -1 air(k 1 ) 1,00 mg L -1 air (k 2 ) 1,50 mg mg L -1 air(k 3 ) Asal Bahan Stek (S): Pangkal Sulur (s 1 ) Tengah Sulur (s 2 ) Waktu pengamatan 30 HST 60 HST 90 HST 0,40a 2,70c 1,25b 0,43a 1,24 0,94 4,63a 11,48b 5,12a 6,29a 8,13 5,63 9,12a 23,28b 18,70b 15,45ab 19,15 14,13 Interaksi K x S: k 0 x s 1 0,30a 5,76 15,68 k 0 x s 2 0,50a 3,50 2,56 k 1 x s 1 3,20b 14,34 28,64 k 1 x s 2 1,52a 8,62 17,92 k 2 x s 1 1,10a 5,96 17,94 k 2 x s 2 1,40a 4,28 19,96 k 3 x s 1 0,52a 6,46 14,34 k 3 x s 2 0,34a 6,12 16,56 Keterangan: Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%. 151

Berdasarkan uji BNT 5% perlakuan konsentrasi Rootone F menunjukkan perlakuan k 1 berbeda nyata dengan k 0, k 2, dan k 3 pada umur 30 HST dan 60 HST, kecuali 90 HST. Perlakuan k 1, k 2, dan k 3 mendorong pembentukan tunas lebih panjang dari perlakuan k 0. Hal ini dapat disebabkan kandungan zat perangsang tumbuh yang terdapat di dalam Rootone F yang menyebabkan aktivitas pembelahan dan perpanjangan sel stek lebih tinggi dibandingkan kontrol. Bandurski dan Nonhebeel (1984) yang dikutip oleh Manurung (1987), menyatakan bahwa respon fisiologis tanaman terhadap pemberian auksin secara eksogen adalah merangsang pembelahan dan perpanjangan sel dan pertumbuhan tajuk. Tampak perlakuan k 1 selalu menghasilkan rata-rata panjang tunas terpanjang dibandingkan perlakuan konsentrasi Rootone F lainnya pada setiap waktu pengamatan. Hal ini dapat diartikan bahwa konsentrasi Rootone F pada perlakuan k 1 merupakan konsentrasi terbaik. Lebih jauh dari itu bahwa perlakuan k 1 dapat berinteraksi s 1 yaitu stek yang berasal dari pangkal sulur pada umur 30 HST. Kelihatannya keadaan fisiologi perlakuan s 1 pada umur 30 HST memerlukan Rootone F dengan konsentrasi 0,50 mg L -1 air untuk menghasilkan panjang tunas terpanjang. C. Jumlah Daun Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi Rootone F (K) pada parameter jumlah daun tidak berbeda nyata pada semua waktu perlakuan, kecuali pada umur 60 HST. Demikian pula perlakuan asal bahan stek (S) maupun interaksi KxS berbeda tidak nyata pada semua waktu pengamatan jumlah daun. Hasil pengamatan jumlah daun dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh konsentrasi Rootone-F dan asal bahan stek terhadap rata-rata jumlah daun. Keterangan: Perlakuan Rootone F (K): 0 mg L -1 air (k 0 ) 0,50 mg L -1 air(k 1 ) 1,00 mg L -1 air (k 2 ) 1,50 mg mg L -1 air(k 3 ) Asal Bahan Stek (S): Pangkal Sulur (s 1 ) Tengah Sulur (s 2 ) Waktu pengamatan 30 HST 60 HST 90 HST 2,20 2.10 2,30 2,25 3,60a 6,40b 3,80a 5,50ab 5,25 74,40 7,90 11,00 6,80 8,40 9,10 7,95 Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%. 152

Perlakuan konsentrasi Rootone F berpengaruh nyata pada umur 60 HST. Hal ini diduga pada umur 60 HST, sel-sel tanaman terpacu oleh pengaruh Rootone F. Sesuai dengan pendapat Rismunandar (1988), bahwa ZPT dapat mempercepat tumbuhnya akar, batang, dan daun tanaman. Sementara itu, perlakuan asal bahan stek (S) berbeda tidak nyata kemungkinan disebabkan diameter sulur dari asal bahan tersebut tidak jauh berbeda ukurannya, sehingga jumlah daun yang dihasilkan tidak jauh berbeda pula. Sesuai dengan pendapat Napitulu (2006) bahwa kondisi bahan stek kecil dengan diameter batang yang kecil menunjukkan bahwa jaringanjaringan pada batang stek kecil belum sempurna terbentuk. Oleh karena itu pertumbuhan daun pada bahan stek yang berasal dari ujung sulur menjadi lebih lambat sehingga jumlah daun yang dihasilkan lebih sedikit dan berbeda tidak nyata. Tidak terdapat interaksi K X S diduga berhubungan dengan fotosintesis yang terjadi pada organ tanaman ini. Semakin banyak dan luas permukaan daun maka produksi fotosintesis akan semakin besar. Selain tumbuhnya daun baru, terjadi kerontokan daun tua pada bibit yang berukuran 36 60 cm. Hidayat (2002) menjelaskan bahwa daun daun baru yang dibentuk akan menggantikan daun daun yang sudah tua dan kapasitas fotosintesis dapat bertambah tergantung kepada alokasi bahan yang digunakan untuk membentuk organ daun. D. Panjang Akar Pengamatan panjang akar dilakukan pada saat sebelum tanam dan 90 HST. Hasil pengamatan panjang akar dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Pengaruh konsentrasi Rootone F dan asal bahan stek terhadap rata-rata panjang akar. Asal Bahan Stek Rootone F (K): 0 mg L -1 air (k 0 ) 0,50 mg L -1 air(k 1 ) 1,00 mg L -1 air (k 2 ) 1,50 mg mg L -1 air(k 3 ) Asal Bahan Stek (S): Pangkal Sulur (s 1 ) Tengah Sulur (s 2 ) Buku Pertama Buku Kedua Waktu Pengamatan Waktu Pengamatan O HST 90 HST 0 HST 90 HST 1,26 1,30 1,46 1,35 1,33 1,36 11,56a 18,76c 15,77bc 12,54ab 15,53 13,79 1,05 1,23 1,21 1,09 1,22 1,07 8,79 10,47 11,71 10,99 10,96 10,02 Keterangan: Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%. 153

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi Rootone F (K) terhadap rata-rata panjang akar buku pertama berbeda nyata pada umur 90 HST, namun berbeda tidak nyata pada buku kedua. Perlakuan Asal bahan stek (S) dan interaksi K x S berbeda tidak nyata. Tampaknya sel-sel stek pada buku pertama setelah mendapat perlakuan Rootone F konsentrasi 0,50 mg L -1 air (k 1 ) terpacu untuk melakukan pemanjangan sel, sehingga menghasilkan rata-rata panjang akar lebih panjang dari perlakuan lainnya pada umur 90 HST. Hal ini sesuai pendapat Saptarini, dkk (2002) bahwa dalam jaringan tanaman, ZPT berfungsi mengatur proses fisiologis seperti pembelahan dan pemanjangan sel. Pada perlakuan asal bahan stek (S) menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata pada panjang akar pertama sebelum dan setelah tanam, dan pada akar kedua sebelum dan setelah tanam. Keadaan ini diduga berhubungan dengan kandungan karbohidrat dan nitrogen yang terdapat pada bagian pangkal sulur tidak jauh berbeda dengan bagian tengah sulur sehingga panjang akar yang dihasilkan tidak jauh berbeda pula. Waluyo (2000) menyebutkan bahwa besarnya nilai rasio karbohidrat dan nitrogen mempengaruhi kemampuan stek dalam pertumbuhan akar dan tunas. Sementara itu, analisis terhadap interaksi KxS menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata diduga karena perlakuan K dan S bertindak bebas satu dengan lainnya. Steel dan Torrie (1993), menyebutkan bahwa apabila antara dua faktor tidak berpengaruh nyata maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut bertindak bebas satu dengan lainnya. E. Jumlah Akar Pengamatan jumlah akar dilakukan pada saat sebelum tanam dan 90 HST (Tabel 5). Tabel 5. Pengaruh konsentrasi Rootone F dan asal bahan stek terhadap rata-rata jumlah akar Keterangan: Asal Bahan Stek Rootone F: 0 mg L -1 air 0,50 mg L -1 air 1,00 mg L -1 air 1,50 mg L -1 air Asal Bahan Stek: Pangkal Sulur Tengah Sulur Buku Pertama Buku Kedua Waktu Pengamatan Waktu Pengamatan O HST 90 HST 0 HST 90 HST 2,00 2,00 2,05 2,05 2,90a 4,90c 3,40ab 4,30cb 4,25 3,50 2,00 2,20 2,00 2,50 2,25 2,60a 4,90c 3,30ab 4,10bc 4,10b 3,35a Angka rata-rata pada kolom dan baris yang sama yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%. 154

Hasil sidik perlakuan konsentrasi Rootone F pada rata-rata jumlah akar sebelum tanam menunjukkan berbeda tidak nyata, namun jumlah akar berbeda nyata pada umur 90 HST, baik jumlah akar pada buku pertama maupun kedua. Hasil sidik ragam ini menunjukkan bahwa perlakuan Rootone F memberikan pengaruh nyata terhadap pembentukan akar yang tercermin dari jumlah akar yang dihasilkan stek sulur sirih merah. Terpacunya pembentukan akar oleh hormon dikemukakan oleh Thimann dan Went yang dikutip Dwidjoseputro (1994) bahwa pembentukan akar dapat terjadi apabila diberikan auksin. Sementara itu, sidik ragam perlakuan sumber bahan stek (S) dan interaksi KxS menunjukkan beda tidak nyata terhadap rata-rata jumlah akar. Perlakuan sumber bahan stek (S) berpengaruh tidak nyata diduga karena jumlah akar yang dihasilkan oleh kedua bahan stek tersebut dipengaruhi oleh rasio karbohidrat dan nitrogen yang terkandung dalam masing-masing bahan stek sulur. Apabila bahan stek memiliki kadar nitrogen yang lebih rendah namun karbohidrat tinggi maka akan menghasilkan akar yang lebih banyak tetapi tidak memacu pembentukan tunas. Hartmann, dkk (1990) menyatakan bahwa tanaman yang memiliki sumber bahan makanan yang cukup serta berada pada kondisi lingkungan yang optimum akan mempunyai rasio karbohidrat dan nitrogen yang tinggi. Tingginya rasio karbohidrat dan nitrogen tersebut dapat mempercepat inisiasi akar. Stek yang cepat dalam inisiasi akar akan dapat memproduksi akar yang lebih banyak. Ditambahkan Hartman dan Kester (1983), bahwa pembentukan akar adventif terjadi melalui beberapa tahap, yaitu diferensiasi sel-sel tertentu pada bagian dasar bahan stek, inisiasi akar di sekitar jaringan pembuluh meristematik, pembentukan primordial akar dan pertumbuhan primordial akar menjadi akar baru. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitain dan pembahasan dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut: 1. Pengaruh konsentrasi Rootone F (K) berbeda nyata terhadap panjang tunas umur 30 HST, 60 HST, 90 HST, jumlah daun umur 60 HST, panjang akar pada buku pertama umur 90 HST, jumlah akar pada buku pertama dan kedua umur 90 HST. Konsentrasi Rootone F 0,50 mg L -1 air (k 1 ) merupakan konsentrasi terbaik. 2. Pengaruh asal bahan stek (S) berbeda tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan. 3. Interaksi hanya terjadi antara perlakuan 0,50 mg L -1 air (k 1 ) dengan asal bahan stek dari pangkal sulur (s 1 ). Saran Untuk mendapatkan hasil pertumbuhan stek sulur sirih merah terbaik dapat disarankan menggunakan asal bahan stek 155

bagian pangkal sulur sirih merah (s 1 ) dan stek direndam dalam larutan Rootone F dengan konsentrasi 0,50 mg L -1 air selama 30 menit DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 1983. Dasar-dasar pengetahuan tentang zat pengatur tumbuh. Angkasa, Bandung. Danu dan Nurhasybi. 2003. Potensi benih generatif dan vegetatif dalam pembangunan hutan tanaman. Makalah Temu Lapang dan Ekspose Hasil Penelitian UPT Badan Litbang Kehutanan Wilayah Sumatera, Palembang. Dwijoseputro, D. 1994. Pengantar fisiologis tumbuhan. Gramedia, Jakarta. Hartmann, H.T. and D.E. Kester. 1983. Plant propagation principle and practices. four Edition. Prentice Hall, Inc. Engle Wood Cliff, New Jersey. 583 p. Hartmann, H.T., D.E. Kester, and F.T. Davies Jr. 1990. Plant propagation, princples and pracies. Fithh edition. Prentice Hall, Inc. Engle Wood Cliff. New Jersey. 578 p. Kartasapoetra, 1988. Tumbuhan obat Lembaga Biologi Nasional LIPI. Balai Pustaka, Jakarta Manurung, S.O. 1987. Status dan potensi ZPT serta prospek penggunaan Rootone F dalam perbanyakan tanaman. Departemen Kehutanan Dirjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan, Jakarta. Mariska, L., I. Darwati, dan H. Moko. 1987. Perbanyakan stek Panili (Vanilla planifolia) dengan zat pengatur tumbuh pada berbagai media tumbuh. Laporan Penelitian Perbanyakan Tanaman Pada Media Tumbuh Pelet Jiffy. Balai Penelitian Perkebunan, Bogor. (Tidak dipublikasikan). Napitulu, R. M. 2006. Pengaruh bahan stek dan dosis zat pengatur tumbuh Rootone F terhadap keberhasilan stek Euphorbia mili. Skripsi. Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih. Fakultas Pertanian. IPB, Bogor. Rismunandar, 1988. Hormon tanaman dan ternak. Penebar swadaya. Jakarta. Saptariani, E Widayati,L. Sari, dan B. Sarbowo. 2002. Membuat tanaman cepat berbuah. Penebar Swadaya, Jakarta. Waluyo, R. 2000. Studi penggunaan bahan pelembab pada penyimpanan dan lama penyimpanan terhadap persentase tumbuh stek. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB, Bogor. 156