II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

dokumen-dokumen yang mirip
Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

Perancangan Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid

Penerapan Metafora Paramadiwa pada Perancangan Pusat Kesenian Jawa Timur Paramadiwa Surabaya

Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury

Metafora Kembang Api dalam Objek Rancang Galeri Seni Instalasi Indonesia

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

Penerapan Tema Terhubung (kembali) dengan Alam sebagai Penyelesaian Desain pada Perancangan Islamic Center Pakem

Metafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

Penerapan Konsep Tumpang Tindih Pada Rancangan Pasar Ikan Mayangan

Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) 1

Ruang Rehumanisasi: Proses Pembauran Manusia Melalui Perjalanan Ruang

Meningkatkan Eksistensi Kampung melalui Arsitektur sebagai Tantangan Modernisasi Kota Surabaya

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya

Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Berbasis Potensi Wilayah

Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo

Fasilitas Wisata Kuliner Solo di Solo Baru

Konsep Panopticon dan Persepsi Ruang pada Rumah Bina Nusa Barong

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Desain Interior Kantor Pelayanan Pajak Pratama Dengan Langgam Modern Bali

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-92

Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

EFISIENSI PEMANFAATAN MATERIAL BAMBU PADA PERANCANGAN BANGUNAN DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE WONOREJO DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

Fasilitas Wisata Kuliner di Surabaya

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

`Desain Interior Galeri Rumah Batik dengan Konsep Jawa Timur Kontemporer sebagai Sarana Workshop dan Edukasi

TUGAS AKHIR THE BATAVIAN BUTIK HOTEL SEBAGAI SARANA ISTIRAHAT YANG NYAMAN DENGAN MEMADUKAN HOTEL BINTANG 4 DAN KEBUDAYAAN BETAWI

Desain Interior Restoran Seafood Layar Bukit Mas dengan Konsep Modern Country di Surabaya

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

Desain Interior SMP Negeri untuk membentuk Karakter Disiplin Siswa

BAB III TINJAUAN KHUSUS

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

Responsive Environment Sebagai Acuan Desain Terhadap Kebutuhan Anak Autis

Desain Interior Kafe di Surabaya Berkonsep Mediteranian Post Modern Dengan Sentuhan Italian Outdoor

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-179

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V KONSEP PERANCANGAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Architecture. Home Diary #007 / 2014

Desain Spasial Kawasan sebagai Dasar Pengembangan Ekspresi Visual Tepi Sungai Kalimas Surabaya

Penerapan Healing Architecture dalam Desain Rumah Sakit

Desain Interior Rumah Cupcakes & BBQ dengan Konsep Open Kitchen bernuansa Modern Chic

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

WAHANA EDUKASI PROFESI ANAK DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU

Fungsional Versus Estetika: Inkubasi dalam Rancangan TPA

BAB IV KONSEP PENDEKATAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Wajah Militair Hospitaal dan 'Kota Militer' Cimahi

Merancang Kampung Binaan bagi Pemulung TPA Njawar Benowo dengan Tema Bangkit

Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur

PERANCANGAN GEDUNG PERTUJUKAN SENI DI BENTENG VASTENBURG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional

SURAT PERNYATAAN. Menyatakan bahwa karya ilmiah pada Projek Akhir Arsitektur periode semester

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

PASAR TRADISIONAL DI TALAUD GREEN ARCHITECTURE Olvis Tamalihis 1 Ir. Julianus A.R. Sondakh, MT 2 ABSTRAK

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

Tipomorfologi Fasade Bangunan Pertokoan di Sepanjang Ruas Jalan Malioboro, Yogyakarta

PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB VI LANDASAN TEORI

Redesain Pelabuhan Balohan Sebagai Landmark Baru Kota Wisata Pulau Weh

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

PERANCANGAN PONDOK PESANTREN MADINATUL QUR AN JONGGOL. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan BAB I PENDAHULUAN

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

Eksotisme & GALLERY. Vol. 13 No. 05 Mei 2012

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-63 Merepresentasikan Kejutan sebagai Tema dalam Rancangan Galeri Kuliner di Kawasan Tunjungan Surabaya Yuli Indri Ani dan M. Dwi Hariadi. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: dwihariadi@yahoo.co.id Abstrak Globalisasi menyebabkan perkembangan di segala bidang tanpa terkecuali bidang kuliner. Di sisi lain, produksi makanan lokal dan regional serta tradisi memasak dan makan bersama semakin menghilang. Masyarakat lebih memilih makanan cepat saji yang didominasi produk makanan dari luar negeri. Kuliner khas Jawa Timur semakin lama semakin terdesak dan beberapa bahkan menghilang. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam melestarikan kuliner Jawa Timur serta kurangnya perhatian dari pemerintah merupakan penyebab semakin memudarnya kuliner khas Jawa Timur. Dengan adanya Galeri Kuliner Khas Jawa Timur ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana yang dapat mewadahi kegiatan kuliner khususnya kuliner Jawa Timur. Dalam kaitannya dengan spesifikasi objek rancangan berupa sebuah galeri kuliner yang mewadahi beragam kegiatan yang berhubungan dengan kuliner, tema kejutan dipilih karena melihat menjamurnya bisnis kuliner saat ini sehingga diperlukan konsep yang berbeda dan unik sehingga Galeri Kuliner tetap dapat dikunjungi. Kejutan sendiri dapat diperoleh dari sesuatu yang berbeda atau diluar hal dari biasanya. Sesuatu di luar hal yang biasa dalam arsitektur adalah sesuatu yang berbeda. Perbedaan yang muncul bisa dari ukuran, orientasi, lokasi, tampang, konfigurasi, warna, bahan dan tekstur. Kejutan juga dapat terjadi karena perubahan suasana secara tiba-tiba. Definisi tersebut berusaha direpresentasikan dalam rancangan Galeri Kuliner melalui berbagai aspek arsitektural, sehingga objek rancang dapat hadir sebagai sesuatu yang berbeda dan baru. Konteks lingkungan yang berada di Tunjungan yang merupakan kawasan cagar budaya menjadi tantangan tersendiri dalam proses merancang. Karena kawasan Tunjungan memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap aspek kesejarahannya. Kata Kunci : Kuliner, Jawa Timur, Kejutan, Tunjungan G I. PENDAHULUAN aleri Kuliner dirancang khusus untuk menjadi sarana untuk melestarikan kuliner Jawa Timur yang makin lama makin hilang ditelan modernisasi. Galeri kuliner khas Jawa Timur diharapkan dapat menyimpan bukti keberadaan makanan khas Jawa Timur dan sejarahnya untuk generasi mendatang serta memperkenalkan masakan tradisional kepada masyarakat melalui fasilitas edukasi pada galeri. Gambar.1. Desain rancangan Galeri Kuliner di kawasan Tunjungan Surabaya

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-64 Berlokasi di Jalan Tunjungan (Gambar 2). Lokasi objek dahulunya merupakan bekas bangunan Aurora (Gambar 3) dan berhadapan langsung dengan bangunan cagar budaya yaitu Siola yang kini menjadi Tunjungan City. Karena berada di wilayah konservasi, obyek tidak bisa dihadirkan secara sembarangan tanpa memperhatikan konteks lingkungan sekitarnya. Kesan kawasan Tunjungan sangat kental dengan arsitektur khas peninggalan Belanda dapat menimbulkan rasa jenuh dan bosan bagi pengamat keindahan kota. Untuk menghindari kejenuhan dan kebosanan desain arsitektur khas Belanda maka diperlukan sesuatu kejutan. Kejutan diciptakan dari perbedaan dan keunikan. Perbedaan dan keunikan dapat menciptakan karakteristik yang berbeda sehingga adanya sequence dalam bangunan. Kejutan akan memberikan warna yang baru dalam kawasan Tunjungan yang kental akan arsitektur Belanda. Gambar.2. Lokasi obyek rancang Galeri Kuliner Khas Jawa Timur : Jalan Tunjungan Surabaya. Gambar.3. Bangunan Aurora dan Tunjungan City (Siola) di jalan Tunjungan Surabaya II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG A. Tema Pendekatan tema yang digunakan adalah teori obscure berdasarkan kajian dalam buku Poetics of Architecture-Theory of Design karya Anthony C. Antoniades. Dimana suatu perancangan arsitektur berangkat dari pencarian perancang terhadap makna dari suatu kata. Dalam mendalami makna dari sebuah kata tersebut, perancang akan perlu melihat etimologi kata tersebut, arti dasar dan penggunaannya dahulu dan sekarang, sehingga nantinya akan menuntun perancang menuju obscure itu sendiri (Linguistic hints/petunjuk linguistik). Kejutan adalah sesuatu diluar hal yang biasa yang menyebabkan terkejut dan terperanjat. Kejutan dapat diperoleh dari sesuatu yang berbeda atau diluar hal dari biasanya. Perbedaan yang muncul bisa dari ukuran, orientasi, lokasi, tampang, konfigurasi, warna, bahan dan tekstur. Sesuatu di luar hal yang biasa dalam arsitektur ini juga dapat diartikan keunikan. Menurut F.D.K. Ching (2000), keunikan yaitu suatu anomali di dalam pola yang teratur, nampak bila dimunculkan dalam bentuk dan ruang yang ditegaskan atau ditonjolkan terhadap suatu Gambar.4. Batas lahan obyek rancang Galeri Kuliner Khas Jawa Timur. Gambar.5. Bangunan cagar budaya di kawasan Tunjungan yang kental akan arsitektur Belanda

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-65 organisasi. Menegaskan bentuk atau wujud dapat dengan : (Gambar 6) - Ukuran yang tidak biasa. Dari pola-pola yang seragam, dimunculkan satu ukuran yang berbeda. - Wujud yang berbeda. Dari pola-pola yang seragam, dimunculkan bentuk yang berbeda, atau bentuk yang serupa namun diletakkan tidak simetris. - Lokasi yang strategis. Bentuk yang sama dan ukuran yang sama diletakkan terpisah dari teman temannya. Dalam Preseden dalam Arsitektur (Clark, 1995) disebutkan bahwa unik dipahami sebagai suatu perbedaan dalam segolongan atau sejenis. Perbedaan yang muncul bisa dari ukuran, orientasi, lokasi, raut, konfigurasi, warna, bahan dan tekstur. B. Konsep dan Proses Rancang Dari pengertian tema Kejutan, karakter Kejutan antara lain : (Gambar 6). - Luas ke sempit atau sebaliknya Sirkulasi dan ruang berubah dari luas ke lorong-lorong. Gambar.6. Keunikan menurut F.D.K.Ching (2000) Gambar.7. Unik menurut Clark (1995) dalam Preseden dalam Arsitektur - Modern ke tradisional Eksterior Modern Art deco sedangkan interior menggunakan unsur tradisional yang kental. - Past and Present fasad bangunan menggunakan langgam Art deco ( mengadaptasi bangunan sebelumnya) sedangkan background menggunakan style modern. - Gelap ke terang atau sebaliknya penggunaan material yang mempunyai warna berbeda setaip lantai. Sehingga menciptakan efek gelap terang. - Tak berwarna ke berwarna atau sebaliknya warna fasad bangunan bergaya Art deco yang didominasi putih sedang warna fasad bangunan bergaya modern lebih berwarna ( kuning, abu-abu) Gambar.8. Sistematik karakteristik tema Kejutan. III. HASIL RANCANGAN A. Konsep Site Dan Ruang Luar Konsep site yaitu mengefektifkan dan mengefisiensikan lahan karena notabene lahan mempunyai daya jual yang tinggi dengan Gambar.9. Siteplan Galeri Kuliner Khas Jawa Timur

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-66 memaksimalkan luas bangunan. Galeri kuliner memiliki kdb 80 % dengan 2 massa bangunan. Massa bangunan utama dan bangunan parkir. (Gambar 9). B. Gubahan Bentuk Dan Fasade Gubahan Massa berawal dari konsep Past and Present. Adanya bangunan Present sebagai background bangunan Past (Bangunan bergaya Arsitektur Art Deco). Bangunan Present cenderung menggunakan bentuk-bentuk yang lebih ekspresif, penggunaan sudut-sudut lancip dan lebih berani dalam warna bangunan. Untuk bangunan Past cenderung bangunan yang geometris, kaku dan formal. Pengambilan bentuk-bentuk Aurora dengan sedikit transformasi. Sedangkan untuk gedung parkir mengambil elemen-elemen dari bangunan bangunan di koridor Tunjungan seperti Tunjungan City, Monumen Pers serta Hotel Majapahit. (Gambar 10) Warna putih digunakan untuk merepresentasikan warna bangunan bergaya Arsitektur Art Deco ( bangunan Past). Untuk bangunan Present menggunakan warna-warna yang lebih berani dan gelap seperti kuning dan abu-abu. Fasade bangunan Present (modern), menggunakan sistem cladding dengan penutup alukopan. C. Konsep Interior `Berkaitan dengan tema Kejutan, bahwa setiap ruang memiliki karakteristik yang berbeda pada tiap ruang menyebabkan tiap ruang memiliki jalan cerita yang berbeda beda. Untuk interior lantai 1 (Gambar 11), kejutan belum ditampilkan. Interior stan didesain modern menggunakan warna orange sesuai dengan tampilan luar bangunan. Hal tersebut karena interior ruang dapat dilihat dari luar (lebih terekspose). Untuk interior lantai 2 (Gambar 12), konsep yang ditampilkan adalah orang dapat merasakan makan dikawasan pedesaan dengan unsur tradisional yang kental baik dari material maupun ornamen yang digunakan. Penggunaan unsur kayu, batu bata, ijuk, lampu-lampu teplok serta ornamen-ornamen lain. Untuk interior lantai 3 (Gambar 13), konsep yang ditawarkan adalah foodstreet dimana pengunjung dapat memasak sendiri atau meracik sendiri Gambar.10. Konsep Gubahan bentuk dan Exterior Galeri Kuliner Khas Jawa Timur Gambar.11. Interior lantai 1 Galeri Kuliner Khas Jawa Timur Gambar.12. Interior lantai 2 Galeri Kuliner Khas Jawa Timur Gambar.13. Interior lantai 3 Galeri Kuliner Khas Jawa Timur

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-67 makanan yang mereka buat di tempat yang didesain seperti pedagang kaki lima di jalan. Interior lantai 4 (Gambar 14) merupakan kelas memasak. Interior kelas memasak lebih modern dengan warna dinding yang kuning shocking yang serta ornamen-ornamen batik Jawa Timur pada walpaper dinding. Interior lantai 5 (Gambar 15), penggunaan unsur coklat dari material kayu memberikan kenyamanan pada area memasak. Namun tetap memberikan sentuhan tradisional pada sesuatu yang modern. Untuk interior resto dan cafe lantai 6 (Gambar 16) menggunakan unsur unsur modern trasidisional. Unsur tradisional dimunculkan dengan menggunakan material kayu dan bambu serta penggunaan ornamen-ornamen tradisional. Unsur Jawa Timur selalu lekat pada interior bangunan karena disetiap interior selalu menggunakan walpaper dinding yang bermotif batik Jawa Timur. Gambar.14. Interior lantai 4 Galeri Kuliner Khas Jawa Timur Gambar.15. Interior lantai 5 Galeri Kuliner Khas Jawa Timur IV. KESIMPULAN / RINGKASAN Berada di kawasan konservasi cagar budaya Tunjungan dan pada saat yang sama harus merepresentasikan kejutan sebagai tema, Galeri Kuliner harus melalui perancangan yang matang sehingga kehadirannya tidak merusak lingkungan. Untuk menyikapi hal tersebut perancang menghadirkan massa yang mengadaptasi lingkungan sekitar memadukan antara cagar budaya dan komersil. Kejutan yang ditampilkan dengan perubahan suasana tiba-tiba diwujudkan dari sirkulasi ruang, desain interior yang beragam serta bentuk yang berbeda sehingga setiap aspek memiliki karakteristik yang berbeda. Gambar.16. Interior lantai 6 Galeri Kuliner Khas Jawa Timur V. UCAPAN TERIMA KASIH Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya Orangtua atas segala bentuk dukungan moral dan spiritual Bapak Ir. M. Dwi Hariadi, MT. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan, kritik dan saran Bapak Salatoen selaku dosen koordinator tugas akhir Gambar.17. Desain Galeri Kuliner Khas Jawa Timur Gambar.16. Interior lantai 6 Galeri Kuliner Khas Jawa Timur

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-68 VI. DAFTAR PUSTAKA [1] A. C. Antoniades, Poetics of Architecture, Theory of Design, New York: Van Nostrand Reinhold (1990). [2] Clark, Roger H. dan Michael Pause.1995. Preseden dalam Arsitektur. Bandung: Intermatra [3] Ching, Francis D.K. 2000. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. [4] Handinoto. 1996. Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya 1870-1940. Yogyakarta: Andi Offset. [5] P. Helm. (2006, January). Eternity [Online]. Available: http://plato.stanford.edu/entries/eternity/ [6] Kamus besar bahasa Indonesia online (kamusbahasaindonesia.org) Gambar.18. Desain Galeri Kuliner Khas Jawa Timur