BAB I PENDAHULUAN. Tantangan kepemimpinan saat ini adalah menghadapi perubahan lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. internasional bukan lagi lokal atau nasional (Permadi, 2007). Untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang. Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM BETTER EDUCATION THROUGH MANAGEMENT UNIVERSAL AND TEACHER UPGRADING (BERMUTU) DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan bisnis yang dinamis membuat perusahaan harus

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan selalu mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dapat belajar cepat untuk bertahan. Olehkarena itu organisasi harus

BAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan kualitas di era globalisasi ini menuntut kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan mengemban misi yang besar dan mulia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perputaran informasi, persaingan global dan kemajuan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. juga harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang handal pada

TEAM LEARNING. Tujuan Pembelajaran Khusus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi itelektulitas saja melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I. Peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan. tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian produk atau jasa dengan pelayanan

456 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan SAINS Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember, 16 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resources) secara unggul. Sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik

DALAM PEMBINAAN PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. Para kepala sekolah, guru, warga sekolah, stakeholder sekolah atau yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.

Bab 4. Visi, Misi, Tata Nilai, Tujuan Strategik, Arah Kebijakan dan Strategi Fakultas Ekonomi Unila

Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berakhlak, berkeahlian, berdaya saing, maju dan sejahtera

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan manajemen suatu lembaga pendidikan (sekolah) sangat

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai. dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cepat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGEMBANGAN SEKOLAH BERBASIS MUTU OLEH USEP KUSWARI KOMITE SMPN 1 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sesuai dengan sektor-sektor yang perlu dibangun itu. sendiri, yakni sektor-sektor industri, pertanian, tenaga kerja,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN DISUSUSN OLEH : YUSI RIKSA YUSTIANA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan kepemimpinan saat ini adalah menghadapi perubahan lingkungan yang cepat berubah dengan percepatan (acceleration) yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kompetitor baru bermunculan dengan program inovasi yang tiada henti sehingga menggeser peran organisasi yang lambat beradaptasi. Sebagai konsekwensinya, organisasi selalu meningkatkan kemampuan untuk secara terusmenerus belajar dan beradaptasi dalam mencapai sukses jangka panjang dalam lingkungan yang dinamis. Dengan selalu belajar terus-menerus, maka sebuah organisasi akan semakin luwes dan dinamis menyesuaikan kondisi lingkungan organisasinya dengan kondisi lingkungan di sekitarnya yang terus mengalami perubahan. Dalam pengelolaan sekolah yang berperan dapat bertanggung jawab menghadapi perubahan adalah kepemimpinan kepala sekolah dan guru. Dalam menciptakan visi pendidikan dan implementasinya dengan memperagakan sikap, perilaku, nilai-nilai, norma diri dari kepala sekolah dan guru dalam profesi kependidikan untuk masa mendatang dan dapat memberikan motivasi dalam melakukan perubahan. Salah satu keberhasilan kepala sekolah, ditengah perubahan jaman yang semakin kompetitif adalah meningkatnya kualitas kinerja mengajar guru. Permasalahan guru sekolah dasar saat ini adalah guru seringkali terjebak dalam kegiatan rutinitas dan belum melakukan upaya peningkatan kualitas pengajarannya di sekolah sebagai tempat pembelajaran yang lebih baik (School as a place for better learning), sementara tujuan utama suatu organisasi pendidikan 1

adalah bagaimana memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada para pengguna pendidikan. Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu diadakan terobosanterobosan yang kreatif dan inovatif yang dapat memberikan kepuasan kerja kepada personil organisasi melalui suatu lingkungan organisasi yang kondusif. Dunia pendidikan yang semakin kompetitif ini, perubahan adalah suatu keniscayaan. Pendidikan harus bisa beradaptasi dengan tantangan yang ada sehingga tetap bertahan dan memberikan hasil terbaiknya. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sebuah organisasi menjadi organisasi pembelajar (Learning Organization). Hal ini pula terjadi ketika sebuah organisasi yang terus menerus belajar, menerima masukan baru dan memanfaatkan pengetahuan tersebut menjadi nilai tambah. Organisasi pembelajar (learning organization) adalah organisasi yang mampu mengembangkan kemampuan untuk terus-menerus menyesuaikan diri dan berubah (Wahyudi,2009:10). Melakukan pembelajaran berarti menetapkan strategi inovasi, perbaikan berkelanjutan, dan komitmen terhadap tugas dan tujuan organisasi. Organisasi pembelajar merupakan lingkungan yang kondusif bagi aktivitas kepemimpinan visioner, karena dapat tercipta iklim kerjasama yang sinergi antar sub sistem dalam organisasi sehingga anggota organisasi memiliki komitmen, integritas, dan tanggung jawab secara kolektif terhadap keseluruhan kinerja organisasi. Dengan melihat kenyataan lingkungan organisasi yang terus mengalami perubahan, maka peran pemimpin tidak hanya berusaha menyesuaikan organisasi terhadap pergerakan inovasi di luar, akan tetapi pemimpin yang berhasil apabila mampu membawa organisasi sebagai referensi bagi institusi lainnya. Sehingga agar dapat mewujudkan organisasi yang efektif dan kompetitif, 2

keberadaan visi sangat penting bagi organisasi bersangkutan. Kekuatan kepemimpinan menghasilkan berbagai kebijakan dan operasionalisasi kerja yang dibimbing oleh visi organisasi. Sebuah organisasi yang ingin maju dan kompetitif harus mempunyai visi yang jelas, dipahami oleh semua anggota organisasi, baik jajaran manajemen sampai keamanan (security), bahkan sampai cleaning service atau bagian kebersihan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Klas, dalam Dharma, S. yang dikutip Wahyudi (2009:13) Organisasi pembelajar adalah iklim kerjasama yang dapat menciptakan suasana yang kondusif bagi sumberdaya manusia agar mereka memiliki komitmen, integritas, dan tanggung jawab secara kolektif terhadap keseluruhan kinerja organisasi. Fungsi, tujuan dan kewajiban pemerintah untuk mewujudkan pendidikan bermutu bagi bangsa Indonesia telah dilakukan pemerintah dari waktu ke waktu. Rendahnya mutu pendidikan nasional telah berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap rendahnya mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia pada bursa tenaga kerja global. Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah telah mengagendakan tiga kebijakan pokok dalam bidang pendidikan yaitu: 1. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan; 2. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; 3. Penguatan tata kelola (governance), akuntabilitas, dan pencitraan publik. Pada tataran operasional, peningkatan mutu pendidikan nasional diarahkan untuk memberikan penjaminan mutu pendidikan kepada masyarakat. Oleh karena itu pendidikan pada satuan pendidikan semestinya dilaksanakan sesuai dengan 3

standar nasional pendidikan dan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang secara dinamis dengan memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan yang terwadahi dalam berbagai forum secara optimal. Tuntutan globalisasi cenderung pada adanya sistem mutu yang berskala internasional bukan lagi lokal atau nasional (Permadi, 2007:13). Dalam menjawab tantangan tersebut wajar jika setiap pendidik dan tenaga kependidikan terdorong untuk meningkatkan kemampuan profesional dalam bidangnya masing-masing. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) terus dilakukan. Khususnya guru, kualitasnya perlu terus dikembangkan agar dapat melaksanakan fungsinya secara profesional. Peningkatan kualitas guru ini terus dilakukan baik melalui program-program pendidikan, prajabatan maupun dalam jabatan. Kegiatan peningkatan profesionalisme guru dilakukan melalui berbagai bentuk baik yang bersifat individual maupun kelompok. Salah satu bentuk komitmen pemerintah terhadap peningkatan kualitas kinerja mengajar guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah diluncurkanlah program BERMUTU, yang merupakan suatu strategi dalam meningkatkan kualifikasi dan menerapkan sertifikasi guru. Program BERMUTU ini lahir untuk mengatasi implikasi dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, yang didalamnya menyatakan tentang upaya-upaya untuk peningkatan kualifikasi pendidikan, peningkatan kompetensi, dan penyelenggaraan uji sertifikasi bagi guru. Program ini ditekankan untuk menjangkau seluruh guru-guru di satuan pendidikan tingkat dasar. Pilihan ini didasarkan atas program Wajar Diknas 9 tahun. 4

BERMUTU adalah singkatan Better Education Through Reformed Management and Universal Teachers Upgrading yaitu upaya peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja mengajar guru. Program ini ditangani secara komprehensif mulai dari lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK), lembaga penjaminan mutu pendidikan (LPMP), balitbang Diknas dan Direktorat Pendidik dan lembaga-lembaga yang terkait dengan dunia pendidikan. Kegiatan program BERMUTU ini baru satu tahun berjalan sejak tahun 2009, namun dalam pengamatan penulis ada banyak fenomena yang muncul selama kegiatan ini berlangsung. Sebagai contoh masih banyak peserta yang mangkir dari kegiatan ini, padahal mereka sudah ditunjuk oleh sekolah untuk mengikuti kegiatan, kurang antusiasnya peserta mengikuti kegiatan yang dapat diamati dari macetnya diskusi, atau peserta lebih banyak melakukan aktifitas di luar rencana kegiatan pada hari tersebut, banyak tugas-tugas yang semestinya diselesaikan sebagai bukti kegiatan tidak terselesaikan, sementara itu peserta juga menjumpai kurangnya modul atau sumber belajar. Kegiatan program BERMUTU ini di mata sebagian peserta cenderung bersifat monoton, kurang variatif dan cenderung hanya mengejar target akhir yang berupa penyelesaian tagihan-tagihan dengan mengabaikan substansi dari tagihan-tagihan tersebut. Mereka juga menilai kurangnya narasumber yang berkualitas yang dapat memotivasi mereka mengikuti kegiatan ini. Keadaan di atas menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Di mana seharusnya organisasi pembelajar (learning organization) dan program BERMUTU ini membawa angin segar bagi efektifitas kegiatan 5

peningkatan mutu guru, namun pada kenyataannya kegiatan ini belum berjalan seperti yang diharapkan. Keseluruhan aspek yang dikemukakan di atas mengarah pada keinginan untuk selalu memperhatikan kondisi lingkungan disekitarnya dalam tujuan untuk memperbaiki kinerja. Keinginan untuk maju dan terus belajar menjadi kunci tujuan organisasi pembelajar. Dari sisi jumlah individu organisasi pembelajar dapat dilihat dari bentuk kerja sama dalam kelompok maupun dalam bentuk personal yang mengarah pada aspek persaingan. Persaingan yang dimunculkan oleh individu guru sebagai agen pembelajar dalam usaha meningkatkan kinerja inilah yang sebenarnya menjadi topik yang menarik karena pada dasarnya manusia memiliki dorongan untuk bersaing yang dimunculkan dari motivasi berprestasinya Dari pernyataan tersebut betapa eksisnya peran guru dalam dimensi pendidikan, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah perjalanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Bahkan Moch Uzer Usman (2001: 7) mengemukakan Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin, tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan. Begitu juga tingkat pendidikan yang diperoleh guru pada jenis dan jenjang pendidikan yang di sekolah sebagai salah satu lembaga atau satuan pendidikan yang dewasa ini sudah berkembang sejak lama, memegang peranan penting dan memiliki dampak bagi keberlangsungan kinerja mengajar guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di sekolah. 6

Pernyataan tersebut memberikan dampak semakin tinggi pendidikan guru akan memiliki kecenderungan yang lebih baik dalam mengimplementasikan kinerja mengajarnya, dan pada akhirnya mutu pendidikan pun akan meningkat. Dari uraian tersebut di atas kenyataan yang ditemukan di lapangan yaitu di sekolah Dasar se-kecamatan Sumedang Utara belum sepenuhnya diterapkan, terbukti: 1. Kurangnya respon positif dari kepala sekolah dan guru terhadap perubahan lingkungan yang semakin kompetitif. 2. Kegiatan pembelajaran belum dapat dilaksanakan secara optimal terutama dalam proses perencanaan program pembelajaran dan melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran terhadap peserta didik 3. Rendahnya kualifikasi pendidikan guru sekolah dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang 4. Kurangnya pemberian motivasi terhadap siswa dalam kegiatan belajar mengajar 5. Kepala sekolah, sebagai pemimpin organisasi yang kurang optimal dalam melaksanakan kepemimpinannya sebagai educator, manager, administrator leader, inovator dan motivator terhadap peserta didik 6. Kinerja mengajar guru belum dapat dilaksanakan secara optimal dalam merencanakan program pembelajaran dan melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran terhadap peserta didik. Dengan adanya bebagai fenomena di atas tersebut, kondisi seperti inilah yang menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka memperoleh gambaran tentang: Kontribusi Implementasi Organisasi Pembelajar (learning organization) dan Program BERMUTU terhadap Kinerja Mengajar Guru (Analisis Deskriptif pada Sekolah Dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang). 7

B. Identifikasi Masalah Dari uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan bahwa kualitas kinerja mengajar guru dipengaruhi setidaknya oleh dua faktor, yaitu oleh peran organisasi pembelajar (learning organization) dan program BERMUTU (Better Education Through Reformed Management and Universal Teachers Upgrading). Organisasi pembelajar (learning organization) sebagai pemberdayaan individu ataupun kelompok agar secara sadar meningkatkan pengetahuan secara berkelanjutan, menjalankan strategi inovasi, komitmen terhadap tugas dan tujuan organisasi. Sedangkan program BERMUTU (Better Education Through Reformed Management and Universal Teachers Upgrading) merupakan suatu upaya peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru. Melalui kegiatan ini, guru-guru memiliki kesempatan untuk berfikir dan bekerja sebagai suatu kelompok dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahmasalah yang kemudian diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari sebagai agen pembelajaran di bawah pembinaan kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran. Kedua faktor di atas dapat menjadi sumber kekuatan dalam mencapai tujuan dan sasaran peningkatan kualitas kinerja mengajar guru yang pada akhirnya dapat meningkatnya mutu pendidikan dalam kerangka tujuan pendidikan nasional. C. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang dan inti permasalahan yang dikemukakan pada identifikasi masalah penelitian di atas, dapat diidentifikasi variabel-variabel 8

yang menjadi titik tolak dalam penelitian ini, yaitu implementasi organisasi pembelajar (learning organization) dan program BERMUTU (Better Education Through Reformed Management and Universal Teachers Upgrading) sebagai variabel sebagai yang mempengaruhi (X 1 ), dan kinerja mengajar guru sebagai variabel yang dipengaruhi (Y). Variabel-variabel penelitian tersebut di atas dapat diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran implementasi organisasi pembelajar (learning organization) guru pada Sekolah Dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang? 2. Bagaimana gambaran program BERMUTU guru pada Sekolah Dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang? 3. Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru pada Sekolah Dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang? 4. Apakah implementasi organisasi pembelajar (learning organization) berkontrubusi terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang? 5. Apakah program BERMUTU berkontribusi terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang? 6. Apakah implementasi organisasi pembelajar (learning organization) dan program BERMUTU secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang? 9

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini adalah sebagai gambaran (mendeskripsikan) secara rasional, empiris dan sistematis tentang kontribusi implementasi organisasi pembelajar (learning organization) dan program BERMUTU terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. 2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis: a. Gambaran implementasi organisasi pembelajar (learning organization) guru pada Sekolah Dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. b. Gambaran program BERMUTU guru pada Sekolah Dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. c. Gambaran kinerja mengajar guru pada Sekolah Dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. d. Seberapa besar kontribusi implementasi organisasi pembelajar (learning organization) terhadap kualitas kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. e. Seberapa besar kontribusi program BERMUTU terhadap kualitas kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. f. Seberapa besar kontribusi implementasi organisasi pembelajar (learning organization) dan program BERMUTU terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. 10

E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengkaji lebih dalam tentang pengaruh dan hubungannya antara implementasi organisasi pembelajar (learning organization) dan program BERMUTU terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar, sehingga dapat memberikan konstribusi terhadap teori-teori pendidikan khususnya menyangkut eksistensi organisasi pembelajar (learning organization) dalam mengembangkan dan memberdayakan individu, sekolah/lembaga pendidikan, proses pendidikan, dan kinerja guru dalam rangka meningkatkan mutu dan layanan pendidikan. 2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran yang jelas dan dasar kebijakan bagi organisasi pembelajar, lembaga pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal kegiatan program BERMUTU dalam proses pendidikan yang erat kaitannya dengan meningkatkan kinerja guru sekolah dasar yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan dan layanan pendidikan di sekolah dasar. F. Definisi Operasional Untuk memberikan gambaran secara lebih jelas tentang objek kajian dalam penelitian ini, maka perlu disajikan beberapa defiinisi operasional dari variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Organisasi pembelajar (Learning organization) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah organisasi yang secara kontinyu mengembangkan 11

kemampuan untuk terus menerus menyesuaikan diri dan berubah. Membangun wawasan bersama (building shared vision), belajar dalam tim (team learning), berpikir sistematik (systems thinking), penguasaan pribadi (personal mastery) dan Model mental (mental models) (Senge 1995) 2. Program BERMUTU (Better Education Through Reformed Management and Universal Teachers Upgrading) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu mode belajar melalui program BERMUTU merupakan suatu cara belajar bagi guru peserta dalam peningkatan kompetensi profesionalnya secara kolaboratif melalui kajian pembelajaran yang komprehensif dan berkelanjutan menuju terciptanya komunitas belajar di sekolah dan di KKG/MGMP. (Modul BERMUTU 01 GENERIK, 2009: 2) 3. Kinerja mengajar guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas yang dilakukan oleh guru pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. G. Asumsi Arikunto (2001: 60) mengemukakan bahwa asumsi-asumsi atau anggapan dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenarannya diterima oleh peneliti. Selanjutnya Arikunto (2001: 61) mengemukakan pula bahwa peneliti dipandang perlu merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud 1) agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti; 2) mempertegas variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian; dan 3) berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis. 12

Dalam merumuskan asumsi penelitian ini ditempuh melalui telaah berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan organisasi pembelajar (learning organization) dan program BERMUTU terhadap kinerja mengajar guru. Dalam kaitan dengan kepentingan penelitian ini, dapat dirumuskan asumsi-asumsi peneliti, yakni sebagai berikut: 1. Organisasi pembelajar merupakan lingkungan yang kondusif bagi aktivitas kepemimpinan visioner, karena dapat tercipta iklim kerjasama yang sinergi antar sub sistem dalam organisasi sehingga anggota organisasi memiliki komitmen, integritas, dan tanggung jawab secara kolektif terhadap keseluruhan kinerja organisasi (Wahyudi, 2009: 10). 2. Belajar model program BERMUTU merupakan suatu cara belajar bagi guru peserta dalam peningkatan kompetensi profesionalnya secara kolaboratif melalui kajian pembelajaran yang komprehensif dan berkelanjutan menuju terciptanya komunitas belajar di sekolah dan di KKG/MGMP. (Modul Generik BERMUTU, 2009: 2) 3. Model BERMUTU memberi kesempatan kepada guru-guru untuk terlibat dalam proses pengembengan profesional secara berkelanjutan melalui kegiatan KKG dan MGMP dengan menggunakan paket pembelajaran yang berkualitas. (Modul Generik BERMUTU, 2009: 17) 4. Kinerja Mengajar Guru adalah seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk bagaimana dia mempersiapkannya (Rochman Natawijaya, 1999:22). 13