ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK ITIK PEDAGING (Studi Kasus Pada Usaha Itik Milik Kelompok Masawang di Desa Talikuran Kecamatan Remboken)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS USAHA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI PELITA DI DESA TONSEWER KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK POTONG DI DESA HARJOWINANGUN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT TERNAK SAPI POTONG KELOMPOK TANI SUMBER HIDUP SEJATI DI KECAMATAN BINTAUNA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK ITIK PEDAGING BERDASARKAN SKALA USAHA YANG BERBEDA DI DESA SIPODECENG KECAMATAN BARANTI KABUPATEN SIDRAP

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai

Analisis Titik Impas dan Efisiensi Pada Usaha Domba...Reka Maharnika ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

ANALISIS TITIK IMPAS DAN RESIKO PENDAPATAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI DESA SUGIH WARAS KECAMATAN BELITANG MULYA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP

Rinto., dkk. Analisis Komputasi Pendapatan...

ANALISIS USAHA PETERNAKAN BABI PADA PERUSAHAN KASEWEAN KAKASKASEN II KOTA TOMOHON

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI UD. HAIVA JAYA TULUNGAGUNG

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. Reli Hevrizen dan Reny Debora Tambunan

HUBUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG (STUDI KASUS DI DESA PUNGKOL KECAMATA TATAPAAN, KABUPATEN MINAHASA SELATAN)

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci

ECONOMIC ANALYSIS OF LAYER AT HS INDRA JAYA ENTERPRISE AT PONGGOK SUBDISTRICT BLITAR REGENCY

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

ANALISIS RENTABILITAS USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI DESA WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

ANALISA PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternakan Milik Dani L. Di Kecamatan Karang Ploso)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN AMBUNTEN, KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN TRADISIONAL ITIK PETELUR DI KABUPATEN JEMBER.

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang)

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

Animal Agriculture Journal 3(1): 24-33, April 2014 On Line at :

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA AYAM PEDAGING (BROILER) PETERNAK PLASMA POLA KEMITRAAN DI PT. REZA PERKASA UNIT BUDIDAYA MADIUN

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

PENERIMAAN DAN PENDAPATAN USAHA PEMOTONGAN SAPI POTONG DI PERUSAHAAN DAERAH ANEKA WIRAUSAHA KABUPATEN DEMAK. Imelda Oct Utami, Harini TA 1

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN PUYUH KELOMPOK PETERNAK TUNAS MEKAR KOTA KENDARI

PELUANG DAN POTENSI USAHA TERNAK ITIK DI LAHAN LEBAK ABSTRAK

ABSTRACT PENDAHULUAN EKO SETYO BUDI, ENDANG YEKTININGSIH, EKO PRIYANTO

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1

ANALISA PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS PRODUKSI USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING DI KABUPATEN SLEMAN PRODUCTION ANALYSIS OF BROILER FARM IN SLEMAN DISTRICT

KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

Jurnal Zootek ( Zootek Journal) Vol 34 No 1 : (Januari 2014) ISSN

226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

ANALISIS KELAYAKAN USAHA ITIK ALABIO DENGAN SISTEM LANTING DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

PENGARUH PENGGUNAAN IKAN PIRIK (LEIOGNATHIDAE) KERING DAN SEGAR TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL PADA PEMELIHARAAN INTENSIF

Pedaging di Kabupaten Majalengka

ECONOMIC ANALYSIS OF BEEF CATTLE FARMING AT TULUNGAGUNG REGENCY (Case Study on Two Beef Fattening Farm) ABSTRACT

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) USAHA TERNAK SAPI PERAH TAREKAT MSC DI KELURAHAN PINARAS KOTA TOMOHON

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

D Praditia, W. Sarengat dan M. Handayani* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan PertanianUniversitas Diponegoro Semarang

ANALISIS PROFIT DAN TITIK IMPAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN TAPA KABUPATAN BONE BOLANGO.

ANALISIS KEUNTUNGAN PENGGEMUKAN SAPI POTONG KELOMPOK TANI KEONG MAS DESA TAMBULANGO KECAMATAN SANGKUB BOLAANG MONGONDOW UTARA (STUDI KASUS)

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

KERAGAAN PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL DITINGKAT PETERNAK DAN UPAYA PENINGKATANNYA DALAM MENDUKUNG KECUKUPAN PANGAN HEWANI

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK ITIK PETELUR SISTEM PEMELIHARAAN NOMADEN DI DESA KALIANG, KECAMATAN DUAMPANUA, KABUPATEN PINRANG

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

Jurnal Zootek ( Zootrek Journal ) Vol 34 No. 2 : (Juli 2014) ISSN

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR CV. MENARA DI KOTA PALU

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

Transkripsi:

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK ITIK PEDAGING (Studi Kasus Pada Usaha Itik Milik Kelompok Masawang di Desa Talikuran Kecamatan Remboken) Joicke E. Lembong*, N. M. Santa **, A. Makalew** dan F. H. Elly ** Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi, Manado, 95115 ABSTRAK Itik PMP merupakan jenis itik yang baru bagi anggota kelompok Masawang. Ternak itik ini dikandangkan dengan pakan yang diberikan adalah pakan organik. Permasalahannya apakah usaha ternak itik yang dikandangkan menguntungkan atau tidak. Tujuan penelitian untuk menganalisis biaya produksi, hasil penjualan dan Break Even Point (BEP) usaha ternak itik milik anggota Kelompok Masawang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan studi kasus. Sumber data yang diambil meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2013. Analisis yang digunakan ialah analisis Break Even Point (BEP). Penelitian ini dilakukan pada satu periode produksi dengan pemeliharaan 100 ekor ternak itik PMP (Peking Mojosari Putih). Biaya produksi per periode yang dikeluarkan terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 350,625,- dan biaya variabel sebesar Rp. 6,667,730,-. Harga itik 70.000.00,- /ekor, penerimaan sebesar Rp. 7.000.000,- per periode. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan usaha ternak itik PMP Kelompok Masawang mencapai pulang pokok pada penerimaan sebesar Rp. 3,594,073,- volume produksi itik sebanyak 51 ekor per periode dengan bobot badan rata-rata 2,5 kg/ekor. ABSTRACT BREAK EVEN POINT ANALYSIS OF DUCKS FARMING (A Case Study on Group Masawang Talikuran Village District of Remboken ). Ducks PMP is a new type of duck Masawang group members. Duck is caged with organic feed. The problem is whether d duck business is profitable or not. The purpose of research was to analyze the cost of production, sale and Break Even Point ( BEP ) of the farming that was performed by the group.. The method used is a survey method with a case study approach. Source of data captured includes primary data and secondary data. Data collection was conducted from October to December 2013. The analysis used is the analysis of Break Even Point ( BEP ). This study was conducted over a period of production with 100 head of cattle raising ducks PMP ( Peking Mojosari White ). Cost of production per period incurred consist of fixed costs Rp. 350.625, - and the variable cost of Rp. 6,667,730, -. Prices ducks 70.000.00, - / tail, revenues of Rp. 7.000.000, - per period. Based on the research effort duck PMP " Masawang group " reach break even on revenue of Rp. 3,594,073, - duck production volumes were 51 birds per period with an average body weight of 2.5 kg / head. Keywords : Ducks, BEP, Group Kata Kunci : Itik, BEP, Kelompok PENDAHULUAN *Alumni Fakultas Peternakan ** Jurusan Sosial Ekonomi Perunggasan termasuk salah satu subsektor peternakan yang penting dalam pembangunan pertanian. Hal ini disebabkan karena kebutuhan konsumsi 39

masyarakat Indonesia untuk memenuhi protein hewani sebagian besar didapat dari unggas. Secara tidak langsung, perunggasan membantu pembangunan kualitas bangsa karena dengan konsumsi protein yang baik dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan kecerdasan seseorang. Industri perunggasan memberikan efek ganda yang sangat besar dalam sektor pertanian. Hal ini karena hampir seluruh bahan baku pakan terdiri dari hasil pertanian seperti jagung, dedak, bungkil kelapa sawit/kopra, tepung gaplek merupakan sumber makanan bagi perunggasan (Wakhid, 2010) Pengembangan usaha ternak itik di Indonesia telah menjadi usaha yang memiliki komponen lengkap dari sektor hulu sampai ke hilir. Perkembangan usaha ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan sub sektor peternakan. Usaha peternakan itik memiliki nilai yang strategis dalam menyediakan daging untuk memenuhi konsumsi protein asal ternak serta meningkatkan pendapatan peternak (Admadjaja, 2003). Salah satu ternak unggas yang mulai berkembang dimasyarakat adalah ternak itik, meskipun tidak sepopuler ternak ayam. Itik mulai disukai masyarakat untuk diusahakan sehingga usaha ternak itik semakin berkembang. Marzuki (2005) mengemukakan bahwa beternak itik di pedesaan lebih mudah dibandingkan dengan beternak ayam potong dan ayam buras. Ternak itik umumnya dibudidayakan pada kondisi peternakan rakyat di pedesaan (Roessali et al, 2005). Permintaan daging itik oleh masyarakat saat ini cenderung semakin meningkat. Hal ini disebabkan adanya peningkatan minat konsumen terhadap daging itik. Salah satu indikator kenaikan minat konsumen adalah semakin banyaknya warung pinggir jalan, rumah makan, katering, hingga restoran yang menyediakan menu daging itik. Banyaknya tempat makan yang menyediakan menu daging itik berdampak pada meningkatnya permintaan terhadap daging itik (Windhayarti, 2010) Usaha ternak itik sudah dikenal oleh masyarakat pedesaan, diantaranya masyarakat desa Talikuran. Desa Talikuran memiliki kelompoktaniternak yang berusaha ternak itik yaitu kelompok Masawang. Kelompok ini terbentuk sejak tahun 2009. Kelompok Masawang memiliki lahan bersama seluas 1 Ha dengan jumlah anggota 4 orang. Pemeliharaan itik oleh anggota kelompok dengan cara digembalakan di lahan-lahan pertanian sesudah panen. Pada waktu tertentu, petani akan mengembalakan ternaknya di luar daerah sampai berbulan-bulan dan petani membangun pondok tempat tinggal di lahan tersebut. Hal ini dilakukan untuk 40

memenuhi kebutuhan pakan itik tersebut dan menghindari biaya pakan yang cukup mahal. Itik yang digembalakan mengkonsumsi sisa-sisa padi yang dipanen dan hewan-hewan kecil yang hidup di sawah. Pola usahatani ternak yang dilakukan anggota kelompok untuk mengantisipasi mahalnya harga pakan adalah dengan memberikan pakan organik. Hasil survey menunjukkan harga pakan saat ini Rp. 8000/kg. Menurut Kateran (2002), pakan berperan sangat penting dalam usaha peternakan itik. Bahan pakan yang digunakan untuk kebutuhan pakan itik di lokasi penelitian diperoleh petani dengan cara membeli. Biaya produksi ternak itik berasal dari biaya pakan lebih besar dari 70 % (Kateran, 2002). Tim Fakultas Peternakan telah mengintroduksi ternak itik dengan cara pemeliharaan dikandangkan. Jenis itik yang diintroduksi adalah itik PMP dan pakan yang diberikan adalah pakan organik. Kegiatan ini dilakukan agar anggota kelompok bisa meminimalkan biaya pakan yang mahal dan fluktuatif. Permasalahannya usaha ternak itik jenis PMP dengan pakan organik yang dikandangkan menguntungkan atau tidak belum diketahui, dan kelompok tani juga belum memperhitungkan besarnya biaya variabel seperti biaya pakan, tenaga kerja dan obatobatan. Berdasarkan permasalahan ini maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis break even point usaha ternak itik jenis PMP milik kelompok Masawang. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei dengan pendekatan studi kasus pada usaha ternak itik kelompok Masawang di Desa Talikuran Kecamatan Remboken, jumlah ternak 100 ekor Itik PMP. Penelitian dilakukan dengan cara pengamatan dan wawancara langsung. Studi kasus ialah pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu subjek atau satu tempat atau satu peristiwa tertentu. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Definisi konsep variabel dan pengukurannya : (i) Jumlah ternak itik ialah jumlah ternak itik yang dipelihara dalam suatu periode produksi yang dinyatakan dalam satuan ekor; (ii) Biaya produksi adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam satu periode usaha ternak (Rp/periode); (iii) Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak mengalami perubahan meskipun volume produksi atau volume kegiatan berubah; (iv) Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan selama satu periode produksi yang nilainya berubah-ubah. Biaya tidak tetap terdiri dari biaya pembelian bibit, pakan, obat-obatan/vaksin dan vitamin, tenaga kerja (Rp/periode); (v) 41

Penerimaan adalah jumlah uang yang diterima peternak dari hasil penjualan daging itik (Rp/periode); (vi) Keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya produksi selama setahun (Rp/periode); (vii) Harga ternak itik ialah harga yang berlaku dipasaran dan diterima oleh peternak diukur dalam satuan rupiah per Kg. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan BEP menurut Riyanto (2001). HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya produksi secara teori terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya-biaya dalam keadaan terbatas tidak berubah mengikuti perubahan aktivitas poduksinya (Soekardano, 2009). Biaya tetap sesuai hasil penelitian pada usaha ternak itik PMP Kelompok Masawang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Biaya Tetap Usaha Ternak Itik PMP Kelompok Masawang per Periode No Jenis Biaya Jumlah Satuan Harga Biaya Tetap (Rp) (Rp/periode) 1. Lahan 16 m2 10,000 160,000.00 2. Kandang 20 Kotak 590,000 29,500.00 3. Gudang 1 Unit 500,000 25,000.00 4. Tempat Makan (pipa) 4 Unit 10,000 4,500.00 5. Tempat Minum (bambu) 4 Unit 2,500 1,125.00 6. Sapu Ijuk 1 Unit 10,000 4,500.00 7. Ember 17 Unit 10,000 76,500.00 8. Gayung 2 Unit 10,000 4,500.00 9. Instalasi 1 Unit 100,000 45,000.00 Total 350,625.00 Tabel 1 menunjukkan bahwa biaya tetap yang dikeluarkan usaha ternak itik pedaging Kelompok Masawang adalah sebesar Rp. 350,625. Perhitungan biaya tetap dalam penelitian ini dihitung berdasarkan biaya penyusutan kandang, gudang, dan peralatan yang digunakan (rumus penyusutan menurut Prawirokusumo, 1990). Biaya variabel ialah biaya yang jumlahnya berubah kirakira sebanding dengan besarnya produksi. Biaya variabel usaha ternak itik PMP Kelompok Masawang sesuai hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa biaya variabel yang dikeluarkan usaha ternak itik PMP Kelompok Masawang beupa biaya pakan, obat-obatan, listrik, tenaga kerja, dan transportasi. Total biaya variabel sebesar Rp. 6,317,105,- per periode. 42

Penerimaan ialah jumlah uang yang diterima peternak dari hasil penjualan daging itik (Rp/ekor). Harga ternak itik per ekor Rp. 70,000,-. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjualan itik pedaging Kelompok Masawang dengan jumlah 100 ekor itik, maka penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 7.000.000,- per periode. Tabel 2. Biaya Variabel Usaha Ternak Itik PMP Kelompok Masawang per Periode No. Jenis Biaya Jumlah Unit Satuan Harga (Rp) Biaya Variabel (Rp/Periode) 1. Bibit 100 Ekor 12,500 1,250,000.00 2. Pakan Fase Starter 65 Kg 8,000 967,949.00 3. Pakan Fase Grower 7.433 752,764.00 4. R0 (PK 100%) 4.32 Kg 6,865 690,147.00 5. R1 (PK 90%+PF 10%) 4.22 Kg 6,298 621,246.00 6. R2 (PK 80%+PF 20%) 4.19 Kg 8,000 967,949.00 7. R3 (PK 70%+PF 30%) 4.11 Kg 7.433 752,764.00 8. Obat-obatan & Vitamin 1 15,000 15,000.00 9. Listrik 100 watt 25,000 50,000.00 10. Tenaga Kerja (org) 2 300,000 1,200,000.00 11. Transportasi 200,000 200,000.00 Total 6,317,105.00 Tujuan utama dalam pembukaan usaha yang direncanakan adalah keuntungan. Menurut Prawirokusuma (1990), keuntungan adalah jumlah rupiah yang diperoleh dari pendapatan bersih suatu usaha. Keuntungan merupakan selisih antar penerimaan total dengan biaya (biaya tetap dan biaya tidak tetap), keuntungan yang diperoleh dari suattu usaha akan semakin besar bila selisih antara nilai penerimaan dan nilai biaya semakin besar. Semakin besar keuntungan yang diterima, semakin layak suatu usaha peternakan dikembangkan (Soekartawi, 2002). Hasil penelitian menunjukkan keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan itik sebanyak 100 ekor per periode adalah sebesar Rp. 332,270,-. Hasil penelitian Ekowati et al (2005) menunjukkan usaha ternak itik menguntungkan untuk diusahakan dengan nilai profitabilitas 15,6%. Pendapatan usaha ternak itik sebesar Rp 2.567.125,58 per bulan (Budiharjo et al, 2009). Analisis Break Even Point (BEP) merupakan salah satu teknis analisis ekonomi yang berguna dalam hubungan biaya variabel (TVC) dan biaya tetap total 43

(TFC) terhadap output produksi atau ukuran-ukuran lain dalam aktifitas bisnis dan industri (Gaspersz, 2002). Analisis Break Even Point (BEP) digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel didalam kegiatan perusahaan yakni biaya produksi, volume produksi dan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis BEP penerimaan diperoleh nilai 3,594,073. Artinya usaha ternak itik pedaging PMP mencapai pulang pokok pada saat usaha Kelompok Masawang memperoleh penerimaan sebesar RP. 3,594,073,-.Berdasarkan hasil analisis BEP volume diperoleh nilai BEPnya sebesar 51. Artinya usaha ternak itik pedaging PMP mencapai pulang pokok apabila memelihara itik sebanyak 51 ekor. Pemeliharaan ternak itik oleh anggota kelompok sebesar 100 ekor menunjukkan usaha ini memberikan keuntungan bagi mereka. Menurut Purnomo (2001), semakin besar jumlah populasi ternak itik milik petani maka pendapatan yang diperoleh akan semakin besar. Kondisi nilai BEP penerimaan dan volume dengan menggunakan rumus BEP menurut Riyanto (2001), sesuai dengan perhitungan atau analisis Total Revenue (TR) dan Total Variabel Cost (TVC). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa biaya produksi usaha peternakan itik PMP yaitu Rp.6,667,730,- untuk pemeliharaan 100 ekor itik. Nilai BEP harga yaitu sebesar Rp.3,594,073,- dan BEP produksi sebesar 51, sehingga usaha yang ada memberikan keuntungan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan bahwa pakan organik perlu dimanfaatkan oleh petani peternak itik di Kecamatan Remboken agar biaya pakan dapat ditekan dan keuntungan yang diperoleh lebih tinggi. DAFTAR PUSTAKA Atmadjaja. 2003. Beternak Itik Hibrida Unggul. Penebar Swadaya. Bandung. Budiharjo, K., D. Sumarjono., M. Handayani dan G. Siwi. 2009. Studi Potensi ekonomi Usaha Ternak Itik di Kabupaten Tegal. Prosiding Seminar Kabangkitan Nasional, 20 Mei 2009. p:572-580. Ekowati, T., E. Prasetyo dan H.Oxtovianto. 2005. Manajemen Permodalan Pada anggota KTTI Maju Jaya Untuk Pengembangan Usaha ternak Itik di Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes. Seminar Nasional Tehnologi Peternakan dan Veteriner, 2005. Gazpersz, V, 2002. Pedoman Penyusutan Rencana Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 44

Kateran, P.P. 2002. Kebutuhan Gizi Itik Petelur dan Itik Pedaging. Wartazoa Vol 12 No 2 Tahun 2002. p:37-46 Marzuki, S. 2005. Program Pengentasan Kemiskinan dengan Usaha Peternakan Itik di Kabupaten Magelang. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Dipanegoro. Semarang. Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usaha Tani. BPFE. Yogyakarta. Purnomo, E. 2001. Analisis Usaha Ternak Itik Petelur Anggota koperasi Ternak Itik Wirausaha di Kota Jakarta Utara. Skripsi. Fakultas Peternakan, IPB, Bogor. Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Ed. IV Cet. VII. Penerbit BPFEE. Yogyakarta. Roesali, W., T. Ekowati., E. Prasetyo dan B.T. Eddy. 2005. Profil Agribisnis Telur Itik Pada Koperasi Sidodadi di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional Unggas Lokal yang diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan UNDIP pada 25 Agustus 2005 di Semarang. Soekartawi. 2002. Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soekardano. 2009. Ekonomi Agribisnis Peternakan Teori dan Aplikasi. Akademi Pressindo. Wakhid, A. 2010. Buku Pintar Beternak dan Bisnis Itik. Agromedia, Jakarta. Windhayarti, S. 2010. Beternak Itik Tanpa Air. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta. 45

46