DESKRIPSI KECERDASAN KINESTETIK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Perkembangan Kecerdasan Kinestetik. berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam. proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sosok yang unik. Anak usia dini mengalami suatu proses. perkembangan anak selanjutnya ( Santoso 2005:2.

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTRAPESONAL ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KOTA SELATAN

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI GERAK DAN LAGU DI TK AISYIYAH CABANG KARTASURA KELOMPOK B TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tubuh memang memerlukan keseimbangan dalam kehidupan. Selain. keseimbangan fisik manusia juga memerlukan keseimbangan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. Dennison (2002) mengatakan bahwa Brain Gym adalah serangkaian gerak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINIMELALUI BERMAIN CLAY

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan suatu kemutlakan yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan kualitas diri bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pada rentang usia ini anak mengalami the golden years yang. perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-motoriknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN SENAM IRAMA DENGAN KEMAMPUAN GERAKAN TERKOORDINASI ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh Anisa Ayu Lestari ( )

Transkripsi:

DESKRIPSI KECERDASAN KINESTETIK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO PARASTITI PAPUTUNGAN Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd dan Samsiah, S.Pd, M.Pd ABSTRAK Parastiti Paputungan. 2015. Deskripsi Kecerdasan Kinestetik Kelompok B di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd, dan Pembimbing II, Samsiah, S.Pd, M.Pd. Masalah dalam penelitian ini: Bagaimanakah Deskripsi kecerdasan kinestetik di kelompok B TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo?. Tujuan dalam Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara jelas tentang kecerdasan kinestetik di kelompok B Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan desain deskriptif serta teknik pengumpulan data adalah Observasi, Wawancara, dan Studi Dokumen Data dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecerdasan kinestetik kelompok B di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo dapat dideskripsikan melalui tiga hal yaitu: Anak mampu melakukan gerakan senam, Anak mampu berjalan diatas papan titian, dan Anak mampu melompat dengan satu kaki. Guru mengajarkan anak melakukan dengan cara terus mengajarkan anak yang belum mampu melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Deskripsi Kecerdasan Kinestetik dengan kegiatan senam, berjalan diatas papan titian, dan melompat dengan satu kaki pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota gorontalo sudah maksimal. Kata Kunci: kecerdasan, kinestetik

Pendidikan adalah suatu kegiataan umum yang dapat menghasilkan perubahan yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Pendidikan biasanya berawal dari seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Ini dapat membuktikan bahwa pendidikan dapat ditempuhdengan cara apapun dan dapat dilakukan kapanpun. Pendidikan Anak Usia Dini adalah bentuk penyelengaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Setiap anak mempunyai banyak bentuk kecerdasan (multiple intelligences), yang menurut Howard gardner terdapat delapan domain kecerdasan atau intellegensi yang dimiliki semua orang, termasuk anak. Salah satu aspek perkembangan anak yang harus di stimulasi adalah kecerdasan kinestetik yang berkaitan dengan gerakan-gerakan seluruh anggota tubuh. Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik biasanya anak tidak bisa duduk manis, dia akan selalu bergerak dan bergerak. Pengembangan kecerdasan kinestetik tubuh memungkinkan seseorang untuk menggerakan objek dan keterampilanketerampilan fisik yang halus. Pengembangan jasmani yang dapat dilakukan dengan mengajak anak menjalani latihan-latihan, baik latihan gerak tubuh menyeluruh (koordinasi motorik kasar) seperti berlari, melompat, menari, senam, berjalan diatas papan titian maupun latihan-latihan koordinasi panca indra dan gerak badan (koordinasi motorik halus) seperti menggambar, mewarnai, dan lainlain. Meskipun guru sudah berupaya mengembangkan kecerdasan kinestetik anak, sesuai hasil pada Wawancara dengan guru Kelompok B Di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo bahwa Kecerdasan kinestetik telah dilakukan melalui kegiatan (1) Senam, (2) Berjalan diatas papan titian, (3) Melompat dengan satu kaki, Namun hasilnya belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan 28 anak hanya 10 anak yang mampu melakukan Senam, Berjalan diatas papan titian, dan melompat dengan

satu kaki, sedangkan 18 anak yang belum mampu melakukan senam, berjalan diatas papan titian, dan melompat dengan satu kaki. Rendahnya kecerdasan kinestetik anak di duga disebabkan oleh beberapa hal, seperti anggota tubuh yang belum terstimulus dengan baik, kurangnya kepercayaan diri anak dalam menggerakan tubuh, kurangnya motivasi yang diberikan guru pada anak dalam mengembangkan kinestetik anak, dan gerakangerakan yang menoton. Oleh karena itu anak tidak terfokus pada saat gerakan yang dilakukan oleh guru tersebut sehingga anak merasa bosan dan sebagian anak hanya bermain dengan teman sebayanya. Kecerdasan kinestetik sangat bermanfaat bagi Anak usia Dini karena dengan adanya kecerdasan kinestetik maka seluruh anggota tubuh akan berkembang dengan baik sesuai usia Anak. Rumusan Masalah, Dari latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kecerdasan kinestetik anak di kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo?. Tujuan Penelitian, Dari rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kecerdasan kinestetik anak Di kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Manfaat Penelitian, Manfaat Secara Teoritis dan Praktis. Adapun manfaat teoritis yaitu: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna khususnya menambah pengetahuan tentang cara mendeskripsikan kecerdasan kinestetik pada anak. Manfaat Praktis yaitu: 1. Bagi Guru sebagai masukan bagi para guru dalam mendeskripsikan kecerdasan kinestetik anak. 2. Bagi Peneliti dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan penulis mengenai cara mendeskripsikan kecerdasan kinestetik anak dengan segala keterbatasan fasilitas penunjang. 3. Bagi sekolah sebagai masukan dengan adanya penelitian ini maka diharapkan agar lebih memperhatikan anak-anak yang belum mampu melakukan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan kecerdasan kinestetik. 1. Pengertian Kecerdasan Menurut Bainbridge (Dalam Yaumi 2012:9) kecerdasan adalah istilah yang sulit untuk didefinisikan hingga menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda

diantara para ilmuan. Dalam pengertian yang populer, kecerdasan sering didefinisikan sebagai kemampuan umum untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berfikir abstrak. 2. Pengertian Kinestetik Gerak (kinestetik) juga menjadi bagian penting kehidupan anak. Kinestetik anak menunjukkan apakah anak-anak akan berkembang optimal atau tidak, terutama karena kualitas kehidupan anak sangat ditampakkan oleh aktivitas kinestetik mereka. Anak beraktivitas melalui bermain, berinteraksi, dan bereksplorasi yang di dalamnya terdominasi oleh aktivitas berkinestetik. Howard Gardner memasukkan kinestetik sebagai salah satu kecerdasan. 3. Pengertian Kecerdasan Kinestetik Menurut Armstrong (Dalam Kurniawan, 2013:4-5) Kecerdasan kinestetik tubuh merupakan kecerdasan seseorang dalam menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaan -perasaan (misalnya, sebagai aktor, pemain pantomime, atlit atau penari), dan kelincahan dalam menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu ( misalnya, sebagai seorang pengrajin, pematung, mekanik, atau ahli bedah ). Kecerdasan ini meliputi keterampilan fisik tertentu seperti koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibilitas, ketepatan, taktil, dan haptic. 4. Karakteristik Kecerdasan Kinestetik Menurut Suyadi (Dalam Rahmawati 2014) Ciri-ciri Anak Usia Dini yang mempunyai Kecerdasan Kinestetik pada anak Usia 5-6 tahun dapat dijabarkan sebagai Berikut : Usia 5-6 Tahun: (1) Mampu menjaga keseimbangan badan ketika berjalan di atas papan titian (papan keci menyerupai jembatan tanpa berpegangan. (2) Mampu senam dengan gerakan. (3) Mampu melompat dengan satu atau dua kaki secara bervariasi memakai baju kaos dan sepatu sederhana. (tanpa tali) sendiri tanpa dibantu. (4) Mampu mengendarai sepeda roda tiga. (5) Mampu melakukan gerak akrobat. (6) Mampu menggunting kertas dan menempelnya.

5. Manfaat Kelemahan Dan Kelebihan Kecerdasan Kinestetik Orang yang memiliki kelebihan dalam kecerdasan kinestetik cenderung mempunyai perasaan yang kuat dan kesadaran mendalam tentang gerakangerakan fisik. Mereka mampu berkomunikasi dengan baik melalui bahasa tubuh dan sikap dalam bentuk fisik lainya. Mereka juga mampu melakukan tugas dengan baik setelah melihat orang lain melakukanya terlebih dahulu, kemudian meniru dan mengikuti tindakanya. Namun, orang yang memiliki kecerdasan ini sering merasa tidak tenang ketika duduk dalam waktu yang relatif lama bahkan merasa bosan jika segala sesuatu yang dipelajari atau disampaikan tanpa disertai dengan tindakan yang demonstratif. Adapun Kelemahan dari anak kinestetik, yaitu cenderung tidak bisa diam dalam jangka waktu lama. Maunya bergerak terus. Namun, orangtua tidak perlu khawatir karena mereka anak normal dan seiring perkembangan usianya, anak kinestetik juga bisa lebih tenang seperti anak-anak lain. Sebab, kinestetik ini bukan gangguan atau kekurangan dari seseorang melainkan salah satu cara kemampuan mengekpresikan diri. Perlu diketahui, semua orang mempunyai kecerdasan kinestetik dengan level yang berbeda. Ada yang lebih dominan, tapi ada juga yang kecerdasan fisiknya tidak unggul dibandingkan kecerdasan lain. 6. Kecerdasan Gerak Kinestetik Pada Anak Kecerdasan gerak-kinestetik berkaitan dengan kemampuan menggunakan gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaannya serta keterampilan menggunakan tangan untuk mencipta atau mengubah sesuatu (Musfiroh, 2008: 50). Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan dan keakuratan menerima rangsang, sentuhan, dan tekstur.

METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskritif sedangkan jenis penelitian yaitu kualitatif. Pemelihan jenis dan pendekatan ini dilakukan untuk menjaga objektivitas dalam penelitian. Sedangkan sumber data yang diwawancarai yaitu pempinan TK, guru, dan orang tua. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini di tempuh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. HASIL PENELITIAN Peneliti melakukan observasi terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo guna untuk melihat lebih jelas apakah perkembangan kecerdasan kinestetik pada anak di sekolah sudah berkembang. Dari hasil observasi lebih lanjut yang di lakukan oleh peneliti dalam mendeskripsikan kecerdasan kinestetik pada anak di kelompok B TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota gorontalo Dimana anak yang sudah mampu melakukan senam berjumlah 86 %, sedangkan anak yang belum mampu melakukan senam berjumlah 14 %, kemudian kegiatan berjalan diatas papan titian semua anak sudah mampu melakukanya atau sudah 100 %, dan yang terakhir kegiatan melompat dengan satu kaki itu sudah sekitar 90 % anak yang sudah mampu sedangkan yang belum mampu berjumlah 10 %. PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi bertujuan untuk mendeskripsikan sejauh mana perkembangan kinestetik melalui senam, berjalan diatas papan titian, dan melompat dengan satu kaki pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo yang di tinjau dari apa anak mampu melakukan senam, anak mampu berjalan diatas papan titian, dan anak mampu melompat dengan satu kaki.

a. Mampu melakukan gerakan senam Anak mampu melakukan gerakan senam sesuai dengan usia anak dan contoh yang diberikan oleh guru. Disamping itu Anak-anak juga selalu terlibat setiap paginya pada saat senam, akan tetapi sebelum melakukan senam guru terlebih dahulu mengatur barisan dan mengambil posisi tiap anak satu kotak supaya anak-anak tidak bisa saling dorong mendorong antar teman. Meskipun guru sudah berupaya mencontohkan kegiatan senam namun masih ada kendalakendala yang ditemukan misalnya masih ada anak-anak yang malu bila saat melakukan senam, ada juga yang tidak mau beraktifitas setiap paginya. Solusi untuk kendala-kendala tersebut yakni guru harus lebih memperhatikan anak-anak yang belum bisa senam. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti saat melakukan penelitian. Meskipun masih ada anak-anak yang tidak bisa melakukanya namun guru selalu bersikap sabar dalam mengajarkan senam kepada anak-anak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan anak mampu melakukan gerakan senam maka dapat dilihat bahwa dari anak yang berjumlah 28 orang anak ada sekitar 86 % anak yang sudah mampu melakukan gerakan senam dan anak yang belum melakukan gerakan senam ada sekitar 14 %. Hal ini dapat dilihat dari pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti guna untuk membandingkan berapa orang anak yang mampu dan berapa orang anak yang belum mampu. Hasil kesimpulan diatas didukung oleh teori Suyadi (Dalam Rahmawati 2014:18) bahwa anak yang sudah mempunyai kecerdasan kinestetik berdasarkan usia anak dapat dilihat dari anak sudah mampu melakukan senam gerakan senam yang diberikan oleh guru dan perkembangan kinestetik anak sudah berkembang dengan baik.

b. Mampu menjaga keseimbangan ketika berjalan diatas papan titian Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti maka dapat diketahui bahwa anak sudah bisa menjaga keseimbangan badan ketika berjalan diatas papan titian. Hal ini dikarenakan guru selalu mengajarkan agar anak bisa menyeimbangkan badannya ketika berjalan. Meskipun begitu ada juga kendala-kendala yang ditemukan dimana anak yang belum bisa menyeimbangkan badannya hal ini dikarenakan ada anak yang hanya bermain pada saat melakukan kegiatan tersebut, dan ada juga anak masih merasa takut saat berjalan diatas papan titian. Meskipun masih ada anak-anak yang tidak bisa melakukanya namun guru selalu bersikap sabar dalam mengajarkan anak untuk berjalan diatas papan titian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan dilakukannya kegiatan berjalan diatas papan titian maka dapat dilihat bahwa dari anak yang berjumlah 28 orang anak, sudah mencapai 100 % anak yang sudah mampu melakukan kegiatan berjalan diatas papan titian. Hal ini dapat dilihat dari pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti guna untuk membandingkan berapa orang anak yang mampu dan berapa orang anak yang belum mampu. Pendapat ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Suyadi (dalam Rahmawati 2014:18) bahwa anak usia 5-6 sudah mampu menjaga keseimbangan badan saat berjalan diatas papan titian tanpa dibantu. c. Mampu melompat dengan satu kaki Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara bahwa anak sudah mampu melompat dengan satu kaki dan sudah bisa menyeimbangkan badan. Karena guru memperlakukan anak dengan sama supaya anak mempunyai rasa percaya diri untuk melakukan kegiatan melompat dengan satu kaki. Namun disamping itu masih ada anak yang belum bisa melakukan kegiatan tersebut karena anak yang ukuran badanya terlalu besar sehingga hanya bisa melakukan satu kali lompatan dan ada juga yang anak-anak melompat dengan cepat sehingga membahayakan untuk diri anak. Meskipun masih ada anak yang belum bisa

namun guru selalu berusaha untuk mengajarkan anak agar bisa melakukan kegiatan tersebut dan selalu mengawasi anak-anak pada saat melakukan kegiatan melompat dengan satu kaki. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan dilakukanya kegiatan melompat dengan satu kaki maka dapat dilihat bahwa dari anak yang berjumlah 28 orang anak ada sekitar 90 % anak yang sudah mampu melompat dengan satu kaki dan ada juga anak yang belum mampu melompat dengan satu kaki berjumlah 3 orang atau 10 %. Hal ini dapat dilihat dari pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti guna untuk membandingkan berapa orang anak yang mampu dan berapa orang anak yang belum mampu. Mampu melompat dengan satu kaki tanpa di bantu oleh siapapun, Hasil kesimpulan diatas didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Suyadi (Dalam Rahmawati 2014:18) bahwa anak mampu melompat dengan satu kaki tanpa di bantu oleh guru dan orang tua.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil uraian diatas maka kesimpulan dari hasil deskripsi kecerdasan kinestetik pada anak Kelompok B di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo telah dilakukan dengan mengarah pada ketiga indikator yang telah digunakan dalam penelitian ini Maka hasil kesimpulan ketiga kegiatan yang telah dilakukan, di mana anak-anak yang berada di Tk Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo sudah mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh guru dan sudah maksimal. Saran Sehubungan dengan kesimpulan di atas maka disarankan agar guru kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota gorontalo agar lebih memperhatikan anak-anak yang belum mampu melakukan kegiatan senam, berjalan diatas papan titian, dan melompat dengan satu kaki, karena ketiga kegiatan tersebut sangat berhubungan dengan anggota tubuh anak dan terus mengajarkan anak dalam tiga kegiatan yang sudah di berikan oleh guru agar perkembangan kinestetik anak akan terus berkembang dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA Gardner, H.(2007) https://smktargan.wordpress.com/2012/06/16/mengembangkan kecerdasan-dengan-berbagai-metode. Kurniawan,H ;Laely, T.A. (2014). 30 Permainan Kreatif Untuk Kecerdasan logika Matematika Anak. Alfabeta Bandung Musfiroh, T. (2008). Cerdas Melalui Bermain, Jakarta: PT Grasindo. Rahmawati, B 2014. Deskripsi Kecrdasan Kinestetik Anak program S1 Pendidikan Anak Usia Dini. Gorontalo. Yaumi M.(2012) Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegences.jakarta: PT Dian Rakyat