BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk

PERTEMUAN 14 DATA WAREHOUSE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menerapkan metode clustering dengan algoritma K-Means untuk penelitiannya.

BAB 1 KONSEP DATA MINING 2 Gambar 1.1 Perkembangan Database Permasalahannya kemudian adalah apa yang harus dilakukan dengan data-data itu. Sudah diket

RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOMPOKAN PELANGGAN POTENSIAL MENGGUNAKAN METODE K-MEANS UNTUK PROMOSI PAKET WISATA (STUDI KASUS PT. BALI SINAR MENTARI)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Data Mahasiswa Menggunakan Metode K-Means Untuk Menunjang Pemilihan Strategi Pemasaran

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD)

Surmayanti 1, Hari Marfalino 2, Ade Rahmi 3 Fakultas Limu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TAKARIR. : Mengelompokkan suatu objek yang memiliki kesamaan. : Kelompok atau kelas

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop)

Bab 2 Tinjauan Pustaka

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. usaha jasa perjalanan wisata di Bali. Perusahaan ini melayani pelanggan

Implementasi Data Mining dengan Metode Klastering untuk Meramalkan Permintaan Pasar (Studi Kasus PT. Nutrifood Indonesia )

- PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY

BAB 3 LANDASAN TEORI

Data Mining. Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi. Avinanta Tarigan. 22 Nov Avinanta Tarigan Data Mining

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Tipe Clustering. Partitional Clustering. Hirerarchical Clustering

METODE PENELITIAN. Tahapan pengembangan sistem PSP (Penetapan Strategi Penjualan) 1.0 seperti pada Gambar 2 di bawah ini. Mulai

BAB II LANDASAN TEORI

Kata kunci : Data Mining, K-Means, Knowledge Discovery in Databases (KDD), Pemetaan digital

IMPLEMENTASI ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOUR UNTUK PREDIKSI WAKTU KELULUSAN MAHASISWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan Pola. K-Means Clustering

SOLUSI PREDIKSI MAHASISWA DROP OUT PADA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BINA DARMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Data Mining DATA MINING & KNOWLEDGE DISCOVERY IN DATABASES. Bertalya Universitas Gunadarma 2009

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

CLUSTERING PENCAPAIAN KARAKTER SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ALGORITMA NEAREST NEIGHBOR UNTUK MENENTUKAN AREA PEMASARAN PRODUK BATIK DI KOTA PEKALONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi. menggunakan dokumen/format resmi hasil penilaian studi mahasiswa yang sudah

PENERAPAN ALGORITMA C4.5 DALAM PEMILIHAN BIDANG PEMINATAN PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN

MEMANFAATKAN ALGORITMA K-MEANS DALAM MENENTUKAN PEGAWAI YANG LAYAK MENGIKUTI ASESSMENT CENTER UNTUK CLUSTERING PROGRAM SDP

PENINGKATAN PERFORMA ALGORITMA APRIORI UNTUK ATURAN ASOSIASI DATA MINING

Konsep Data Mining. Pendahuluan. Bertalya. Universitas Gunadarma 2009

CLUSTERING PENENTUAN POTENSI KEJAHATAN DAERAH DI KOTA BANJARBARU DENGAN METODE K-MEANS

Clustering Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa STMIK Akakom Menggunakan K-Means

BAB II KAJIAN PUSTAKA

APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang)

Kata kunci: Cluster, Knowledge Discovery in Database, Algoritma K-Means,

Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms

2. Tinjauan Pustaka. Gambar 2-1 : Knowledge discovery in database

PENGELOMPOKAN MINAT BACA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS

DATA MINING DAN WAREHOUSE A N D R I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Timor Setiyaningsih, Nur Syamsiah Teknik Informatika Universitas Darma Persada. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III K-MEANS CLUSTERING. Analisis klaster merupakan salah satu teknik multivariat metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

dengan Algoritma K Means

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA

Materi 2 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya

IMPLEMENTASI METODE K-MEANS PADA PENERIMAAN SISWA BARU

BAB 3 ANALISA SISTEM

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS. Oleh : Nengah Widya Utami

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI

Seminar NasionalTeknologiInformasi 2015

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan

SISTEM PEMBAGIAN KELOMPOK BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2011/2012

II. TINJAUAN PUSTAKA

Materi 1 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. Latar Belakang

commit to user 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Text mining

Klasterisasi Data Kesehatan Penduduk untuk Menentukan Rentang Derajat Kesehatan Daerah dengan Metode K-Means

2.1 Penelitian Terkait

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Faktor penentu bagi usaha atau bisnis apapun pada masa sekarang ini adalah kemampuan untuk menggunakan informasi seefektif mungkin. Penggunaan data secara tepat karena penemuan fakta-fakta yang sangat berharga yang cukup sering, tersembunyi dan tidak terdeteksi sebelumnya mengenai prilaku transaksi konsumen, retailer dan supplier, tren tren bisnis, da faktor-faktor petunjuk yang lain (Berson, 1997). Menurut Kamber (2007) secara sederhana data mining mengacu kepada mengestrak atau menambang pengetahuan dari sekumpulan besar data. Menambang dalam hal ini bukan diibaratkan sebagai menambang emas atau tambang pasir, tetapi lebih diibaratkan sebagai knowledge mining from data atau lebih ringkasnya menambang pengetahuan. Pengertian lain data mining juga dapat berarti proses untuk memperkerjakan satu atau lebih teknik pembelajaran terkomputerisasi untuk mengotomasi analisa dan mengestrak pengetahuan dari data didalam database (Roger and Geatz, 2003). Data mining adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan penemuan pengetahuan didalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan teknik statistic, matematika, kecerdasan buatan, dan mechine learning untuk mengekstraksi dan mengidentifikasi informasi yang bermanfaat dan pengetahuan yang terkait dari berbagai database besar (Turban, dkk. 2005). Kemajuan luar biasa yang terus berlanjut dalam bidang data mining didorong oleh beberapa faktor, antara lain (Larose, 2005): 1. Pertumbuhan yang cepat dalam kumpulan data 2. Penyimpanan data dalam data warehouse, sehingga seluruh perusahaan dan memiliki akses kedalam database yang handal 3. Adanya peningkatan akses data melalui navigasi web dan internet

4. Tekanan kompetisi bisnis untuk meningkatkan penguasaan pasar dalam globalisasi ekonomi 5. Perkembangan teknologi perangkat lunak untuk data mining (ketersediaan teknologi) 6. Perkembangan yang hebat dalam kemampuan komputasi dan pengembangan kapasitas media penyimpanan. Dari defenisi-defenisi yang telah disampaikan, hal penting yang terkait dengan data mining adalah: 1. Data mining merupakan suatu proses otomatis terhadap data yang sudah ada 2. Data yang akan diproses berupa data yang sangat besar 3. Tujuan data mining adalah untuk mendapatkan hubungan atau pola yang mungkin memberikan indikasi yang bermafaat Tugas data mining secara garis besar dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu (Tan dkk, 2006) : 1. Tugas prediktif. Tujuan utama dari tugas ini adalah untuk memprediksikan nilai dari atribut tertentu berdasarkan nilai dari atribut lainnya. Atribut yang diprediksi dikenal sebagai target atau dependent variable, sedangkan atribut yang digunakan untuk membuat prediksi disebut penjelas atau independent variable. 2. Tugas deskriptif. Tujuan utama dari tugas ini adalah untuk memperoleh pola ( correlation, trend, cluster, trajectory, anomaly) untuk menyimpulkan hubungan di dalam data. Tugas deskriptif merupakan tugas data mining yang sering dibutuhkan pada teknik postprocessing untuk melakukan validasi dan menjelaskan hasil proses data mining. II-2

2.2 Knowledge Discovery In Database (KDD) Knowledge Discovery In Databases (KDD) adalah keseluruhan proses nontrivial untuk mencari dan mengidentifikasi pola (pattern) dalam data, dimana pola yang ditemukan bersifat sah, baru, dapat bermanfaat dan dapat dimengerti. KDD berhubungan dengan teknik integrasi dan penemuan ilmiah, interprestasi dan visualisasi dari pola-pola sejumlah kumpulan data. Berikut merupakan Tahapan dari KDD: (Fayyad, 1996) Gambar 2.1. Tahapan KDD a. Data Selection - Menciptakan himpunan data target, pemilihan himpunan data, atau memfokuskan pada subset variabel atau sampel data, dimana penemuan (discovery) akan dilakukan. - Pemilihan (seleksi) data dari sekumpulan data operasional perlu dilakukan sebelum tahap penggalian informasi dalam KDD dimulai. Data hasil seleksi yang akan digunakan untuk proses data mining, disimpan dalam suatu berkas, terpisah dari basis data operasional. b. Pre-processing/ Cleaning - Pemprosesan pendahuluan dan pembersihan data merupakan operasi dasar seperti penghapusan noise dilakukan. II-3

- Sebelum proses data mining dapat dilaksanakan, perlu dilakukan proses cleaning pada data yang menjadi fokus KDD. - Proses cleaning mencakup antara lain membuang duplikasi data, memeriksa data yang inkonsisten, dan memperbaiki kesalahan pada data. - Dilakukan proses enrichment, yaitu proses memperkaya data yang sudah ada dengan data atau informasi lain (eksternal) c. Transformation - Pencarian fitur-fitur yang berguna untuk mempresentasikan data bergantung kepada goal yang ingin dicapai. - Merupakan proses transformasi pada data yang telah dipilih, sehingga data tersebut sesuai untuk proses data mining. Proses ini merupakan proses kreatif dan sangat tergantung pada jenis atau pola informasi yang akan dicari dalam basis data d. Data mining - Pemilihan tugas data mining, pemilihan goal dari proses KDD misalnya klasifikasi, regresi, clustering, dll. - Pemilihan algoritma data mining untuk pencarian (searching) - Proses Data mining yaitu proses mencari pola atau informasi menarik dalam data terpilih dengan menggunakan teknik atau metode tertentu. Teknik, metode, atau algoritma dalam data mining sangat bervariasi. Pemilihan metode atau algoritma yang tepat sangat bergantung pada tujuan dan proses KDD secara keseluruhan. e. Interpretation/ Evaluation - Penerjemahan pola-pola yang dihasilkan dari data mining. - Pola informasi yang dihasilkan dari proses data mining perlu ditampilkan dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pihak yang berkepentingan. II-4

- Tahap ini merupakan bagian dari proses KDD yang mencakup pemeriksaan apakah pola atau informasi yang ditemukan bertentangan dengan fakta atau hipotesa yang ada sebelumnya. 2.3 Clustering Cluster adalah suatu kumpulan dari entitas yang hampir sama (Everit, 1993). Pengertian lain menurut Kamber (2007), cluster adalah kumpulan dari objek y ang mirip dengan objek lainnya dan berada pada kelompok yang sama. Sedangkan proses untuk pengelompokkan data baik itu bersifat fisik atau abstrak kedalam suatu kelompok atau kelas yang memiliki kesamaan sifat disebut clustering. Clustering dikategorikan kedalam teknik Undirect Knowladge atau Unsupervised Learning karena tidak membutuhkan prose pelatihan untuk klasifikasi awal data dalam masing-masing kelompok atau cluster. Tujuan utama clustering adalah untuk menentukan atau mencari pola yang bermanfaat atau yang berguna pada suatu database, kemudian merangkumnya dan membuat lebih mudah untuk dipahami. Dalam menentukan proses analisa terhadap cluster-cluster yang telah terbentuk dan pencarian pengetahuan dengan metode tertentu disebut cluster analyse (Kamber, 2007). Clustering adalah metode penganalisaan data, yang sering dimasukkan sebagai salah satu metode Data Mining, yang tujuannya adalah untuk mengelompokkan data dengan karakteristik yang sama ke suatu wilayah yang sama dan data dengan karakteristik yang berbeda ke wilayah yang lain. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan metode clustering. Dua pendekatan utama adalah clustering dengan pendekatan partisi dan clustering dengan pendekatan hirarki. Clustering dengan pendekatan partisi atau sering disebut dengan partition-based clustering mengelompokkan data dengan memilah-milah data yang dianalisa ke dalam cluster-cluster yang ada. II-5

Clustering dengan pendekatan hirarki atau sering disebut dengan hierarchical clustering mengelompokkan data dengan membuat suatu hirarki berupa dendogram dimana data yang mirip akan ditempatkan pada hirarki yang berdekatan dan yang tidak pada hirarki yang berjauhan. Di samping kedua pendekatan tersebut, ada juga clustering dengan pendekatan automatic mapping (Self-Organising Map/SOM). 2.4 K-Means Metode K-means adalah metode pengelompokkan data dengan mengambil parameter sejumlah k cluster, dan mempartisi data kedalam cluster tersebut, dengan berpatokan pada kemiripan antara data dalam suatu cluster dan ketidakmiripan di antara cluster berbeda, pusat dari cluster adalah rata-rata dari nilai anggota cluster yang disebut dengan centroid atau center of gravity (Kamber, 2007). Selain itu K- means melakukan pengelompokkan dengan meminimalkan jumlah kuadrat dari jarak (disance) antara data dengan centroid cluster yang cocok (Teknomo, 2006). Dengan kata lain, metode ini berusaha untuk meminimalkan variasi antar data yang ada di dalam suatu cluster dan memaksimalkan variasi dengan data yang ada di cluster lainnya. 2.4.1 Algoritma K-means Algoritma k-means dimulai dengan pembentukan prototipe cluster di awal kemudian secara iteratif prototipe cluster ini diperbaiki hingga konvergen (tidak terjadi perubahan yang signifikan pada prototipe cluster). Perubahan ini diukur menggunakan fungsi objektif J yang umumnya didefinisikan sebagai jumlah atau rata-rata jarak tiap item data dengan pusat massa kelompoknya. Secara lebih detil algoritma k-means adalah seperti berikut : 1. inisialisasi nilai J (misal MAXINT) 2. Tentukan prototipe cluster awal (bisa secara acak ataupun dipilih salah satu secara acak dari koleksi data) II-6

3. Masukkan tiap satuan data ke dalam kelompok yang jarak dengan pusat massa-nya paling dekat 4. ubah nilai pusat massa tiap cluster sebagai rata-rata (mean) dari seluruh anggota kelompok tersebut 5. Hitung fungsi objektif J 6. jika nilai J sama dengan sebelumnya, berhenti atau ulangi langkah 3 2.4.2 Distance Space Beberapa distance space telah diimplementasikan dalam menghitung jarak (distance antara data dan centroid termasuk di antaranya L1 ( Manhattan/ City Block) distance space, L2 (Euclidean) distance space, dan Lp (Minkowski) distance space. Jarak antara dua titik x1 dan x2 pada Manhattan/City Block distance space dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Yudi Agusta, 2007) ( 2.1 ) Sedangkan untuk L2 ( Euclidean) menggunakan rumus sebagai berikut: distance space, jarak antara dua titik dihitung ( 2.2 ) Jadi, algoritma K-Means adalah algoritma partitional ( Non Hierarchical) clustering yang mempartisi atau membagi sekumpulan data ke dalam sejumlah cluster. Setiap cluster mempunyai titik pusat cluster/centroid. Centroid adalah rata-rata ( mean) dari setiap titik angota cluster. Untuk lebih mengetahui alur algoritma dari metode K-Means, dapat dilihat pada gambar berikut : II-7

Gambar 2.11 Flowchart Algoritma Clustering K-Means (Teknomo, 2006) Algoritma dasar dalam K-Means adalah : 1. Tentukan jumlah klaster (k), tetapkan pusat klaster sembarang. 2. Bangkitkan k centroid (titik pusat klaster) awal secara random. 3. Hitung jarak setiap data ke pusat klaster. 4. Kelompokkan data ke dalam klaster dengan jarak yang paling pendek. 5. Hitung pusat klaster yang baru dengan mencari nilai rata-rata dari data-data yang menjadi anggota pada klaster tersebut. 6. Ulangi langkah 3 jika sudah tidak ada lagi data yang berpindah ke klaster yang lain. 2.5 Klasifikasi Fuzzy RFM Analisa RFM adalah proses mengeanalisis prilaku pelanggan. Hal ini umumnya digunakan dalam pemasaran database dan pemasaran langsung. RFM singkatan dari Recency, Frequency, Monetary. Menggunakan informasi tentang prilaku pelanggan pada masa lalu yang mudah dilacak dan tersedia. Tujuan dari RFM adalah untuk meramalkan prilaku konsumen di masa yang II-8

depan (mengarahkan keputusan segmentasi yang lebih baik). Oleh karena itu, perlu menterjemahkan prilaku konsumen dalam angka sehingga dapat digunakan sepanjang waktu. Analisa RFM terdiri dari tiga dimensi, yaitu Recency, Frequency, Monetary. 1. Recency Recency adalah mengukur nilai pelanggan dengan melihat prilaku konsumen yang berkenaan dengan pembelian yang dilakukannya paling akhir. Informasi terpenting yang tidak boleh dilewatkan berkenaan dengan recency adalah tanggal pembelian terakhir yang merupakan barometer pengukuran recency. 2. Frequency Recency adalah mengukur nilai pelanggan dengan melihat prilaku konsumen yang berkenaan dengan aktifitas transaksi yang dilakukan oleh konsumen dalam satu periode. Satu periode yaitu dalam rentang waktu di tentukan, misalnya dalam 2 tahun berapakah rata2 transaksi yang dilakukan oleh konsumen. 3. Monetary Recency adalah mengukur nilai pelanggan dengan melihat prilaku konsumen yang berkenaan dengan rata-rata transaksi yang dilakukan oleh konsumen dalam satu kali bertransaksi. Metode sharp RFM mendeskripsikan atribut recency, frequency, dan monetary dengan variabel linguistik. Konteks dari masing-masing atribut didefinisikan menggunakan tabel sebagai berikut : Tabel 2.1 Rentang jarak variable linguistik ATRIBUT VARIABEL LINGUISTIK DOMAIN NILAI BARU SAJA 0 <= r < 14 Hari RECENCY AGAK LAMA 42 < r < 56 Hari LAMA 56 Hari < r II-9

ATRIBUT FREQUENCY MONETARY VARIABEL LINGUISTIK JARANG AGAK SERING SERING RENDAH SEDANG TINGGI DOMAIN NILAI 0 <= t < 10 Transaksi 30 < t < 40 Transaksi 60 Transaksi < r 0 <= m < 15 Juta Rupiah 35 juta< m < 45 juta 65 juta < ms Tabel 2.2 Rentang jarak variabel recency Recency 0 14 42 56 84 100 Baru saja 1 1 0 0 0 0 Agak lama 0 0 1 1 0 0 Lama 0 0 0 0 1 1 Tabel 2.3 Rentang jarak variabel frequency Frequency 0 10 30 40 60 80 Jarang 1 1 0 0 0 0 Agak Jarang 0 0 1 1 0 0 Sering 0 0 0 0 1 1 Tabel 2.4 Rentang jarak variable monetary Monetary - 15.000.000 35.000.000 45.000.000 65.000.000 80.000.000 Rendah 1 1 0 0 0 0 Sedang 0 0 1 1 0 0 Tinggi 0 0 0 0 1 1 Pada Tabel 2.2 sampai 2.4 diberikan contoh nilai recency, frequency, dan monetary dari empat konsumen. Nilai yang diperoleh oleh masing-masing konsumen diberikan berdasarkan ketentuan pada Tabel 2.1. II-10

Customer Tabel 2.5 Contoh nilai recency, frequency, dan monetary dari empat konsumen Class Riko C3 378 Toni C4 723 Ari C5 342 Rian C5 14 RFM attributes, (equivalence classes) and terms Recency Frequency Monetary value Rata-rata Terakhir Rata-rata kelas kelas sekali kelas transaksi transaksi transaksi Long ago Long ago Very recent Very recent 11 Frequent 92.000 7 Rare 46.000 13 Frequent 175.000 38 Frequent 323.000 Low value Low value High value High value II-11