PERKEMBANGAN MODEL SEPATU DI ROMAWI PADA ABAD KE-1 MASEHI. Oleh Suciati, S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO

Perkembangan Alas Kaki Manusia

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MODE BUSANA

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Seiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk

BATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE. Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

PERADABAN ROMAWI 1. Keadaan Geografi 2. Penduduk dan Kehidupan Ekonominya 3. Sistem Pemerintahan

MODUL VI BU 461*) Adibusana

TEKNIK PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

JENIS BARANG YANG DIJUAL

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

ARSITEKTUR BYZANTIUM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

Jenis Barang Yang Dijual

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS BUTIK BUSANA MUSLIMAH

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reggi Juliana Nandita, 2015

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Tahun 1970-an batik Indonesia diunggulkan sebagai busana resmi di Indonesia oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

Powered by TCPDF (

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Fungsi Sandal dan totebag

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan diciptakan. Desain busana erat hubungannya dengan mode (fashion).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pe

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

MODUL PERKULIAHAN ADIBUSANA BU 461*) Dr Mally Maeliah, M.Pd NIP

BAB I PENDAHULUAN. anggota badan serta penutup untuk tangan, kaki, dan kepala. Dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

- 2 - Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

KRITIK DAN TINJAUAN KARYA DESAIN Pokok Bahasan - II

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karakter Tokoh Jafar dalam dongeng Aladin pada pergelaran Fairy Tales Of. Fantasy dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

TINJAUAN PAKAIAN ADAT SULAWESI SELATAN (Studi Komparatif Baju Bodo Suku Bugis-Makassar- Mandar)

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Profil Desainer

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

4. Bagi mahasiswa yang memiliki sakit ringan menggunakan pita berwarna biru, dipasang di lengan sebelah kiri menggunakan peniti.

Sejarah Lempar Lembing

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2)

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks?

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari kemajuan peradapan suatu masyarakat. Hal itu dikarenakan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PERKEMBANGAN MODEL SEPATU DI ROMAWI PADA ABAD KE-1 MASEHI Oleh Suciati, S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI 1. Kajian Historis Terhadap Obyek Desain Seperti dikutif dari pengantar metode-metode tinjauan desain (30:2001) kajian historis dapat dilakukan berdasarkan penggalan waktu yang dinilai sebagai suatu momentum penting peristiwa tertentu yang didasari dinamika budaya atau peradaban selanjutnya, ataupun berdasar kepada falsafah yang amat berpengaruh pada periode tertentu atau merupakan penggalan hal terpenting yang amat berpengaruh terhadap perubahan dikemudian hari. Kajian historis desain merupakan pengamatan terhadap sejarah satu obyek secara kritis untuk kemudian dapat memberikan masukan, koreksi analisis atau mendeskripsikan penggalan sejarah tertentu yang bermakna bagi kajian ilmu desain. Dalam kesempatan ini penulis akan mencoba melakukan kajian historis terhadap bentuk alas kaki yaitu sepatu. 2. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia terhadap alas kaki sangat dipengaruhi oleh prilaku dan lingkungan hidup, pengaruh budaya asing yang mempengaruhi dan pengaruh mode yang bersifat temporer. Alas kaki dan penutup kaki lazimnya terbuat dari kulit, terdiri dari bagian bawah (telapak sepatu atau sol), dan bagian atas sebagai penutup kaki. Sepatu merupakan perkembangan dari sandal. Sandal mungkin merupakan bentuk tertua alas kaki, yang dikenal sejak jaman Mesir, Yunani dan Romawi kuno. 1

Sepatu digunakan pada umumnya berfungsi sebagai pelindung kaki saat berjalan dan pelindung dari berbagai kemungkinan seperti telapak kaki terluka, terkotori, terluka, cedera dan terutama melindungi kaki agar nyaman saat berjalan. Sejalan dengan perkembangan jaman, perubahan budaya penggunaan sepatu tidak lagi sekedar memenuhi kebutuhan tetapi sudah menjadi tuntutan mode, sehingga pada akhirnya muncul berbagai desain sepatu dari jaman ke jaman. 3. Perkembangan Sepatu Manusia pertama kali melindungi kaki dengan cara mempergunakan daun dan rumput yang berukuran besar sebagai alas kaki yang diikat dengan tumbuhan merambat secara melingkar di seleliling kaki. Di negara-negara panas, cara ini berkembang menjadi sandal yang dibuat dari daum palem yang ditenun, rumput atau serat tanaman lain yang dikaitkan ke kaki dengan cara dijepit oleh jari kaki, selain itu penggunaan bahan baku alas kaki berkembang mempergunakan kulit binatang terutama di negara beriklim dingin. Menurut sejarah Mesir, alas kaki yang pertama digunakan adalah sandal oleh orang Sumeria yaitu Naram Sin tahun 2500 SM pada masa kejayaan Stele. Alas kaki tersebut terbuat dari tanah liat sekitar tahun 3000 SM. Bentuk ujung depan melengkung ke atas, model ini dipergunakan oleh raja. Pada masa ini alas kaki telah berkembang menjadi bagian dari keserasian berbusana pada acara formal. Abad 12 sampai 14, di Eropa sepatu dari kulit telah berkembang. Modelnya berupa boot pendek yang disebut Estvaux. Pemakaian boot pendek dilengkapi dengan kaos kaki sehingga kaki lebih terlindungi. model ini berkembang karena tahun 1320 Masehi pembuatan sepatu mulai dijahit karena ditemukannya mesin jahit. Pada masa ini ukuran panjang jari kaki sepatu menentukan status sosial di masyarakat. 2

Model sepatu yang ditemukan di Azerbaijan antar abad 13-14 Masehi Sepatu model Poulaines pada abab 14-16 Masehi 3

Abad ke-15 model sepatu mengalami perkembangan. Tahun 1500 berkembang model sepatu dengan bentuk ujung jari tumpul. Tahun 1570 berkembang model sepatu dengan tali-tali renda mulai dari ujung lidah sepatu dengan tinggi tumit sepatu 2-3 inci. Tahun 1590 berkembang model sepatu dengan bentuk ujung jari melingkar. Sepatu model Eschapin dan sepatu model Escolleter abad 15 Masehi Sepatu model Venetian pada abad 16 Masehi 4

Abad 17, pria memakai sepatu dengan bentuk ujung jari persegi atau melengkung seperti kubah. Tahun 1660 mulai ditemukan gesper untuk mengikat sepatu sehingga sepatu dengan tali renda berubah mempergunakan gesper. Industri sepatu abad 17 Masehi Model sandal dari bahan perak pada abad 16 Masehi 5

Sepatu dengan aplikasi dekorasi bahan renda dari Prancis pada abad 17 Masehi Abad 18, wanita memakai sepatu dengan hiasan bordir berwarna metalik dengan tumit tinggi yang dihiasi pula dengan pita dan gesper serta bentuk ujung kaki runcing. Sepatu laki-laki terbuat dari kulit hitam dengan tumit rendah. Tahun 1760 bentuk tumit pada sepatu laki-laki menjadi ramping. Akhir abad 18, tumit sepatu wanita menjadi lebih rendah bahkan tak bertumit dengan bentuk ujung jari oval yang sempit atau persegi. sepatu wanita saat ini berkembang pula pemakaian pita satin dan bahan sepatu dari sutera. Abad 19, laki-laki dan wanita pada umumnya memakai sepatu boot. Model sepatu boot yang terkenal adalah Blutcher. Bahan untuk sepatu menjadi beragam seperti satin, sutera, kulit binatang dan bahan lain yang dipres. Model sepatu untuk pria berenda di bagian depan dengan bentuk ujung kaki lebar. Model sepatu untuk laki-laki dengan hiasan bordir dan warna perak pada akhir abad 19 Masehi 6

Abad 20, muncul desainer-desainer sepatu. Akibatnya banyak berbagai model sepatu untuk berbagai kesempatan pemakaian. Tahun 1920-1930 orang cenderung memakai sepatu dengan dua warna. Tahun 1940 berkembang sepatu serba guna. tahun 1950-1970 dikenal sepatu dengan merek Brothel Creeper, Winkle Pickers, Stilleto dan Palt Form Soles. Desainer sepatu yang terkenal di antaranya Patrick Cox, Red or Dead, Emma Hope dan Jeffrey West. Model sepatu wanita dengan tumit tinggi, hiasan sepatu mempergunakan satun, bordir, payet dan mute 4. Perkembangan Sepatu di Romawi pada Abad ke-1 Masehi Bangsa Romawi merupakan gabungan berbagai bangsa latin termasuk ras Indo Eropa yang pada tahun 509 sebelum Masehi bersatu memusnahkan raja Etruria dan membentuk bangsa baru yaitu bangsa Romawi. Bangsa Romawi merupakan bangsa yang hidup praktis, giat melaksanakan pembangunan, sigap dalam bermanajemen, siap dengan rancangan pembangunan di segala bidang, menegakkan hukum serta berstrategi di medan perang. 7

Mereka menyadari bahwa pada umumnya tidak berbakat seni dan kurang canggih memperdalam dunia sains, maka diterapkannya bakat praktis dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini meniru dari Hellas Yunani. Hellenisme sangat berkembang di Romawi, perpaduan kebudayaan Yunani dan unsur kebudayaan bangsa Romawi termasuk perkembangan arsitektur Yunani berkembang di Romawi. Pada masa ini bangsa Romawi giat berperang untuk menunjukkan jatidirinya menaklukkan wilayah lain. Pertama mereka menaklukkan jazirah Apenia. Koloni Yunani di jazirah ini adalah Graecia. Kemudia disusul dengan beberapa peperangan lain untuk memperluas wilayah. Kisah kepahlawanan pada masa ini sangat berkembang. Sekitar tahun 190 sebelum Masehi, Roma merupakan satu negara adu kuasa yang memerintah keseluruhan daerah sekitar Mediterania. Pada mulanya Roma menjalankan sistem Republik, di mana hanya keluarga kaya atau kaum Patricia yang diperkenankan memiliki dan menunjuk dua tokoh di antara mereka untuk dijadikan Konsul. Kedua konsul itu berkuasa penuh mejalankan kebijakan pemerintah. Masyarakat yang tidak tergolong kaum Patricia disebut Plebeia, termasuk di dalamnya kaum rakyat jelata, buruh, tani dan pengusaha kecil. Plebeia kemudian membentuk majelis rakyat yang disebut Tribun. Lambat laun anggota Plebeia menjadi kaya dan membaur dengan kaum Patricia membentuk kelas sosial baru yaitu Mobile. Kaum Mobile kemudian menjalankan pemerintahan kekuasaan Republik. Berhasilnya kekuatan Romawi menaklukkan berbagai daerah dan negara lain menyebabkan para panglima perang, para jenderal menjadi semakin kuat dan berkuasa sehingga pada akhirnya merekalah yang memegang pemerintahan. 8

Panglima perang yang terkenal adalah Julius Caesar yang berhasil mendaki pegunungan Alpen, menaklukkan Gallia atau Perancis, menyeberang ke Brittania atau Inggris dan menetapkannya sebagai milik Roma. Kemudian memerangi musuh di Mesir dan Macedonia. Ucapannya yang terkenal adalah Vini, Vidi, Vici, serta percintaannya yang terkenal dengan Cleopatra. Panglima lain yang terkenal adalah Marcus Antonius dan Oktavianus. Pada masa ini fashion di Roma berkembang mirip kostum Hellas. Khususnya desain sepatu dipengaruhi oleh keadaan suasana peperangan dan perkembangan Hellenisme. Desain sepatu pada masa ini mengadaptasi gaya Athenia. Sudah ada perbedaan antara bentuk sepatu untuk kaki bagian kanan dan kaki bagian kiri. Bentuk-bentuk sepatu menunjukkan kelas sosial di masyarakat. Model sepatu yang paling primitif dan umum adalah Carbatina, terbuat dari tali yang dililitkan seputar kaki dan dibuat kerancang diatasnya. Model Calceus dipakai oleh laki-laki. Model ini untuk wanita apabila ke luar rumah bertumit rendah dan terbuat dari kulit dan talikulit yang disilangkan pada bagian atasnya. Calceus khusus untuk para bangsawan. Sepatu model Calceus untuk para senat berwarna hitam kemudian disepakati menjadi putih. Untuk kaisar adalah model sepatu Muleus, berbentuk tinggi, bercelah disamping dan pas pada kaki serta bagian lidahnya disertai untaian tali. Model lain yang berkembang adalah sepatu dengan model Gallicae. Sepatu untuk kaisar terbuat dari bahan mewah. Sepatu yang baik pada masa ini adalah yang menjangkau betis dan panjang yang disebut Pero. Pero terbuat dari akar dan bahan-bahan alam. Perkembangan dari model Pero adalah Campagus yang dapat dipakai oleh kalangan masyarakat luas. Di dalam rumah orang Romawi menggunakan sandal yang disebut Solea atau Crepida, pemakiannya dikaitkan dengan tali sampai ke tas telapak kaki. Ada pula model sandal Calceoli semacam selop yang dipenuhi hiasan. Alas kaki wanita umumnya berwarna hijau, kuning dan putih. 9

Berbagai model sepatu di Romawi pada abad ke-1masehi Sandal Model Solea 10

5. Simpulan a. Kajian historis dapat mengungkapkan bentuk dan rupa obyek desain dari masa ke masa. b. Kajian historis merupakan sumber ide kraetivitas bagi desainer dalam membuat karya selanjutnya. c. Desainer Fashion khususnya perlu pengetahuan mengenai tata busana dari berbagai periode kebudayaan umat manusia untuk berbagai keperluan pekerjaan seperti pada teater, televisi dan filem. d. Kajian historis dapat memperluas wawasan untuk meproyeksikan diri desainer dalam alur sejarah mode masa kini dan masa depan. e. Tata busana termasuk perkembangan sepatu di Romawi merupakan salah satu bentuk dasar busana bagi perkembangan bentuk-bentuk busana selanjutnya di berbagai negara yang keberadaannya dan prkembangannya merupakan pengaruh Hellenisme dari bangsa Yunani. f. Penggunaan sepatu tergantung pada jenis tempat tinggal dan kedudukan pemakai sehingga sepatu dapat pula sebagai simbol identitas pemakai. g. Kini penggunaan sepatu lebih ditekankan pada fungsinya menurut bentuk, jenis dan usia pemakai. 11

6. Daftar Pustaka Achjadi, Judi, Indonesian Women s Costumes, Djambatan, Jakarta, 1986. Arifah, Teori Busana, Yapemdo, Bandung, 2003. Daradjatun, Nunun, Jakarta, 2003. Inspirasi Mode Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Boucher, Francois, 20.000 Years of Fashion The History of Costume and Personal Adornment, New York A Times Mirror Company,1987. M. Sood, Roosmy, Hubungan Bentuk-bentuk Dasar Busana dengan Busana Tradisional Indonesia, Proyek Peningkatan Pengembangan Perguruan Tinggi IKIP Jakarta :1979. Sachari, Agus, Pengantar Metoda-Metoda Tinjauan Desain, FSRD ITB, 2001. Soedarsono, R.M., dkk, Indonesia Indah Busana Tradisional Indonesia Bagian 10. Jakarta. Yayasan Harapan Kita / BP 3 TMII. 12