Bab ini memberikan kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. BAB 2 LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pertumbuhan Ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
BABII URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

I. PENDAHULUAN. mendorong dan meningkatkan stabilitas, pemerataan, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 9. Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara MajuLatihan Soal 9.1

PENDAHULUAN Latar Belakang

APA ITU URBANISASI???? Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor

PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DENGAN KELEBIHAN TENAGA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Jumlah

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material

I. PENDAHULUAN. positif. Migrasi dianggap sebagai proses alami di mana surplus tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB IV DISKUSI TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

MIGRASI PENDUDUK MENUJU DAERAH PINGGIRAN KOTA BANDUNG DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

Perekonomian Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masalah klasik dan mendapat perhatian khusus dari negara-negara di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Hadi Prasetyo, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB I PENDAHULUAN. dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan di daerah lebih efektif dan efisien apabila urusan-urusan di

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

LAPORAN AKHIR PANEL PETANI NASIONAL (PATANAS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah 02/04/2013 7:59

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkannya diperlukan syarat-syarat yang harus terpenuhi, laju pertumbuhan penduduknya. (Todaro, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

Transkripsi:

Bab ini memberikan kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produk barang dan jasa mengalami peningkatan. Pertumbuhan output ini tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto. Pertumbuhan penduduk alamiah berkontribusi sekitar sepertiga bagian sedangkan migrasi dan reklasifikasi memberikan andil dua pertiga kepada kenaikan jumlah penduduk perkotaan di Indonesia, dalam kurun 1998-2010. Dengan kata lain migrasi sesungguhnya masih merupakan faktor utama dalam pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia. Meningkatnya proses urbanisasi tersebut tidak terlepas dari kebijaksanaan pembangunan perkotaan, khususnya pembangunan ekonomi yang dikembangkan oleh pemerintah. Hubungan positif antara konsentrasi penduduk dengan aktivitas kegiatan ekonomi ini akan menyebabkan makin membesarnya area konsentrasi penduduk, sehingga menimbulkan apa yang dikenal dengan nama daerah perkotaan. (Firman,2005:3).

Urbanisasi merupakan salah satu faktor pemicu perkembangan kota. Terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor penarik maupun pendorong. Perkembangan industri dan perdagangan di kota merupakan faktor penarik yang menyebabkan banyak orang untuk mendatanginya. Keinginan mendapatkan penghasilan yang lebih baik untuk mencukupi kebutuhan hidup merupakan penyebab utama terjadinya urbanisasi. Berbagai fasilitas dan kemudahan untuk mendapatkan uang serta status sosial juga merupakan daya tarik tersendiri. Selain itu juga sarana dan prasarana pendidikan dan rekreasi yang tersedia di kota juga mempunyai daya tarik yang tak kalah pentingnya. Sementara itu, pengaruh media massa dengan segala bentuk pesan yang di tawarkan dan memamerkan pola kehidupan modern kota, semakin menarik orang untuk mendatangi kota mengadu nasib dan peruntungan. Sementara faktor pendorong yang menyebabkan orang datang ke kota di sebabkan oleh berbagai fasilitas untuk hidup dan lembaga pendidikan di desa kurang memadai. Sempitnya lapangan pekerjaan di desa juga menyebabkan orang mencari pekerjaan di kota. Lapangan pekerjaan yang tersedia di desa sangat terbatas, kebanyakan berada di sektor pertanian dan upah yang kurang memadai. Bagi generasi muda, bekerja menjadi petani atau buruh tani yang berpanas-panasan dan bermandikan Lumpur, kotor dan bau merupakan pekerjaan yang dianggap kurang menarik dan tidak bergengsi. Pada umumnya mereka lebih suka memilih pekerjaan di sektor- sektor formal sebagai pegawai, baik di pabrik maupun perkantoran yang dianggap lebih bersih, bergengsi dan menjanjikan kehidupan yang lebih baik. Daerah perkotaan memang tidak dapat di pungkiri lagi merupakan pusat pertumbuhan ekonomi, dimana pesatnya pertumbuhan industri dan perdagangan di

daerah perkotaan menyebabkan perbedaan tingkat upah yang cukup jauh dibandingkan upah pada sektor pertanian di daerah pedesaan sehingga sebagian besar penduduk yang menginginkan peningkatan taraf kehidupan yang lebih baik memilih ke wilayah perkotaan. Dengan demikian kita dapat melihat bahwa urbanisasi memiliki dua peranan yang saling bertolak belakang. Dimana di satu sisi urbanisasi akan menyebabkan kepadatan dan kesesakan dan berbagai masalah sosial yang timbul akibat pertambahan penduduk yang tinggi seperti pemukiman kumuh, perumahan liar, pemukiman yang sempit dan terlalu padat serta tidak kriminalitas. Dan disisi lain, meningkatnya jumlah penduduk di wilayah perkotaan berkaitan erat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Data memperlihatkan bahwa suatu Negara dengan tingkat perekonomian yang lebih tinggi juga memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi pula, dan sebaliknya. Negara-negara industri pada umumnya memiliki tingkat urbanisasi diatas 75%, bandingkan dengan perkembangan saat ini yang rata-rata tingkat urbanisasinya masih sekitar 35%. Hal ini disebabkan karena kota-kota memegang peran yang sangat strategis dalam pembangunan nasional, seperti yang telah dikemukakan oleh Bank Dunia kira-kira 40%-60% Produck Domestic Bruto Negara-negara yang sedang berkembang diproduksi di wilayah perkotaan. (Tjiptoherijanto, 2000: 3) Banyak teori yang mengemukakan alasan mengapa orang melakukan migrasi pedesaan-perkotaan. Salah satunya menurut Lee (1978), faktor-faktor yang mempengaruhi orang-orang dalam mengambil keputusan untuk bermigrasi antara lain adalah faktor-faktor di daerah asal, faktor-faktor di daerah tujuan (wilayah perkotaan), dan penghalang antara, yaitu masalah sarana dan prasarana transportasi, ada atau

tidaknya kebijaksanaan untuk membatasi penduduk luar masuk ke daerah urban dan faktor-faktor pribadi. Migran biasanya mempunyai alasan yang selektif. Sifat selektif itu berbedabeda, ada arus migrasi yang bersifat selektif positif dan selektif negatif. Sifat positif berarti bahwa migrasi itu melibatkan orang-orang yang berkualitas tinggi dan sifat negatif adalah sebaliknya. Migran yang tertarik pada faktor-faktor positif di daerah perkotaan cenderung merupakan seleksi positif. Orang-orang seperti ini melakukan migrasi karena dapat melihat adanya kemungkinan-kemungkinan ataupun peluang-peluang yang lebih baik. Bagi daerah urban kedatangan orang-orang seperti ini malah menguntungkan karena biasanya mereka adalah orang-orang yang berpendidikan, memiliki cukup keterampilan dan semangat juang yang tinggi serta produktif. Migran dengan klasifikasi seperti inilah yang sebenarnya mempunyai peran sangat besar dalam memacu perkembangan daerah perkotaan kearah yang lebih baik. (Rujiman, 1992 : 4). Namun begitu, tingkat urbanisasi harus tetap dikendalikan karena tingkat urbanisasi yang tak terkendali dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada penduduk itu sendiri. Ukuran terkendali atau tidaknya tingkat urbanisasi dalam suatu Negara dapat diukur dengan indeks primasi. Indeks primasi yang tinggi dapat menyebabkan ketimpangan tingkat urbanisasi dalam suatu Negara yang artinya urbanisasi hanya terpusat di beberapa kota besar saja. Sehingga peran serta pemerintah diharapkan cukup besar dalam mengendalikan tingkat urbanisasi terutama dalam

upaya pemerataan dan persebaran daerah perkotaan. Dengan begitu, semakin luas pula persebaran daerah-daerah pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi menurut Sumitro Djojohadi Kusumo (dalam Fitri, 2007:13) adalah proses peningkatan produksi barang atau jasa dalam keadaan ekonomi masyarakat suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat ekonomi yang dicapai tahun tertentu lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Kenaikan produksi total oleh suatu perekonomian oleh beberapa ahli ekonomi di defenisikan sebagai kenaikan PDRB/GNP rill suatu daerah atau Negara. Perhitungan pertumbuhan ekonomi: Nilai PDB yang dipergunakan adalah PDB harga konstan sehingga disebut dengan PDB riil yang berarti pengaruh pertumbuhan harga telah dihilangkan. Tujuan utama dan perhitungan pertumbuhan ekonomi adalah ingin melihat apakah kondisi perekonomian mangkin membaik atau memburuk. Kondisi perekonomian yang mencerminkan adanya proses pembangunan dalam suatu Negara. Melalui pertumbuhan ekonomi itulah standar hidup berubah. Pertumbuhan ekonomi memang membawa perubahan. Ada yang percaya ekonomi merupakan tujuan dasar masyarakat, karena dengan adanya tujuan pertumbuhan ekonomi, dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

Menurut Case dan Fair (1996: 142) pertumbuhan ekonomi terjadi apabila masyarakat mendapat lebih banyak sumber secara lebih efisien. Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena pertumbuhan ekonomi dapat menggeser kurva kemungkinan produksi masyarakat. Kurva kemungkinan produksi adalah kurva yang menunjukkan semua kombinasi yang mungkin dapat diproduksi dengan teknologi yang sekarang ini dan semua sumber daya yang tersedia telah dimanfaatkan secara penuh dan efisien. Pertumbuhan ekonomi akan menggeser batas kemungkinan produksi masyarakat kekanan atas. Gambar 2.1 Kurva Kemungkinan Produksi

Batas kemungkinan produksi menunjukkan semua kombinasi keluaran yang diproduksi jika semua sumber daya yang langka yang dimiliki oleh masyarakat dimanfaatkan secara penuh dan efisien maka pertumbuhan ekonomi memperluas kurva kemungkinan produksi ke kanan atas. Menurut Todaro (1998:2) yang mengutip pernyataan Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan jangka panjang dan kemampuan untuk meningkatkan persediaan berbagai macam barang kebutuhan ekonomi bagi penduduknya. Kapasitas pertumbuhan ini dimungkinkan oleh adanya perkembangan teknologi, penyesuaian kelembagaan dan idiologis sebagaimana yang diminta oleh kondisi masyarakatnya. Dalam analisa modern mengenai pertumbuhan ekonomi, Kuznets telah memilah-milah 6 ciri pokok proses pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh hampir semua Negara maju dewasa ini. Keenam ciri pokok tersebut adalah: 1. Tingkat laju keluaran perkapita yang tinggi dan laju pertumbuhan penduduk. 2. Tingkat kenaikan yang tinggi pada total faktor produktivitas, terutama faktor tenaga kerja. 3. Tingkat transformasi struktural yang tinggi 4. Tingkat transformasi sosial dan idiologi yang tinggi 5. Kecenderungan Negara-negara yang secara otomatis maju untuk mencapai kemajuan disektor lain dalam usaha memperluas pasar dan mendapatkan bahan mentah. 6. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya meliputi sepertiga dari jumlah penduduk dunia.

2.1.1 Komponen Utama Pertumbuhan Ekonomi Kestabilan politik, kebijakan ekonomi pemerintah, kekayaan alam yang dimiliki, jumlah dan kemampuan tenaga kerja, tersedianya usahawan yang gigih dan kemampuan mengembangkan dan menggunakan teknologi modern merupakan beberapa faktor yang penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen utama yang telah lama dipandang oleh ahli ekonomi dalam pertumbuhan ekonomi: 1. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat terhadap perkembangan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja dan pertambahan tersebut akan meningkatkan Negara itu menambah produksi. Disamping itu, akibat pendidikan, latihan dan pengalaman kerja, kemahiran penduduk yang selalu bertambah tinggi maka produktivitas akan bertambah yang selanjutnya akan menimbulkan pertumbuhan produksi yang lebih cepat dari pada pertambahan tenaga kerja. Dorongan lain yang timbul dari perkembangan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi bersumber dari akibat pertambahan luas pasar. Besarnya luas pasar dari barang-barang yang dihasilkan dalam suatu ekonomi tergantung kepada pendapatan penduduk dan jumlah penduduk. Maka, apabila penduduk bertambah dengan sendirinya luas pasar akan bertambah pula. Karena peranannya ini maka perkembangan penduduk akan menimbulkan dorongan kepada pertambahan dalam produksi dan tingkat kegiatan ekonomi.

Akibat buruk dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi terutama dihadapi oleh masyarakat yang kemajuan ekonominya belum tinggi tetapi telah menghadapi masalah kelebihan penduduk. Suatu Negara dipandang menghadapi masalah kelebihan penduduk apabila jumlah penduduk tidak seimbang dengan faktorfaktor produksi lain yang tersedia. Akibat ketidak seimbangan ini produktivitas marginal penduduk akan rendah sekali atau negatif. Apabila di dalam perekonomian sudah berlaku keadaan di mana pertambahan tenaga kerja tidak dapat menaikkan produksi yang tingkatnya lebih cepat dari tingkat pertumbuhan penduduk, maka pendapatan perkapita akan menurun. Dengan demikian penduduk yang berlebihan akan menimbulkan kemerosotan atas kemakmuran masyarakat. 2. Tanah dan kekayaan alam lainnya Kekayaan alam suatu Negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis kekayaan barang-barang tambang yang terdapat. Kekayaan alam akan dapat mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu Negara, terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi. 3. Barang-barang modal dan teknologi Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi efesiensi pertumbuhan ekonomi, pada masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah mencapai tingkat yang tinggi, di mana barang-barang modal yang sangat bertambah jumlahnya dan teknologi yang telah menjadi bertambah modern memegang peranan yang penting dalam mewujudkan ekonomi yang tinggi.

Kemajuan ekonomi yang berlaku diberbagai Negara terutama ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa akibat yang positif dalam pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat meningkat. Pertama, kemajuan teknologi dapat mempertinggi efesiensi produksi suatu barang. Kemajuan seperti itu akan menurunkan ongkos produksi dan meningkatkan jumlah produksi. Kedua, kemajuan teknologi menimbulkan penemuan barang-barang baru yang belum pernah diproduksi sebelumnya. Kemajuan seperti itu menambah barang-barang dan jasa-jasa yang dapat digunakan masyarakat. Disamping itu, kemajuan teknologi dapat meningkatkan mutu barang-barang yang diproduksi. 4. Luas pasar sebagai pertumbuhan Luas pasar yang terbatas tidak dapat mendorong para pengusaha untuk menggunakan teknologi modern yang tingkat produktivitasnya sangat tinggi. Namun para pengusaha lebih suka menggunakan cara memproduksi yang teknologinya rendah, karena produktivitas yang rendah maka pendapatan para pekerja tetap rendah dan ini selanjutnya akan membatasi luas pasar. Dari hal di atas, dinyatakan bahwa luas pasar menimbulkan hambatan pada Negara yang miskin perlu secara serempak melakukan pembangunan di segala bidang. 5. Sistem sosial dan sikap masyarakat Sistem sosial dan sikap masyarakat memegang peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Adat-istiadat yang tradisional dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara-cara produksi yang modern dan yang produktivitasnya tinggi, oleh karenanya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipercepat. Sikap hemat yang bertujuan untuk mengumpulkan lebih banyak uang untuk investasi, sikap yang sangat mengagumi kerja keras dan kegiatan-kegiatan untuk

mengembangkan usaha dan sikap yang selalu berusaha untuk menambah pendapatan dan keuntungan merupakan sikap masyarakat yang dapat menjadi pendorong dalam pertumbuhan ekonomi. 2.2. Urbanisasi Menurut Kingsley Davis (1965), urbanisasi adalah jumlah penduduk yang memusat di daerah perkotaan atau meningkatkannya proporsi tersebut. Menurut Prof. Drs. Bintarto (1986:15) urbanisasi dapat dipandang sebagai suatu proses dalam artian : 1. Meningkatnya jumlah dan kepadatan penduduk kota; kota menjadi lebih padat sebagai akibat dari pertambahan penduduk, baik oleh hasil kenaikan fertilitas penghuni kota maupun karena adanya tambahan penduduk dari desa yang bermukim dan berkembang di kota 2. Bertambahnya jumlah kota dalam suatu negara atau wilayah sebagai akibat dari perkembangan ekonomi, budaya, dan teknologi 3. Berubahnya kehidupan desa atau suasana desa menjadi suasana kehidupan kota. Urbanisasi biasanya dapat diukur dengan melihat proporsi jumlah penduduk yang tinggal menetap di daerah perkotaan. Untuk mengukur tingkat urbanisasi di suatu daerah biasanya dengan menghitung perbandingan jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan dengan jumlah penduduk seluruhnya dalam suatu wilayah. Adapun perhitungannya dapat dicari dengan rumus :

Keterangan : U = besarnya jumlah penduduk urban (perkotaan) P = populasi/jumlah penduduk keseluruhan P u = persentase penduduk yang tinggal di perkotaan 2.2.1. Dampak positif urbanisasi Sebagai akibat dari cepatnya pertambahan penduduk yang ditunjukkan dengan perkembangan ekonomi, transportasi dan pendidikan, frekuensi mobilitas yang semakin meningkat, urbanisasi memiliki implikasi terhadap berbagai sektor kehidupan (Bintarto, 1986:36) yaitu sebagai berikut : a. Sektor ekonomi, struktur ekonomi menjadi lebih bervariasi. Bermacammacam usaha atau kegiatan di bidang transportasi, perdagangan dan jasa timbul dari mereka yang bermodal kecil sampai yang bermodal besar. b. Perkembangan di bidang wiraswasta juga tampak meluas misalnya saja peternakan, kerajinan tangan dan lain lain. c. Berkembangnya bidang pendidikan mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. d. Meluasnya kota ke ara pinggiran kota sehingga transportasi menjadi lebih lancar. e. Meningkatnya harga tanah, baik di kota maupun pinggiran kota.

f. Berkembangnya industrialisasi sebab tenaga kerja murah dan melimpah, pasaran meluas sehingga industri cenderung lebih berkembang. 2.2.2. Urbanisasi dan Dampak Lingkungan Akibat dari pengembangan dan pembangunan wilayah perkotaan dapat menimbulkan berbagai jenis dampak lingkungan baik dan positif maupun yang negatif. Dampak lingkungan kota yang bersifat negatif dapat timbul dari kota-kota besar di dunia dan terutama di negara-negara berkembang. Gangguan terhadap kualitas hidup adalah karena adanya ketimpangan interaksi antara manusia dan lingkungannya. Adapun dampak lingkungan kota yang berkaitan dengan urbanisasi adalah antara lain : 1. Pertambahan penduduk kota yang begitu cepat, sudah sulit diikuti dengan kemampuan daya dukung kotanya. 2. Penambahan kenderaan bermotor roda dua dan roda empat yang membanjiri kota tidak henti-hentinya, menimbulkan berbagai populasi atau pencemaran seperti polusi udara dan kebisingan atau polusi suara bagi pendengaran manusia 3. Pengembangan industri di kota atau dekat kota menghasilkan bahan sisa industri yang harus dibuang, dan berbagai limbah industri lain. 2.2.3 Urbanisasi dan Pembangunan Ekonomi

Urbanisasi dalam pengertian kenaikan proporsi penduduk di daerah perkotaan merupakan salah satu gejala yang banyak menarik perhatian karena mempunyai pengaruh yang penting dalam pembangunan. Hipotesis bahwa semakin tinggi tingkat urbanisasi suatu negara semakin tinggi pula tingkat pendapatan percapita serta Produk Domestik Bruto negara yang bersangkutan, telah didukung oleh pengalaman empiris sehingga memberikan keyakinan bahwa urbanisasi mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan (Keban : 1) Sebaliknya ada yang tidak setuju dengan hipotesa tersebut, menurut mereka proses urbanisasi yang tidak terkendalikan akan menimbulkan berbagai akibat negatif baik terhadap negara secara keseluruhan, penduduk kota, dan terhadap daerah terbelakang. Proses urbanisasi yang berlebihan ini dikenal dengan istilah overurbanization. 2.2.4 Teori Keterkaitan Antara Urbanisasi dan Pertumbuhan Ekonomi Keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi dapat ditelusuri pada pemikiran Arthur Lewis dan para pengikutnya. Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa perekonoian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi oleh sektor pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor utama. Disektor pedesaan terjadi kelebihan supply tenaga kerja karena jumlah penduduk yang besar tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang tersedia. Over supply tenaga kerja ini

ditandai dengan produk marginalnya yang nilainya nol dan tingkat upah rill yang rendah. Nilai produk marginal nol artinya fungsi produksi di sektor pertanian (sektor pedesaan) telah sampai pada tingat berlakunya hukum diminishing return, yakni semakin banyak orang bekerja di sektor pertanian, semakin rendah tingkat produktivitas tenaga kerja (Output per tenaga kerja). Q p = F p (N p ) Dalam kondisi seperti ini, pengurangan jumlah pekerja tidak akan mengurangi jumlah output disektor tersebut, karena proporsi tenaga kerja terlalu banyak dibandingkan proporsi input lain seperti tanah dan kapital. Akibat over supply tenaga kerja ini, upah atau tingkat pendapatan di pertanian/pedesaan menjadi sangat rendah. 2.2.5 Teori Migrasi Migrasi merupakan salah satu faktor dasar di samping faktor kelahiran dan kematian yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk dalam suatu daerah. Di negara-negara sedang berkembang migrasi secara regional sangat penting untuk mengkaji secara khusus, mengingat meningkatnya kepadatan penduduk yang pesat di daerah-daerah tertentu sebagai distribusi penduduk yang tidak merata. Definisi migrasi dalam arti luas menurut Lee (1991:7); migrasi adalah perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi permanen tanpa adanya pembatasan, baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya, yaitu apakah tindakan itu bersifat suka rela atau terpaksa; serta tidak diadakan perbedaan antara migrasi dalam

negeri dan migrasi ke luar negeri. Tidak semua macam perpindahan dari satu tempat ke tempat lain dapat digolongkan ke dalam definisi ini, yang tidak dapat digolongkan misalnya pengembaranorang nomaden dan pekerja-pekerja musiman yang tidak lama berdiam di suatu tempat, atau perpindahan sementara. Menurut Lee faktor-faktor yang mendorong terjadinya migrasi ada 4 faktor migrasi yaitu : a. faktor-faktor yang terdapat di daerah asal b. faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan c. penghalang antara dan d. faktor-faktor pribadi Beberapa faktor itu mempunyai pengaruh yang sama terhadap beberapa orang, sedangkan ada faktor berpengaruh yang berbeda terhadap seseorang. Sebagai suatu contoh hampir semua orang senang dan tertarik untuk bertempat tinggal di daerah yang nyaman udaranya, ada juga orang yang tidak memilik tempat yang mempunyai fasilitas pendidikan dan kesehatan yang bagus namun biaya hidup mahal, sebagian orang yang kaya akan memilih tinggal di situ. Sementara bagi orang yang hidup sendiri mungkin tidak terpengaruh untuk tinggal di tempat itu, karena tidak ada anak yang harus disekolahkan. Faktor pendorong utama adalah kondisi daerah asal (pedesaan), di antaranya adalah tekanan ekonomi, jumlah keluarga yang banyak, lapangan usaha dan pekerjaan terbatas serta fasilitas hidup terbatas. Faktor penarik merupakan faktor yang berasal dari kota yang meliputi : tersedianya berbagai fasilitas hidup yang lebih baik, terbukanya lapangan usaha dan pekerjaan, tingkat upah dan gaji yang relatif lebih daripada penghasilan di desa. Semua faktor-faktor ini menyebabkan tingkat sosial

ekonomi masyarakat perkotaan relatif lebih tinggi dibandingkan masyarakat pedesaan dan hal ini menjadi daya tarik masyarakat desa untuk pindah dari desa ke kota. Faktor ketiga adalah faktor penghalang bagi para pendatang yang antara lain meliputi : jarak antara kota dan desa cukup jauh serta kurang tersedianya alat transportasi dan komunikasi di desa sehingga kota sulit terjangkau serta pertimbangan-pertimbangan lain seperti ketidak pastian untuk meraih kehidupan yang lebih baik di kota menjadi pertimbangan bagi penduduk desa untuk pindah ke kota. Faktor pendorong serta faktor penarik secara bersama sama akan menimbulkan arus migrasi (perpindahan) penduduk dari desa ke kota yang menjadi tinggi bahkan melebihi pertumbuhan daya serap kota dalam menampung jumlah pendatang baru. Kondisi seperti ini disebut over urbanization atau urbanisasi berlebih, di mana kondisi seperti ini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. a. Karakteristik migran Todaro (1998:334) mengidentifikasi karakteristik migran di negara-negara berkembang menjadi tiga yaitu : a. Karakteristik demografi : para migran di negara-negara berkembang cenderung terdiri dari para pemuda yang berusia15 sampai 24 tahun. Dalam beberapa tahun terakhir ini proporsi wanita yang melakukan migrasi cenderung terus meningkat karena membaiknya pendidikan yang telah mereka peroleh. b. Karakteristik pendidikan : salah satu pola hubungan yang paling konsisten yang ditemukan oleh penelitian-penelitian mengenai migrasi desa kota adalah korelasi positif antar tingkat pendidikan yang dicapai dengan kecenderungan untuk

melakukan migrasi. Singkatnya, mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi, cateris peribus memiliki kemungkinan untuk bermigrasi lebih besar. Hal ini dikarenakan perolehan kesempatan kerja di daerah perkotaan akan ditentukan oleh tingkat pendidikan para migran dan hanya mereka yang mengecap pendidikan, minimal Sekolah Menengah sajalah yang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan (di sektor formal). c. Karakteristik ekonomi : selama beberapa tahun terakhir ini persentase terbesar para migran adalah mereka yang dikategorikan miskin, tidak memiliki tanah dan tidak memiliki keahlian, serta yang tidak memiliki kesempatan untuk maju di daerahnya. Para migran di daerah pedesaan, baik laki-laki maupun perempuan dengan segala status sosial ekonomi (mayoritas berasal dari golongan miskin). Sengaja pindah secara permanen untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan melepaskan diri dari belenggu kemiskinan di daerah pedesaan.