LEBIH DEKAT DENGAN OBAT

dokumen-dokumen yang mirip
OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep pelayanan dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYIMPANAN OBAT Tujuan penyimpanan Agar obat tidak menguap Agar khasiat obat tidak berubah Agar obat tetap dalam keadaan baik dan bersih Agar obat ti

BAB II A. TINJAUAN PUSTAKA. obat atau farmakoterapi. Tidak kalah penting, obat harus selalu digunakan secara

Perpustakaan Unika LAMPIRAN- LAMPIRAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

INGATLAH... DA GU SI BU. Kami Para Apoteker siap membantu masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. Akhirnya kami berharap materi ini dapat bermanfaat bagi para Kader kesehatan dan masyarakat untuk pengobatan sendiri.

AGAR OBAT MEMBERIKAN MANFAAT DAN KEAMANAN BAGI ANDA

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat

Resep. Penggunaan obat berlabel dan tidak berlabel Aspek legal. Pengertian Unsur resep Macam-macam resep obat

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI TENAGA KESEHATAN DIREKTORAT BINA PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

615 Ind p PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Permenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. racun yang jika tidak digunakan sebagaimana mestinya dapat membahayakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya

KATA PENGANTAR. Ilham Niawan

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.

2. Bentuk setengah Padat contohnya salep,krim,pasta,cerata,gel,salep mata. 3. Bentuk cair/larutan contohnya potio,sirop,eliksir,obat tetes,dan lotio.

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengambil lokasi Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter

Bab 11 Bagaimana menjelaskan kepada dokter saat berobat

Tujuan Instruksional:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

Philips NL9206AD-4 Drachten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN OBAT DAN PENYULUHAN OBAT KEPADA MASYARAKAT. Lecture EMI KUSUMAWATI., S.FARM., APT

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keistimewaan metode barier ini adalah: Mencegah infertilitas, kanker servix dan PMS Meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI 3 KATA PENGANTAR SAMBUTAN DIRJEN FARMALKES CARA MEMILIH OBAT CARA MENDAPATKAN 15 OBAT CARA MENYIMPAN OBAT

Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

KEBIJAKAN PEMESANAN OBAT, PENCATATAN OBAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bentuk-bentuk Sediaan Obat. Indah Solihah,S.Farm,M.Sc.,Apt

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Apotek menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 tentang Standar

10/22/2012 PERIHAL OBAT. Oleh: Joharman BATASAN OBAT. Aktif secara fisiologis. Zat kimia. Racun

Tujuan Instruksional:

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

Penyuluhan tentang VAS+D

Philips NL9206AD-4 Drachten

POLA PEMILIHAN OBAT SAKIT MAAG PADA KONSUMEN YANG DATANG DI APOTEK DI KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS BANYUANYAR KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

LUKA BAKAR Halaman 1

TINJAUAN ASPEK ADMINISTRASI PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KABUPATEN PEMALANG PERIODE JANUARI - JUNI 2008 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pekerjaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

615.1 Ind p PEDOMAN PENGGUNAAN OBAT BEBAS DAN BEBAS TERBATAS

LAMPIRAN XI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 24/Permentan/SR.140/4/2011 TANGGAL : 8 April 2011

POLA PEMILIHAN OBAT SAKIT KEPALA PADA KONSUMEN YANG DATANG DI ENAM APOTEK DI KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI

BAB XXIII. Masalah pada Saluran Kencing. Infeksi saluran kencing. Darah pada urin/air kencing. Keharusan sering kencing. Perembesan urin/air kencing

KEDARURATAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan obat secara baik bagi siswa sekolah tingkat dasar, merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.

HUBUNGAN DOKTER-APOTEKER APOTEKER-PASIENPASIEN SERTA UU KEFARMASIAN TENTANG OBAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, semakin berkembangnya perekonomian telah memunculkan

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

SERI BACAAN ORANG TUA. Faktor. Yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Janin. Milik Negara Tidak Diperjualbelikan

Pertanyaan yang Sering Diajukan (PSD) tentang Suplementasi Vitamin A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 386/MEN.KES/SK/IV/1994, untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).

PROFIL KESEHATAN. BERAT BADAN YANG DIREKOMENDASIKAN kg LINGKAR PERUT YANG DIREKOMENDASIKAN cm

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang. benda asing eksternal seperti debu dan benda asing internal seperti dahak.

Philips NL9206AD-4 Drachten

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1010/MENKES/PER/XI/2008 TENTANG REGISTRASI OBAT

IMPLIKASI FARMAKOLOGI KEPERAWATAN 1

6/3/2011 DOKTER FARMASIS PERAWAT. 1. Independen 2. Interdependen 3. Dependen 4. Peneliti

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BUKU PANDUAN LEBIH DEKAT DENGAN OBAT LAILATURRAHMI 0811012047 FAKULTAS FARMASI KKN-PPM UNAND 2011

Bab DAFTAR ISI Halaman I. Pengertian obat 2 II. Penggolongan obat 2 1. Obat bebas 2 2. Obat bebas terbatas 2 3. Obat keras 3 4. Obat narkotika 3 III. Informasi kemasan, etiket, dan brosur 4 IV. Tanda peringatan 6 V. Cara penggunaan obat 7 A. Obat oral 8 B. Obat tetes mata dan salep mata 9 C. Obat tetes hidung 10 D. Obat tetes telinga 11 E. Obat semprot hidung 13 F. Obat supositoria 13 G. Obat krim dan salep rektal 14 H. Obat vagina 15 VI. Efek samping 16 VII. Cara penyimpanan obat 17 VIII. Tanggal kadaluarsa 18 IX. Dosis 19 X. Hal-hal yang perlu diperhatikan 20 Daftar Pustaka 22 1

I. Pengertian obat Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992). II. Penggolongan Obat Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu: 1. Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Parasetamol 2

2. Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM 3. Obat Keras dan Psikotropika Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh : Diazepam, Phenobarbital 3

4. Obat Narkotika Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin III. Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur Sebelum menggunakan obat, bacalah sifat dan cara pemakaiannya pada etiket, brosur atau kemasan obat agar penggunaannya tepat dan aman. Pada setiap brosur atau kemasan obat selalu dicantumkan: Nama obat Komposisi Indikasi Informasi cara kerja obat Aturan pakai Peringatan (khusus untuk obat bebas terbatas) Perhatian Nama produsen 4

5 Nomor batch/lot Nomor registrasi Tanggal kadaluarsa

Contoh brosur obat IV. Tanda peringatan Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat batas, berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut : 6

V. Cara Penggunaan Obat Hal-hal yang harus diperhatikan pada penggunaan obat Secara umum, cara penggunaan obat yang benar adalah sebagai berikut : Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus. Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur. Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter. 7

Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama. Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap, tanyakan kepada Apoteker A..Obat Oral (penggunaan melalui mulut) Cara penggunaan obat oral yang benar adalah : Adalah cara yang paling lazim, karena sangat praktis, mudah dan aman. Yang terbaik adalah minum obat dengan segelas air Ikuti petunjuk dari profesi pelayan kesehatan (saat makan atau saat perut kosong) Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya. Tidak boleh dipecah atau dikunyah Sediaan cair, gunakan sendok obat atau alat lain yang telah diberi ukuran untuk ketepatan dosis. Jangan gunakan sendok rumah tangga. 8

Jika penderita sulit menelan sediaan obat yang dianjurkan oleh dokter minta pilihan bentuk sediaan lain. Petunjuk pemakaian obat oral untuk bayi/anak balita : Sediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya, gunakan sendok takar dalam kemasan obatnya. Segera berikan minuman yang disukai anak setelah pemberian obat yang terasa tidak enak/pahit, B. Obat Tetes Mata dan Obat Salep Mata Cara penggunaan obat tetes mata dan salep mata yang benar adalah : Obat tetes mata dan obat salep mata merupakan produk yang pembuatannya dilakukan secara steril (bebas kuman) sehingga dalam penggunaannya harus diperhatikan agar tetap bebas kuman. 9

Untuk mencegah kontaminasi (pencemaran), ujung wadah obat tetes mata jangan terkena permukaan benda lain (termasuk mata) dan wadah harus tetap tertutup rapat sesudah dipakai. Cara pemakaian obat tetes mata atau obat salep mata : Mula-mula cucilah tangan anda Tengadahkanlah kepala, Tarik kelopak mata bagian bawah. Teteskan/oleskan obat dan perlahan-lahan tutup mata anda. Jangan berkedip. Biarkan mata tertutup selama 1 sampai 2 menit. Setelah menggunakan obat tetes mata atau obat salep mata, cucilah tangan anda kembali untuk membersihkan sisa obat. Obat tetes mata dan obat salep mata yang telah terbuka dan dipakai jangan disimpan lebih dari 30 hari untuk digunakan lagi, karena kemungkinan sudah tidak bebas kuman atau rusak. 10

Untuk menghindari infeksi, jangan gunakan obat tetes mata atau obat salep mata pada lebih dari satu orang. C. Obat Tetes Hidung Cara penggunaan obat tetes hidung yang benar adalah : Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat dilakukan sambil berdiri dan duduk atau penderita cukup berbaring saja. Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa menit agar obat dapat tersebar di dalam hidung Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha 11

Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan dengan tissue bersih. D.Obat Tetes Telinga Cara penggunaan obat tetes telinga yang benar adalah : Ujung alat penetes jangan menyentuh benda apapun termasuk telinga. Cuci tangan sebelum menggunakan obat tetes telinga. 12

Bersihkan bagian luar telinga dengan cotton bud. Jika sediaan berupa suspensi, sediaan harus dikocok terlebih dahulu. Cara penggunaan adalah: Penderita berbaring miring dengan telinga yang akan ditetesi obat menghadap ke atas. Untuk membuat lubang telinga lurus sehingga mudah ditetesi maka bagi penderita dewasa telinga ditarik ke atas dan ke belakang, sedangkan bagi anak-anak telinga ditarik ke bawah dan ke belakang. Kemudian obat diteteskan dan biarkan selama 5 menit Bersihkan ujung penetes dengan tissue bersih. 13

E. Obat semprot hidung Hidung dibersihkan dan kepala tetap tegak. Kemudian obat disemprotkan ke dalam lubang hidung sambil menarik napas dengan cepat. Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha 14 Setelah digunakan, botol alat semprot dicuci dengan air hangat tetapi jangan sampai air masuk ke dalam botol kemudian dikeringkan dengan tissue bersih.

F. Obat supositoria Cara menggunakan obat dalam bentuk supositoria: Mula-mula cucilah tangan anda, Buka bungkus alumunium foil dan lunakkan supositoria dengan air. Berbaringlah, kemudian supositoria didorong ke dalam anus dengan jari anda. Jika supositoria terlalu lunak untuk dimasukkan, dinginkan obat dalam lemari pendingin selama 30 menit atau air dingin sebelum membuka bungkus alumunium foil. Cuci tangan anda sesudah memasukkan supositoria. 15

G. Obat Krim/Salep rektal Bersihkan dan keringkan daerah rektal (sekitar dubur) kemudian masukkan salep atau krim secara perlahan ke dalam rektal melalui dubur. Cara lain adalah dengan menggunakan aplikator. Caranya adalah aplikator dihubungkan dengan wadah salep/krim yang sudah dibuka, kemudian dimasukkan ke dalam rektum dan sediaan ditekan sehingga salep/krim keluar. Buka aplikator dan cuci bersih dengan air hangat dan sabun. H.Obat Vagina Cuci tangan sebelum menggunakan obat dan gunakan aplikator sesuai dengan petunjuk penggunaan dari industri penghasil sediaan. 16

Jika penderita hamil, maka sebelum menggunakan obat sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan profesional perawatan kesehatan. Penderita berbaring dengan kedua kaki direnggangkan dan dengan menggunakan aplikator obat dimasukkan ke dalam vagina sejauh mungkin tanpa dipaksakan dan biarkan selama beberapa waktu. 17

VI. Efek Samping Efek samping obat adalah setiap respons obat yang merugikan dan tidak diharapkan yang terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal. Yang perlu diketahui tentang efek samping adalah : Baca dengan seksama kemasan atau brosur obat untuk mengetahui efek samping yang mungkin timbul. Untuk mendapatkan informasi tentang efek samping yang lebih lengkap dan apa yang harus dilakukan bila mengalaminya, tanyakan pada Apoteker. Efek samping yang mungkin timbul antara lain reaksi alergi gatal-gatal, ruam, mengantuk, mual dan lain-lain. 18 Penggunaan obat pada kondisi tertentu seperti pada ibu hamil, menyusui, lanjut usia, gagal ginjal dan lain-lain dapat menimbulkan efek samping yang fatal, penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter- Apoteker.

VII. Cara Penyimpanan Obat Berikut cara penyimpanan obat yang benar : Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Simpan obat dalam kemasan aslinya dan dalam wadah tertutup rapat, jangan mengganti kemasan botol ke botol lainnya. Jangan pernah mencampur obat dalam bentuk sediaan tablet dan kapsul dalam satu wadah. Simpan obat di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jangan menyimpan kapsul atau tablet di tempat panas dan atau lembab karena dapat menyebabkan obat tersebut rusak. Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat. Hindarkan obat dalam bentuk cair menjadi beku. Jangan tinggalkan obat anda di dalam mobil dalam jangka waktu lama, karena perubahan suhu dapat merusak obat anda. Jangan simpan obat yang telah kadaluarsa. 19

VIII. Tanggal Kadaluarsa Tanggal kadaluarsa menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud, mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat. Tanggal kadaluarsa biasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun. Obat rusak merupakan obat yang mengalami perubahan mutu, seperti : 1. Tablet - Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa - Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang sumbing, pecah, retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab - Kaleng atau botol rusak 20 2. Tablet salut - Pecah-pecah, terjadi perubahan warna - Basah dan lengket satu dengan lainnya - Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik

3. Kapsul - Perubahan warna isi kapsul - Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain 4. Cairan - Menjadi keruh atau timbul endapan - Konsistensi berubah - Warna atau rasa berubah - Botol plastik rusak atau bocor 5. Salep - Warna berubah - Pot atau tube rusak atau bocor - Bau berubah IX. Dosis Dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan jumlah gram atau volume dan frekuensi pemberian obat untuk dicatat sesuai dengan umur dan berat badan pasien. 21 - Gunakan obat tepat waktu sesuai aturan pemakaian.

Contoh : Tiga kali sehari berarti obat diminum setiap 8 jam sekali Obat diminum sebelum atau sesudah makan Jika menggunakan obat-obat bebas, ikuti petunjuk pada kemasan atau brosur/leaflet - Bila terlupa minum obat : Minumlah dosis yang terlupa segera setelah ingat, tetapi jika hampir mendekati dosis berikutnya, maka abaikan dosis yang terlupa dan kembali ke jadwal selanjutnya sesuai aturan. Jangan menggunakan dua dosis sekaligus atau dalam waktu yang berdekatan. X. Hal-hal yang harus diperhatikan 1. Kemasan/wadah Harus tersegel dengan baik, tidak rusak, tidak berlubang, tanggal kadaluarsa jelas terbaca. 22

2. Penandaan pada wadah - Baca zat berkhasiat dan manfaatnya - Baca aturan pakainya, misalnya sebelum atau sesudah makan - Untuk pencegahan overdosis, jangan minum obat 2 kali dosis bila sebelumnya lupa minum obat - Baca kontraindikasinya Misalnya: tidak boleh diminum oleh ibu hamil/ menyusui Tidak boleh diminum oleh penderita gagal ginjal - Baca efek samping yang mungkin timbul - Baca cara penyimpanannya 3. Bila ragu tanyakan pada Apoteker 4. Bila sakit berlanjut hubungi dokter 23

DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan. 2006. Pedoman Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Jakarta: Departemen Kesehatan RI http://118.96.249.1/psbe/edukasinet/produksi%202 006/PENG%20POP%202006/Kesehatan/Pengguna an%20obat%20bebas%20aman%20upload/index. htm http://johngaga.files.wordpress.com/2010/06/obat.jpg 24