BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga (mother of

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya peningkatan kesehatan jasmani seluruh masyarakat, pemupukan

BAB I PENDAHULUAN. membuat progam latihan untuk pembinaan kondisi fisik seorang atlet. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. olahraga secara otomatis menjadi ukuran ketertinggalan prestasi olahraga.

Yan Indra Siregar. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Melalui olahraga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lompat, lari, dan. lempar (Eddy Purnomo, 2007:1). Bila dilihat dari arti atau istilah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu wujud yang bisa mengembangkan sumber daya manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

PENGARUH LATIHAN VARIASI SPEED LADDER DRILL TERHADAP HASIL LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

PENGARUH LATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP HASIL LARI SPRINT 50 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan peranan penting dalam proses peningkatan

CORRELATION ENDURANCE AND SPEED WITH THE RESULTS IN THE 800M MAN S ATHLETE ATHLETICS PASI RIAU

Disusun oleh : Rihandoyo A BAB I PENDAHULAUAN. A. Latar Belakang. Atlet-atlet juara yang mampu memperoleh prestasi tertinggi dalam dunia

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

2015 PENGARUH LATIHAN BARBELL LUNGES D AN D UMBELL ONE-ARM SHOULD ERS PRESS TERHAD AP HASIL TOLAK PELURU

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional. Untuk dapat dan menjunjung tinggi nama baik negara kita

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. lari terdiri dari enam macam yang salah satunya adalah Lari cepat (Sprint) yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN, POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG LENTANG LENGAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga atletik maka atletik terbagi dalam 4 nomor pokok, yaitu: nomor lari,

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh

merupakan olahraga pertama kali yang ada di dunia menurut Eddy Purnomo dimulai dari negara Yunani, negara negara dibenua Eropa sampai Amerika dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada akhirnya akan diperoleh jiwa dan raga yang sehat.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI D AN KESEIMBANGAN D ENGAN KECEPATAN SPRINT 300 METER PAD A OLAHRAGA SEPATU ROD A

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan kesehatan.di samping itu, renang juga termasuk

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT 100 METER

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB I PENDAHULUAN. dan waktu reaksi latihan daya tahan, kelentukan dan kelincahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP LARI JARAK PENDEK 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS XI MAN MODEL GORONTALO

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi yang tinggi dalam suatu cabang olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai melalui usaha dan kerja keras dalam mengembangkan potensi yang dimiliki melalui proses latihan yang terprogram dan terencana untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa serta mencapai hasil yang diharapkan haruslah dimulai dari kesegaran jasmani. Gerakan-gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik merupakan gerak dasar cabang olahrga lainnya. Oleh sebab itu Aip Syarifuddin (1992:1) menyatakan bahwa atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga (mother of sport). Atletik adalah olahraga tertua dalam kehidupan manusia yang meliputi lari, jalan, lempar, dan lompat. Istilah lain atletik disebut juga track and fild, yang artinya lintasan dan lapangan. Nomor lari yang diperlombakan terdiri dari lari jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh dan marathon. Adapun nomor lompat terdiri dari loncat galah, loncat tinggi, lompat jauh dan lompat jangkit. Sementara itu nomor lempar mencakup tolak peluru, lempar lembing, lempar cakram dan lontar martil. Setiap cabang olahraga sifatnya kompetitif, seorang atlet harus dituntut pelatihnya untuk berltih secara sistematis, berulang-ulang, dan menambah beban atlet tersebut. Karena dengan berlatih seorang atlet akan mampu bersaing dan

mampu mencapai prestasi yang maksimal, baik itu olahraga individu maupun kelompok. Dimana pencapaian prestasi maksimal itu tujuan dari berlatih sehingga pelatih harus memperhatikan latihan fisik, teknik, taktik, dan mental atletnya. Salah satu diantaranya latihan fisik yang merupakan komponen dasar yang sangat penting dari setiap cabang olahraga khususnya di lari sprint. Lari sprint adalah olahraga yang yang sifatnya individu. Lari sprint adalah nomor yang kurang diminati masyarakat di bandingkan nomor atletik lainnya, lari sprint sangat mementingkan kondisi fisik yang sangat baik juga memerlukan teknik, taktik dan mental. Sebab kondidi fisik salah satu prasyarat yang diperlukan dalam peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat di katakan landasan titik tolak suatu awalan olahraga. Harsono (1988:153-231) mengatakan bahawa komponen kondisi fisik terdiri dari: 1. Daya tahan (Endurance), 2. Kekuatan (Strenght), 3. Kecepatan (Speed) 4. Keseimbangan (Balance) 5. Daya ledak (Power), 6. Kelincahan (Agility), 7. Kelentukan (Fleksibility), 8. Ketepatan, 9. Waktu reaksi (Reaction time), 10. Koordinasi. Dari sepuluh komponen tersebut dua merupakan komponen fisik yang sangat di perlukan dalam lari jarak pendek (sprint) khususnya 100 meter adalah kecepatan (Speed) dan daya Tahan (endurance) Didalam lari jarak pendek kecepatan (speed) dan daya Tahan sangatlah berperan untuk mencapai hasil yang maksimal. Harsono ( 1988 : 216 ) mengemukakan bahwa ; kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkatsingkatnya, atau kemampuan suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Sedangkan Sajoto( 1988 : 54 ) mengemukakan bahwa : kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu, terutama jarak pendek dalam waktu sesingkat singkatnya. Aip Syarifuddin (1992:41) juga mengatakan bahwa: Bahwa lari 100 meter suatu cara lari dimana si atlet hanya menempuh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin Dalam melakukan jarak pendek, kapasitas volume oksigen maksimal dalam paru-paru atlet sangat berperan agar tidak mengalami kelelahan yang berlebihan, Sifat mekanik otot yang terganggu, mengakibatkan penurunan produksi kecepatan puncak yang disebababkan rendahnya kapasitas volume oksigen maksimal di dalam paru-paru atlet. Berdasarkan jenis kebutuhan latihan, daya tahan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Daya tahan umum, Ozolin (1970) menyatakan bahwa daya tahan umum adalah sebgai kapasitas melakukan satu jenis yang melibatkan sistem syaraf pusat (CNS), neouromuskular, cardiorespiratori untuk waktu yang lebih lama terutama daya tahan aerobik didomonasi oleh kinerja yang tinggi. 2. Daya tahan khusus dimana sering terlihat pada atlet jarak pendek, daya tahan dengan durasi sedang dan singakat, suplai O2 tidak sepenuhnya dibutuhkan oleh tubuh, oleh karena itu atlet mengalami hutang oksigen, jadi Energi diproduksi melalui sistem anaerobik merupakan hal penting dalam kecepatan. Tinggi rendahnya daya tahan juga mempengaruhi kecepatan hasil lari 100 meter, karena semakin tinggi daya tahan atlet pada saat melakukan lari 100 meter maka semakin tinggi pula atlet mempertahankan kecepapatan laju larinya tersebut. Sehingga didalam lari 100 meter daya tahan dan kecepatan merupakan unsur yang sangat di utamakan.

Pengcab PASI Tapanuli Selatan mendidik dan melatih atlet-atlet muda agar menjadi atlet handal. Atlet-atlet muda ini merupakan pelajar SMP, dan SMA, bahkan ada yang sudah kuliah di Medan. Pengcab PASI Tapanuli Selatan latihan 5 kali seminggu yaitu Senin, Selasa, Rabu, Jum at, dan Sabtu yang dimulai dari pukul 16:00 18:00 WIB yang bertempat di Lapangan Universitas Graha Nusantara Tapanuli Selatan,kondisi lapangan aspal kasar yang dilatih oleh Parno S.Pd, dan Swibno S.Pd. Pengcab PASI Tapanuli Selatan adalah salah satu PASI yang selalu mempersiapkan atlet melalui latihan yang sistematis yang dilaksanakan di jauhjauh hari dari even perlombaan yang akan diikuti. Selain itu, PASI Tapanuli Selatan juga memiliki pelatih-pelatih yang bersertifikat, berpengalaman melatih, dan juga mantan atlet. Berdasarkan observasi dan wawancara selasa 1 juli 2014 kepada pelatih PASI Kabupaten Tapanuli Selatan, pelatih mengatakan bahwa anak-anak ini sudah latihan di atas 1 tahun bahkan ada yang sudah latihan 5 tahun. Mereka juga sering mengikuti kejuaran - kejuaraan seperti POPDASU, POPNAS, PORWILDASU, dan PORPROVSU, dan baru-baru ini baru mengikuti PORWILDASU wilayah III yang di laksanakan di Batubara lapangan PT.Inalum. Menurut pengamatan Pelatih Khususnya di lari sprint pada nomor Lari 100 meter, melalui evaluasi baik dari hasil pertandingan yang telah diikuti pada PORWILDASU Wilayah III dan POPDASU yang baru-baru ini di laksanakan Di PPLP SUMUT maupun dari tes yang sudah dilakukan atlet sprint 100 meter sering mengalami kelelahan dan menurunnya kecepatan di 20 meter terakhir

menjelang finish. Pelatih juga mengatakan kecepatan setelah lepas dari start di 10 meter pertama, kedua si atlet masi lambat. dari 10 meter ketiga ke empat disitu baru terlihat bahwa si atlet menambah kecepatan, hingga 10 meter ke lima, ke enam, ketujuh hingga 10 meter kedelapan. dan di 10 meter kedelapan atau 20 meter terakhir menjelang finish si atlet sering mengalami kelelahan dan penurunan kecepatan dari masalah ini pelatih menyimpulkan bahwa daya tahan speed dan kecepatan setelah start masih kurang bagus sehingga atlet mengalami kesulitan dalam mengeluarkan kecepatan maksimal di 10 meter pertama, kedua, dan terjadinya kelelahan pada 20 meter terakhir sampai pada garis finis. Mencermati hal tersebut untuk membantu pelatih menyelesaikan masalah khususnya di nomor lari 100 meter ini perlu kiranya diadakan suatu penelitian yang berkenaan dengan meningkatkan prestasi atlet Pengcab PASI Tapanuli Selatan khususnya di daya tahan kecepatan (Speed Endurance) dan kecepatan (Speed ) setelah start terhadap hasil prestasi lari 100meter. Mengingat daya tahan kecepatan (Speed Endurance) dan kecepatan (Speed) setelah start sangat penting dalam lari jarak pendek, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang Kontribusi Latihan Speed Endurance dan Latihan Lari Akselerasi terhadap Hasil Lari 100 Meter Atlet Putra PASI Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015

Tabel 1 : Tes Speed Endurance Lari 60 Meter Atlet Putra PASI Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015 No Nama Atlet Hasil Lari 60 meter Keterangan 1 Ahnyar 08,47 Sedang 2 Julhamdika 07,88 Baik 3 Sahran 08,89 Kurang 4 Tomi 07,61 Baik 5 Firman 09,16 Kurang 6 Romadhon 08,42 Sedang 7 Detdi 08,49 Sedang 8 Pikri 07,78 Baik Tabel 2 : Norma Tes 60 Meter Putra Umur 16 19 Tahun Nilai Kemampuan (menit) Baik Sekali <7.2 Baik 7.3 8.3 Sedang 8.4 9.6 Kurang 9.7 11.0 Kurang Sekali > 11.1 Imra Akhmad (176:2013) Dasar-Dasar Melatih Fisik Olahragawan

Tabel 3 : Tes Lari 30 Meter Atlet Putra PASI Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015 No Nama Atlet Hasil Lari 30 meter Keterangan 1 Ahnyar 4.51 Kurang 2 Julhamdika 4. 31 Seadang 3 Sahran 4.65 Kurang 4 Tomi 4.22 Baik 5 Firman 4:35 Sedang 6 Romadhon 4: 39 Sedang 7 Detdi 4: 61 Kurang 8 Pikri 4: 35 Sedang Tabel 4 : Norma Tes Lari Akselerasi 30 Meter Putra Umur 16 19 Tahun Nilai Kemampuan (menit) Baik Sekali <4.0 Baik 4.0 4.2 Sedang 4.3 4.4 Kurang 4.5 4.6 Kurang Sekali > 4.6 Imra Akhmad (175:2013) Dasar-Dasar Melatih Fisik Olahragawan

Tabel 5 : Tes awal Lari 100 Meter Atlet Putra PASI Kabupaten Tapanuli Tahun Selatan No Nama Atlet Hasil Lari100 meter Keterangan 1 Ahnyar 12: 74 Kurang 2 Julhamdika 12: 52 Sedang 3 Sahran 13: 76 Sangat kurang 4 Tomi 12: 50 Baik 5 Firman 14:09 Sangat kurang 6 Romadhon 13: 32 Sangat kurang 7 Detdi 12:89 Kurang 8 Pikri 12: 69 Sedang Tabel 6 : Norma Test dan Pengukuran untuk mengetahui tingkat ketrampilanlari cepat pada cabang Atletik 100 Meter Keterangan Laki-laki Putri Nilai Sangat Baik 12.39 13.19 85 Baik 12.40 12.50 13.20 13.50 80 Sedang 12.51 12.70 13.51 13.80 75 Kurang 12.71 12.90 13.81 14.19 70 Sangat Kurang 12.91 14.20 65 Sumber : (http:edwinsyarief.blogspot.com/2011/06/norma-test-dan - pengukuran.html)

B. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang akan diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut: Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil lari 100 meter? Bagai mana cara meningkatkan faktor-faktor yang dapat dibrikan untuk mempengaruhi hasil lari 100 meter? Bentuk latihan apakah yang digunakan untuk meningkatkan hasil lari 100 meter? Apakah latihan daya tahan dapat meningkatkan hasil lari 100 meter? Bila seandainya dapat, latihan manakah yang sesuai dalam meningkatkan lari 100 meter? Apakah latihan kecepatan dapat meningkatkan hasil lari 100 meter? Bila seandainya dapat latihan manakah yang dapat meningkatkan lari 100 meter? Apakah latihan Speed Endurance dapat meningkatkan hasil lari 100 meter? Apakah latihan lari akselerasi dapat meningkatkan hasil lari 100 meter? Seberapa besar kontribusi latihan Speed Endurance dan latihan lari akselerasi terhadap hasil lari 100 meter? C. Pembatasan Masalah Mengingat masalah yang dileti terlalu luas, maka sebagai pembatasan masalah dalam penelitian ini, perlu kiranya menentukan pembatasan masalah adalah untuk mendapatkan informasi atau data seberapa besar kontribusi latihan Speed Endurance dan latihan lari akselerasi terhadap hasil lari 100 meter atlet Putra PASI Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015?

D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, indentifikasi masalah danpembatasanmasalah, maka dapat dirumuskan masalah yang diteliti yaitu: 1. Apakah latihan Speed Endurance memberikan kontribusi terhadap hasil lari 100 meter atlet Putra PASI Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015? 2. Apakah latihan lari akselarasi memberikan kontribusi terhadap hasil lari 100 meter atlet putra PASI Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015? 3. Apakah latihan secara bersama-sama Speed Endurance dan latihan lari akselerasi memberikan kontribusi terhadap hasil lari 100 meter atlet Putra PASI Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015? E. Tujuan Penelitian Untuk menentukan tujuan penelitian yang sangat mendasar sehingga kegiatan penelitian yang akan dilakukan lebih terarah dan memberikan gambaran peneltian yang akan dilakukan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kontribusi latihan Speed Endurance terhadap hasil lari 100 meter atlet putra PASI Kabupaten Tapanuli Selatan 2015. 2. Untuk mengetahui kontribusi latihan Lari Akselerasi terhadaphasil lari 100 meter atlet Putra PASI Kabupaten Tapanuli Selatan 2015. 3. Untuk mengetahui kontribusi secara bersama-sama antara latihan Speed Endurance dan latihan Lari Akselerasi terhadap hasil lari 100 meter atlet Putra PASI Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015.

F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi para pembina dan pelatih diharapkan bermamfaat sebagai dasar untuk meyakinkan bahwa Speed Endurance dan latihan lari akselerasi dapat meningkatkn hasil lari 100 meter. 2. Untukpara pembina dan pelatih atletik sebagai rancangan untuk menyusun program latihan atletik khususnya pada atlet lari 100 meter PASI Kabupaten Tapanuli Selatan. 3. Sebagai masukan yang berarti bagi atlet, pelatih, pembina, serta pemerhati olahraga atletik khususnya dalam meningkatkan hasil lari 100 meter. 4. Untuk memperkaya ilmu pengetahuan cabang olahraga atletik bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan. 5. Sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian dalam menyusun Karya Ilmiah.