Maria S. Rumampuk, Perbandingan Perhitungan Harga Pokok

dokumen-dokumen yang mirip
Tria Tomayahu,. J.J. Tinangon. Analisis Perhitungan Harga

C.R. F.Worotitjan., J. Morassa. Penerapan Konsep Sunk ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. MANADO NUSANTARA INFORMASI (KORAN SINDO)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus pada CV Putra Jaya Rotan)

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

Activity Based Costing untuk Menentukan Inefisiensi Proses Produksi Pada Perusahaan Pengrajin Kayu di Jawa Timur

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA. Kuat Sudrajat 1

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA PONTIANAK MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

Gloria S.Rotikan, Penerapan Metode Activity... PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X.

ABSTRAKS. Kata kunci : Aktivitas, Sistem Akuntansi Tradisional, Sistem ABC, Harga Pokok Produk.

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro Semarang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

Management Analysis Journal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN BIAYA POKOK PENJUALAN DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA INDUSTRI MEBEL

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terus bergulir secara global, menuntut perusahaan tidak hanya

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

METODE PEMBEBANAN BOP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRACT. Keywords : Standard cost, production cost, efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Harga pokok produksi, metode job order costing, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.

ABSTRACT. Keywords: production costs, transportation costs, selling prices, activity-based. viii

ABSTRACT. Keywords: activity-based costing, process value analysis, value content assessment. vii. Universitas Kristen Maranatha

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

Andre Henri Slat, Analisis Harga Pokok ANALISIS HARGA POKOK PRODUK DENGAN METODE FULL COSTING DAN PENENTUAN HARGA JUAL. Oleh : Andre Henri Slat

ABSTRAK. Kata kunci: Metode Variabel Costing, Metode Full costing, Harga Pokok Produk, Harga Jual, dan Laba.

PENENTUAN HARGA TRANSFER DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Zulkifli Bokiu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan bahwa dunia menjadi lebih homogen dan perbedaan-perbedaan

Analisis Perhitungan Kos Produk Kubah Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada UKM Bakat Jaya

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman)

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR

Ni Made Rahayu Megawati. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Penetapan Biaya Produksi Pada Home Industri Pembuatan Gelang Dan Tasbih (Studi kasus pada UD. Gaharu Murni)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

PENETAPAN HARGA POKOK SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING PADA TAHU MANG UJANG PEKANBARU ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang apapun, dalam menjalankan

Silvia Porawouw, Analisis Perbandingan Metode Penentuan

Management Analysis Journal

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

ABSTRAK. Kata-kata kunci: harga pokok produksi, job-order costing method. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

ABSTRACT. Keyword: Cost report, job order costing, cost of production orders, compare, weaknesses and strengths, analytical calculation

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Biaya Tradisional. sistem tradisional, penulis mengutip pengertian mengenai sistem

PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM JOB COSTING DAN FULL COSTING. (Studi Kasus Pada Meubel Bagus Semarang)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

ABSTRACT. Keyword: Activiity based Costing system, Cost of Goods Manufacture, Cost Driver, Overhead Cost. vii. Universitas Kristen Maranatha

OLEH : SRI PRATIWI SUHARDI

BAB II BAHAN RUJUKAN

EVALUASI HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)

ANALISIS LABA USAHA BERDASARKAN METODE FULL COSTING PRODUK SARUNG SAMARINDA PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) DI SAMARINDA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRACT. Keywords: Cost of product, Selling Price, Conventional Methods, and Activiy Based Costing. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 TINJAUAN TEORI

Transkripsi:

PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DAN METODE KONVENSIONAL PADA USAHA PETERNAKAN AYAM CV. KHARIS DI KOTA BITUNG Oleh : Maria Sifra Rumampuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado e-mail: ia_preciousz@yahoo.com ABSTRAK Perkembangan ekonomi yang semakin mengglobal, membuat persaingan di dunia bisnis semakin tinggi yang mengharuskan perusahaan harus mampu bersaing dan mendapatkan laba yang tinggi. Untuk itu, diperlukan perhitungan produk dalam menentukan harga jual yang layak dan kompetitif. Metode Konvensional dapat mengukur secara akurat proporsi sumber daya yang dikonsumsi oleh masing-masing produk tetapi ada biaya-biaya yang timbul dari aktivitas dan transaksi yang tidak berkaitan dengan volume unit yang diproduksi secara fisik, hal ini dapat menyebabkan pengalokasian biaya overhead pabrik yang kurang tepat. Activity based costing merupakan metode penentuan produk yang dapat mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan dalam menghasilkan produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan perhitungan produk berdasarkan perhitungan metode activity based costing dan metode konvensional yang diterapkan CV. Kharis. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil perhitungan dengan menggunakan metode activity based costing dan metode konvensional. Manajemen disarankan menggunakan metode activity based costing karena akurat dalam menghitung aktivitas-aktivitas yang terjadi di perusahaan. Kata kunci: produksi, metode activity based costing, metode konvensional. ABSTRACT Development of an increasingly globalized economy, the competition in the business world make the higher which requires companies to be able to compete and earn high profits. This requires the calculation of product cost in determining the price is reasonable and competitive. Conventional methods can accurately measure the proportion of resources that will be consumed by each product but there are costs arising from activities and transaction that are not related to the volume units produced physically, this can lead to the allocation of manufacturing overhead costs are less precise. Activity-based costing is a method of determining the cost of products that can accurately measure the consumption of resources in any activity that is used in producing the product. The purpose of this study was to compare the calculation of the cost of products by acivity-based costing and the conventional method is applied CV. Kharis. The result showed that there was no significant difference between the result of calculations using the activity based costing method and the conventional method. Advisable management to use the activity based costing method because it is accurate in counting activities that occur within the company. Keyword: cost of production, activity based costing method, conventional method. Jurnal EMBA 637

Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi yang semakin mengglobal, membuat persaingan di dunia bisnis semakin tinggi dan membuat perubahan pada lingkungan bisnis. Dalam persaingan global, perusahaan harus mampu menetapkan harga jual yang kompetitif. Untuk itu, diperlukan perhitungan produk yang menggambarkan realisasi biaya yang dibebankan pada produk yang dihasilkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menelusuri biaya-biaya yang terjadi pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam membuat suatu produk. Penentuan produk pada perusahaan yang memproduksi bermacam-macam jenis produk dengan kompleksitas proses produksi yang berbeda menyebabkan biaya-biaya yang ditimbulkan berbeda antara produk yang satu dengan yang lainnya. Untuk itu diperlukan suatu metode penentuan yang mampu menggambarkan biaya-biaya atau sumber daya yang dikorbankan yang terjadi untuk setiap produk sehingga dalam perhitungan menghasilkan biaya yang sesungguhnya.perhitungan produk dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan menurut metode konvensional dan metode activity based costing. Penggunaan metode perhitungan konvensional dan metode activity based costing menunjukkan kebutuhan dunia bisnis untuk dapat bersaing dengan mengalokasikan biaya-biaya dari aktivitas ke fungsi masing-masing. Metode konvensional dapat mengukur secara akurat proporsi sumber daya yang dikonsumsi oleh masing-masing produk, tetapi ada biaya-biaya yang timbul dari aktivitas dan transaksi yang tidak berkaitan dengan volume unit yang diproduksi secara fisik. Hal ini dapat menyebabkan pengalokasian biaya overhead pabrik kurang tepat. Dibandingkan dengan sistem activity based costing, sistem metode konvensional melaporkan biaya per unit yang lebih tinggi untuk produk dengan volume tinggi dan biaya per unit yang lebih rendah untuk produk dengan volume rendah. Hal ini disebabkan karena alokasi dari seluruh overhead didasarkan pada volume. Pada mulanya, sistem activity based costing berkembang pada perusahaan manufaktur yang memiliki teknologi tinggi, artinya biaya peralatan atau biaya overhead jauh lebih besar jika dibandingkan dengan biaya tenaga kerja, karena mekanisme proses produksi dapat dinyatakan serba otomatis. Namun, seiring berkembangnya dunia bisnis sekarang ini, sistem activity based costing dapat juga diterapkan dalam perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perhitungan produk dan membandingkan apakah terdapat perbedaan perhitungan metode activity based costing dan metode konvensional pada CV. Kharis di Kota Bitung. TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Belkaoui (2006:50), mendefinisikan akuntansi adalah suatu aktifitas jasa. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan dalam menentukan pilihan diantara serangkaian tindakan-tindakan alternatif yang ada. Sedangkan Muqodim (2005:25), mendefinisikan akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomi sehingga memungkinkan adanya pertimbangan dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi oleh para pengguna informasi tersebut. Akuntansi Biaya Mursyidi (2008:10), mendefinisikan akuntansi biaya adalah merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan biaya pabrikasi, dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya. 638 Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 630-645

Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan suatu sistem dalam rangka mencapai tiga tujuan utama (Mursyidi 2008:10) yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan produk atau jasa; 2. Mengendalikan biaya; 3. Memberikan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan tertentu. Biaya Mulyadi (2005:8), mendefinisikan biaya adalah sebagai pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Supriyono (2000:16), mendefinisikan biaya adalah sebagai harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Penggolongan Biaya Perusahaan mengklasifikasikan biaya adalah sebagai dasar penetapan produk menjadi dua bagian pada umumnya (Warindrani 2006:17) yaitu sebagai berikut: 1. Biaya Produksi (Production Cost) Biaya produksi pada dasarnya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: a. Biaya Bahan Baku Langsung (direct materials) adalah bahan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Apabila bahan baku yang dipergunakan tidak diketahui harganya, maka dapat dicatat secara langsung saat barang tersebut dipergunakan. b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labor) adalah tenaga kerja yang dapat secara langsung merubah bahan baku menjadi suatu produk dan pembebanan biayanya dapat ditelusuri pada setiap jenis produk yang dihasilkan. Karyawan yang mengubah bahan baku mentah menjadi produk. Upah semua tenaga kerja atau karyawan dapat diidentifikasi dengan cara yang mungkin secara ekonomis terhadap produksi barang jadi. c. Biaya Overhead Pabrik (factory overhead cost) dapat didefinisikan sebagai seluruh biaya yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead atau biaya produksi tidak langsung ini dapat terdiri dari bahan baku tidak langsung (indirect material), tenaga kerja tidak langsung (indirect labor), dan semua biaya produksi yang tidak dapat dibebankan secara langsung pada suatu produk selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. 2. Beban Komersial (Commercial Expenses) Beban komersial dapat diklasifikasikan dalam dua jenis sesuai dengan fungsi dalam perusahaan, yaitu: a. Beban Pemasaran (marketing/selling expenses) adalah semua jenis beban yang berhubungan dengan pelaksanaan dan penjualan produk. Termasuk semua biaya yang diperlukan untuk menangani semua pesanan konsumen dan memperoleh produk atau jasa untuk disampaikan kepada konsumen. b. Beban Administrasi Umum (general and administrative expenses) adalah semua jenis beban yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan secara keseluruhan. Beban ini meliputi biaya eksekutif, organisasional dan krelikal yang berkaitan dengan manajemen umum organisasi. Contoh : kompensasi eksekutif, akuntansi umum, sekretariat, public relation dan biaya sejenis yang terkait dengan administrasi dan umum secara keseluruhan. Harga Pokok Mursyidi (2008:14), mendefinisikan merupakan biaya yang telah terjadi (expired cost) yang belum dibebankan/dikurangkan dari penghasilan. Perhitungan produk merupakan bagian dari Akuntansi Biaya. Pengklasifikasian Perhitungan Harga Pokok Perhitungan yang berkembang dalam dunia industri dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok (Mursyidi 2008:285), yaitu: 1. Kalkulasi Harga Pokok Konvensional atau Tradisional atau biasa juga disebut tradisional yaitu dimana biaya overhead pabrik yang menggunakan tarif ditentukan di muka berdasarkan system plant wide dan departementalisasi. Jurnal EMBA 639

2. Kalkulasi Harga Pokok Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing/ABC) atau juga disebut ActivityBased Costing( ABC ), dimana biaya overhead pabrik atau biaya konversi dibebankan berdasarkan tarif ditentukan di muka yang terkait dengan aktivitas produksi. Kalkulasi berdasarkan aktivitas ini dikelompokkan dalam sistem manajemen modern atau kalkulasi modern. Metode Konvensional Sistem akuntansi biaya metode konvensional, bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung menjadi faktor produksi utama, teknologi dalam keadaan stabil dan produk yang dihasilkan pada umumnya mempunyai jenis yang terbatas. Activity Based Costing Islahuzzaman (2011:39), mendefinisikan activity based costing adalah sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Activity based costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Sistem Activity Based Cosing dalam Perusahaan Jasa dan Dagang Sistem activitybased costing pada mulanya berkembang pada perusahaan manufaktur yang memiliki teknologi yang tinggi, namun saat ini sistem activity based costing dapat juga diterapkan pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang, untuk mengidentifikasi keuntungan produk gabungan, mengembangkan tingkat efisiensi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan (Mursyidi 2008:291). Identifikasi dan Klasifikasi Aktivitas Islahuzzaman (2011:42) mendefinisikam aktivitas adalah sebagai pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi, tindakan, gerakan atau rangkaian pekerjaan. Kumpulan tindakan yang dilakukan dalam organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas. Sistem activity based costing dalam penentuan overhead cost melalui prosedur dua tahap (Harnanto dan Zulkifli, 2003:44), yaitu sebagai berikut: 1. Tahap pertama Identifikasi cost pools Cost pools dikelompokkan ke dalam beberapa kategori yaitu: a. Unit Level Activity yaitu aktivitas yang harus dikerjakan untuk setiap unit produk yang dihasilkan. b. Batch Level Activity, yaitu aktivitas yang terbentuk dari setiap batch proses produksi tanpa memperhatikan beberapa unit yang ada dalam batch. c. Product-Sustaining Level Activity yaitu aktivitas yang berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan beberapa batch atau berapa unit yang diproduksi atau dijual. d. Facility Level Activity yaitu aktivitas yang diharuskan untuk mendukung proses produksi. 2. Tahap kedua Pembebanan cost activity Pada tahap ini proses pembebanan cost activity ke object cost dengan mengidentifikasikan setiap cost driver untuk setiap aktivitas yang memiliki kolerasi tinggi dalam satu level. Cost Driver Islahuzzaman (2011:43), mendefinisikan cost driver adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas. Cost driver merupakan faktor yang dapat diukur yang digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. 640 Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 630-645

Penelitian Terdahulu Tabel 1. Penelitian Terdahulu No Nama peneliti/ tahun 1. Ruus (2005) 2. Wijaya (2002) Judul Tujuan Metode Penelitian Perhitungan produk berdasarkan metode activity based costing pada CV. Abillindo Pratama Manado Analisa perhitungan produksi dan pengaruhnya terhadap harga jual pada PT. Aspindo Wiesesa Untuk mengetahui bagaimana perhitungan produksi perusahaan dan penentuan harga jualnya Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan pembebanan biaya overhead dengan metode konvensional dapat menyebabkan alokasi biaya overhead kurang tepat, sedangkan pada metode activity based costing sesuai dengan aktivitas yang dilalui dalam menghasilkan produk Deskriptif Dari penelitian ini, dapat diketahui biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan perusahaan dalam memproduksi barang, bagaimana perhitungan harga pokok perusahaan dan bagaimana perusahaan menentukan harga jualnya Peneliti melakukan penelitian dengan metode yang sama dalam menentukan produk dengan menggunakan metode konvensional yaitu Tujuan untuk membandingkan perhitungan produk berdasarkan metode activitybased costing dengan metode yang diterapkan CV. Abillindo Pratama dan Activity- Based Costing Peneliti juga melakukan penelitian dengan menentukan harga produksi untuk menentukan harga jual yang tepat Perbedaanya terletak pada objek penelitian, yaitu peneliti meneliti profil pada CV. Abillind0 Pratamana Manado Perbedaanya dengan peneliti yaitu peneliti melakukan penelitian lebih lanjut dengan mencari harga produksi perusahaan Sumber: Publikasi Hasil Penelitian METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakam dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Dalam penelitian ini yaitu membandingkan perhitungan menurut metode konvensional dan metode activity based costing. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada CV. Kharis yang beralamatkan di Kelurahan Sagerat Kota Bitung dan lamanya penelitian ini adalah 3 bulan yaitu dari bulan Oktober sampai bulan Desember 2012. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data a. Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti sejarah perusahaan, bidang usaha, dan tata kerja pada perusahaan. Jurnal EMBA 641

b. Data kuantitatif yang disajikan dalam penulisan skripsi ini adalah seperti jumlah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik dan lain-lain. 2. Sumber Data a. Data primer adalah jenis data yang sumber datanya diperoleh secara langsung dari laporan keuangan perusahaan, maupun didapat dari objek penelitian seperti pimpinan perusahaan dan melalui pendekatan dengan melakukan wawancara, yaitu dengan karyawan pada perusahaan. b. Data sekunder adalah jenis data yang sumber datanya diperoleh dari sumber-sumber yang terkait yaitu pada literatur-literatur, buku-buku referensi maupun tulisan-tulisan ilmiah yang berhubungan dengan objek yang diteliti seperti teori-teori tentang metode pada akuntansi. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan beberapa cara (Arikunto 2010:198), yaitu sebagai berikut: 1. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan. Pengumpulan data dalam skripsi dengan metode ini adalah peneliti melihat, mengamati dan menilai secara langsung objek penelitian dalam hal ini pada Perusahaan Peternakan Ayam CV. Kharis di Kota Bitung. 2. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan. Pengumpulan data dalam skripsi ini adalah dengan bentuk tanya jawab secara lisan terhadap pimpinan dan karyawan perusahaan. 3. Studi Pustaka. Pengumpulan data ini yaitu dari literatur-literatur yang terkait, seperti buku-buku teori dan buku tentang akuntansi. Metode Analisis Dalam metode analisis ini, penulis menggunakan metode Analisis Deskriptif yaitu penulis menjelaskan hasil perhitungan dengan metode activity based costing dan metode konvensional pada objek penelitian dengan menggunakan teknik analisis data untuk menarik suatu kesimpulan akhir. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perhitungan Harga Pokok Menurut Metode Konvensional Perhitungan menurut metode konvensional, menggunakan metode perhitungan full costing. Perhitungan biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada satu cost driver saja yaitu volume produksi. Jadi untuk produk yang bervolume tinggi mendapat alokasi biaya overhead yang besar, sedangkan untuk produk yang bervolume rendah mendapat alokasi biaya overhead yang kecil. Perhitungan produk untuk masing-masing produk menurut Metode Konvensional dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Metode Konvensional (full costing). Perhitungan Biaya Produksi untuk Masing-masing Produk Jenis Produk Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Jumlah Biaya Produksi Hasil telur 460.423.775 51.090.000 52.247.574,78 563.761.349,78 Hasil broiler 200.237.400 17.420.000 25.743.306,15 243.400.706,15 Jumlah 660.661.175 68.510.000 77.990.880,93 807.162.055,93 Dalam metode penentuan produk berdasarkan full costing, biaya non produksi ikut diperhitungkan dalam penentuan produk. Pembebanan biaya non produksi ke setiap produk berdasarkan volume. Tarif biaya non produksi dapat dihitung dengan cara membagi total biaya non produksi dengan total unit yang diproduksi. 642 Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 630-645

Jadi untuk menghitung biaya non produksi untuk masing-masing produk dilakukan dengan cara mengalikan tarif biaya non produksi dengan volume masing-masing produk. Pembebanan biaya non produksi berdasarkan tarif dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Metode Konvensional (full costing). Alokasi Biaya Non Produksi ke Masing-masing Produk Jenis Volume Produksi Tarif Jumlah Biaya Produk (kg) Overhead Hasil telur 45.603,19 895,7 40.846.777,28 Hasil broiler 22.469,5 895,7 20.125.931,15 Jumlah 68.072,69 895,7 60.972.708,43 Harga pokok produk per unit dengan menggunakan metode konvensional (full costing) yang didapat dari perhitungan total seluruh biaya baik dari biaya produksi maupun dari biaya non produksi yang dibagi dengan volume produksi adalah sebagai berikut : (Tabel 4). Tabel 4. Metode Konvensional (full costing). Perhitungan Harga Pokok Produk Jenis Produk Total Biaya Volume Produksi (kg) Harga Pokok Per Unit Hasil telur Hasil broiler 604.608.127,06 263.526.637,0 45.603,19 22.469,5 13.258 11.728 Total 868.134.764,36 68.072,69 12.753 Perhitungan Harga Pokok Menurut Metode ABC Perhitungan activity based costing adalah suatu metode untuk menghitung produk yang terdiri dari dua tahap, yaitu: a. Prosedur Tahap Pertama Tahap pertama ini, biaya ditelusuri aktivitas melalui beberapa langkah: 1. Menggolongkan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan proses produksi, kemudian aktivitasaktivitas tersebut digolongkan ke dalam cost pool 2. Menghubungkan berbagai biaya dengan setiap kelompok aktivitas 3. Menentukan kelompok biaya yang homogen 4. Menentukan tarif kelompok, yaitu tarif biaya yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. b. Prosedur Tahap Kedua Tahap kedua ini merupakan tahap pelacakan biaya ke berbagai jenis produk. Biaya overhead yang dibebankan ke masing-masing produk untuk masing-masing kelompok biaya dapat dicari dengan mengalikan masing-masing dasar alokasi yang dikonsumsi oleh produk tertentu dengan pool rate kelompok tersebut. Hasil perhitungan harga biaya produksi untuk masing-masing produk dengan menggunakan metode activity based costing yang didapat dengan menjumlahkan seluruh biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead, dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Metode Activity Based Costing. Perhitungan Biaya Produksi untuk Masing-Masing Produk Jenis Produksi Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Jumlah Biaya Produksi 554.089.094,2 Hasil telur Hasil broiler 460.423.775 200.237.400 51.090.000 17.420.000 42.575.319,2 35.416.136,16 253.073.536,16 Total 660.661.175 68.510.000 77.991.455,37 807.162.630,37 Jurnal EMBA 643

Biaya non produksi yaitu biaya pemasaran dan administrasi dan umum, dialokasikan ke produk dengan menggunakan cost driver. Biaya-biaya ini dibebankan ke produk berdasarkan volume produksi (unit). Perhitungan biaya non produksi menurut metode ABC dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Metode Activity Based Costing. Perhitungan Biaya Non Produksi Jenis Produk Cost driver (unit) Pool rate Jumlah Biaya Non Produksi Hasil telur 45.603,19 895,7 40.846.777,28 Hasil broiler 22.469,5 895,7 20.125.931,15 Jumlah 68.072,69 895,7 60.972.708,43 Harga pokok produk per unit dengan menggunakan metode activity based costing yang didapat dari perhitungan total seluruh biaya baik dari biaya produksi maupun dari biaya non produksi yang dibagi dengan volume produksi dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Metode Activity Based Costing. Perhitungan Harga Pokok Produk Jenis Produk Total Biaya Volume Harga Pokok Produksi (kg) Per Unit Hasil telur 594.935.871,48 45.603,19 13.045 Hasil broiler 273.199.467,31 22.469,5 12.158 Total 868.135.338,79 68.072,69 12.753 Perbandingan perhitungan produk dengan menggunakan perhitungan metode konvensional (full costing) dan perhitungan menurut metode activity based costing dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk dengan Menggunakan Metode Konvensional (Full Costing) dan Metode Activity Based Costing Harga Pokok Produk Jenis Produk Metode Konvensional (Full Costing) (Rp/kg) Metode Activity Based Costing (Rp/kg) Selisih Hasil telur 13.258 13.045 (213) Hasil broiler 11.728 12.158 430 Hasil perhitungannya adalah produk untuk hasil telur, perhitungan dengan metode konvensional lebih besar Rp 213 dibandingkan dengan perhitungan activity based costing. Sedangkan untuk hasil broiler dengan menggunakan metode activity based costing lebih tinggi Rp 430 dibandingkan dengan perhitungan konvensional. 644 Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 630-645

Kesimpulan PENUTUP 1. Perhitungan produk untuk hasil telur, menggunakan konvensional lebih besar Rp 213 dibandingkan dengan perhitungan activity based costing. Sedangkan untuk hasil broiler dengan menggunakan metode activity based costing lebih tinggi Rp 430 dibandingkan dengan perhitungan konvensional. 2. Hasil analisa, terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan antara perhitungan dengan menggunakan Metode Konvensional dan Metode Activity based costing. Artinya perusahaan bisa menggunakan kedua metode ini dalam perhitungan, tetapi perhitungan dengan menggunakan metode activity based costing perhitungannya lebih akurat dibandingkan dengan perhitungan menggunakan metode konvensional. Saran Hasil perhitungan dengan menggunakan Metode Konvensional dan Metode Activity Based Costing terdapat perbedaan yang tidak signifikan. Manajemen disarankan untuk menggunakan Metode Activity Based Costing karena perhitungan Metode Activity Based Costing lebih akurat dalam menghitung dengan menggunakan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 2010, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Accounting Theory,Teori Akuntansi. Edisi 5, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta. Islahuzzaman. 2011. Activity Based Costing, Teori dan Aplikasi. Alfabeta, Bandung. M, Harnanto dan Zulkifli. 2003. Manajemen Biaya. AMP YKPN, Yogyakarta. Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi ke 6, STIE YKPN Yogyakarta. http://liam.tjandra.blogspot.com/2011/05.html?m=1. Diakses tanggal 5 Januari 2013. Muqodim. 2005. Teori Akuntansi. Edisi Pertama, Ekonisia Yogyakarta. Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya, Conventional Costing, Just In Time, dan Activity-Based Costing. PT. Refika Aditama, Bandung. Ruus, Inggrid. 2005. Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Metode Activity-Based Costing pada CV. Abillindo Pratama Manado. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado. Manado. Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya. Buku 1, Edisi dua, BPFE Yogyakarta. http://liam.tjandra.blogspot.com/2011/05.html?m=1. Diakses tanggal 5 Januari 2013. Warindrani, Armila Krisna. 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama, Graha Ilmu Yogyakarta. Wijaya, Tan Jenny. 2002. Analisa Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Pengaruhnya Terhadap Harga Jual Pada PT. Aspindo Wiesesa. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado. Manado. Jurnal EMBA 645