BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, terjadi perubahan paradigma pelayanan administrasi publik. Pada era 80-an

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesionalisme merupakan kompetensi yang harus ada pada setiap pelaku

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. agar bersedia mengurus hak tentang kependudukan ke Dinas Pemerintah yang. sebagai pelanggan yang dapat mengurus sendiri.

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemberian otonomi yang diberikan seluas-luasnya kepada daerah membuat

BAB III PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TERHADAP MASYARAKAT KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PEMBUATAN KARTU KELUARGA

BAB II LANDASAN TEORI

2015 PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 36 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 861 TAHUN 2011 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan organisasi tidak terlepas dari unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang No 23 Tahun 2006 administrasi kependudukan. untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah dipilih menjadi sampel

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PSIKOSOSIAL KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) DENGAN PRESTASI KERJA.

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dalam pemerintahan sangat menentukan berhasil tidaknya tercapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu organisasi tentunya tidak terlepas dari sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang cenderung untuk selalu hidup bermasyarakat. Hal ini nampak baik

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Negara Republik Indonesia. Setiap penduduk diatas 17 tahun, atau telah/

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MONDRIAN KLATEN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di desa Pulo Ampel kabupaten Serang Provinsi Banten ini berdiri dari tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. keefektifan dan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Kepuasaan kerja

diskriminasi di kalangan masyarakat, yang dapat berakibat terhambatnya pelaksanaan catatan sipil di Indonesia. Kemudian atas dasar Instruksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan teknologi yang pesat, persaiangan yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan prima

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia merupakan sumber daya paling penting dalam suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Lembang merupakan daerah yang memliliki banyak tempat wisata alam.

BAB I PENDAHULUAN. upaya para pelaku yang terdapat dalam setiap instansi. Pada sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan yang diperlukan dalam pendaftaran penduduk dan catatan sipil.

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. manusialah yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC ( Planning,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi pemerintah merupakan organisasi yang dibentuk untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu mengahadapi tantangan dari luar maupun dari dalam perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Robbins, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

BUPATI BANDUNG BARAT

KATA PENGANTAR. Terempa, 18 Februari 2015 a.n. KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL SEKRETARIS HERYANA, SE NIP

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Kota Bandar Lampung adalah tidak efektif karena:

LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

1. Professional 2. Efektif 3. Sederhana 4. Kejelasan dan kepastian 5. Keterbukaan 6. Efisien 7. Ketepatan waktu 8. Responsive 9.

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS. Oleh: UTIK SETYARTI Q

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan penggerak dari semua sumber-sumber yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia saat ini dianggap paling berharga dan memiliki

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN LEGALISIR

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kualitas kinerja pegawai pemerintahan di Indonesia pada

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi, agar individu dapat memuaskan kebutuhannya sendiri walaupun

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam bekerja, artinya kinerja masing-masing karyawan dinilai dan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan sipil sebagai sub-sub sistem pilar administrasi kependudukan harus

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, dalam pelaksanaan

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggara setiap organisasi dalam melakukan kegiatan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pelayananan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

SISTEM DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PENDUDUK. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sumber informasi yang diperlukan oleh suatu instansi, organisasi, atau

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. instansi yang menyelenggarakan fungsi pelayanan kepada publik.

Penjabaran dari urusan Kependudukan dan Catatan Sipil kami uraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengurus apa yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut merupakan salah satu lembaga pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi pokok untuk melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang administrasi kependudukan di Kabupaten Garut. Secara umum dinas pemerintah merupakan organisasi yang berfungsi untuk melayani masyarakat. Dalam pelaksanaan pekerjaannya pegawai dinas pemerintah yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil dan pegawai kontrak, dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien dengan tujuan selain untuk memuaskan masyarakat, juga untuk memperbaiki citra para pegawai dimata masyarakat, karena dianggap sebagai pegawai yang tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga kinerja organisasi dinilai kurang optimal. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut berusaha meningkatkan kinerja pegawainya agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efektif dan efisien, akan tetapi pada kenyataanya masih terdapat pegawai yang kinerjanya masih rendah. Hal ini dilihat berdasarkan hasil penilaian kinerja terhadap para pegawainya yang dilakukan secara rutin. Penilaian kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut diranking berdasarkan angka sesuai dengan ketentuan yang ada dalam PP No. 10 tahun 1979 tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan yaitu sebagai berikut: 1

2 A = 91-100 (Baik sekali) B = 76-90 (Baik) C = 61-75 (Cukup) D = 51-60 (Kurang) E = 50 kebawah (Kurang sekali) Dalam wawancara awal dengan kepala sub bagian umum diperoleh informasi bahwa masih banyak pegawai yang kinerjanya masih rendah dan belum optimal untuk memenuhi standar kinerjanya. Berikut ini data mengenai penilaian kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut. Tabel 1.1 Penilaian Kinerja Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut Tahun 2008 dan 2009 Nilai Jumlah Pegawai (2008) Jumlah Pegawai (2009) A 10 7 B 56 52 C 11 15 D - 3 E - - Total 77 77 Sumber: Sub bagian umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut 2010, diolah oleh penulis Dari tabel 1.1 di atas bahwa pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut yang memiliki kinerja baik sekali hanya 10 orang pada tahun 2008 dan 7 orang pada tahun 2009. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pegawainya belum memiliki kinerja yang optimal untuk memenuhi standar kinerjanya yaitu untuk meraih nilai yang tinggi sehingga memiliki predikat baik sekali.

3 Selain itu berdasarkan observasi di lapangan selama tiga bulan peneliti melakukan magang di dinas tersebut, secara umum kinerja pegawai Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut masih perlu di tingkatkan. Hal ini terlihat dari beberapa indikasi seperti di bawah ini: 1. Pekerjaan yang banyak ditumpuk, kurang cepatnya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan kurangnya komunikasi antar pegawai atau dengan atasan. Misalnya, ketika ada disposisi surat dari Bupati kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut (DISDUKPIL), DISDUKPIL mendisposisikan lagi kepada kepala Dinas, dan Kepala Dinas mendisposisikan lagi kepada Kepala Sub Bagian. Biasanya di Kasubbag jika surat tersebut dirasakan tidak penting, maka sebagian besar akan ditumpuk di mejanya dahulu, tidak langsung dikerjakan, karena memprioritaskan suratsurat atau pekerjaan yang lain. 2. Adanya tumpang tindih dalam tanggung jawab kerja dan lebih mementingkan kepentingan diri sendiri. Misalanya, jika ada suatu kepentingan pribadi yang tidak begitu penting, maka pegawai lebih memilih untuk pergi menyelesaikan kepentingannya dibandingkan dengan pekerjaannya serta menyerahkan ke pegawai lain untuk mengambil alih sementara pekerjaanya meskipun bukan tanggung jawab pegawai tersebut. 3. Masih adanya pegawai yang mangkir di saat jam bekerja atau pulang kerja sebelum waktunya. Misalnya, ada sebagian pegawai yang keluar tanpa keterangan diwaktu jam kerja dan pulang lebih awal dari waktu normal pulang kerja yaitu pukul 16.00 WIB.

4 Berikut data mengenai tingkat presensi pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut selama bulan Juni 2009 Mei 2010 Gambar 1.1 Data Kehadiran Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut selama bulan Juni 2009 Mei 2010 Sumber : Sub Bagian Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut 2010 Dari gambar 1.1 di atas, terlihat bahwa tingkat kehadiran pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut selama bulan Juni 2009 Mei 2010 masih rendah, apabila dirata-ratakan yaitu 81,9% untuk presensi pagi dan 74,04% presensi siang. Tentunya jumlah tersebut, kurang ideal dalam tingkat kehadiran pegawai. Selain itu tingkat presensi siang selalu berbeda dengan presensi pagi, yang disebabkan ada sebagian pegawai yang pulang kantor sebelum jam kerja selesai. Hal tersebut dapat diindikasikan bahwa pegawai Dinas

5 Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut masih banyak yang belum memanfaatkan jam kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaan. Dengan demikian, fenomena di atas mengisyaratkan bahwa kinerja pegawai masih tergolong rendah. Rendahnya kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut juga dapat di lihat dari kualitas pelayanan kependudukan, masih terdapat banyak keluhan dari masyarakat mengenai kualitas layanan intansi tersebut seperti membuat KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga), akta dan surat kependudukan lainnya masih sulit dan memerlukan waktu lama dibandingkan dengan waktu normal peyelesaiannya. Pembuatan KTP yang waktu normal pembuatannya satu hari, namun pada realisasinya bisa lebih dari sehari. Begitu juga pembuatan KK dan akta yang waktu normal pembuatannya tiga hari, tapi realisasinya lebih dari tiga hari. Selain itu adanya pungutan liar dari para oknum pegawai dimana kalau ada uang lebih, pembuatan bisa dipercepat tapi kalau tidak ada, pembuatannya bisa menunggu dalam waktu yang lama. Hal tersebut sesuai pernyataan Pemkab Garut melalui Asisten Administrasi Umum Setda setempat Mlenik Maumeriadi yang menyatakan Sangat menyesalkan buruknya jasa layanan Dinas Kependudukan dan Catatan sipil, karena selama ini kian banyaknya masyarakat yang mengeluh jengkel atas layanan publik yang mereka peroleh. (sumber: http://www.garutkab.go.id) Penurunan Kinerja pegawai dapat dilihat dari data Keterlambatan Penyelesaian Pelayanan KTP, KK dan akta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut selama bulan Januari-Juni 2010 di bawah ini:

6 Gambar 1.2 Data Keterlambatan Penyelesaian Pelayanan KTP, KK, dan akta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut selama bulan Januari-Juni 2010 Sumber: Sub bagian umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut 2010, diolah oleh penulis Dari gambar 1.2, terlihat bahwa tingkat keterlambatan penyelesaian pelayanan KTP, KK dan akta pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut selama bulan Januari-Juni 2010 masih tinggi, apabila dirataratakan yaitu 25,45% untuk keterlambatan penyelesaian KTP, 21,96% untuk KK dan 19,58% untuk keterlambatan penyelesaian akta. Tentunya jumlah tersebut masih tinggi dalam keterlambatan peyelesaian layanan. Dari fenomena di atas dapat diperoleh gambaran bahwa kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut masih rendah. Selai itu rendahnya kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut dapat dilihat juga dari masih banyaknya jumlah penduduk

7 Kabupaten Garut yang belum memiliki KTP dan Catatan Administrasi Kependudukan. Hal ini berdasarkan kutipan dari Galamedia online yang menyatakan: Sebanyak 423.000 penduduk Kab. Garut belum memiliki kartu tanda penduduk (KTP). Mereka merupakan sebagian dari 1.698.805 penduduk Garut yang wajib mempunyai KTP pada 2010 ini.sedangkan yang lainnya sebanyak 795.049 orang memiliki KTP masih berlaku, serta 186.860 orang memiliki KTP seumur hidup karena berusia 60 ( tahun ke atas. Sisanya sekitar 17-20 persen dari penduduk wajib ber-ktp, terbilang warga yang rentan administrasi kependudukan. (sumber: http://puspen.depdagri.go.id). Penurunan kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut memerlukan pemecahan karena berhubungan dengan pelayanan masyarakat dan merugikan instansi sendiri dalam pencapaian visi Garut Tertib Administrasi Kependudukan Tahun 2014. serta sangat mungkin mengakibatkan menurunnya kinerja organisasi secara totalitas karena baik buruknya kinerja perusahaan atau organisasi merupakan cerminan dari kinerja pegawainya. Penurunan kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut, dapat dikaji dengan melihat faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai. Berkaitan dengan permasalahan penurunan kinerja pegawai di atas, Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, bahkan dapat dikatakan amat menentukan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang P. Siagian (2003: 2) yang menyatakan: Hubungan antara Kepemimpinan dan Kinerja Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Bahkan kiranya dapat

8 diterima sebagai suatu trueisme apabila dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya. Dalam suatu organisasi atau instansi, kepemimpinan berkaitan dengan pengarahan kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan menjadi bagian penting dalam memahami perilaku kerja. Beberapa penelitian telah memperlihatkan bahwa tidak ada satu cara terbaik untuk memimpin bawahan, tetapi tergantung pada pemimpinnya, bawahan, dan situasi yang ada. Kepemimpinan dalam operasionalnya ditentukan oleh gaya kepemimpinannya, karena pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, tempramen watak dan kepribadian sendiri yang unik, khas, sehingga tingkah dan gayanya sendiri membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Menurut Hadari Nawawi (2006: 115) mengartikan bahwa Gaya Kepemimpinan adalah sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi/bawahannya. Setiap pemimpin bisa mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, dan tidak mesti suatu gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih jelek dari pada gaya kepemimpinan yang lainnya. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi kerja pegawai, motivasi dari sisi internal pegawai memiliki pengaruh yang berarti. Pegawai yang termotivasi akan mengarahkan perilakunya kepada upaya-upaya yang bersifat substansial untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut

9 McClelland (1961), Edward Murray (1957), Miller dan Gordon W (1970) dalam Anwar Prabu (2009: 104), yang menyimpulkan bahwa: Ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi kerja. Artinya manajer yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi cenderung memiliki prestasi yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang prestasi kerjanya rendah dimungkinkan karena motivasi berprestasinya rendah. Motivasi memberikan dorongan pada diri seseorang untuk melakukan beragam aktivitas. Perwujudan dari aktivitas tersebut berupa gerakan-gerakan yang disebut kerja. Seorang pegawai yang mempunyai motivasi yang tinggi lazimnya akan selalu berusaha untuk bekerja dengan sungguh-sungguh yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya. Perusahaan atau organisasi yang telah menetapkan kinerja pegawainya sebagai kebutuhan utama organisasi, akan selalu berusaha untuk menjaga motivasi kerja pegawainya agar tidak menurun bahkan mereka akan berusaha untuk terus meningkatkannya, mengingat pentingnya peran motivasi terhadap peningkatan kinerja. Sehingga sudah seharusnya pemberian perhatian terhadap hal tersebut mendapatkan porsi yang lebih. Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut melalui judul skripsi Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional dan Motivasi Kerja Pegawai terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut.

10 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2. 1 Identifikasi Masalah Suatu organisasi baik itu yang bersifat profit ataupun pelayanan publik dituntut untuk dapat menampilkan kinerja terbaiknya secara konsisten guna pencapaian tujuan organisasinya. Salah satu faktor yang menentukan pencapaian kinerja perusahaan dan tujuan organisasi adalah kinerja sumber daya manusianya. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut merupakan salah satu lembaga pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi pokok untuk melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang administrasi kependudukan di kabupaten Garut. Secara umum dinas pemerintah merupakan organisasi yang berfungsi untuk melayani masyarakat, namun pada kenyataannya pelayanan yang diberikan dinilai masih kurang dan belum sesuai dengan yang diharapkan, hal ini terlihat dari banyaknya keluhan dari masyarakat terhadap pelayanan intansi tersebut seperti pembuatan KTP, KK dan akta yang memerlukan waktu lama, adanya pungutan liar dari oknum pegawainya dan masih banyaknya jumlah penduduk kabupaten Garut yang belum memiliki KTP dan Catatan Administrasi Kependudukan. Buruknya pelayanan DISDUKPIL diindikasikan karena rendahnya kinerja para pegawainya, hal tersebut berdasarkan fenomena para pegawainya, seperti rendahnya presensi kerja, tingginya tingkat kemangkiran pegawai, pekerjaan yang banyak ditumpuk, adanya tumpang tindih dalam tanggung jawab kerja serta lebih mementingkan kepentingan sendiri. Kualitas dari para pegawai sangat menentukan kinerja organisasi, dengan adanya pegawai yang berkualitas ini, maka organisasi dapat mencapai hasil yang

11 optimal. Organisasi tentu menginginkan agar seluruh pegawainya memiliki kinerja yang baik karena kinerja dari tiap pegawai ini akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya para pegawai yang ada di organisasi tersebut. Dalam hal ini terdapat hubungan erat antara kinerja perorangan dengan kinerja kelompok dan kinerja organisasi atau lembaga baik yang bergerak di bidang usaha maupun yang bergerak di bidang pemerintahan. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, bahkan dapat dikatan sangat menentukan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai. Jika seorang pemimpin mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, maka para pegawaipun akan dapat bekerja dengan nyaman dan semangat yang tinggi. Selain itu, tinggi rendahnya kinerja yang ditampilkan seorang pegawai yaitu disebabkan oleh motivasi pegawai dalam bekerja. Motivasi memegang peranan penting didalam pencapaian kinerja pegawai. Dalam mencapai kinerja pegawai yang optimal, pemimpin harus memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta keterampilannya. Dengan diberi kesempatan tersebut, maka kelancaran pelaksanaan tugas dan tujuan organisasi akan tercapai sebagaimana yang diharapkan.

12 1.2.2 Rumusan Masalah Dari uraian identifikasi di atas, maka penulis membuat rumusan masalah berdasarkan persepsi pegawai sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran efektifitas gaya kepemimpinan situasional di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut? 2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi kerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut? 3. Bagaimana gambaran tingkat kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut? 4. Bagaimana pengaruh efektifitas gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut? 5. Bagaimana pengaruh tingkat motivasi terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut? 6. Bagaimana pengaruh efektifitas gaya kepemimpinan situasional dan tingkat motivasi kerja pegawai terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan berdasarkan persepsi pegawai yaitu: 1. Efektifitas gaya kepemimpinan situasional pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut. 2. Tingkat motivasi kerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut.

13 3. Tingkat kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut. 4. Mengukur pengaruh efektifitas gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut. 5. Mengukur pengaruh tingkat motivasi kerja pegawai terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut. 6. Mengukur pengaruh efektifitas gaya kepemimpinan situasional dan tingkat motivasi kerja pegawai terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu sebagai berikut : 1. Kegunaan teoritis, dimana hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan terutama bagi peneliti lain dan masyarakat luas dalam mengembangkan bidang kajian sejenis. 2. Kegunaan praktis, dimana hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi, sumbangan dan bahan pemikiran bagi instansi atau lembaga terkait dalam mengembangkan perusahannya bedasarkan bidang kajian sejenis.