II. TINJAUAN PUSTAKA. mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama. Sedangkan menurut. Alwi (2005) profil adalah pandangan mengenai seseorang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah hutan yang

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris. Hal itu didasarkan pada luasnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. pedagang, jasa, serta usaha informal lainnya. Sementara itu Quibria (1990), menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

KESEMPATAN KERJA DI PEDESAAN SULAWESI SELATAN*

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi lainnya yang berperan meningkatkan perekonomian nasional.

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, terutama persaingan dalam berbagai hal. Persaingan dalam

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan hasil eksplorasi di Jawa Timur, pandan dijumpai sebanyak dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. menyerap angkatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN PERINDUSTRIAN, TRANSPORTASI, PERDAGANGAN, PARIWISATA, DAN INDUSTRI JASA

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam. manfaat kerna batangnya kuat, kerat dan elastis sehingga membuat bambu

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun

II. TINJAUAN PUSTAKA. berinteraksi dalam satu sistem (pohon, tanaman dan atau ternak) membuat

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri dan Indusri Kerajinan Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pengertian industri adalah sebagai berikut. Industri adalah suatu kegiatan ekonomi mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, tidak termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (Departemen Perindustrian, UU No. 5 Tahun 1984, tentang Perindustrian). Selanjutnya Menurut BPS dalam Arsyad (2004), menggolongkan perusahaan industri menjadi empat golongan dilihat dari jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Adapun golongan yang ada sebagai berikut. 1. Industri Besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih. 2. Industri Sedang, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja 20 sampai 99 orang. 3. Industri Kecil, industri yang menggunakan tenaga kerja antara lima sampai 19 orang. 4. Industri Kerajinan Rumah Tangga, industri yang menggunakan tenaga kerja antara tiga sampai empat orang. Dengan melihat perkembangan industri saat ini, kelompok anyaman pandan wani di Desa Tumbu Kecamatan Karangasem tersebut termasuk dalam industri kecil rumah tangga karena dengan melihat pengelompokan jenis industri dan jumlah tenaga 8

9 kerja yang ada. Industri kerajinan adalah suatu kegiatan pembentukan atau pengubahan barang menjadi barang lain yang merupakan hasil kerja tangan sehingga mempunyai nilai yang lebih tinggi, yang dilakukan oleh seseorang atau lebih anggota rumah tangga sebagai penanggung jawab. Berdasarkan SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 30/MPP/1996, maka industri kecil dibagi kedalam tiga kelompok sebagai berikut. 1. Industri Hasil Kehutanan dan Pertanian (IKHP) Industri ini bergerak dalam bidang pengolahan dan pemanfaatan hasil pertanian dan kehutanan yang dapat berupa industri kerajinan kayu, anyaman, lukisan, rotan, pengolahan pangan, alat musik, kerajinan keranjang, dan lain sebgaianya. 2. Industri Logam, Mesin dan Kimia (ILMK) Industri ini bergerak dalam bidang industri perak, logam keramik, batu padas, dan lain sebagainya. 3. Industri Aneka (IA) Industri ini bergerak dibidang tekstil, kulit, dan sebagainya. Berdasarkan uraian diatas maka industri kerajinan anyaman pandan ini tergolong Industri Hasil Kehutanan dan Pertanian (IHKP). 2.2 Peranan Industri Pedesaan dalam Pembangunan Ekonomi Tujuan pembangunan desa adalah untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat pedesaan dengan jalan meningkatkan kesempatan kerja di daerah pedesaan. Letak industri kerajinan rumah tangga di Indonesia lebih dari 90 % berada

10 di daerah pedesaan (Sanusi, B. 2004). Keberadaan industri kecil dan rumah tangga tidak bisa dihindarkan atau dihapus, karena sektor ini memiliki keuntungankeuntungan tertentu seperti menciptakan kesempatan kerja/pemerataan kesempatan berusaha. Industri kecil di pedesaan memiliki dampak yang cukup signifikan terutama di dalam penganekaragaman mata pencaharian dan hasil produksi pedesaan. Usahausaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan perekonomian pedesaan adalah melalui pembangunan perekonomian. Pembangunan perekonomian yang dilakukan oleh pemerintah berupa pengenalan teknologi baru dan cara-cara lainnya untuk meningkatkan produksi pertanian. Namun kenyataan yang terjadi bahwa sektor pertanian saja tidaklah mampu untuk menyangga semua kebutuhan rumah tangga bagi keluarga yang ada di pedesaan. Dengan adanya pengembangan industri banyak manfaat yang didapatkan. menurut Saleh (1986: 5) mengemukakan manfaat industri sebagai berikut. 1. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat, baik sandang, pangan, dan papan, 2. Terciptanya lapangan pekerjaan baru, semakin banyak jumlah industri yang dibangun maka banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada industri padat karya, 3. Dapat meningkatkan pendapatan perkapita, 4. Dapat ikut serta mendukung pembangunan nasional di bidang ekonomi terutama sektor industri. Dari berbagai manfaat dari industri dapat dijelaskan kembali bahwa, walaupun relatif kecil namun keberadaan industri cukup memberikan andil dalam

11 peningkatan devisa Negara. Dengan berkembangnya industri, masyarakat semakin meningkat pendapatan perkapitanya. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat yang tadinya tidak bekerja terserap dalam sektor industri tersebut. Dengan demikian eksistensi industri kecil atau kerajinan rumah tangga sangatlah berarti dalam meningkatkan pendapatan masyarakat terutama mereka yang berada di daerah pedesaan. 2.3 Karakteristik Kelompok Perajin Menurut Widyaningrum, (1999) (dalam Pambudi, 2011) karakteristik adalah ciri-ciri dari individu atau kelompok yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin, umur serta status sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi, dan sebagainya. Kelompok perajin pada dasarnya merupakan sistem sosial yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat oleh kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok ini akan terjadi suatu situasi kelompok dimana setiap anggota telah melakukan interaksi untuk mencapai tujuan bersama dan mengenal satu sama lain. Kelompok perajin biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok, yang dipilih atas dasar musyawarah dan mufakat diantara anggota kelompok tersebut. Pada waktu pemilihan ketua kelompok sekaligus dipilih kelengkapan struktur organisasi kelompok yaitu sekretaris kelompok, bendahara kelompok, serta seksiseksi yang mendukung kegiatan kelompoknya. Seksi-seksi yang ada disesuaikan dengan tingkat dan volume kegiatan yang akan dilakukan. Apabila dilihat dari sifat

12 dan bentuknya, maka karakteristik dari sebuah organisasi kelompok usaha (Haeruman, 2001) dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Berbasis pada sumber daya lokal sehingga dapat memanfaatkan potensi secara maksimal dan memperkuat kemandirian. 2. Dimiliki dan dilaksanakan oleh masyarakat lokal sehingga mampu mengembangkan sumberdaya manusia. 3. Menerapkan teknologi lokal (indigenous technology) sehingga dapat dilaksanakan dan dikembangkan oleh tenaga lokal. 4. Tersebar dalam jumlah yang banyak sehingga merupakan alat pemerataan pembangunan yang efektif. 2.4 Tanaman Pandan Berduri Pandan berduri merupakan tanaman yang umum dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan nama latin Pandanus teciorius. Pandan tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat-tempat yang agak lembap, tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Memiliki batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Memiliki buah berbentuk buah batu, menggantung, bentuk bola, diameter 4-7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga. Memiliki daun dengan bentuk tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang

13 sejajar, panjang 40-80 cm, lebar 3-5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Daun pandan biasanya dipakai sebagai bahan anyaman yang menghasilkan berbagai bentuk barang kerajinan tangan, baik untuk kebutuhan masyarakat maupun sektor pariwisata (Lampiran 19). 2.5 Konsep Bekerja, Tenaga Kerja dan Curahan Jam Kerja Bekerja diartikan sebagai melakukan kegiatan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan berupa uang atau barang, dalam kurun waktu (time reference) tertentu (Mantra, 2009:225). Jadi dapat disimpulkan bekerja berarti melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan baik berupa uang atau barang dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan mereka yang mencari pekerjaan adalah mereka yang secara aktif mencari pekerjaan, baik yang telah bekerja tetapi karena suatu hal masih mencari pekerjaan maupun yang belum pernah bekerja sebelumnya. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Curahan jam kerja adalah lamanya waktu yang digunakan oleh seseorang untuk melakukan suatu jenis kegiatan. Dalam hal ini, semakin cepat seseorang dalam menyelesaikan tugasnya, maka semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk bekerja. Dengan sedikitnya waktu yang

14 diperoleh untuk menyelesaikan tugasnya maka dapat mengambil pekerjaan lain atau dapat menyelesaiakan tugas lainnya, sehingga apabila waktu yang dicurahkan semakin banyak maka penghasilan yang diperoleh akan semakin banyak. Jumlah bekerja selama 35 jam per minggu dapat dipakai sebagai patokan apakah seseorang termasuk pekerja penuh atau tidak. Mereka yang bekerja kurang dari 35 jam perminggu tergolong sebagai pekerja yang tidak penuh dan disebut sebagai setengah menganggur, sedangkan yang bekerja lebih dari 35 jam perminggu tergolong sebagai pekerja penuh (BPS,1999). 2.6 Pengertian Upah dan Sistem Pengupahan Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 tahun 2013, gaji atau upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Upah bagi para pekerja memiliki dua sisi manfaat yaitu sebagai imbalan atau balas jasa terhadap output produksi yang dihasilkan dan sebagai perangsang bagi peningkatan produktivitas. Sebagai imbalan, upah merupakan hak dari pekerja terhadap tenaga atau pikiran yang telah dikeluarkannya. Sebagai perangsang produktivitas, upah dapat meningkatkan motivasi pekerja untuk bekerja lebih giat (Tjiptoherijanto,1996) Mengenai sistem pengupahan, Manullang (1985) membagi menjadi 3 golongan yaitu. 1. Sistem upah menurut waktu

15 Sistem upah menurut waktu dapat dibedakan atas upah per jam, upah per hari, upah per minggu, dan upah per bulan. Dalam sistem upah ini, baik mutu maupun jumlah pekerjaan tidak kelihatan dengan jelas. 2. Sistem upah menurut hasil Sistem upah ini berdasarkan atas jumlah satuan atau kualitas dari produk yang dihasilkan pekerja. 3. Sistem upah premi atau borongan Sistem upah ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu sistem upah premi yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan sistem upah premi yang tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. 2.7 Pendapatan Rumah Tangga Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi atas pengorbanannya dalam proses produksi. Masing-masing faktor produksi seperti: tanah akan memperoleh balas jasa berupa sewa tanah, modal akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upah atau gaji, dan keahlian atau skill akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba (Sukirno, 2004). Pendapatan keluarga atau rumah tangga adalah harta yang diterima oleh sebuah rumah tangga atau keluarga sebagai hasil dari keseluruhan usaha semua warganya (KBBI, 2003:236). Dengan penjelasan diatas, pendapatan keluarga mempunyai arti hasil jerih payah yang diperoleh dalam bentuk uang pada suatu keluarga yang meliputi

16 penghasilan pokok dan penghasilan tambahan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Pendapatan rumah tangga dibagi menjadi dua bagian, yaitu pendapatan dari sektor pertanian dan pendapatan sektor nonpertanian. Besar kecilnya kedua bagian pendapatan tersebut memiliki kontribusi didalam memenuhi kebutuhan rumah tangga petani. 2.8 Konsep Petani-Perajin Petani di Indonesia merupakan golongan dengan pendapatan terendah. Pendapatan terendah tersebut disebabkan oleh produksi yang rendah. Produksi yang rendah ini disebabkan lahan usahatani nya sangat sempit dan dikelola dengan teknologi sederhana, serta peralatan yang terbatas (Prayitno dan Arsyad, 1987: 99). Oleh sebab itu banyak rumah tangga petani yang memiliki sumber pendapatan lain di luar sektor pertanian sebagai usaha tambahan untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Usaha tambahan rumah tangga petani di sektor non pertanian bukanlah merupakan suatu aktivitas baru untuk penduduk perdesaan, khususnya pedesaan Bali. Menurut Mubyarto, keragaman pekerjaan atau kombinasi pekerjaan di pertanian dan non pertanian dilatarbelakangi bebrapa alasan sebagai berikut. a. Tidak cukupnya pendapatan di usahatani, misalnya karena luas usahatani sempit sehingga diperlukan tambahan penapatan. b. Pendapatan dan pekerjaan di usahatani umumnya amat musiman, sehingga diperlukan waktu menunggu yang relatif lama sebelum hasil/pendapatan bisa dinikmati. Dalam situasi demikian, peranan pekerjaan yang memberikan pendapatan diluar pertanian amat besar.

17 c. Usahatani banyak mengandung resiko dan ketidak-pastian, misalnya panen gagal dan produksi amat merosot/rendah seperti serangan hama penyakit, kekeringan dan banjir. Oleh karena itu diperlukan pekerjaan atau pendapatan cadangan guna mengatasinya. (Mubyarto,1985: 147-148). Salah satu pekerjaan sampingan, tambahan dan musiman rumah tangga petani adalah sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang umumnya terletak di pedesaan dianggap sedikit membantu kehidupan petani, bahkan di beberapa daerah, menyumbang cukup lumayan pada pendapatan petani miskin (Rahardjo, 1986: 116). Kegiatan industri kecil, terutama kerajinan rumah tangga yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia memiliki kaitan yang dekat dengan mata pencaharian pertanian di daerah perdesaan. Kegiatan ini umumnya merupakan pekerjaan sekunder para petani dan penduduk desa yang memiliki arti sebagai sumber penghasilan tambahan dan musiman. Selain itu industri kecil di perdesaan berfungsi memenuhi sebagian kebutuhan konsumsi maupun produksi masyarakat desa dan masyarakat petani yang sebagian mengolah sumber-sumber lokal. Dengan pengembangan industri kecil di perdesaan, diharapkan akan terjadi penganeka ragaman mata pencaharian dan hasil produksi masyarakat perdesaan (Rahardjo, 1986: 123). Dalam penelitian ini, industri kerajinan rumah tangga anyaman pandan adalah salah satu usaha ganda atau usaha tambahan yang sebagian kecil dilakukan rumah tangga petani di Desa Tumbu untuk mendapatkan tambahan pendapatan bagi rumah tangga petani.

18 2.9 Kerangka Pemikiran Program pengembangan ekonomi rumah tangga dan industri kecil khususnya di pedesaan pada hakekatnya digagas pemerintah sebagai salah satu solusi permasalahan bangsa dalam perluasan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan yang masih terjadi di Indonesia. Dalam perkembangannya saat ini banyak dijumpai industri kecil sebagai penampung tenaga kerja dan biasanya didominasi oleh kaum perempuan, salah satunya industri kerajinan. Mereka juga umumnya adalah petani, oleh sebab itu mereka biasa disebut dengan petani-perajin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik petani-perajin anyaman pandan kelompok Pandan Wangi, dalam hal ini karakteristik dilihat dari sisi petani-perajin dan unit usaha kelompok Pandan Wangi, pengepul, pemasaran, dan kontribusi sumbangan pendapatan sebagai petani dan perajin. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan rujukan atau rekomendasi kepada pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Kerangka berfikir secara terstruktur dapat dilihat pada Gambar 2.1.

19 Petani-perajin Anyaman Pandan Kelompok Pandan Wangi Karakteristik Petani-perajin anyaman pandan kelompok Pandan Wangi Hubungan usaha kelompok dengan pengepul terkait: Bahan baku Produksi pemasaran produk Perbandingan pendapatan sektor kerajinan terhadap pendapatan sektor usahatani Analisis Deskriptif Hasil Penelitian Rekomendasi Gambar 2.1 Kerangka pemikiran karakteristik petani-perajin anyaman pandan di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem.