BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita

BAB I PENDAHULUAN. lansia. Semua individu mengikuti pola perkemban gan dengan pasti. Setiap masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

I. PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak semua manusia, baik kaya, msikin, tua, maupun muda.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, karena angka harapan hidup merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pedoman untuk rehabilitasi medik (Gallo, 1998). Kualitas hidup dipakai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat alamiah dan normal terjadi pada setiap manusia. Setiap manusia

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Panti Sosial Tresna Werdha ILOMATA Kota Gorontalo adalah Unit

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah. seseorang dalam suatu masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini ataupun nanti,dengan kematian seseorang akan berpisah dengan apa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

BAB I. empat dekade mendatang, proporsi jumlah penduduk yang berusia 60 tahun. 10% hingga 22% (World Health Organization, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. angka harapan hidup semakin tinggi, sehingga kebutuhan ini mendesak yang

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh

BAB III KONDISI OBJEKTIF PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR LUBUKLINGGAU. A. Latar Belakang Sejarah Berdirinya

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penitipan orang tua ke panti jompo menjadi alternatif pilihan

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu

BAB I PENDAHULUHAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kelompok usia lain dan diperkirakan pada tahun 2015 populasi lanjut usia di

BAB I PENDAHULUAN. berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia (lanjut usia)

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi global lansia saat ini yaitu setengah dari jumlah lansia di dunia yakni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia di Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,56%. Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, taraf kehidupan, dan taraf pendidikan tetapi juga membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. upaya memperbaiki taraf hidupnya.

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif. terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah orang yang sistem-sistem biologisnya mengalami perubahan-perubahan struktur dan fungsi dikarenakan usianya yang sudah lanjut. Perubahan ini dapat berlangsung mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata dan berakibat ketidakmampuan total. Menua dalam proses menua biologis adalah proses terkait waktu yang berkesinambungan dan pada umumnya mencerminkan umur kronologis namun sangat bervariasi dan bersifat individual, dengan perubahan yang dapat berlangsung mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata dan berakibat ketidakmampuan total (Aswin, 2003 dalam Totok Budi, 2011) WHO mengatakan bahwa usia harapan hidup di Indonesia meningkat yaitu 72 tahun. Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 28 juta jiwa atau sekitar delapan persen dari jumlah penduduk Indonesia. Pada tahun 2025 diperkirakan jumlah lansia membengkak menjadi 40 jutaan dan pada tahun 2050 diperkirakan akan melonjak hingga mencapai 71,6 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2013). Di Indonesia, jumlah penduduk lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan secara cepat setiap tahunnya, sehingga Indonesia telah memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population). Para ahli memproyeksikan pada 1

tahun 2020 mendatang usia harapan hidup lansia di Indonesia menjadi 71,7 tahun dengan perkiraan jumlah lansia menjadi 28,8 juta jiwa atau11,34%. Sesuai data pada Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, jumlah lansia di Provinsi Gorontalo hingga saat ini sebanyak 8.162 orang. Dari jumlah tersebut, yang telah mendapatkan pelayanan baru mencapai 955 orang. Pelayanan sosial kepada para lansia ini dilakukan melalui beberapa program, diantaranya penyaluran bantuan sosial usaha ekonomi produktif lansia, program asistensi sosial lansia, pelayanan harian lansia, pelayanan berbasis keluarga, dan bantuan asistensi sosial lansia dalam panti. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini akan membawa dampak terhadap berbagai kehidupan. Dampak utama peningkatan lansia ini adalah peningkatan ketergantungan lansia. Ketergantungan ini disebabkan oleh kemunduran fisik, psikis, dan sosial lansia yang dapat digambarkan melalui empat tahap, yaitu kelemahan, keterbatasan fungsional, ketidakmampuan, dan keterhambatan yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran akibat proses menua. Proses menua merupakan suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat dihindari dalam fase kehidupan (Amalia Yuliati, dkk, 2014). Sehingga berdampak pada konsep diri pada lansia. Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh menyangkut fisik, emosi, intelektual, social dan spriritual. Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi : watak dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang yang berpenampilan menarik atau tidak. Lansia di panti tresna werdha ILOMATA kota gorontalo di lihat dari penampilan fisik mereka cenderung kurang menarik dalam perawatan drinya sehingga merasa tidak nyaman dan minder 2

yang menyebabkan citra diri mereka rendah,salah satu faktor yag mempengaruhi konsep diri adalah keadaan fisik maka dari keadaan fisik yang tidak menarik karena kurang perawatan diri dapat mempengaruhi konsep dirinya. Praktik hygiene (perawatan diri) lansia dapat berubah dikarenakan situasi kehidupan. Selain keterbatasan dalam kemampuan perawatan diri (self care), lansia juga memiliki gambaran diri yang berubah terhadap dirinya sendiri dan perubahan pada konsep dirinya. Konsep diri terdiri dari beberapa komponen yaitu : identitas diri, citra diri, harga diri, dan ideal diri dan peran. Perubahan dalam penampilan, struktur atau fungsi bagian tubuh akan membutuhkan perubahan dalam gambaran diri (citra diri). Persepsi seseorang tentang perubahan tubuh dapat dipengaruhi oleh perubahan tersebut terjadi (Sammy, 2008). Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan didalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain. Seiring dengan bertambahnya usia populasi kita, perawat perlu untuk memeriksa kebutuhan lansia, untuk mempengaruhi kebijakan kesehatan dan untuk mengevaluasi standar praktik keperawatan gerontik, dan untuk membuat perencanaan di masa yang akan datang (Stanley, 2006). Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pemerintah Kota Gorontalo yang berada dibawah manajemen Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Gorontalo. Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata 3

Kota Gorontalo adalah Panti yang melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial kepada para lansia terlantar. Di Kota Gorontalo Panti sosial tresna werdha Ilomata merupakan satu-satunya Panti sosial yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pemerintah Kota Gorontalo dengan wilayah operasional Se-Provinsi Gorontalo, bahkan ada pula yang di luar Provinsi Gorontalo. Jumlah lansia yang tinggal di Panti Tresna Werha Ilomata adalah 35 orang. Lansia banyak tersebar sampai di kelurahan bahkan sampai di Desa namun tidak terorganisir dengan baik serta dengan luas cakupan dapat menampung lansia se Provinsi bahkan sampai diluar Provinsi menjadikan pertimbangan peneliti memilih panti sosial tresna werdha Ilomata Kota Gorontalo. Berdasarkan literature review tersebut, muncul masalah berupa sejauh mana perawatan diri lansia dan konsep diri apa saja yang terjadi pada lansia. Hasil survey awal peneliti di Panti Sosial Tresna Werdha ILOMATA Kota Gorontalo bahwa jumlah lansia terdiri dari 7 orang laki-laki dan 28 orang perempuan. dengan tingkat perawatan diri yang berbeda yaitu ada yang mandiri, dibantu satu orang dan tidak mampu dengan cara mandi yang di lakukan sekali dalam dua hari, oral hygiene tidak di lakukan, serta kebersihan lingkungan kamar masih rendah. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan petugas Panti, diketahui bahwa lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo mempunyai perawatan diri yang kurang dan terkadang membutuhkan bantuan orang lain seperti mandi, mengontrol BAB, mengontrol BAK dan mengenakan pakaian bersih tetapi ada juga sebagian lansia yang melakukan perawatan diri secara mandiri 4

tanpa bantuan orang lain seperti mandi dilakukan secara mandiri, mampu mengontrol BAB, mampu mengontrol BAK dan mengenakan pakaian yang bersih dan sesuai. Hasil wawancara awal peneliti dengan beberapa orang lansia diantaranya mengungkapkan bahwa dirinya merasa kecewa dengan keadaannya saat ini yang tidak bisa melakukan perawatan diri secara mandiri sering BAK ditempat tidur dengan tidak terkontrol mereka merasa sudah tidak berguna lagi, merasa kecewa dan malu dengan keadaan mereka sekarang, tidak dapat menerima keadaan saat ini,, pasrah, pesimis dan merasa peran dilingkungan sosial terganggu. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang hubungan antara perawatan diri lansia dengan konsep diri lansia di Panti Sosial Tresna Werdha ILOMATA Kota Gorontalo yang bertujuan agar perawat mengetahui batas kemampuan perawatan diri lansia sehingga dapat mengimplikasikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan hidup lansia serta mengetahui perubahan konsep diri lansia sehingga perawat dapat memotivasi lansia dalam menjalani kehidupannya. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Perawatan Diri Lansia Dengan Konsep Diri Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha ILOMATA Kota Gorontalo 5

1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas, maka ditemukan beberapa identifikasi masalah yang berkaitan, yaitu : 1. Masih rendahnya tingkat perawatan diri lansia seperti mandi sekali dalam dua hari, oral hygiene tidak ada, serta kebersihan lingkungan kamar yang masih rendah 2. Masih banyak lansia yang merasa malu dan kecewa dengan keadaan saat ini dan merasa pasrah dan pesimis 1.3 Rumusan Masalah Berdasaran uraian pada latar belakang maka dapat dikemukakan bahwa permasalahannya yakni Bagaimana Hubungan Antara Perawatan Diri Lansia Dengan Konsep Diri Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha ILOMATA Kota Gorontalo Tahun 2015. 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Penelitian bertujuan untuk Mengetahui hubungan antara Perawatan Diri Lansia dengan konsep diri lansia di Panti Sosial Tresna Werdha ILOMATA Kota Gorontalo Tahun 2015. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui Tingkat Perawatan Diri lansia di Panti Sosial Tresna Werdha ILOMATA Kota Gorontalo Tahun 2015. 6

2. Mengetahui konsep diri lansia Panti Sosial Tresna Werdha ILOMATA Kota Gorontalo Tahun 2015. 3. Menganalisis hubungan antara Perawatan Diri lansia dengan konsep diri lansia di Panti Sosial Tresna Werdha ILOMATA Kota Gorontalo Tahun 2015. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat menyediakan informasi bagi perawat mengenai pemenuhan kebutuhan perawatan diri, penanganan dan perawatan yang harus diberikan kepada lansia yang memiliki keterbatasan kemampuan perawatan diri sehingga mengalami perubahan konsep diri serta sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan mutu pelayanan keperawatan, khususnya keperawatan gerontik. 1.5.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar sehingga kebutuhan perawatan diri lansia yang memiliki keterbatasan dan perubahan konsep diri dapat terpenuhi. Hasil penelitian akan berguna bagi perawat untuk memberikan pelayanan dalam hal pemenuhan kebutuhan perawatan diri lansia sesuai dengan kondisi lansia sehingga tercipta kualitas hidup yang baik pada lansia 1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti Hasil penelitian ini berguna dalam menambah pengalaman peneliti dan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya yang 7

berhubungan dengan hubungan antara tingkat kemampuan perawatan diri lansia dengan perubahan konsep diri lansia. 8