BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai suku, bahasa, budaya ataupun adat istiadat serta agama. Bangsa

dokumen-dokumen yang mirip
5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.

KAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma

BAB I PENDAHULUAN. Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri

BAB 3 LANDASAN TEORI

SPIRITUALITAS EKARISTI

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

(mempelai wanita) & (mempelai pria) MISA KUDUS SAKRAMEN PERKAWINAN. Dipimpin oleh

RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER

EKARISTI DAN PERAN SERTA UMAT PAROKI

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49)

GPIB Immanuel Depok Minggu, 06 Maret 2016 TATA IBADAH HARI MINGGU III PRA PASKAH

Biar Kanak-kanak datang kepada-ku : Evaluasi dan Refleksi Perayaan Ekaristi bersama Anak-anak (missis cum pueris)

ABSTRAK Kastiana, Dasar Dan Tujuan Partisipasi Umat Paroki Parenggean Dalam Perayaan Ekaristi (Suatu Tinjauan Teologis),

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN

GPIB Immanuel Depok Minggu, 29 Mei 2016 TATA IBADAH HARI MINGGU II SESUDAH PENTAKOSTA

Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

Pendidikan Agama Katolik

Kumpulan Soal Olimpiade Pengetahuan Iman Bidang Pembinaan Iman Keuskupan Bogor

Written by Tim carmelia.net Published Date

TATA IBADAH Minggu Adven I

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN

BAB III PROSESI RITUAL HIEROPHANY DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) DAN GEREJA HATI KUDUS YESUS DI SURABAYA

RENCANA ANGGARAN PROGRAM KERJA DEWAN PASTORAL 2017 BIDANG LITURGI

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis. 4 : 32-35) Mereka sehati dan sejiwa. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul

UJIAN AKHIR SEKOLAH. Tahun Ajaran 2006/2007 LEMBAR SOAL

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG

BAB II EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi

Tugas Agama. Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik?

GPIB Immanuel Depok Minggu, 05 Maret 2017

1/14/2018 RUANG SAKRA. Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti. Dasar Biblis

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN

Liturgi Anak yang Hidup

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen

TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH

EPIFANI : KEHADIRAN ALLAH MEMBARUI MANUSIA KEJADIAN 1 : 1-5; MAZMUR 29; KISAH PARA RASUL 19 : 1-7; MARKUS 1 : 4-11

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

PEMBEKALAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI ST. YAKOBUS. Jakarta, Agustus-September 2010

Perayaan Ekaristi HARI RAYA PASKAH KE-6

.. prosesi Alkitab dibawa masuk ke dalam ruang Ibadah diiringi instrumen...

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

GPIB Immanuel Depok Minggu, 02 April 2017

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ).

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 :

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

GPIB Immanuel Depok Minggu, 11 Juni 2017

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO.

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

TATA IBADAH HARI MINGGU PASKAH V

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2

TATA IBADAH MODEL D. TEMA Menaati 10 Perintah Allah Sebagai Ibadah (8): "JANGAN MENCURI" Keluaran 20:15; Imamat 19:11

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA & SYUKUR HUT KE-35 YAPENDIK GPIB

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis

KERANGKA ACUAN PENYEGARAN DAN PEMBENAHAN KEMBALI KEGIATAN PELAYANAN LITURGI PAROKI se KAJ

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH Hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga. Kamis, 10 Mei 2018

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

KERAMAHAN TANPA SEKAT YEREMIA 28 : 5-9; MAZMUR 89 : 1-4, 15-18; ROMA 6 : 12-23; MATIUS 10 : 40-42

Tata Ibadah Minggu Adven I Minggu, 27 Nopember 2016 TATA IBADAH. Minggu Adven I

PETUNJUK PELAKSANAAN. Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan Paroki)

GPIB Immanuel Depok Minggu, 04 September 2016 NYANYIAN UMAT : GB. 36 DI KAKI SALIB YESUS (1 = Kantoria

.. prosesi Alkitab dibawa masuk ke dalam ruang Ibadah diiringi instrumen... 1

GPIB Immanuel Depok Minggu, 21 Agustus 2016 TATA IBADAH HARI MINGGU XIV SESUDAH PENTAKOSTA

TATA IBADAH HARI MINGGU XV SESUDAH PENTAKOSTA

TATA IBADAH MINGGU XX SESUDAH PENTAKOSTA Minggu, 22 Oktober

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 20 NOVEMBER 2016 (MINGGU KRISTUS RAJA) YESUS KRISTUS RAJA SURGAWI SEJATI

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

TATA PERAYAAN PERKAWINAN UNTUK MEMPELAI KATOLIK DENGAN MEMPELAI KATEKUMEN ATAU TIDAK DIBAPTIS

Perayaan Ekaristi HARI MINGGU BIASA KE-32

BAB I PENDAHULUAN. Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti "tradisi".

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling

TATA PERAYAAN PERKAWINAN DALAM PERAYAAN SABDA RITUS PEMBUKA. Cara Meriah: Di Depan Gereja PENYAMBUTAN MEMPELAI

BAB IV HIERARKI DAN AWAM

TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember

Gereja Tunduk Kepada Roh Kudus

BAB II. IDENTIFIKASI GEREJA KATOLIk. 2.1 Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Santo Diego Martoba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan

GPIB Immanuel Depok Minggu, 27 September 2015

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

GPIB Immanuel Depok Minggu, 14 Agustus 2016

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 26 FEBRUARI 2017 (MINGGU TRANSFIGURASI) KEMULIAAN TUHAN MEMULIHKAN KEHIDUPAN

Perayaan Ekaristi HARI MINGGU BIASA KE-10

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 03 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) SAHABAT UNTUK MANUSIA

HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH

GPIB Immanuel Depok Minggu, 21 Mei 2017

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

TATA IBADAH HARI MINGGU IV SESUDAH PASKAH

TATA IBADAH HARI MINGGU

GPIB Immanuel Depok Minggu, 31 Januari 2016 TATA IBADAH MINGGU IV SESUDAH EPIFANI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, yang penduduknya terdiri dari berbagai suku, bahasa, budaya ataupun adat istiadat serta agama. Bangsa Indonesia terkenal sebagai masyarakat yang religius, yang setiap kehidupannya selalu berdasarkan pada ajaran yang dianutnya. Oleh karena itu, setiap manusia harus memiliki agama dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing. Agama 1 terdiri dari dua suku kata, yaitu A yang berarti tidak, dan Gamma artinya kacau, jadi agama berarti tidak kacau. Dengan adanya agama diharapkan dapat membuat suatu keadaan yang damai. Baik ajaran, rumah ibadah, tata ibadah tiap-tiap agama berbeda antara yang satu dengan yang lain. Penulis akan mengangkat salah satu ajaran agama yang akan dituliskan dalam skripsi ini yaitu agama Katolik.. Katolik berarti umum, yang memiliki pengertian terbuka secara umum bagi siapa saja tanpa memandang suku, warna kulit, latar belakang dan kebudayaannya (kebiasaannya). 1 Agama berarti tidak kacau

Umat Katolik biasanya melakukan ibadah disebuah rumah ibadah yang dinamakan gereja. Gereja di pandang sebagai persekutuan orang beriman, dimana di rumah ini mereka melaksanakan ajaran agama seperti berdoa, bernyanyi dan bermazmur setiap hari minggu dan hari-hari lain ditentukan. Banyak perbedaan antara ajaran Katolik dengan ajaran agama Kristen lainnya. Baik dalam tata cara ibadah maupun lagu-lagu pujian. Gereja Katolik memiliki dua versi ibadah yaitu: 1 Misa Kudus; misa kudus berarti suatu ibadah dimana dalam ibadah ini tubuh dan darah kristus yang dilambangkan dalam rupa roti dan anggur menjadi suatu persembahan yang sangat sakral. Dan misa ini hanya boleh dibawakan oleh kaum biarawan seperti paus, Uskup, maupun Pastor. 2 Ibadah Sabda; ibadah sabda berarti suatu ibadah kecil. Dalam ibadah ini, darah Kristus yang dilambangkan dalam rupa anggur tidak ikut dipersembahkan. Ibadah sabda ini biasanya dibawakan oleh frater 2 maupun kaum awam yang disebut prodiakon 3. Tata cara ibadah dalam gereja Katolik diatur dalam sebuah buku liturgi sebagai suatu peribadatan gereja. Dalam gereja Katolik dikenal ada empat warna liturgi yang melambangkan masa-masa pada liturgi itu. Warna hijau digunakan pada masa biasa, warna merah 2 Frater adalah seseorang yang masih sekolah di sekolah Pastoral dan dididik untuk menjadi seorang Pastor 3 Prodiakon adalah orang awam yang ditugaskan oleh Uskup untuk membantu menerimakan Tubuh Tuhan (komuni) dalam Perayaan Ekaristi..

digunakan pada masa pra-paskah, warna putih digunakan pada masa natal dan paskah, dan warna unggu digunakan pada masa adven. Dan pemakaian empat warna itu diatur dalam suatu kalender yang disebut kalender liturgi 4. Dalam ajaran agama Katolik juga dikenal adanya Sakramen 5 yaitu suatu tanda rahmat Allah dicurahkan kepada setiap orang melalui roh kudus yang terdiri dari tujuh (7) sakramen yaitu: 1. Sakramen permandian (babtis); sakramen ini biasanya diterima pada saat masih balita. Sakramen ini biasanya dilambangkan dengan air yang dicucurkan diatas kepala sebagai lambang bahwa manusia terbebas dari dosa asal. 2. Sakramen ekaristi; sakramen ini merupakan sakramen dimana kita boleh menerima tubuh dan darah kristus, sakramen ini diterimakan oleh seorang Pastor. 3. Sakramen krisma atau penguatan; sakramen ini merupakan sakramen pendewasaan iman dan penguatan dengan Roh kudus untuk menjadi saksi Kristus. 4. Sakramen perkawinan; sakramen ini seyogianya mendapatkan perhatian dalam kaitan dengan upaya untuk menyadari kesucian hidup berkeluarga dan menekankan kehadiran Allah dalam ikatan janji suami-istri. 4 Kalender liturgi adalah satu buku penanggalan liturgi yang disusun untuk satu tahun. 5 Sakramen adalah suatu tanda rahmat Allah yang dicurahkan kepada setiap orang melalui roh kudus

5. Sakramen tobat; sakramen tobat merupakan tanda dan sarana rekonsiliasi dengan Tuhan dan gereja-nya, dapat lebih dihargai apabila kesadaran akan dosa dan kebutuhan akan pengampunan. 6. Sakramen perminyakan orang sakit; sakramen ini lebih diberi tempat : pertama-tama sebagai ungkapan iman, yaitu bahwa dalam penderitaan yang paling beratpun umat Katolik ingat akan penyelamatan Allah 7. Sakramen imamat; sakramen ini sama dengan sakramen penthabisan imam dan hanya boleh diterima oleh seorang imam. Sakramen Permandian (babtis), Penguatan atau Krisma dan Ekaristi merupakan sakramen inisiasi. Sakramen krisma adalah sakramen pendewasaan iman, dimana sipenerima sakramen krisma harus bisa bertanggung jawab akan iman yang ada padanya dan lebih bertanggung jawab akan keyakinannya kepada Tuhannya. Sakramen krisma ini boleh diterima oleh seorang Katolik yang telah melewati dua sakramen yaitu sakramen permandian (babtis) dan sakramen ekaristi, penerima sakramen krisma haruslah memiliki usia lima belas (15) tahun keatas dikarenakan pada usia dianggap telah dapat lebih bertanggung jawab akan imannya sendiri. Dalam upacara penerimaan sakramen krisma, para krismawan akan menyembah (marsomba) kepada orang tuanya untuk memimta maaf kepada orang tua mereka dan juga menyembah (marsomba) kepada Tuhan melalui bunyi-bunyian musik yang dilantunkan dari alat musik batak toba.

Pada tahapan inkulturasi, konsili vatikan membuka pintu untuk menerima latar musik lain dalam ibadat, untuk penyesuaian liturgi dan musik liturgi pada kebudayaan setempat. (E.Martasudjita,Pr 1999 84-85). Ada beberapa tahapan inkulturasi yang dikemukakan oleh P.Schneller dan dituliskan oleh E.Martasudjita,Pr yaitu: 1) Tahapan pertama; pengedropan Yang dimaksudkan dengan pengedropan adalah bahwa teologi dan liturgi asing dipakai dan digunakan begitu saja secara utuh didaerah lain, misalnya liturgi eropa dirayakan persis dan lengkap menurut tata cara dan bahasa aslinya tanpa disesuaikan dan diubah sama sekali. 2) Tahapan kedua ; penerjemahan Dengan penerjemahan sebuah tahapan inkulturasi sudah dimulai. Penerjemahan teks liturgi dari bahasa asing (latin) kebahasa pribumi. 3) Tahap ketiga; penyesuaian Penyesuaian satu langkah lebih maju dari pada penerjemahan. Pada penyesuaian ini bersangkutan dengan menyesuaikan tata cara ibadat. 4) Tahap keempat ; inkulturasi Yang merupakan tahapan paling puncak adalah merupakan penyesuaian yang memiliki struktur dan unsur yang khas menurut budaya setempat dan bermakna kristiani. Inkulturasi adalah penyesuaian liturgi dan musik liturgi pada kebudayaan dan kebiasaan setempat.

Musik gereja menurut konsili vatikan II mengatakan bahwa musik gereja mendapatkan tempat yang sangat penting dalam liturgi. Musik sebagai bagian dari liturgi tampak jelas dalam bagian nyanyian, seperti kyrie, gloria, mazmur tanggapan, kudus yang termasuk bagian liturgi sabda dan ekaristi. Peranan musik dalam liturgi sangat penting dan dapat dirumuskan secara sistematis kedalam tiga poin dimensi yaitu : 1. Dimensi liturgis yaitu musik sebagai bagian liturgi itu sendiri 2. Dimensi eklesiologis yaitu musik mengungkapkan partisipasi aktif umat 3. Dimensi kristologis yaitu musik memperjelas misteri Kristus Dalam tulisan skripsi ini saya akan mengangkat satu sakramen yang saya tuliskan yaitu, upacara penerimaan sakramen krisma. Dalam penerimaan sakramen krisma diiringi dengan beberapa alat musik batak toba, seperti; taganing, suling, sarune dan gong. Alat musik ini digunakan untuk mengiringi jalannya upacara tersebut dan mengiringi beberapa lagu yang dibawakan dengan gaya batak toba. Seketika rombongan Bapak Uskup datang, gondang panomunomuanpun dimulai. Panomunomuan Bapak Uskup, Pastor dan didampingi para pengurus gereja dan tetua gereja dan di tomu-tomu oleh para ibu untuk mengatar Bapak Uskup ke dalam gereja, sementara umat sudah menunggu di dalam gereja sambil manortor di tempat masing-masing. Perarakan dimuai dengan susunan : misdinar, petugas lector, prodiakon, Pastor, dan Uskup, sementara umat masih tetap manortor ditempat masing-masing. Setelah gondang panomunomuan dilanjutkan dengan gondang mula. Setelah gondang mula selesai Uskup mendupai altar dengan dupa yang terbuat dari

minyak kemenyan yang dibakar dengan bara api sembari menyanyikan lagu pembukaan. Penyerahan calon krismawan oleh dewan stasi kepada Uskup. (Calon krisma berdiri ) Oleh Dewan Stasi 6: Yang Mulia Bapak Uskup, hari ini kami umat di stasi Santo Diego Martoba menghantarkan warga kami ingin menerima sakramen krisma, mereka telah disiapkan dengan seksama oleh para pembina. Dan dari pengamatan kami, mereka memang pantas untuk menerima sakramen krisma sebagai kepenuhan inisiasi dan dengan demikian dikukuhkan keanggotaannya dalam kristus. Maka kami mohon dengan rendah hati, sudilah Bapak Uskup dalam upacara ini menerimakan sakramen krisma kepada mereka. Oleh Uskup: Terimakasih kepada seluruh umat paroki, khususnya kepada para pembina, yang dengan tekun telah menyiapkan warga-warga muda ini dan membimbing mereka sampai pada kepenuhan yang akan terlaksana pada hari ini. Anda telah sungguh-sungguh berpartisipasi dalam karya pembinaan iman gereja, dalam karya kegembalaan kami. Maka dengan senang hati kami mengabulkan permohonan saudara. Pengurapan para krismawan dengan minyak krisma oleh Bapak Uskup. Dengan mengurapi dahi dengan minyak dan menampar pipi sebelah kanan krismawan sambil berkata: 6 Dewan Stasi adalah pengurus gereja setempat yang berkedudukan di stasi

U=..(nama calon krisma), TERIMALAH TANDA KARUNIA ROH KUDUS. C=Amin (setelah dijawab amin oleh krismawan lalu Uskup menampar pipi kanannya). U=Damai Kristus. C= Terimakasih. Secara susunan struktural yang bertugas pada upacara penerimaan sakramen krisma terdiri dari; Uskup, Pastor, Misdinar, Prodiakon, Petugas Lektor (pembaca bacaan, pemazmur, pembaca doa permohonan, dan kolektor). Perayaan sakramen krisma dilakukan menurut kebutuhan dari umat yang ada di gereja tersebut yang dilihat oleh para pengurus gereja setempat dan dikarenakan yang menerimakan sakramen tersebut hanya boleh diterimakan oleh seorang Uskup dan penerimaan sakramen ini jarang dilakukan, biasanya perayaan ini bisa dilakukan satu kali dalam empat tahun dan bahkan satu kali dalam lima tahun. Setelah selesai serah terima antara dewan stasi dengan Uskup upacara penerimaan sakramen krismapun di mulai. Upacara penerimaan sakramen krisma di bagi menjadi empat (4) bagian yaitu : 1. Liturgi pembukaan, dimana liturgi ini di mulai dari berbunyinya gondang panomunomuan, kemudian mula gondang, lagu pembukaan, penyerahan calon krismawan, gondang malim/ hasesahan ni dosa, dan doa pembukaan. 2. Liturgi sabda, dimulai dengan gondang perarakan sabda Tuhan/ gondang puji-pujian, upacara penerimaan sakramen krisma dimulai dengan gondang somba, kemudian adanya pembaharuan janji babtis dan tanya jawab antara

Bapak Uskup dengan calon krismawan, dan pengurapan dengan minyak krisma. 3. Liturgi ekaristi; persembahan, doa damai, komuni; dimana para krismawan menerima komuni dua rupa yaitu roti dan anggur. Setelah komuni selesai kemudian gondang parsaoran. 4. Upacara penutupan; amanat perutusan, berkat oleh Bapak Uskup, dan kemudian untuk perarakan pulang diiringi dengan gondang sitiotio/hasahatan. Setelah upacara penerimaan sakramen krisma selesai kemudian dilanjutkan dengan makan bersama antara krismawan dengan Bapak Uskup, Pastor dan para tetua gereja, dan para undangan, serta umat yang hadir kemudian di lanjutkan dengan hiburan dalam bentuk koor yang dinyanyikan bersama oleh para krismawan. Dalam upacara penerimaan sakramen krisma, alat musik batak toba juga di gunakan untuk mengiringi lagu ordynarium dan juga mengiringi tor-tor. Adapun lagu-lagu yang diiringi adalah lagu lagu ordynarium yaitu : Tuhan Kasihani, Kemuliaan, Kudus, dan Anak Domba Allah. Dan tor-tor yang diiringi adalah : ketika manomunomu Bapak Uskup, saat perarakan masuk, saat mohon pengampunan dosa kepada Tuhan; dengan gondang malim, saat perarakan sabda; gondang puji-pujian, saat persiapan upacara krisma; gondang somba, saat menghantarkan persembaha; gondangsakti, dan saat perarakan pulang; gondang hasahatan/sitio-tio.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk membahasnya secara detail dalam sebuah skripsi dengan judul : FUNGSI DAN PERANAN GONDANG DALAM PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA DI GEREJA KATOLIK SANTO DIEGO MARTOBA PAROKI PASAR MERAH MEDAN; SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF. 1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini adalah: 1. Bagaimana deskripsi jalannya upacara penerimaan sakramen krisma di gereja Katolik Santo Diego Martoba Paroki Pasar Merah Medan 2. Bagaimana fungsi dan penggunaan instrument batak toba dalam upacara penerimaan sakramen krisma di gereja Katolik Santo Diego Martoba Paroki Pasar Merah Medan. 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1.Untuk memperoleh deskripsi pelaksanaan upacara penerimaan sakramen krisma di gereja Katolik Santo Diego Martoba Paroki Pasar Merah Medan. 2.Untuk mengetahui fungsi dan penggunaan instrumen batak toba dalam upacara penerimaan sakramen krisma.

1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep Konsep adalah pengertian abstrak dari jumlah konsepsi-konsepsi atau pengertian, pendapat (paham) yang telah ada dalam pikiran (Bachtiar 1997:10). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata studi adalah kajian, telaah, penelitian, dan penyelidikan ilmiah (1990:860); deskriptip adalah menggambarkan apa adanya (1990:210). Upacara adalah tanda-tanda kebesaran, peralatan (menurut adat istiadat), rangkaian tindakan atau perbuatan yang terkait kepada aturan-aturan tertentu menurut adat atau agama, perbuatan atau perayaan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting (1990:994) Dalam upacara penerimaan sakramen krisma alat musik batak toba memiliki peranan yaitu mengiringi jalannya upacara, seperti mengiringi lagu dan mengiringi tor-tor. Alat musik Batak Toba dipakai untuk mengiringi lagu-lagu tertentu dalam upacara ini, contohnya lagu Tuhan Kasihnilah Kami (puji syukur no.1038), Kemuliaan (puji syukur no. 1039), Kudus (puji syukur no. 1040), dan Anak Domba Allah (puji syukur no. 1041). Sedangkan alat musik Batak Toba dipakai untuk mengiaringi tor-tor pada saat manomunomu Uskup, saat perarakan sabda Tuhan, mengiringi saat para krismawan bersimpuh kepada kedua orang tuannya, saat menghantarkan persembahan, dan pada saat perarakan pulang. Berdasarkan konsep diatas, maka yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah jalannya upacara penerimaan sakramen krisma termasuk alat musik batak toba yang

merupakan bahagian dari upacara penerimaan sakramen krisma, sampai sejauh mana fungsi dan penggunaan alat musik batak toba di dalam pelaksaanaan upacara tersebut. Dalam hubungan ini akan dikaji juga tentang proses upacara, makna upacara, pelaku upacara, benda atau peralatan upacara, serta alat musik yang di gunakan dalam upacara. 1.4.2 Teori W.J.S Poerdawarminta dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, teori diartikan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) dan asas asas, hukum- hukum umum yang dijadikan dasar dan pendapat, cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu. Seeger (1958:184) menyebutkan, deskriptip adalah penyampaian suatu objek dengan menerangkannya tehadap pembaca secara tulisan ataupun lisan dengan sedetail-detailnya. Dengan demikian deskriptip yang dimaksud dalam penulisan ini adalah bersifat menyatakan dan menyampaikan sesuatu apa adanya dengan menggambarkan secara tulisan dan secara jelas mengenai upacara penerimaan sakramen krisma oleh gereja Katolik Santo Diego Martoba Paroki Pasar Merah Medan. Dalam membahas upacara, koentjaraningrat (1990) mengemukakan upacara dapat dibagi menjadi empat komponen yaitu: 1) tempat upacara, 2) saat upacara,

3) benda upacara, 4) orang-orang yang melakukuan upacara ( pelaksana upacara ). Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pada upacara penerimaan sakramen krisma mnggunakan alat musik batak toba dalam mengiringi jalannya upacara sehingga memiliki peran dan fungsi, dalam hal ini fungsi dan penggunaan yang ditawarkan oleh Merriam (1964:209-227) dapat di pakai. Menurut Merriam sedikitnya ada 10 kategori fungsi dan guna musik, yaitu : 1)sebagai pengungkapan emosional, 2) sebagai hiburan, 3) sebagai penghayatan estetis, 4) sebagai komunikasi, 5) sebagai reaksi jasmani, 6) sebagai perlambangan, 7) sebagai suatu yang berkaitan dengan norma-norma sosial, 8) sebagai perlambangan pengesahan lembaga sosial dan upacara kagamaan, 9) sebagai kesinambungan budaya, 10) sebagai pengintegrasian masyarakat. Dari kesepuluh (10) fungsi musik tersebut, penulis akan membahas fungsi dan peranan apa-apa saja dari gondang, yang terdapat pada upacara ini.

1.5 Metode Penelitian Dalam hal metode penelitian, penulis memakai metode penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut Netll (1964:62-64) ada dua (2) hal yang esensial untuk melakukan aktifitas penelitian dalam disiplin etnomusikologi yaitu: kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk work). Kerja lapangan meliputi: pemilihan informan, pendekatan, dan pengambilan data, pengumpulan dan perekaman data. Sedangkan kerja laboratorium meliputi : pengolahan data, menganalisis dan membuat kesimpulan dari keseluruhan data-data yang diperoleh. Namun demikian, sebelum melakukan hal ini terlebih dahulu dilakukan studi kepustakaan yakni mendapatkan literatur atau sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan pokok permasalahan. 1.5.1 Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan sebagai landasan dalam hal penelitian, yakni dengan mengumpulkan literatur atau sumber bacaan yang akan menjadi dasar dalam melakukan penelitian. Sumber-sumber bacaan ini dapat berupa buku, ensiklopedia, jurnal, bulletin, skripsi dan lain-lain. Dengan melakukan studi kepustakaan ini penulis akan dapat melakukan cara yang efektif dalam melakukan penelitian lapangan dan penyusunan skripsi ini. Dalam tulisan ini penulis akan membahas salah satu dari

upacara peneriman sakramen krisma di gereja Katolik yaitu upacara penerimaan sakramen krisma, dimana upacara ini belum pernah dibahas sebelumnya. 1.5.2 Kerja Lapangan Dalam kerja lapangan penulis pengamatan dan pengambilan data melalui perekaman dan mencatat jalannnya upacara secara keseluruhan, serta melakukan berbagai wawancara dengan beberapa umat gereja Katolik dan beberapa informan lainnya. Tehnik wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara berfokus (focus interview) yaitu melakukan pertanyaan selalu berpusat pada pokok permasalahhan. Selain itu juga melakukan wawancara bebas (free interview) yaitu pertanyaan tidak selalu berpusat pada pokok permasalahan tetapi pertanyaan juga dapat berkembang pada pokok permasalahan yang lainnya dengan tujuan untuk memperoleh data yang beraneka ragam namun tidak mennyimpang dari pokok permasalahan. 1.5.3 Kerja Laboratorium Setelah semua data yang diperoleh dari lapangan maupun bahan dari studi kepustakaan terkumpul, selanjutnya dilakukan pembahasan dan penyusunan tulisan. Sedangkan untuk hasil rekaman dilakukan pentranskripsian dan penganalisaan yang disusun secara sistematis dengan mengikuti kerangka penulisan

1.5.4 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian penulis adalah di gereja Katolik Santo Diego Martoba Paroki pasar Merah Medan. Alasan pemilihan lokasi ini karena pada saat itu ditempat di gereja Katolik Santo Diego Martoba dilakukan upacara penerimaan sakramen krisma dan penulis juga melihat dan menyaksikan secara langsung pelaksanaan upacara penerimaan sakramen krisma tersebut, tepatnya pada tanggal 20 juli 2008