Sistem Pengontrolan Tangki Air Menggunakan Sensor Magnetik Via Gelombang Radio

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGISI BAK PENAMPUNGAN AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN KERAN SELENOID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Di Susun Oleh: Putra Agustian

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

3. METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

ALAT PENDETEKSI TINGGI PERMUKAAN AIR SECARA OTOMATIS PADA BAK PENAMPUNGAN AIR MENGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN ALAT

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 3, No. 1, April 2012 ISSN:

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING VOLUME DAN PENGISIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. patok, serta pemasangan sensor ultrasonik HC-SR04 yang akan ditempatkan pada

PENGENDALIAN BAK AIR SECARA OTOMATIS MELALUI HANDPHONE BERBASIS ATMEGA8535 SKRIPSI INNE STEFFI TAMBUNAN

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3,

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

APLIKASI PINTU CERDAS PADA LIFT BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB III METODE PENELITIAN

WATER LEVEL INDICATOR SEVEN SEGMENT SEBAGAI DISPLAY TINGKAT KETINGGIAN CAIRAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Rancang Bangun Alat Penghitung Jumlah Pengunjung di Toko Adhelina Berbasis Mikrokontroler Atmega 16

IMPLEMENTASI KABEL LISTRIK SEBAGAI SENSOR CAIRAN DALAM MENENTUKAN BATAS PENGISIAN DAN PENGOSONGAN TANGKI TUGAS AKHIR HENDRA BANJARNAHOR

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

Transkripsi:

Sistem Pengontrolan Tangki Air Menggunakan Sensor Magnetik Via Gelombang Radio 1) Emia Indahsari Br Ginting FisikaFMIPA USU e-mail: emiaindri@gmail.com 2) Kurnia Brahmana e-mail : kbcn1532@gmail.com Abstract : A water tank control has been designed using wireless radio communication. The main control is taken by ATMega8 with its internal ADC where the sensors were placed. The level of the water in the tank is transmitted with two ways communication using standard UART data format. The system is worked as it is proposed. 1. PENDAHULUAN Di lingkungan masyarakat kita ketahui pemakaian tangki- tangki air semakin berkembang. Dengan pemakaian tangki tersebut kita sering melakukan pengukuran terhadap tinggi air. Sebelum ditemukan instrument canggih cara manusia mengetahui ketinggian permukaan air seringkali masih memakai cara - cara manual, misalnya dengan melihat dan melakukan pengukuran langsung pada tangki penampungan air. Cara manual tersebut pastinya memiliki kesulitan disaat mengukur tangki dengan kedalaman yang cukup dalam karena faktor keterbatasan fisik yang ada pada manusia. Berikut beberapa perancangan sistem yang sudah dibuat yang dikutip dari sumber untuk sistem pengisian tangki air otomatis sebagai berikut : 1. Digunakan sensor ketinggian air yang didesain untuk mendeteksi tiga keadaan, yaitu kosong, setengah, dan penuh. Bagian dari sistem yang diciptakan yaitu: Rangkaian input berupa sensor ketinggian air yang terdiri dari dua kawat dan switch mode pengisian, rangkaian kontrol utama berupa mikrokontroller AT89S51, dan rangkaian output berupa relay untuk mengatur hidup dan matinya pompa air. (1) Adapun kelemahan dari alat yang dirancang ini adalah: a. Sensor ketinggian air yang terdiri dari dua buah kawat terpisah ini rentan dapat berkarat/ berlumut/ tumpul. b. Tidak ada display, alarm maupun peralatan lain sebagai penampil ketinggian air. 2. Pengisian dan pengosongan tangki air pada sistem ini dikendalikan oleh mikrokontroler sesuai dengan input data dari keypad. Cara kerja dari sistem yang telah dirancang ini adalah digunakan sensor air (dua lempeng logam) untuk mengetahui tingkat ketinggian air dan terhubung ke penguat sinyal. Output dari penguat sinyal masuk ke mikrokontroler AT89S51, keypad berfungsi sebagai input data ke mikrokontroler AT89S51. Pompa 1 Marsudi, 2009,Desain Pengaturan Otomatis Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroller AT89S51, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta

berfungsi sebagai pengisi dan pengosong tangki terhubung ke relay dan terhubung ke mikrokontroler AT89S51, display berfungsi sebagai penampil input data dari keypad. (2) Adapun kelemahan dari alat yang dirancang ini adalah a. Sensor yang digunakan rentan berkarat/ berlumut. b. Dibutuhkan kabel yang panjang untuk menghubungkan keypad dengan sistem tangki air dalam jarak tidak dekat, pemasangan kabel tersebut rumit, dan juga menyebabkan dekorasi rumah rusak. 3. Pendeteksian ketinggian air menggunakan sensor ultrasonic dan pemanfaatan sinyal DTMF dari Handphone untuk menghidupkan dan mematikan pompa air secara otomatis dan LCD sebagai penyampai informasi secara visual. (3) Adapun kelemahan dari alat yang dirancang adalah Penggunaan Handphone dapat menghabiskan biaya pulsa. 4. Survei yang dilakukan di Toko Propan Jalan Ringroad. Pengukuran level tangki air menggunakan model bola pelampung untuk buka- tutup air pada tangki air. Di saat level air dalam tangki air turun mencapai level low dari bola pelampung, maka bola pelampung tersebut secara mekanis akan membuka aliran air untuk pengisian. Apabila level air sudah mencapai level high dari bola pelampung, maka aliran air akan ditutup secara mekanis juga. Adapun kelemahan dari hasil survey tersebut adalah melonjaknya rekening listrik akibat dari hidup matinya pompa air secara otomatis. Oleh karena kelemahan- kelemahan sistem di atas maka penulis membuat sistem yang lebih efektif yaitu pengontrolan tangki penyimpanan air dengan menggunakan sensor magnetik A3140 via gelombang radio. Dimana sensor magnetik A3140 tersebut kelebihannya adalah pemakaiannya tahan lama dan tidak mudah berkarat karena terbungkus plastik sedangkan pengiriman data melalui gelombang radio tidak rumit dibandingkan dengan pemasangan kabel. 2. KAJIAN TEORI 2.1 Sensor Magnetik Sensor magnet merupakan suatu sensor yang terdiri atas tangkai pelampung dan bola pelampung. Bola pelampung naik dan turun berdasarkan air yang mencapai seluruh permukaan bola pelampung. Gambar 2.1 Sensor Magnetik 2 Barata, Bayu,2008,Water Level Indicator Seven Segment Display Tingkat Ketinggian Cairan Berbasis Mikrokontroller AT89S51, Universitas Sumatera Utara, Medan 3 Tambunan, Inne Steffi, 2010,Pengendalian Bak Air Secara Otomatis Melalui Handphone Berbasis ATMega8535, Universitas Sumatera Utara, Medan

Pada tangkai pelampung sensor magnetik terdapat dua saklar buluh dan di dalam bola pelampung terdapat magnet. Gaya magnet dari magnet yang ada di dalam bola pelampung akan menyebabkan saklar buluh terhubung di saat bola pelampung tersebut mendekati saklar buluh, di saat bola pelampung bergerak menjauhi saklar buluh maka keadaan saklar buluh tersebut tidak terhubung. Dengan demikian, tujuan dari magnet yang ada pada bola pelampung adalah menghubungkan atau tidak menghubungkan sebuah saklar sesuai dengan naik turunnya air. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Magnetik Sensor magnetik menggunakan saklar buluh magnet membuka atau menutup jalur ini dibungkus dengan plastik untuk menjauhi karat dan penggambaran diatas adalah bagaimana sebuah magnet dapat digunakan membuka atau menutup jalur dengan magnet didekatkan atau dijauhkan dari saklar buluh. 2.2 Komunikasi Data Easy-Radio ER900TRS Komunikasi yang digunakan adalah ER900TRS transceiver yang dinamakan Easy Radio, dapat mengirim data sampai jarak 250 meter. Teknologi Easy-Radio yang dilengkapi frekuensi, data rate, dan power output untuk pengiriman data dan Easy-Radio ER900TRS Transceiver merupakan sub-sistem lengkap yang sudah dilengkapi RF transceiver, sebuah mikrokontroler, dan sebuah regulator tegangan (Gambar 2.1). Easy- Radio ER900TRS Transceiver menggunakan kinerja Frequency Modulation (Frequency Shift Keying) sebagai radio frekuensi tinggi. Data serial masukan dan data serial keluaran beroperasi pada standar 19,200 baud dan menyediakan pengendalian arus data dari dan ke host. Easy-Radio Transceiver dapat menerima dan mengirimkan data hingga 128 byte yang secara internal sebelum mengirimkannya dalam format efisien over-air code.

Gambar 2.3 Easy-Radio Transceiver Blok Diagram Mode komunikasi yang dipergunakan pada ER900TRS tersebut adalah half duplex dimana data dapat ditransmisikan atau diterima secara dua arah tapi tidak dapat secara bersama sama. Keterangan: 1. Modul ini beroperasi secara internal dari tegangan rendah 3,3 Volt. Tingkat logika pin input/output antara 0 Volt dan 3,3 Volt. 2. Masukan dan keluaran serial dimaksudkan untuk dihubungkan ke UART. Host Ready Input 0 volt (Ground) disaat tidak digunakan. 3. Serial Data In terhubung ke Vcc jika tidak digunakan. 4. Output akan beroperasi logika di tegangan 5 volt dan masukan beroperasi logika pada tegangan 5 volt (CMOS & logika TTL tingkat). 2.3 Perangkat Akuisisi Data AVR Mikrokontroler AVR (Alv and Vegard s Risc) merupakan mikrokontroler RISC 8 bit. AVR dikelompokkan dalam 4 kelas, yaitu keluarga ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. ATMega8 yang digunakan pada alat ini merupakan jenis AVR yang diproduksi ATMEL yang bersifat low cost dan high performance, dengan fitur yang cukup lengkap, mudah didapat, dan harga yang relatif terjangkau Codevision AVR Pemrograman mikrokontroller AVR lebih mudah dilakukan dengan bahasa pemrograman C. Salah satu software pemrograman AVR mikrokontroller adalah Codevision AVR C Compiler. Pada Codevision AVR terdapar code wizard yang sangat membantu dalam proses inisaialisasi register dalam mikrokontroller dan untuk membentuk fungsi-fungsi interupt. Dengan menggunakan pemrograman bahasa-c maka waktu disain akan menjadi lebih singkat. Setelah program dalam bahasa-c ditulis dan dilakukan kompilasi tidak terdapat kesalahan (error) maka proses download dapat dilakukan. Mikrokontroller AVR mendukung sistem download secara ISP (In-System Programming).

3. RANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Rangkaian Gambar 3.1 Blok Rangkaian pada Sumur Air Gambar 3.2 Blok Rangkaian pada Bak Air Rumah Secara umum sistem yang dirancang ini terdiri atas blok sistem sumur air dan blok sistem bak air di rumah. Adapun penjelasan dari blok sistem adalah sebagai berikut. Pada sistem sumur air terdiri dari : 1. Blok sensor berfungsi sebagai input, dimana blok ini akan memberikan tegangan yang berubah ubah ke ADC yang terdapat di mikrokontroler Atmega8. 2. Blok mikrokontroler Atmega8 berfungsi untuk mengubah sinyal analog yang masuk menjadi sinyal digital dan kemudian mengolah sinyal tersebut sesuai dengan apa yang telah diprogramkan didalamnya. 3. Radio Tx dan Rx berfungsi sebagai pengirim dan penerima data. 4. Display berfungsi untuk menampilkan level air pada tangki. 5. Relay berfungsi sebagai control beban (motor) menghidupkan air. Pada sistem bak air rumah terdiri dari : 1. Radio Tx dan Rx berfungsi sebagai pemancar dan penerima data. 2. Mikrokontroler Atmega8 berfungsi untuk mengolah data yang diterima dari pemancar untuk ditampilkan pada display dan membaca sandi dari keypad.

3. Display berfungsi untuk menampilkan kembali level air pada tangki. 4. Tombol berfungsi untuk menginput data. 3.2 Diagram Alir Rangkaian (Flow Chart) Gambar 3.3 Flowchart Pada Sumur Air Gambar 3.4 Flowchart Pada Bak Air Rumah

Program dimulai dengan inisialisasi program untuk menentukan alamat memori dan port yang dipakai pada program. Setelah itu program akan membaca sensor magnetik 1 sampai dengan 4 dan menampilkannya pada LED. Data level air dikirimkan melalui pemancar ER900TS yang ada pada sumur air ke penerima ER900RS pada bak air rumah dan ditampilkan juga pada bak air rumah. Data yang ditampilkan (LED) bak air rumah menandakan air tangki pada sumur air penuh maka motor pompa akan secara otomatis mati. Disaat tangki air tidak berada pada level tertentu maka dengan menggunakan keypad dapat memberi sandi ke mikrokontroler untuk menghidupkan motor pompa mengisi kembali tangki air pada sumur air. Pemberian sandi akan diterjemahkan mikrokontroler bak air rumah dan mengirimkannya melalui pemancar ER900TRS bak air rumah ke penerima ER900TRS pada sumur air. Data yang diterima akan dibaca oleh mikrokontroler sumur air untuk menghidupkan atau tidak menghidupkan motor pompa. 4. PENGUJIAN 4.1 Pengujian Rangkaian Sensor Magnetik Untuk melakukan pengujian terhadap rangkaian sensor magnetik diperlukan alat bantu seperti PSA dan multimeter. Dihubungkan rangkaian sensor magnetik ke tegangan 5V yang dihasilkan PSA, kemudian dilakukan pengukuran tegangan keluaran dari sensor magnetik dengan menggunakan multimeter. Berikut ini diberikan tabel yang menggambarkan tegangan keluaran dari sensor magnetik : Tabel 4.1 Data Tegangan Keluaran Sensor Magnetik Saklar Open Closed Idle Saklar 1 5,2 volt 0,1 volt 2,5 volt Saklar 2 5,15 volt 0,2 volt 3,5 volt Saklar 3 5,25 volt 0,15 volt 4 volt Saklar 4 5,15 volt 0,1 volt 5,1 volt Tegangan dalam keadaan open sebesar 5 volt tersebut adalah input yang akan diberikan ke mikrokontroler. Sedangkan tegangan closed yang dihasilkan adalah sebesar nol volt dan pada masing masing saklar di ukur adanya idle yang ditampilkan pada tabel 4.1 diatas. 4.2 Pengujian Sistem Komunikasi Pada saat Rx/ Tx stand by posisi pin busy adalah Low sehingga Tx/ Rx siap. 1. Pada saat pemancar mengirim data status baru bagian pemancar benda dalam status jika atau pin busy high. 2. Setelah pemancar selesai mengirim data, bagian pemancar berubah status Busy menjadi Low sehingga pemancar benda pada posisi penerima. Pada modul radio pengirim, pin 5 (Tx) berfungsi sebagai saluran pengiriman data, Pada modul radio penerima pin 6 merupakan data masukan. Supaya radio dapat

berkomunikasi maka digunakan frekuensi yang sama. Untuk menggunakannya dipilih frekuensi 914,5 Mhz. Module radio ini dapat bekerja secara half duplex. Untuk membuktikan kesesuaian sistem komunikasi ini maka dilakukanlah pengujian seperti table 4.2 dan 4.3 Tabel 4.2 Pengukuran Volume Air (Tangki bervolume 800 liter) LED Menyala Delapan LED Level Air Sensor Pengukuran I Volume Tangki Air Pengukuran II Pengukuran III Pengukuran IV 4 100% 805 liter 800 liter 805 liter 805 liter Enam LED 3 75% 795 liter 795 liter 795 liter 790 liter Empat LED 2 50% 595 liter 590 liter 590 liter 590 liter Dua LED 1 25% 395 liter 395 liter 390 liter 395 liter Tidak ada 0 0% 195 liter 195 liter 195 liter 190 liter Jumlah 2785 liter 2775 liter 2775 liter 2770 liter Rata rata volume tangki air = (2785 + 2775 + 2775 + 2770) / 20 = 555,25 liter Dari data diatas adalah nilai volume tangki air tidak konstan karena faktor resolusi sensor, pada saat air turun dari sensor atau display 75% padahal air baru lepas dari sensor 100%. Tabel 4.3 Data Pemancar dan Penerima Jarak (meter) Data Transmisi Komunikasi 10 0101 0101 OK 25 1010 1010 OK 50 1111 0000 OK 75 0000 1111 OK 100 0011 1100 OK 125 1100 0011 OK 150 1001 1001 OK 200 0101 0101 OK 225 1010 1010 ERROR 250 1100 1100 ERROR Dari tabel diatas terlihat bahwa jarak jangkau komunikasi radio pada saat dicoba hanya bekerja 200 meter. Sementara pada data sheet dituliskan 250 meter. Kemungkinan hal ini disebabkan karena salah satu pemancar diletakkan di ruang kamar mandi berdinding beton.m

4.3 Blok Rx Gambar 4.1 Pengujian Rangkaian Pemancar Penerima Cara kerja dari gambar 4.1 bagian pemancar sumur air adalah pada Posisi pemancar penerima stand by dimana Set Busy Low. Kemudian dibaca data dari Rx. Jika data status maka relay motor off dan jika data > status maka relay motor on menaikkan air. Sedangkan jika level sudah dicapai, set motor off. Kirim data ke perangkat di rumah. 4.4 Blok Tx Pada gambar 4.2 rangkaian pengirim, nilai/ level air yang diinginkan diatur pada V R1 dan di kirim ke mikrokontroler. Mikrokontroler mengirim data melalui ER900TRS dengan cara men-set busy dalam keadaan high, kemudian mengirim data melalui Tx dan ditunggu balasan. Setelah itu set Busy dalam keadaan Low dan baca data melalui Rx, kemudian tampilkan data yang diterima pada display.

Gambar 4.2 Pengujian Rangkaian Pengirim 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil kerja alat dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem pengontrolan air dengan menggunakan perangkat keras sensor magnetik, mikrokontroler, pemancar ER900TRS, keypad, dan lainnya) dan perangkat lunak (program) yang dibuat ini dapat bekerja dengan baik membaca level air yang mencapainya juga bekerja dengan baik sesuai dengan yang diprogramkan ke mikrokontroler dengan resolusi kesalahan sekitar 5 liter. 2. Cara kerja sistem pengontrolan air tersebut adalah digunakan sensor magnetik sebagai sensor level air yang akan memberikan masukan terhadap mikrokontroler Atmega8 untuk diproses. Data yang diproses ditampilkan pada display dan juga akan dikirim ke pemancar bak air rumah. Pemancar bak air rumah akan menerima data dari pemancar dan diproses juga oleh mikrokontroler untuk ditampilkan. Jika level air sesuai dengan yang diinginkan maka motor akan mati, apabila tidak maka cukup di input level yang diinginkan untuk mengisi kembali air di sumur air. Pengontrolan tersebut akan menjaga kondisi air tetap terjaga. 5.2 Saran 1. Diharapkan pada penelitian berikutnya dari tipe sensor terapung sehingga kenaikan air dapat dipantau dengan resolusi yang halus. 2. Untuk mengatasi pengontrolan jarak yang cukup jauh ada baiknya digunakan antena luar sehingga komunikasi data lancar.

DAFTAR PUSTAKA Paul M., Albert, 1986,Prinsip prinsip Elektronika, Erlangga, Yogyakarta Bolton, W., 2006,Sistem Instrumentasi dan Sistem Kontrol, Penerbit Erlangga, Jakarta Budiharto, Widodo, & Togu Jefri, 2007,12 Proyek Sistem Data, Gramedia, Jakarta Bejo, Agus, 2008,C & AVR, Graha Ilmu,Yogyakarta Barata, Bayu,2008,Water Level Indicator Seven Segment Display Tingkat Ketinggian Cairan Berbasis Mikrokontroller AT89S51, Universitas Sumatera Utara, Medan Marsudi, 2009,Desain Pengaturan Otomatis Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroller AT89S51, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta Tambunan, Inne Steffi, 2010,Pengendalian Bak Air Secara Otomatis Melalui Handphone Berbasis ATMega8535, Universitas Sumatera Utara, Medan