EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Arnisyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iwan Sholahudin, 2014

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

2015 PERSEPSI ALUMNI TERHADAP PELATIHAN MANAJEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI BBPPKS BANDUNG

BAB. I PENDAHULUAN. atau kurangnya interaksi antar anggota keluarga yang mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. PMKS secara umum dan secara khusus menangani PMKS anak antara lain, anak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

PELATIHAN PENDAMPING SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN FASILITASIPROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA DI BBPPKS REGIONAL II BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan karunia berharga dari Allah Subhanahu wa Ta ala yang

BAB I PENDAHULUAN. dampak negatif bagi pihak-pihak tertentu. adalah Yayasan Lembaga Pengkajian Sosial (YLPS) Humana Yogyakarta.

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Usia Pekerja Jumlah Pekerja Tahun Survei Tahun Tahun ±

Call Center : 129 : tesa.bali Blog : tesabali.wordpress.com Twiter TESA 129 BALI 2

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN ANDRAGOGI TERHADAP KETERAMPILAN PESERTA DIKLAT FAMILY DEVELOPMENT SESSION 2015 DI BBPPKS REGIONAL II BANDUNG

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BAB IV ANALISIS MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK JALANAN ATAS EKSPLOITASI DAN TINDAK KEKERASAN

LEMBAGA PERLINDUNGAN ANAK JAWA BARAT Jl. Karang Tinggal No. 33 Bandung Telp/Fax

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Konsep good governance adalah konsep yang diperkenalkan oleh Bank Dunia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Anak jalanan merupakan salah satu fenomena sosial di perkotaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Adakalanya seorang anak tidak lagi mempunyai orang tua, yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemeri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN tentang Perlindungan Anak Pasal 1 angka 1 (selanjutnya UU Perlindungan

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. (2010 hingga 2014) sebanyak kasus anak terjadi di 34 provinsi dan

FENOMENA ANAK JALANAN DI INDONESIA DAN PENDEKATAN SOLUSINYA Oleh : Budi H. Pirngadi

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan pengertian sebagai tindakan atau serangan terhadap. menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan. Rumah Singgah Anak Mandiri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial (PMKS) merupakan seseorang,

PERSEPSI ALUMNI TERHADAP PELATIHAN MANAJEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI BBPPKS BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN ANAK SEJAHTERA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

BAB III KONSEP PENGASUHAN ANAK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK KOTA KENDARI

I. PENDAHULUAN. dalam kandungan. Anak sebagai sumber daya manusia dan bagian dari generasi muda, sudah

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sosial, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya. Salah satu masalah sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan saat ini bukan merupakan suatu hal baru lagi untuk

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Tidak jarang terlihat dalam keluarga kelas bawah untuk menambah pendapatan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak. membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK JALANAN YANG DIAKIBATKAN OLEH PENELANTARAN RUMAH TANGGA (Studi Kasus: LSM Yayasan Setara) Skripsi

NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

PERLINDUNGAN HAK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senan

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan suatu negara. Hal tersebut tercermin dari fungsi

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KOTA LAYAK ANAK

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

BAB I PENDAHULUAN. patut di junjung tinggi serta harus mendapatkan hak-haknya tanpa harus

Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Pelanggaram HAM dan Pengingkaran Kewajiban

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu lembaga atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. di India sangat memperhatinkan sekali. Di satu sisi anak-anak dipaksakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI E NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) DKI JAKARTA 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sebagai penerus bangsa merupakan salah satu komunitas yang harus diperhatikan dan dilindungi serta dijamin hak-haknya sebagai seorang anak. Berdasarkan data dari Kementrian Sosial RI Tahun 2010, bahwa jumlah anak-anak yang berada dalam situasi sulit sebanyak 17,7 juta anak, meliputi anak-anak terlantar, anak-anak yang dieksploitasi dan anak-anak yang membutuhkan kebutuhan khusus termasuk anak cacat, anak-anak yang berada di lembaga pemasyarakatan, anak-anak yang berada dalam panti asuhan dan juga anak-anak yang berada di sektor formal maupun sektor informal. Dari permasalahan-permasalahan yang terjadi pada anak, anak berhak mendapatkan hak-haknya sebagai anak yang perlu ditingkatkan mutu dan kemampuannya agar menjadi anak sehat, dapat bertumbuh kembang dengan baik, mendapatkan pendidikan, berpengetahuan tinggi, berakhlak mulia dan terlindungi dari berbagai masalah dan kekerasan yang dilakukan oleh pihak lain. Permasalahan pada anak sudah menjadi tugas komitmen bangsa bahwa melindungi, memenuhi kebutuhan anak, dan menjamin hak anak adalah tanggung jawab negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan khususnya perlindungan yang diberikan orang tua. Berkaitan dengan hal ini menunjukan bahwa komunitas anak adalah komunitas rentan yang mudah terabaikan berkaitan dengan keterpenuhan akan hak-haknya. Secara realistis, banyak anak yang terabaikan secara disengaja atau tidak disengaja oleh orang tua, keluarga, dan masyarakat. Kondisi ini tentu saja tidak bisa dibiarkan Andriansyah, Sandi. 2014 EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM) Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.

2 secara berlarut-larut karena dampak yang ditimbulkan berakibat pada pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri seperti mengalami kecacatan, lemah fisik, gangguan mental dan spiritual serta berkemampuan rendah. Kelemahan-kelemahan ini akan berdampak luas pada kemampuan anak mengelola masa depan bangsa. Secara umum permasalahan anak di Indonesia tidak terlepas dari kondisi bangsa Indonesia yang termasuk negara berkembang, dengan bercirikan pada tingkat ekonomi rata-rata rendah. Hal ini menyebabkan setiap keluarga berupaya memaksimalkan pendapatannya, diantaranya dengan memanfaatkan setiap anggota keluarga termasuk anak-anak untuk bekerja. Ironisnya secara sektor formal maupun informal memanfaatkan anak-anak untuk bekerja guna memperoleh keuntungan besar. Perlakuan buruk terhadap anak juga terjadi dalam keluarga, misalnya kurangnya perhatian orang tua, adanya bentuk pemaksaan kehendak orang tua terhadap anak, bahkan penganiayaan terhadap anak. Perlakuan yang salah pada anak akan menimbulkan kerugian bagi masa depan bangsa Indonesia. Hal ini akan berpengaruh pada rendahnya kemampuan sumber daya manusia yang menyebabkan bangsa Indonesia kalah bersaing dengan bangsa-banga lain di dunia. Dalam upaya perlindungan anak, anak memiliki hak asasi yang sama dengan individu lainnya. Anak harus memiliki pengakuan terhadap pengakuannya sebagai anak sesuai dengan kedudukannya. Akan tetapi dalam kenyataannya anak seringkali mengalami kendala yang disebabkan oleh individu lain, hal ini disebabkan karena keberadaan anak merupakan hal yang rentan dan tidak memiliki kemampuan untuk menerima pembelaan atas perlakuan yang tidak sesuai dan diinginkann dengan kondisinya sebagai anak. Dalam pandangan masyarakat pada perlindungan hak anak, anak harus menghormati, berbakti, dan membalas budi keluarga atau orang tua.

3 Aturan kepatuhan merupakan aturan anak terhadap anak kepada orang tua yang memiliki bermacam-macam kehendak pada anak. Menurut hukum internasional dan hukum Indonesia menyatakan, bahwa anak memiliki hak khusus. Negara dan pemerintah dalam hal ini memiliki kewajiban untuk melindungi anak-anak dari perlakuan salah, penelantaran dan eksploitasi. Dalam permasalahan ini yang paling bertanggung jawab dan memiliki peran penting adalah masyarakat, keluarga dan orang tua anak agar tidak terhindar dari berbagai bentuk permasalahan seperti Neglet Children (penelantaran anak), Physical Abuse (kekerasan fisik), Child Sexual Abuse (pelecehan sexual) dan Psycological Abuse (pelecehan psikologis) serta eksploitasi. Keberhasilan pembangunan dan pelayanan kesejahteraan sosial dipengaruhi oleh kualitas tenaga kesejahteraan sosial yang menguasai disiplin ilmu pekerjaan sosial. Begitu pula keberhasilan pelayanan kesejahteraan sosial bagi kesejahteraan sosial anak, sangat ditentukan oleh pemahaman petugas/pekerja sosial anak terhadap perkembangan dan permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak. Pekerjaan sosial merupakan profesi yang mempunyai banyak dimensi, karena menangani berbagai permasalahan yang dihadapi manusia serta melakukan berbagai kegiatan perubahan sosial, disamping berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan dan berbagai macam populasi yang ditangani termasuk di dalamnya anakanak. Praktek pekerjaan sosial bagi perlindungan anak merupakan salah satu disiplin utama pekerjaan sosial, dimana kegiatan utamanya antara lain memberikan konseling, advokasi, dan perlindungan lainnya yang ditujukan agar anak dapat tumbuh berkembang secara wajar, terpelihara kelangsungan hidupnya, terlindungi hak-haknya serta memiliki masa depan yang lebih baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, dibutuhkan tenaga-tenaga yang memiliki kompetensi yang

4 mendukung dalam pelaksanaan tugas yang dimaksud. Namun kondisi empirik pada saat ini menunjukan bahwa tenaga kesejahteraan sosial dalam hal ini tenaga kesejahteraan sosial perlindungan anak masih memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang mendukung dalam pelaksanaan tugasnya. Tujuan utama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dalam suatu negara adalah salah satunya bagaimana negara tersebut mampu memberikan dan menjamin perlindungan pada anak. Dalam hal ini negara harus melindungi dan menjamin anak-anak dari hak-haknya agar anak dapat tumbuh berkembang dan berpartisipasi aktif terhadap dirinya dan negara secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Selain negara harus bisa memberikan perlindungan pada anak dari kekerasan dan diskriminasi, pernyataan tersebut sesuai dengan Undang-undang No. 23 Tahun 2002. Dalam pengertian ini dapat diartikan bahwa anak harus terlindungi dari segala sesuatu bentuk kekerasan, perlakuan salah, penelantaran dan eksploitasi pada anak. Sebagian dari unsur yang mempersiapkan Tenaga Kesejahteraan Sosial, pembangunan kesejahteraan sosial Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional II Bandung turut serta berkontribusi dalam menangani permasalahan anak di wilayah kerja melalui Penyelenggaraan Diklat Perlindungan Anak. Terkait dengan peran dan tanggung jawab masyarakat dalam pelaksanaan perlindungan anak, maka berdasarkan surat keputusan kuasa pengguna anggaran BBPPKS Regional II Bandung Nomor : 447/BKS/BBPPKS-BDG/SK-PDK/04/2013 tanggal 8 April 2013, pada tanggal 22 April sampai dengan 4 Mei 2013 Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Bertolak dari uraian di atas, maka penulisan skripsi ini meneliti pelatihan kerja bagi para pekerja sosial dengan mengambil judul

5 Efektivitas Pelatihan Perlindungan Anak Terhadap Tenaga Kerja Sosial Masyarakat (TKSM) yang diselenggarakan BBPPKS Bandung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil studi pendahuluan dilapangan, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah yang terdapat di BBPPKS Bandung. Adapun hasil identifikasi adalah sebagai berikut: 1. Tujuan penyelenggaraan Pelatihan Perlindungan Anak adalah untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, sikap dan keterampilan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) dalam kegiatan perlindungan anak. 2. Sasaran program Pelatihan Perlindungan Anak yaitu Para Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) berjumlah 30 Peserta yang berasal dari 6 (enam) provinsi wilayah kerja BBPPKS Regional Bandung yaitu Provinsi Jawa Barat, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Lampung, Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Baanten yang menjadi pengurus panti sosial anak swasta, organisasi sosial, yayasan maupun LSM yang bergerak di bidang perlindungan anak. 3. Narasumber dan Fasilitator Pelatihan Perlindungan Anak berasal dari pejabat struktural kementrian sosial dan widyaiswara BBPPKS Regional II Bandung. Dalam penggunaan metode pembelajaran, narasumber dan fasilitator menggunakan metode ceramah, ice breaking, Tanya jawab, focus group discussion dan dialog. 4. Dalam proses awal pelatihan sampai hasil pelaksanaan pelatihan terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu, (1) tahap persiapan yang diawali dengan registrasi peserta, pengarahan program, pembukaan dan pre test, (2) tahap pembelajaran, (3) tahap evaluasi, post test, penutupan, pengembalian peserta dan penyusunan laporan.

6 C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Dari identifikasi masalah diatas maka diperoleh pernyataan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pelatihan Perlindungan Anak terhadap Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) yang diselenggarakan BBPPKS Bandung? 2. Bagaimana pemahaman yang didapatkan oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) terhadap materi-materi dalam program pelatihan Perlindungan Anak yang diselenggarakan BBPPKS Bandung? 3. Bagaimana efektivitas pelatihan Perlindungan Anak terhadap Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) yang diselenggarakan BBPPKS Bandung? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah bertujuan untuk : 1. Mengetahui pelatihan Perlindungan Anak terhadap Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) yang diselenggarakan BBPPKS Bandung. 2. Mengetahui kompetensi dasar terhadap Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) dalam program pelatihan Perlindungan Anak yang diselenggarakan BBPPKS Bandung. 3. Mengetahui efektivitas yang terjadi dari implementasi hasil program pelatihan Perlindungan Anak yang diselenggarakan BBPPKS Bandung. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritik, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teori-teori pendidikan dan dapat menjadi

7 salah satu referensi untuk mengembangkan pembelajaran pendidikan luar sekolah khususnya yang berkaitan dengan efektivitas program diklat perlindungan anak pada peserta tenaga kerja sosial masyarakat di BBPPKS Bandung. 2. Kegunaan Praktis, untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dengan membandingkan antara teori yang diperoleh penulis selama perkuliahan dengan praktek yang dilaksanaan oleh BBPPKS Bandung. 3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi praktisi atau peneliti dalam pengembangan meningkatkan pelayanan kesejahteraan anak. F. Sistematika Penulisan Sesuai dengan Pedoman penulisan dalam Karya Tulis Ilmiah UPI (2013:20), sistematika yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan, Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. BAB II :Kajian Pustaka, membahas beberapa teori dan konsep mengenai efektivitas pelatihan, perlindungan anak dan TKSM BAB III : Metode Penelitian, membahas lokasi dan Subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, dan teknik pengumpulan data. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, didalamnya membahas hasil temuan di lapangan. BAB V : Kesimpulan dan Saran yang menyatakan mengenai hasil penelitian dan pemberian rekomendasi bagi pihak-pihak terkait.