BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. F. Latar Belakang Masalah. Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan tidaklah lurus dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian dan analisis sebelumnya yang telah dilakukan. Di antaranya penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan ungkapan atau hasil kreatifitas pengarang yangmempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dinamika kesusastraan, prosa fiksi merupakan salah satu sastra yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. sikap yang buruk berupa ungkapan vulgar serta mudah tersulut emosi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I. yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang berkaitan dengan Sikap Hidup Masyarakat Jawa sudah pernah

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia tidak dapat ditolak. Hingga saat ini, sastra tidak saja dinilai sebagai sebuah karya seni yang memiliki budi, imajinasi, dan emosi. Tetapi, sastra telah dianggap sebagai suatu karya yang kreatif. Selain itu, sastra juga dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual di samping konsumsi emosi (Semi, 2012: 1). Karya sastra, khususnya novel, tidak mungkin terlepas dari kreasi imajiner. Karya sastra sebagai dokumen realitas telah mengalami proses pengendapan kreativitas. Proses tersebut membutuhkan waktu yang sangat panjang di dalam pemikiran pengarang. Pemikiran tersebut merupakan potret pengalaman pengarang dalam kehidupan masa lalunya yang berkaitan dengan situasi sosial zamannya. Karena karya sastra itu sendiri tidak bisa lepas dari lingkungan yang melatarbelakanginya. Pengarang adalah bagian dari anggota masyarakat yang terikat oleh status sosial tertentu. Sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dihayati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastra yang diciptakan oleh pengarang menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah kenyataan sosial. Kehidupan mencakup hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dengan orangseseorang, antarmanusia, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang, yang sering menjadi bahan sastra adalah pantulan hubungan seseorang dengan masyarakat (Damono, 2002: 1). 1

2 Karya sastra dan kehidupan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat. Keberadaan karya sastra sering kali lahir dari adanya suatu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, segala sesuatu yang terungkap dalam karya sastra dapat dikatakan sebagai gambaran dari segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Karya sastra merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan gagasannya. Perkembangan sastra Indonesia banyak dijumpai dengan kemunculan-kemunculan pengarang yang meletakkan warna daerahnya seperti penggunaan bahasa Jawa guna melestarikan nilai-nilai budaya Jawa yang hampir punah. Dengan cara seperti itu, pengarang dapat memberikan sesuatu kepada pembaca sebagai wujud interaksi sosial kepada masyarakat. Kehidupan masyarakat saat ini diwarnai dengan munculnya berbagai teknologi modern. Hal tersebut membuat pemikiran masyarakat semakin berkembang. Fenomena yang terjadi pada saat ini yaitu masyarakat lebih bersikap modern dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Karena sebagian besar dari mereka tidak mau ketinggalan zaman. Meskipun begitu, sebagian dari masyarakat saat ini bisa memanfaatkan produk modern tersebut dengan baik. Misalnya dengan adanya HP, masyarakat saat ini bisa berkomunikasi dengan orang lain secara lancar tanpa memandang status sosial tertentu. Dengan adanya mobil pemadam kebakaran, masyarakat saat ini bisa membantu musibah kebakaran hutan atau rumah. Itulah sikap masyarakat saat ini dalam memanfaatkan sesuatu yang datangnya dari luar atau dalam. Fenomena seperti itu juga sering ditemukan dalam karya sastra. Hal ini disebabkan karena karya sastra merupakan cerminan masyarakat. Apa yang terjadi dalam masyarakat kemudian diangkat dan difiksikan ke dalam karya sastra seperti

3 novel, cerpen, novelet, dan lain-lain. Salah satu karya sastra yang membicarakan tentang sikap hidup adalah novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galuh Larasati. Meskipun novel ini adalah novel pertamanya, tetapi isi dari novel tersebut tidak kalah menarik dengan novel-novel yang lainnya. Karena pada novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galuh Larasati, pengarang secara tidak langsung memberikan sesuatu yang menjadi pedoman orang Jawa dalam berperilaku sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menghadirkan tema-tema sosial dalam novel ini, pengarang secara baik menyuguhkan filosofi kehidupan manusia Jawa yang di dalamnya terkandung sikap hidup yang menjadi jati diri orang Jawa. Selain itu, pengarang juga menyuguhkan nilai-nilai hak asasi yang tidak hanya dimiliki oleh kelas sosial tertentu. Melalui novel ini, pengarang menyampaikan kesetaraan hak tanpa memandang kelas sosial tertentu. Dengan demikian, cerita dalam novel ini menjadi sangat menarik. Maka dari itu, peneliti tertarik mengungkap aspek sikap hidup pada novel tersebut, sebab belum ada penelitian sebelumnya yang mengkaji permasalahan sikap hidup masyarakat Jawa pada novel tersebut. Menurut peneliti, novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galuh Larasati merupakan novel yang tidak hanya memberikan suatu hiburan saja, tetapi dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Karena di dalam novel tersebut terkandung nilai-nilai kehidupan manusia yang harus dipegang teguh. Novel tersebut menceritakan tentang kehidupan seorang perempuan Jawa yang selalu berpegang teguh pada sikap hidup yang menjadi pedoman orang Jawa dalam bersikap dan bertindak. Sikap hidup tersebut tergambar oleh tokoh protagonis yang bernama Nawung Sekar. Derasnya arus globalisasi tidak membuatnya berubah sikap. Saat ia mendapatkan segudang masalah, ia tetap pada jati dirinya untuk selalu berpegang

4 teguh pada ajaran orangtuanya, sebab dimana pun orang Jawa berada ia tetap menjunjung budaya dan adat yang sudah turun-temurun menjadi ajarannya. Dari situlah tergambar sikap hidup masyarakat Jawa yang meliputi, sabar (sabar), rila (ikhlas), nrima (menerima), eling (ingat), pracaya (percaya), mituhu, temen, dan budi luhur. Salah satu contoh kutipan sikap budi luhur dalam novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galuh Larasati adalah sebagai berikut. Nawung yang sewaktu itu tergolong karyawan termuda, dikenal sebagai pribadi yang ramah, ringan tangan, dan senang menolong siapa pun yang memerlukan bantuannya. Ia disenangi semua teman kerjanya (Nawung Putri Malu dari Jawa, 2013: 193). Kutipan tersebut membuktikan sikap budi luhur yang dimiliki oleh Nawung Sekar. Sikap budi luhur yang dimiliki Nawung tercermin pada perilakunya yang ramah, ringan tangan atau suka membantu dan senang menolong siapapun walaupun ia adalah karyawan termuda di tempat ia bekerja. Sikap budi luhur yang dimiliki Nawung membuat dirinya disenangi oleh teman-temannya. Karena orang yang berbudi luhur apabila ia menolong tidak mengharapkan pamrih atau tidak meminta balas jasa apapun dari perbuatannya. Dengan begitu, maka suasana yang terjalin antarsesama manusia akan damai dan harmonis. Selain itu, ada juga contoh kutipan sikap nrima (menerima) dalam novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galuh Larasati. Sikap nrima ini tercermin oleh Nawung Sekar. Berikut kutipan yang membuktikannya. Dengan ketidaksempurnaan yang Nawung rasakan, membuatnya semakin memahami, bahwa Tuhan tidak membutuhkannya, namun Nawunglah yang membutuhkan Tuhan. Nawung belajar untuk selalu nrima ing pandum, tidak perlu memaksakan diri ketika mencari nafkah. Belajar mensyukuri dengan cara menerima segala dengan senang hati (Nawung Putri Malu dari Jawa, 2013: 259).

5 Kutipan tersebut menunjukkan sikap nrima (menerima) yang ada pada Nawung Sekar. Sikap nrima tersebut ditunjukkan dengan sikap bersyukur kepada Tuhan. Nawung semakin memahami arti kehidupan bahwa manusialah yang membutuhkan Tuhan, bukan Tuhan yang membutuhkan manusia. Dengan memahami arti kehidupan tersebut, Nawung belajar untuk menerima semua yang ia alami dan dikerjakan dengan tidak memaksakan diri ketika mencari nafkah. Semua yang dilakukan Nawung adalah cara untuk selalu mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan padanya sehingga semua yang telah terjadi pada kehidupannya diterima dengan perasaan senang. Itulah cara yang dilakukan Nawung agar ia bisa memahami arti kehidupan di dunia. Namun, ada juga contoh kutipan sikap rila (ikhlas) dalam novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galuh Larasati. Sikap tersebut dimiliki oleh Nawung Sekar. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut. Nawung tidak tahu tujuan kepergiannya. Ia hanya menuruti ke mana kakinya harus melangkah. Ia tidak mungkin melawan dengan keadaannya sekarang ini. Ia harus mampu menghadapi semua ini dengan sikap legawa (ikhlas) dan semeleh (semua keinginan dan lebih berpasrah pada proses dan jalan Tuhan) (Nawung Putri Malu dari Jawa, 2013: 233). Kutipan di atas mencerminkan sikap rila (ikhlas) yang tercermin pada diri Nawung Sekar. Sikap rila tersebut ditunjukkan dengan sikap sanggup untuk melepaskan keluarga yang dimiliki oleh Nawung Sekar. Sikap tersebut terlihat saat Nawung menghadapi masalah pada kehidupan keluarganya, ia lebih bersikap ikhlas dengan cara berpasrah pada proses dan jalan Tuhan. Meskipun harus meninggalkan keluarganya, Nawung harus bisa untuk melepaskannya karena semua yang ia dapatkan di dunia ini adalah titipan Tuhan yang sewaktu-waktu dapat diambil oleh- Nya. Dengan begitu, Nawung akan sanggup untuk melepaskan semua yang telah ia miliki di dunia ini termasuk keluarganya. Dari pendeskripsian terhadap beberapa

6 kutipan yang mengandung sikap hidup masyarakat Jawa tersebut, diharapkan dapat memperluas pengetahuan akan sikap hidup yang bermanfaat bagi masyarakat pembaca. Karena sikap hidup tersebut dapat digunakan untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti sikap hidup masyarakat Jawa dalam novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galuh Larasati. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang peneliti paparkan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap hidup masyarakat Jawa dalam novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galuh Larasati? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sikap hidup masyarakat Jawa dalam novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galuh Larasati. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai peneliti dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu bahasa. Dalam hal ini khususnya bidang kesusastraan. Ilmu sastra yang mengarah pada pembinaan sikap hidup masyarakat Jawa yang terkandung dalam karya sastra. Selain itu, diharapkan bermanfaat untuk memperluas wawasan dalam bidang studi

7 sastra Indonesia. Hal tersebut dapat memberikan masukan positif dalam memperkaya pengetahuan pada bidang sastra. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang dunia sastra yang berkaitan dengan sikap hidup masyarakat Jawa dalam novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galuh Larasati. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk memahami aspek-aspek sosial dalam karya sastra. b. Bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebagai calon pendidik (guru), hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk melakukan apresiasi sastra pada siswa-siswi dalam mengkaji karya sastra pada saat pembelajaran. c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menerapkan teori sastra, khususnya teori sosiologi sastra serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang sastra Indonesia. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian dengan judul Sikap Hidup Masyarakat Jawa dalam novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galuh Larasati sebagai berikut. Bab I berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Latar belakang masalah mengungkapkan alasan dilakukannya penelitian. Kemudian

8 rumusan masalah digunakan untuk menegaskan topik masalah yang akan dibahas. Tujuan penelitian berisi tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. Manfaat penelitian memuat kegunaan dari penelitian ini, meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis dari penelitian. Bagian terakhir dari pendahuluan yakni sistematika penelitian yang berguna untuk mempermudah penyusunan laporan penelitian. Bab II berisi kajian pustaka yang memuat landasan teori dan penelitian yang relevan. Landasan teori berisi beberapa teori yang peneliti gunakan dalam mengkaji objek penelitian. Teori yang digunakan meliputi, pengertian novel, sastra sebagai cermin masyarakat, sosiologi sastra, dan sikap hidup masyarakat Jawa. Penelitian yang relevan meliputi dua hal, yakni penelitian dengan tema sikap hidup masyarakat Jawa dan penelitian yang objek penelitiannya novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galuh Larasati. Penelitian yang relevan akan menampilkan posisi penelitian ini dan perbedaannya dengan penelitian-penelitian yang sebelumnya. Bab III berisi metodologi penelitian yang terdiri dari; objek penelitian berisi tentang deskripsi objek yang akan diteliti, data dan sumber data berisi tentang data yang digunakan dalam penelitian ini dan darimana data tersebut diperoleh, pendekatan penelitian berisi tentang pendekatan yang digunakan dalam mendekati penelitian dari sisi ilmu, metode penelitian berisi tentang metode yang digunakan oleh peneliti untuk menjabarkan permasalahan yang telah ditentukan, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang dicari peneliti, teknik analisis data berisi tentang cara yang digunakan peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh, dan langkah kerja penelitian merupakan gambaran langkah kerja yang dilakukan peneliti dalam meneliti masalah yang ditentukan.

9 Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil analisisnya berdasarkan data-data yang telah diperoleh menggunakan metode dan prosedur yang telah dijabarkan dalam bab empat. Sedangkan dalam menganalisis data tersebut peneliti menggunakan teori-teori yang ada pada landasan teori. Peneliti menganalisis sikap hidup masyarakat Jawa dalam novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galu Larasati. Dalam bab ini peneliti meneliti sikap hidup masyarakat Jawa yang terdiri dari delapan aspek sikap hidup. Bab V adalah penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi tentang simpulan dari analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini. Kesimpulan berisi tentang sikap hidup masyarakat Jawa yang terdapat dalam novel Nawung Putri Malu dari Jawa karya Galu Larasati. Sedangkan saran berisi tentang saran-saran untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik.