Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

dokumen-dokumen yang mirip
Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

TIPOLOGI PERTUMBUHAN DAN TINGKAT SPESIALISASI REGIONAL KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAMBI

ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI PROVINSI ACEH PERIODE

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Salah satu komponen esensial dari pembangunan adalah pembangunan ekonomi Penentuan target pembangunan ekonomi perlu melihat kondisi atau tingkat

ANALISIS LOCATION QUOTIENT SEKTOR DAN SUBSEKTOR PERTANIAN PADA KECAMATAN DI KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN TERHADAP KETIMPANGAN EKONOMI REGIONAL DI PROVINSI JAMBI

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DENGAN PENDEKATAN LOCATION QUATION KABUPATEN PELALAWAN. Anthoni Mayes, Yusni Maulida dan Toti Indrawati

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2)

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

Identifikasi Potensi Ekonomi di Kabupaten Rokan Hulu Identify of Economic s Potency in Rokan Hulu Regency.

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

Pendapatan Regional/ Regional Income

Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol

Analisis Tipologi Pertumbuhan Ekonomi Dan Disparitas Pendapatan Dalam Implementasi Otonomi Derah di Propinsi Jambi. Oleh : Etik Umiyati.SE.

SEKTOR-SEKTOR EKONOMI POTENSIAL PADA PEREKONOMIAN KABUPATEN TANAH LAUT. Lina Suherty

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Sumatera Selatan ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

ANALISA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH DI PULAU SUMATERA. Etik Umiyati

ANALISIS PERBANDINGAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI LAMPUNG SKRIPSI

Pendapatan Regional/ Regional Income

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA DAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MINAHASA (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI DAN DAYA SAING EKONOMI)

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. v Daftar Gambar ix

ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

SKRIPSI ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BONE PERIODE KUSNADI ZAINUDDIN JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

9.1. Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi Bali

ANALISIS SEKTOR BASIS DI KABUPATEN LAMONGAN ( ANALISIS LOCATION QUOTIENT) Zamida 1 Fakultas Ekonomi Universitas Dr.

DINAMIKA PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI KAWASAN SOLO RAYA

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN JAYAPURA. Aurelianus Jehanu 1 Ida Ayu Purba Riani 2

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 2 No. 4, April-Juni 2015 ISSN:

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

Pendapatan Regional/ Regional Income

ANALISIS SEKTOR POTENSIAL DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA (STUDI KASUS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE )

PENERAPAN METODE LOCATION QUOTIENT (LQ) DALAM PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DI PULAU SUMATERA PADA TAHUN 2013 DAN KAJIANNYA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SEKTOR DETERMINAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BANTUL TAHUN

PENETAPAN KAWASAN ANDALAN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN PADA TINGKAT KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan diwilayahnya sendiri memiliki kekuasaan untuk mengtur dan

Listrik, Gas & Air Bersih. Dengan demikiansektor tersebut perlu mendapat perhatian

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TIMUR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Economics Development Analysis Journal

ANALISIS SEKTOR-SEKTOR UNGGULAN NON MIGAS PEREKONOMIAN KOTA LHOKSEUMAWE. Keywords : Potential sector, Regional Competitive and Location Quotient (LQ)

Gross Domestic Regional Product

ANALISIS POTENSI SUBSEKTOR PERTANIAN DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH PROPINSI RIAU SKRIPSI

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

DAMPAK BELANJA DAERAH TERHADAP KETIMPANGAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI JAMBI

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PONTIANAK DENGAN METODE LOCATION QUOTIENT, SHIFT SHARE DAN GRAVITASI

Analisa Keterkaitan Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Sumatera

Kata Kunci : Analisis Lokasi, Analisis Kontribusi, Tipologi Klassen, koridor Jawa Timur

KAJIAN POTENSI PEREKONOMIAN DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA PROVINSI MALUKU UTARA POTENTIAL ECONOMIC STUDIES IN SULA ISLANDS OF NORTH MALUKU PROVINCE

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN FUNGSI KOTA-KOTA PADA KAWASAN TERTENTU MEDAN SEKITARNYA (Metropolitan Mebidang Area)

ANALISIS PERGESERAN SEKTOR PEREKONOMIAN KABUPATEN ACEH BESAR. Abstract

ANALISIS DAYA PENYEBARAN DAN DERAJAT KEPEKAAN SEKTOR EKONOMI DI JAWA TENGAH ABSTRAK

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KABUPATEN ANGGOTA LEMBAGA REGIONAL BARLINGMASCAKEB

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN BANYUWANGI. Nur Anim Jauhariyah & Nurul Inayah

KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTARA KABUPATEN ACEH TENGAH DAN KABUPATEN BENER MERIAH

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

PENENTUAN POTENSI EKONOMI DI PRABUMULIH DAN OKU BERDASARKAN INDIKATOR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PATI. Eka Dewi Nurjayanti Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim

TEKNIK PROYEKSI PDRB KOTA MEDAN DENGAN RUMUS

BAB V PENUTUP. di Kabupaten Alor, maka dapat di simpulkan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah (regional development) pada dasarnya adalah

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN BERDASARKAN NILAI PRODUKSI DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

PROYEKSI SEKTOR EKONOMI PROVINSI DI KORIDOR EKONOMI PAPUA-KEPULAUAN MALUKU TAHUN 2025 SKRIPSI

Determination of the Regional Economy Leading Sectors in Indonesia. Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah di Indonesia

PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH KOTA MADIUN DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PDRB

ANALISIS SEKTOR BASIS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN PER KAPITA ANTAR KECAMATAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KECAMATAN DI KABUPATEN KARANGASEM

ANALISIS EKONOMI WILAYAH KABUPATEN DI EKS- KARESIDENAN SURAKARTA (BOYOLALI, SUKOHARJO, KARANGANYAR, WONOGIRI, SRAGEN DAN KLATEN) TAHUN

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS POTENSI SEKTOR BASIS DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

KONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU

PENGARUH EKSPOR TERHADAP PENIGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA MEDAN (ANALISIS BASIS EKONOMI) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perubahan. Dalam studi empirisnya Chenery memberikan

ANALISIS POTENSI EKONOMI SEKTORAL PADA EMPAT KABUPATEN DI PULAU MADURA SKRIPSI

Transkripsi:

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7 April 2013 IDENTIFIKASI PEREKONOMIAN KABUPATEN KERINCI Siti Hodijah Abstrak This research entitled Economic Identification Kerinci Regency period 2000-2007. Purpose of this research is to know the economic sectors in the base or leading and to know determine inter-regional specialization and sector specialization of excellent base among Regency/City in Jambi Province with Kerinci Regency. From LQ calculation can be known Kerinci Regency have a base sector in sector: sector Agriculture, Livestock, Forestry & Fishery, sector of electricity, Gas & Water Utilities, sector Transportation and Communications, Finance, sector Real Estate & Business Services and sector services. Key Word: economic growth, base sector, specialization sector Halaman 17

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7,April 2013 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Jambi terus melakukan pembangunan, baik dari sisi ekonomi sosial dan budaya. Sejak dibentuknya Provinsi Jambi hingga kini, Provinsi ini telah mengalami banyak perubahan menuju kerah yang lebih baik. Wilayah timur dan wilayah barat provinsi Jambi memiliki potensi ekonomi sosial dan budaya yan berbeda. Hal ini diakibatkan topologi wilayah yang berbeda. Khusus bagian barat provinsi Jambi ada Kabupaten Kerinci yang memilki potensi besar baik dari sisi perekonomian social dan budaya. Kabupaten Kerinci adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Bungo, Kabupaten Merangin dan Kota Sungai Penuh. Kabupeten ini juga berbatasan langsung denga Provinsi Sumatera barat dan Provinsi Bengkulu. Secara social budaya Kabupaten ini banyak terpengaruh dengan provinsi tetangga atau yang berbatasan yaitu Sumatera Barat. Hal ini diakibatkan kegiatan perekonomian yang banyak berhubungan dengan Provinsi Sumatera Barat selain itu jarak yang lumayan jauh dengan ibukota Provinsi Jambi yaitu Kota Jambi. Maka dari itulah penulis mencoba untuk meneliti bagaimana keadaan perekonomian daerah Kabupaten Kerinci di Provinsi Jambi dari sisi sektor basis atau unggulan dan spesialisasi antar daerah Kabupaten/kota di Provinsi Jambi dengan Kabupaten Kerinci. Maka penulis membuat penelitian dengan judul Identifikasi Perekonomian Kabupaten Kerinci. 1.2 Tujuan Sebagai salah satu Kabupaten yang berada di barat Provinsi Jambi, perlu kiranya kita ketahui keadaan perekonomian Kabupaten Kerinci secara basis dan keterkaitan antar Kabupaten Kerinci dangan Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Jambi. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Sektor-sektor ekonomi basis atau unggulan di daerah tingkat dua di Provinsi Jambi selama periode tahun 2000 2007. 2. Spesialisasi antar daerah dan spesialisasi sektor basis atau unggulan antar daerah tingkat dua di Provinsi Jambi periode tahun 2000 2007. Halaman 18

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7, April 2013 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad, 2004). Tiga aspek yang terkait dalam pertumbuhan ekonomi (Amir, 2007) 1. Proses, dalam arti bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. 2. Aspek output per kapita yaitu output total dibagi dengan jumlah penduduk. 3. Aspek perspektif waktu jangka panjang, yaitu adanya kecenderungan kenaikan keluaran ( output) per kapita dalam jangka waktu yang cukup panjang. Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi 1. Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya 2. Jumlah dan Mutu dari Penduduk dan Tenaga Kerja 3. Barang Barang Modal dan Tingkat Teknologi Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat 2.2. Teori Ekonomi Basis dan Spesialisasi Dalam teori basis perekonomian suatu daerah dibagi menjadi 2 sektor utama yaitu sektor basis dan dan sektor non-basis. Sektor basis adalah sektor adalah sektor yang mengekspor barang dan jasa ataupun tenaga kerja ke tempattempat di luar perekonomian daerah yang bersangkutan. Di samping barang, jasa dan tenaga kerja, ekspor basis dapat juga berupa pengeluaran orang asing yang berada di daerah tersebut terhadap barang-barang yang tidak bergerak seperti tempattempat wisata, peninggalan sejarah, museum dan sebagainya. Sedangkan sektor non basis adalah sektor yang menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang bertempat tinggal di dalam batasbatas daerah itu sendiri. Sektor ini tidak mengekspor barang dan jasa maupun tenaga kerja sehingga luas lingkup produksi dan daerah pasar sektor non-basis hanya bersifat lokal (Glasson dalam Priyarsono, 2007). Ekonomi basis merupakan teknik lama, mudah dan sering dipergunakan untuk menganalisis ekonomi regional. Konsep ekonomi basis berhubungan dengan kebutuhan untuk memprediksi dampak dari aktifitas ekonomi yang baru pada kota atau wilayah (Dinc, 2002).. Halaman 19

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7, April 2013 Sektor basis biasa mengalami kemajuan ataupun kemunduran sehingga definisi dari sektor basis dan non basis dapat saja bergeser (Priyarsono, 2007). Kemajuan sektor basis di pengaruhi oleh: 1. Perkembangan jaringan transportasi dan komunikasi, 2. Perkembangan pendapatan dan penerimaan daerah, 3. Perkembangan teknologi 4. Adanya pengembangan prasarana ekonomi dan sosial Sedangkan kemunduran sektor basis dan non basis dipengaruhi oleh: 1. Adanya penurunan permintaan di luar daerah, 2. Kehabisan cadangan sumber daya Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah teknik yang digunakan adalah Kuosien lokasi (Location Quotient = LQ). LQ digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan ( leading sector). Indikator yang digunakan : Kesempatan Kerja (Tenaga Kerja) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu wilayah. Analisis indeks spesialisasi regional adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat spesialisasi antar daerah ( Aswandi dan Kuncoro, 2002). Kim (1995) menerapkan Indeks Krugman dalam menganalisis spesialisasi regional di Amerika Serikat 3. METODE PENELITIAN Location Quotient (LQ) Location Quotient (kuosien lokasi) atau LQ adalah perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional. LQ merupakan rasio antara jumlah tenaga kerja pada sektor tertentu (Industri) atau PDRB terhadap total tenaga kerja sektor tertentu atau total nilai PDRB disuatu daerah (kabupaten) dibandingkan dengan rasio tenaga kerja atau PDRB dan sektor yang sama di Provinsi. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: Dimana : V is = Jumlah PDRB suatu sektor Kabupaten/Kota V s = Jumlah PDRB total Kabupaten/Kota V ir = Jumlah PDRB suatu sektor tingkat Propinsi V r = Jumlah PDRB total tingkat Propinsi Halaman 20

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7, April 2013 Perhitungan dengan Location Quetient menghasilkan 3 kriteria: LQ > 1 Menunjukkan bahwa sektor perekonomian tersebut basis dan menjadi pengekspor ke luar daerah bersangkutan. LQ < 1 Menunjukkan bahwa sektor perekonomian tersebut tidak basis dan menjadi pengimpor. LQ = 1 Menunjukkan bahwa sektor perekonomian tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan di wilayahnya sendiri (tertutup) dan tidak melakukan transaksi ke dan dari luar wilayah. Indeks Krugman Secara matematis Indeks Krugman dapat dituliskan rumusnya sebagai berikut: Keterangan: SI jk = Indeks Spesialisasi Kabupaten j dan k E ij = PDRB Sektor i pada Kabupaten j E j = Total PDRB Kabupaten j E ik = PDRB Sektor i pada Kabupaten k E k = Total PDRB Kabupaten k Kriteria pengukurannya adalah bila Indeks spesialisasi regional mendekati nol maka kedua daerah j dan k tidak memiliki spesialisasi, dan bila indeks spesialisasi regional mendekati dua maka kedua daerah j dan k memiliki spesialisasi. Batas tengah antara angka nol dan dua tersebut adalah satu, oleh karena itu nilai indeks spesialisasi yang lebih besar dari satu dapat dianggap sebagai sektor/subsektor yang memiliki spesialisasi. Untuk melihat tinggi rendahnya tingkat spesialisasi suatu daerah terhadap daerah lainnya, sebagai pembanding dipergunakan nilai rata-rata indeks spesialisasi seluruh daerah 4.HASIL DAN PEMBAHASAN Dari rata-rata perhitungan selama periode 2000-2007 LQ di bawah dapat kita lihat bahwa sektor lapangan usaha yang menjadi basis di Kabupaten Kerinci selama periode 2000-2007 adalah sektor lapangan usaha Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan, Listrik, Gas & Air Bersih, Pengangkutan & Komunikasi, Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan, dan Jasa-jasa Halaman 21

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7, April 2013 Hal ini sejalan dengan keadaan geografis Kabupaten Kerinci yang cocok dalam sektor pertanian. Selain itu objek pariwisata yang banyak di Kabuoaten kerinci juga mempengaruhi keunggulan sektor-sektor dalam perekonomian. Pada sektor jasa-jasa dan pengangkutan dan komunikasi menjadi sektor unggulan di Kabupaten ini. Dikarenakan kegiatan pertambangan dikabupaten ini tidak banyak membuat sektor pertambangan dan penggalian tidak menjadi sektor unggulan di Kabupaten ini. Tabel Hasil Perhitungan Location Quotient Kab. Kerinci Periode Tahun 2000 2007 Tahun Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Rata-rata 1. Pertanian, Petern., Kehut. & Perik. 2. Pertambangan & Penggalian 1.56 1.61 1.63 1.64 1.43 1.66 1.57 2.17 1.66 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.04 0.03 3. Industri Pengolahan 0.30 0.31 0.29 0.29 0.25 0.29 0.30 0.20 0.28 4. Listrik, Gas & Air Bersih 1.09 1.09 1.05 1.01 0.86 0.99 0.99 0.92 1.00 5. Bangunan 1.24 1.30 1.02 0.99 0.78 0.85 0.87 0.75 0.97 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Pengangkutan & Komunikasi 8. Keuangan, Persew., & Jasa Perus. 0.88 0.92 0.91 0.89 0.76 0.86 0.84 0.50 0.82 1.24 1.21 1.23 1.24 1.08 1.21 1.23 0.51 1.12 1.22 1.41 1.42 1.27 1.02 1.14 1.12 0.20 1.10 9. Jasa-Jasa 1.32 1.35 1.31 1.32 1.17 1.35 1.37 1.26 1.30 Dari tabel Tabel Rata-Rata Hasil Perhitungan Indeks Spesialisasi Antar Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2000 2007 di bawah diketahui keterkaitan antara Kabupaten Kerinci dengan kabupeten/kota di Provinsi Jambi tidak saling terkait. Halaman 22

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7, April,2013 5. Kesimpulan 1. Dari hasil rata-rata perhitungan LQ Kabupaten Kerinci Tahun 2000 2007 ternyata sektor yang menjadi unggulan atau basis adalah sektor lapangan usaha Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan, Listrik, Gas & Air Bersih, Pengangkutan & Komunikasi, Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan, dan Jasa-jasa. 2. Dari perhitungan Indeks Spesialisasi antar daerah kabupaten/kota di Provinsi Jambi menggunakan Indeks Krugman, diketahui tidak ada Spesialisasi antar daerah tingkat dua di Provinsi Jambi dengan Kabupaten Kerinci selama tahun 2000 hingga tahun 2007. Keterkaitan antar satu daerah dengan daerah lain secara total sangat lemah bahkan tidak ada. Halaman 23

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7, April,2013 DAFTAR PUSTAKA Amir, Amri. 2007. Perekonomian Indonesia (Dalam Perspektif Makro). Bogor: Penerbit Biografika. Amir, Amri. 2007. Pembangunan dan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Dalam Era Globalisasi (Teori, Masalah dan Kebijakan) Indonesia. Bogor: Penerbit Biografika. Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Penerbitan STIE YKPN. Arsyad, Lincolin. 2005. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE - Yogyakarta. Aswandi, Hairul dan Mudrajad Kuncoro. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 17, No. 1, 2002, 27-45 : Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan: Studi Empiris di Kalimantan Selatan 1993-1999. Azhar, Syarifah Lies Fuaidah dan M. Nasir Abdussamad. Jurnal Ekonomi dan Sosial: Analisis Sektor Basis dan Non Basis di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pada http://ejournal.unud.ac.id. Azis, Iwan Jaya. 1994. Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dinc, Mustafa. 2002. Regional and Local Economic Analysis Tools. Washington, DC: The World Bank. Djohanputro, Bramantyo. 2008. Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro. Jakarta: Penerbit PPM Kim, Sukkoo. Expansion of Markets and the Geographic Distribution of Economic Activities: The Trends in U. S. Regional Manufacturing Structure, 1860-1987. The Quarterly Journal of Economics, Vol. 110, No. 4. (Nov., 1995), pp. 881-908. Pada http://www.jstor.org. Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Padang: Baduose Media. Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tarigan, Robinson. 2004. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Halaman 24