Apabila seseorang diberikan sebuah informasi tentang sesuatu untuk pertama kalinya, maka orang itu akan menganggap bahwa informasi tersebut adalah sebuah kebenaran. Sehingga jika ada orang lain yang memberikan informasi yang berbeda tentang sesuatu yang sama maka orang tersebut akan cenderung untuk menolaknya walaupun informasi yang pertama kali itu salah. Lalu, bagaimana keadaannya jika informasi yang salah tersebut diajarkan di sekolah-sekolah, diseminarkan bahkan ditulis di jurnal-jurnal ilmiah? Tentu semua orang akan menganggap bahwa informasi tersebut adalah sebuah kebenaran yang mutlak dan merupakan sebuah aksioma serta kepastian ilmiah yang tidak dapat diganggu gugat. Sehingga jika ada orang lain yang mengabarkan informasi yang lain tentang sesuatu tersebut, maka seluruh orang akan menganggap bahwa orang tersebut adalah gila dan sudah dapat dipastikan hujatan, celaan dan hinaan akan datang kepada orang yang membawa informasi tersebut walaupun orang tersebut membawa data-data dan bukti ilmiah tentang kesalahan informasi yang pertama. Begitulah yang terjadi pada kehidupan kita sekarang ini. Sejak dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi kita diajarkan bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari dan bumi berputar pada porosnya. Hal ini merupakan sebuah kebenaran ilmiah yang tidak dapat diganggu gugat. Bahkan beberapa orang menggunakan ayat-ayat al-quran untuk menguatkan bahwa bumi memang bergerak mengelilingi matahari. Tapi, benarkah demikian? Apakah ini sebuah kebenaran yang mesti kita yakini ataukah kita selama ini berada dalam sebuah kebohongan ilmiah? Buku yang berjudul MATAHARI MENGELILINGI BUMI Sebuah kepastian Al-Quran dan As-Sunnah serta bantahan terhadap teori Bumi mengelilingi Matahari buah karya dari Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf berusaha menyingkap kabut tebal yang sudah sekian lama menutupi sinar kebenaran yang terpancar dari al-quran dan As-Sunnah serta ucapan para ulama. Buku ini pada awalnya merupakan sebuah artikel di majalah Al-Furqon mengenai fatwa dari ulama yang bernama Syeikh Utsaimin yang memfatwakan bahwa matahari mengelilingi bumi yang dilanjutkan dengan sebuah jawaban pada sebuah pertanyaan tentang hal ini pada edisi lainnya serta artikel tentang hadits sujudnya matahari yang sangat gambling menerangkan bahwa matahari mengelilingi bumi. Untuk menjelaskan perkara ini secara komprehensif, maka penulis menyusun buku ini berdasarkan dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah kemudian perkataan para ulama serta dilengkapi dengan kisah-kisah dari As-Sunnah. Pada bagian pertama buku ini, penulis menjelaskan tentang kewajiban tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya. Pada bab kedua penulis menjelaskan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi akal dimana Islam mengarahkan akal manusia untuk berfikir dan mengamati ciptaan Allah, Islam mencela orang-orang taklid yaitu orang yang tidak mau menggunakan akal fikirannya dan hanya berdasarkan kebiasaan dan keyakinan nenek moyang, dan Islam juga memerintahkan pemeluknya untuk menjaga akal fikirannya dan larangan merusaknya. Itulah mengapa minuman keras dilarang oleh Islam karena hal itu dapat merusak akal. Singkat kata, tidak ada 1 / 5
agama yang sangat menghormati kedudukan akal pada manusia kecuali Islam. Walaupun begitu, Islam memandang akal manusia itu terbatas dan menjadikan akal manusia berada di bawah dalil al-quran dan As-Sunnah yang mana jika terdapat sebuah syariat yang sudah jelas maka akal harus tunduk kepadanya meskipun akal tidak bisa menemukan hikmah dan latar belakang serta tujuan dari syariat tersebut. Akal juga dilarang terjun dalam hal-hal yang berada di luar jangkauannya seperti alam ghaib. Maka dari itulah akal yang sehat tidak mungkin bertentangan dengan dalil yang shohih (benar) dan shorih (jelas). Kalau ada pertentangan di antara keduanya maka mungkin dalilnya itu kurang jelas atau kurang shahih, atau mungkin salah memahami dalil tersebut atau mungkin akalnya tidak beres. Bab 3 menjelaskan realita yang terjadi dalam kehidupan ini seolah-olah bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah seperti janin dalam rahim, Turunnya Allah ke Langit Dunia, dan sebagainya. Bab 4 menjelaskan bahwa bumi dan langit itu bulat. Sebelum para ilmuwan barat meyakini bahwa bumi itu bulat maka umat Islam sudah lebih dulu menyatakan bahwa bumi itu bulat. Hal ini ditulis oleh ulama yang bernama Ibnu Hazm dalam al-fishal fil Milal wan Nihal Pasal penjelasan tentang bulatnya bumi. Tidak ada satupun dari ulama kaum muslimin semoga Allah meridhai mereka yang mengingkari bahwa bumi itu bulat dan tidak dijumpai bantahan atau satu kalimat pun dari salah seorang dari mereka, bahkan Al-Quran dan As-Sunnah telah menguatkan tentang bulatnya bumi. Adapun mengenai keberadaan bahwa langit itu bulat maka ini sesuatu yang telah disepakati oleh para ulama seperti Ibnu Katsir yang berkata: Imam Ibnu Hazm, Ibnul Munadi, dan Ibnu Jauzi serta para ulama lainnya telah menukil adanya ijma bahwa langit itu bulat. Bab 5 merupakan inti dari buku ini yaitu menjelaskan tentang kepastian bahwa matahari mengelilingi bumi. Pada bab ini, penulis mengemukakan dalil-dalil dan penjelasan para ulama tentang: 1. Bumi diam dan tidak bergerak, seperti firman-nya: Dan telah kami jadikan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh supaya bumi (itu) tidak goncang bersama mereka (Al-Anbiya: 31) Dan hadits dari Nabi: Dari Anas bin Malik dari Rasulullah bersabda: Tatkala Allah menciptakan bumi maka bumi itu bergerak, lalu Allah menciptakan gunung-gunung dan menancapkannya di atas bumi maka bumi itu pun tenang. (Riwayat Ahmad) 2. Matahari berputar mengelilingi bumi, seperti firman-nya: Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa serta Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir, kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yasin: 38-40) Dari Hadits Nabi: maka Nabi itu pun berperang, dan dia mendekat pada desa yang dituju saat Shalat Ashar, maka dia berkata kepada matahari: Engkau adalah makhluk yang diperintah dan saya pun diperintah, Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku sebentar. Maka matahari itu pun ditahan sampai Allah memberikan kemenangan baginya. (Riwayat Bukhari) 2 / 5
3. Penjelasan para ulama, diantaranya: a. Imam Qurthubi saat menafsirkan firman Allah: Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai (Ar-Ra ad:3): Yang diyakini oleh kaum muslimin dan ahli kitab adalah bahwa bumi itu berhenti dan tetap tenang, dan biasanya gerakannya itu hanya terjadi kalau ada gempa. b. Ibnu Hazm berkata: Terdapat sebuah dalil yang paten dan bisa langsung disaksikan dengan pancaindera bahwa matahari mengelilingi bumi dari timur ke barat kemudian dari barat ke timur. 4. Realita yang terjadi a. Siapapun yang menyaksikan keagungan penciptaan langit dan bumi akan melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa matahari setiap pagi terbit dari ufuk timur lalu bergerak ke pertengahan lalu terbenam di barat. Itulah kejadian alam yang tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Itu sebagai bukti bahwa matahari yang bergerak. Namun kita diajarkan bahwa pergerakan matahari ke arah barat karena gerakan rotasi bumi. Lalu kalau ditanya kenapa yang terlihat bergerak itu matahari? Maka dijawab bahwa itu sama dengan seseorang yang naik mobil yang cepat, maka seolah-olah dia merasakan bahwa yang bergerak adalah pohon dan bangunan disekitarnya dan orang itu merasa kayaknya diam dalam mobil. Namun kalau difikirkan lebih lanjut bahwa secepat apapun mobil yang dinaiki seseorang, maka orang tersebut akan tetap merasakan bahwa dia bergerak. b. Lihatlah awan yang ada di atas kita, dia tidak berada di bumi ataupun dilangit tetapi berada di antara keduanya. Lalu, mengapa awan itu terkadang bergerak ke barat atau ke timur, atau ke utara, atau ke selatan? Seandainya bumi berotasi maka mestinya awan itu bergerak sama dengan arah rotasi bumi. Tapi ternyata? c. Jika kita naik pesawat misal dari Indonesia ke Saudi Arabia, lalu pesawat itu diarahkan ke atas sehingga keluar dari gaya gravitasi bumi, maka apakah pesawat itu butuh bergerak ke barat ataukah cukup diam di tempat menunggu bumi berotasi atau bagaimana? Bagian selanjutnya dari buku ini membahas tentang syubhat (keraguan) tentang keyakinan bahwa matahari mengelilingi bumi dan disertai jawaban yang memuaskan. Buku ini juga mengajarkan kepada kita bahwa apabila kita diberikan sebuah informasi atau sebuah ilmu (dunia) maka kita harus menimbangnya berdasarkan al-quran dan As-Sunnah serta perkataan para Ulama khususnya informasi yang berasal dari orang-orang yang non muslim atau kalau tidak kita akan seperti yang digambarkan dalam syair arab: Barangsiapa yang penunjuk jalannya adalah burung gagak Maka dia akan mengantarkannya ke bangkai-bangkai anjing Mungkin sebagian dari kita menganggap bahwa keyakinan ini (matahari mengelilingi bumi) sama dengan keyakinan agama Kristen yang ada di dalam kitab injil pada abad pertengahan. Perlu diketahui, bahwa menurut keyakinan seorang muslim kitab Injil yang ada sekarang ini sudah tercampur antara firman-firman Allah dengan ayat-ayat yang dibuat oleh tangan-tangan kotor manusia. Lalu bagaimana kita bersikap apabila ada cerita-cerita dari injil? Bisa dijawab bahwa di masalah tentang injil ini? Para ulama merincinya seperti berikut ini: 3 / 5
1. Jika di dalam injil terdapat keterangan yang sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah, maka kita wajib meyakini bahwa hal itu adalah firman Allah. Misalnya di dalam Injil ada keterangan bahwa Allah itu satu maka kita harus meyakini bahwa itu adalah firman Allah. 2. Jika di dalam Injil terdapat keterangan yang bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah, maka kita tidak boleh membenarkannya dan wajib mendustakannya. Misalnya di dalam Injil ada cerita-cerita tentang para Nabi dan Rasul dimana digambarkan para Nabi dan Rasul tersebut melakukan perbuatan yang tercela misalnya ada Nabi yang meminum minuman keras, dan sebagainya maka dengan tegas kita wajib mendustakan cerita tersebut karena para Nabi dan rasul merupakan manusia mulia pilihan Allah untuk menyeru manusia untuk beribadah kepada-nya dan menganjurkan berbuat amal baik. 3. Jika di dalam Injil ada keterangan yang tidak ada keterangan di dalam al-quran dan As-Sunnah maka kita tidak boleh membenarkannya dan juga tidak boleh mendustakannya. Misalnya di dalam Injil ada keterangan tentang kota Nabi Luth bernama Sodom dan Gomorah maka kita tidak boleh membenarkan dan juga tidak boleh mendustakan cerita itu. Berdasarkan hal itu, maka keyakinan tentang matahari mengelilingi bumi merupakan sebuah keyakinan yang wajib diyakini oleh setiap muslim karena hal itu merupakan sebuah ketetapan yang terdapat di dalam Al-Quran dan As-Sunnah bila kita mau merenungkan lebih dalam. Dan kalau kita mau berfikir secara realita yang ada maka kita bisa mengambil sebuah contoh seseorang yang berada di dalam mobil. Jika mobil tersebut bergerak, maka orang itu pasti akan merasakannya sekecil apapun juga pergerakan itu. Begitu juga dengan apabila bumi ini bergerak, maka manusia yang ada di dalamnya pasti akan merasakannya dan dipastikan tidak akan beraktivitas. Untuk lebih jelasnya coba lihat ketika bumi ini bergerak yaitu pada saat gempa bumi. Yang terjadi adalah kehancuran bangunan dan penghuninya. Kelemahan dari buku ini adalah buku ini tidak memuat tentang data dan fakta yang diambil dari eksperimen-eksperimen ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan sehingga membuat para pembaca lebih yakin dan mantap didalam meyakini perkara ini, walaupun pada hakekatnya apabila Al-Quran dan As-Sunnah sudah menetapkan tentang sesuatu kemudian dijelaskan oleh para ulama tentang sesuatu tersebut berdasarkan pemahaman yang benar maka sebagai seorang muslim yang taat wajib meyakininya walaupun seluruh manusia mendustakan dan menentangnya. Namun, kita berharap nanti akan ada buku-buku setelah buku ini yang memuat tentang data dan fakta ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan mengenai masalah ini. Buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh setiap muslim karena bukan saja bisa memperkuat keimanan seorang muslim tetapi juga bisa mengetahui tentang hakekat yang sebenarnya tentang masalah yang menjadi polemik selama berabad-abad. Dan tulisan ini akan diakhiri dengan sebuah perkataan dari seorang ulama yang bernama Syaikh Utsaimin rahimahullah: dan dalam prediksiku bahwasanya suatu ketika nanti teori ini (Bumi Mengelilingi Matahari) akan hancur sebagaimana hancurnya teori Evolusi Darwin. (Majmu Fatawa Syaikh Utsaimin) Data Buku: Judul : MATAHARI MENGELILINGI BUMI Sebuah Kepastian Al-Quran dan As-Sunnah Serta 4 / 5
Bantahan Terhadap Teori Bumi Mengelilingi Matahari Pengarang: Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf Penerbit: Pustaka Al-Furqon Halaman: 220 + xxxiv halaman 27 Dzulqa'dah 1429 H 26 November 2008 M 5 / 5