PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN 2010

dokumen-dokumen yang mirip
PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2009

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

BADAN PUSAT STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2010

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2008

PERKEMBANGAN PDRB Triw I-2009 KALSEL

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERKEMBANGAN PDRB TRIWULAN II-2009 KALIMANTAN SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III/2012

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR *) TRIWULAN II TAHUN 2014

ESI TENGAH. sedangkan PDRB triliun. konstruksi minus. dan. relatif kecil yaitu. konsumsi rumah modal tetap. minus 5,62 persen.

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013

BADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III/2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009

Transkripsi:

No. 46/11/51/Th. IV, 5 Nopember PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN PDRB Provinsi Bali I meningkat sebesar 2,65 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Peningkatan terjadi di hampir semua sektor, kecuali sektor pertanian yang mengalami kontraksi sebesar 0,76 persen. Sementara jika dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), PDRB Provinsi Bali tumbuh 6,66 persen dan secara kumulatif (c-to-c) tumbuh 5,63 persen. Tiga sektor yang mengalami tertinggi secara q-to-q adalah pertambangan dan penggalian sebesar 10,75 persen, pengangkutan dan komunikasi 4,49 persen, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 3,87 persen. Secara y-on-y, tiga sektor yang tumbuh dominan adalah pertambangan dan penggalian sebesar 26,27 persen, jasa-jasa sebesar 8,86 persen, serta sektor bangunan sebesar 8,16 persen. Secara nominal, PDRB Bali atas dasar harga berlaku pada triwulan III mencapai Rp 16,43 trilyun, sementara atas dasar harga konstan mencapai Rp 7,06 trilyun. Struktur PDRB Bali triwulan III masih didominasi oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi mencapai 30,70 persen, pertanian 17,46 persen, serta pengangkutan dan komunikasi sebesar 14,80 persen. Dari sisi pengeluaran, PDRB pada triwulan III (q-to-q) sebesar 2,65 persen didukung oleh pengeluaran konsumsi rumahtangga yang meningkat sebesar 8,52 persen, pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba meningkat 4,10 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat 11 persen, pembentukan modal tetap bruto 3,05 persen, perubahan inventori 5,97 persen, ekspor barang dan jasa 4,59 persen, dikurangi impor barang dan jasa yang meningkat 12,22 persen. Dibandingkan dengan triwulan III 2009 (y-on-y), ekonomi yang mencapai 6,66 persen didukung oleh pengeluaran konsumsi rumahtangga yang meningkat 24,46 persen, pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba meningkat 8,01 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 14,88 persen, pembentukan modal tetap bruto 16,30 persen, perubahan inventori 3,46 persen, serta ekspor dikurangi impor yang masing-masing tumbuh sebesar 6,71 persen dan 11,37 persen. 1. Pertumbuhan Ekonomi Bali I Pertumbuhan ekonomi Bali I (q-to-q) mencapai 2,65 persen, akibat dorongan dari seluruh sektor perekonomian, di luar pertanian. Terjadinya kontraksi sebesar 0,76 persen pada sektor pertanian antara lain merupakan akibat dari pengaruh cuaca dan serangan hama tikus serta perbedaan periode dimana triwulan sebelumnya adalah puncak panen bagi Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 46/11/51/Th. IV, 5 Nopember 1

tanaman bahan makanan terutama padi. Di sisi lain, tumbuhnya delapan sektor ekonomi dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal. Perbaikan ekonomi global yang antara lain tercermin dari meningkatnya permintaan ekspor, kunjungan wisman, maupun kondisi internal di antaranya penyerapan anggaran pemerintah yang lebih tinggi, permintaan domestik terkait beberapa hari raya dan liburan, telah memberi stimulus bagi kinerja ekonomi secara keseluruhan. Seperti tertera pada Tabel 1, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 10,75 persen akibat peningkatan dari permintaan sektor bangunan yang mencapai 2,26 persen. Industri pengolahan tumbuh 2,38 persen didorong oleh permintaan domestik maupun ekspor. Listrik, gas, dan air bersih mengalami sebesar 1,34 persen seiring peningkatan pemakaian pada rumahtangga, industri (termasuk hotel dan restoran) maupun pemerintah. Perdagangan, hotel, dan restoran yang tumbuh sebesar 3,87 persen didukung oleh subsektor perdagangan 5,11 persen, subsektor hotel 3,14 persen, serta subsektor restoran sebesar 3,03 persen. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari peningkatan kunjungan wisman sebesar 19,47 persen dibanding triwulan sebelumnya. Kemudian untuk tiga sektor lainnya yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa masing-masing tumbuh sebesar 4,49 persen, 2,09 persen, dan 3,56 persen. Tabel 1 Laju Pertumbuhan PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (dalam persen) Lapangan Usaha Triw. III Triw. II Triw. III Triw. III 2009 q-to-q y-on-y 1. Pertanian -0,76 2,57-0,15 0,51 2. Pertambangan dan Penggalian 10,75 26,27 0,07 0,15 3. Industri Pengolahan 2,38 5,94 0,24 0,59 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,34 6,86 0,02 0,11 5. Bangunan 2,26 8,16 0,09 0,30 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3,87 7,39 1,24 2,39 7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,49 8,12 0,50 0,90 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 2,09 6,81 0,15 0,49 9. Jasa-jasa 3,56 8,86 0,49 1,21 PDRB 2,65 6,66 2,65 6,66 Selanjutnya perekonomian Bali pada triwulan III apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) tercatat mengalami sebesar 6,66 persen. Pertumbuhan ini boleh dikatakan lebih riil karena tidak dipengaruhi oleh faktor musim. Sektor pertanian tercatat tumbuh 2,57 persen, akibat peningkatan nilai tambah pada subsektor, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Pertambangan dan penggalian tumbuh fantastis yaitu sebesar 26,27 persen akibat produksi yang memang jauh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya terkait adanya penggalian di beberapa daerah terutama Kabupaten Karangasem yang makin digalakkan. Industri pengolahan tumbuh 5,94 persen terutama pada industri bahan bangunan (semen, dll) serta industri berbasis ekspor di antaranya tekstil, barang kulit, dan alas kaki. Listrik, gas, dan air bersih tumbuh 6,86 persen sejalan dengan penggunaan yang makin tinggi pada rumahtangga, industri, hotel dan restoran, maupun pemerintah. Bangunan mengalami 8,16 persen akibat proyek pemerintah yang mulai banyak terealisasi pada triwulan III disamping proyek swasta yang juga makin 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 46/11/51/Th. IV, 5 Nopember

banyak. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh 7,39 persen seiring meningkatnya kunjungan wisman dan wisatawan domestik. Pengangkutan dan komunikasi juga besar dipengaruhi oleh penggunaan angkutan oleh wisman dan wisdom (terutama saat libur Lebaran dan libur sekolah) serta pengguna telepon seluler yang terus bertambah sehingga sektor ini tumbuh 8,12 persen. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa masing-masing mengalami sebesar 6,81 persen dan 8,86 persen. Kedua sektor tersebut antara lain juga dipengaruhi oleh tingginya permintaan wisman (jasa hiburan) di samping penyerapan anggaran pemerintah (jasa pemerintah) serta kinerja perbankan yang makin membaik. Terlepas dari besarnya masing-masing sektor seperti yang diuraikan di atas, sumber ( yang ditimbang dengan besarnya sumbangan PDRB) menunjukkan bahwa secara q-to-q sumbangan terbesar masih diberikan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan sumbangan sebesar 1,24 persen. Demikian pula untuk y-on-y, dimana sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberi sumbangan sebesar 2,39 persen. 2. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Dilihat dari nilai absolutnya, perkembangan PDRB Provinsi Bali baik atas dasar harga berlaku maupun konstan cenderung terus meningkat. Berdasarkan harga berlaku, pada triwulan I tahun PDRB Bali mencapai Rp 15,35 trilyun kemudian meningkat menjadi Rp 15,86 trilyun pada triwulan II, dan pada triwulan III angkanya menjadi Rp 16,43 trilyun. Demikian pula halnya untuk harga konstan. PDRB Bali meningkat dari Rp 6,73 trilyun pada triwulan I menjadi Rp 6,88 trilyun pada triwulan II, dan pada triwulan III menjadi Rp 7,06 trilyun. Tabel 2 PDRB Bali Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (trilyun rupiah) Lapangan Usaha Berlaku I Konstan I 1. Pertanian 2,88 2,87 1,36 1,35 2. Pertambangan dan Penggalian 0,11 0,12 0,04 0,05 3. Industri Pengolahan 1,42 1,46 0,68 0,70 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,31 0,32 0,11 0,11 5. Bangunan 0,69 0,71 0,26 0,27 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 4,79 5,04 2,21 2,30 7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,29 2,43 0,76 0,80 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1,10 1,12 0,49 0,50 9. Jasa-jasa 2,28 2,36 0,95 0,99 PDRB 15,86 16,43 6,88 7,06 Atas dasar harga berlaku, sektor perdagangan, hotel, dan restoran masih mendominasi dengan nilai tambah mencapai Rp 5,04 trilyun, diikuti oleh sektor pertanian serta sektor pengangkutan dan komunikasi masing-masing sebesar Rp 2,87 trilyun dan Rp 2,43 trilyun. Sementara untuk harga konstan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor pertanian tetap menempati urutan Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 46/11/51/Th. IV, 5 Nopember 3

pertama dan kedua dengan nilai tambah masing-masing mencapai Rp 2,30 trilyun dan Rp 1,35 trilyun sementara posisi ketiga ditempati oleh sektor jasa-jasa dengan nilai tambah mencapai Rp 0,99 trilyun. 3. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Sejalan dengan besarnya nilai tambah masing-masing sektor, struktur perekonomian Provinsi Bali yang dilihat dari kontribusi masing masing sektor pembentukan PDRB masih ditopang oleh dua sektor dominan yaitu: perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor pertanian. Kedua sektor ini memberi kontribusi masing-masing sebesar 30,70 persen dan 17,46 persen, atau jika keduanya digabung akan memiliki peranan hampir setengah dari PDRB berlaku Provinsi Bali. Namun demikian, peranan sektor pertanian menunjukkan kecenderungan menurun di satu sisi, sementara di sisi lain justru terjadi peningkatan pada kontrusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Tabel 3 Kontribusi Masing masing Sektor Terhadap PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (dalam persen) 2009 Lapangan Usaha I I (1) (2) (3) (4) 1. Pertanian 18,14 18,14 17,46 2. Pertambangan dan Penggalian 0,64 0,69 0,74 3. Industri Pengolahan 9,15 8,95 8,86 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,98 1,94 1,94 5. Bangunan 4,33 4,35 4,30 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 30,15 30,21 30,70 7. Pengangkutan dan Komunikasi 13,90 14,45 14,80 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 7,08 6,92 6,84 9. Jasa-jasa 14,62 14,35 14,37 PDRB 100,00 100,00 100,00 4. PDRB Provinsi Bali Menurut Penggunaan Dari sisi penggunaan, PDRB Bali dapat dirinci menurut pengeluaran konsumsi rumahtangga, pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan inventori, ekspor, dan impor. Pengeluaran konsumsi rumahtangga secara nominal (berdasarkan harga berlaku) mengalami peningkatan sebesar 12,42 persen dari triwulan sebelumnya. Sedangkan untuk harga konstan, konsumsi rumahtangga tercatat meningkat sebesar 8,52 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q) dan 24,46 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y). Pengeluaran lembaga swasta nirlaba meningkat 4,26 persen atas dasar harga berlaku, sedangkan atas dasar harga konstan masing-masing meningkat 4,10 persen (q-to-q) dan 8,01 persen (y-on-y). Konsumsi pemerintah secara riil (harga konstan) meningkat 11,00 persen dibanding triwulan sebelumnya, dan 14,88 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. Secara nominal (harga berlaku), konsumsi pemerintah meningkat 12,20 persen. Selanjutnya investasi fisik (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto) mengalami 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 46/11/51/Th. IV, 5 Nopember

sebesar 4,61 persen secara nominal, sedangkan secara riil (harga konstan) tumbuh 3,05 persen (q-to-q) dan 16,30 persen (y-on-y). Nilai ekspor atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp 15,96 trilyun menjadi Rp 17,44 trilyun (9,24 persen). Demikian pula halnya dengan impor yang juga mengalami peningkatan, bahkan peningkatannya jauh lebih tinggi (14,19 persen), yaitu dari Rp 16,36 trilyun menjadi Rp 18,68 trilyun. Sementara jika dilihat secara riil, nilai ekspor meningkat 4,59 persen (q-to-q) dan 6,71 persen secara year-on-year. Kemudian untuk impor terjadi peningkatan sebesar 12,22 persen (q-to-q) dan 11,37 persen (y-on-y). Tabel 4 Laju Pertumbuhan PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Komponen Penggunaan (dalam persen) Komponen Penggunaan Triw. III Triw. II Triw. III Triw. III 2009 q-to-q y-on-y 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 8,52 24,46 5,45 14,18 2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 4,10 8,01 0,04 0,08 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 11,00 14,88 0,94 1,28 4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 3,05 16,30 0,78 3,82 5. Perubahan Inventori 5,97 3,46 0,02 0,01 6. Ekspor 4,59 6,71 3,21 4,78 7. Impor 12,22 11,37 8,25 8,03 PDRB 2,65 6,66 2,65 6,66 Tabel 5 PDRB Menurut Penggunaan dan I (trilyun rupiah) Komponen Penggunaan 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga I Berlaku Konstan Berlaku Konstan 9,69 4,40 10,90 4,78 2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 0,13 0,07 0,14 0,07 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,81 0,59 2,04 0,65 4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 4,28 1,75 4,47 1,81 5. a.perubahan Inventori 0,05 0,02 0,05 0,02 b.deskripansi Statistik 0,30-0,12 0,07-0,09 6. Ekspor 15,96 4,81 17,44 5,03 7. Impor 16,36 4,64 18,68 5,21 PDRB 15,86 6,88 16,43 7,06 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 46/11/51/Th. IV, 5 Nopember 5

Tabel 6 Distribusi Komponen-Komponen PDRB Penggunaan Provinsi Bali Triwulan I dan (dalam persen) Komponen Penggunaan Berlaku Triwulan III Konstan I 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 61,10 66,34 63,99 67,65 2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 0,83 0,84 0,95 0,97 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 11,44 12,39 8,56 9,26 4. Pembentukkan Modal Tetap Domestik Bruto 26,96 27,24 25,48 25,58 5. a.perubahan Inventori 0,32 0,33 0,27 0,28 b.deskripansi Statistik 1,87 0,45-1,71-1,22 6. Ekspor 100,63 106,16 69,91 71,23 7. Impor 103,14 113,75 67,46 73,75 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 46/11/51/Th. IV, 5 Nopember

Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Yudhadi, M.Si Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail: bps5100@bps.go.id