100% Akurasi = (11) Lingkungan Pengembangan

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI PENYAKIT PADI DAN ANTHURIUM MENGGUNAKAN WAVELET DENGAN KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBORS ARVIANTO CANDRA WICAKSANA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Operator descriptor

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi =

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan

PENGUKURAN KINERJA K-NEAREST NEIGHBORS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA. Latar Belakang. Anthurium

Akurasi. Perangkat Lunak: Sistem operasi: Windows Vista Home Premium Aplikasi pemrograman: Matlab 7.0

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Hardisk 80 GB Perangkat lunak Window XP Profesional MATLAB 7.0.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Kelas. Kelas. p q r s t u v w x y Level Transformasi.

BAB 5 UJI COBA DAN ANALISA HASIL

dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. akurasi =.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia dengan menggunakan metode Gabor Filter dan Algoritma

IMPLEMENTASI TRANSFORMASI HAAR WAVELET UNTUK DETEKSI CITRA JERUK NIPIS YANG BUSUK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemampatan Citra Warna Menggunakan 31 Fungsi Gelombang-Singkat

BAB III METODE PENELITIAN. tangan dengan menggunakan metode Support Vector Machine (SVM).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan sistem pemugaran citra digital dengan algoritma exemplar-based

BAB II LANDASAN TEORI

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Wavelet 2D untuk Citra Photo

PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S, dan bujur 124

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

Reza Fajar Rachmanda¹, Dr Ir Bambang Hidayat Dea², Rita Purnamasari³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

UKDW 1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi saat ini berdampak pada perkembangan ilmu

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN

Least Square Estimation

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

SISTEM PENGENALAN KUALITAS INDUK GURAME DENGAN METODE WAVELET DAN K-NN

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN WAVELET

Nurul Ilmi 1 1 Fakultas Informatika, Universitas Telkom, Bandung

ANALISA PERBANDINGAN KOMPRESI 2 GAMBAR TIFF DAN BMP MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET. Oleh: FIRU AL FARIZI

HALAMAN PERNYATAAN. Yogyakarta, Yang menyatakan, Fiddin Yusfida A la

SISTEM PENDETEKSI SENYUM BERDASARKAN METODE EDGE DETECTION, HISTOGRAM EQUALIZATION, DAN NEAREST NEIGHBOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem

Training. Level Transformasi Wavelet. Banyak Fitur. Ukuran Dimensi. 0 40x x30 600

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET

Dedi Argya Nugroho Effendi 1,Erna Zuni Astuti 2 1,2

BAB VI PENGUJIAN. 6.1 Tujuan Pengujian. 6.2 Rancangan Pengujian

IDENTIFIKASI JENIS TUMBUHAN BERDASARKAN TULANG DAUN MENGGUNAKAN ALIHRAGAM WAVELET

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

KLASIFIKASI KUALITAS BUAH STROBERI SEGAR BERDASARKAN PENGUKURAN ATRIBUT KECACATAN MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA

SISTEM KLASIFIKASI JENIS BERAS MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION

HASIL DAN PEMBAHASAN. B fch a. d b

Pengembangan Aplikasi Presensi Sidik Jari dengan menggunakan Alihragam Wavelet dan Jarak Euclidean di Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector

EKSTRASI TEKSTUR CITRA MENGGUNAKAN LOCAL BINARY PATTERN UNTUK IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI DAN ANTHURIUM BERBASIS WEBSITE TOMY KURNIAWAN

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

Lingkungan Implementasi Clustering Menggunakan SOM HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Perkembangan Anak Validasi Cluster Menggunakan

Pengenalan Tulisan Tangan Dengan Menggunakan Metode Diagonal Feature Extraction dan K-Nearest Neighbour. Yustar Pramudana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

Digital Watermarking Untuk Melindungi Informasi Informasi Multimedia Dengan Metode Fast Fourier Transform (FFT)

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK MEMVERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCALITY PRESERVING PROJECTION

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

PENYISIPAN WATERMARK PADA CITRA GRAYSCALE BERBASIS SVD

Jl. Nakula 1 No. 5-11, Jawa Tengah Telp : (024) , 2

Karakteristik Spesifikasi

Arga Wahyumianto Pembimbing : 1. Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT 2. Christyowidiasmoro, ST., MT

BAB II LANDASAN TEORI

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN)

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

PEMANFAATAN K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) PADA PENGENALAN WAJAH DENGAN PRAPROSES TRANSFORMASI WAVELET. Sufiatul Maryana, Lita Karlitasari, Arie Qur ania

Transkripsi:

Algoritme Dekomposisi Wavelet Dekomposisi wavelet Haar dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Transformasi linear digunakan untuk mengubah ruang warna secara linear menjadi warna dasar. Karena citra yang dikompresi merupakan citra dengan nilai ruang warna dasar R=G=B, maka warna dasar akan sama dengan citra awal (Grayscale), dengan nilai pixel berkisar pada 0-255. Bila input citra adalah citra berwarna (nilai R, G, dan B berbeda), maka terlebih dahulu dilakukan proses transformasi ke citra Grayscale. 2 Pada citra Grayscale kemudian dilakukan proses transformasi gelombang yang akan menghasilkan empat komponen matriks yaitu komponen diagonal (CD1), komponen horizontal (CH1), komponen vertical (CV1), dan komponen aproksimasi (CA1) Komponen aproksimasi disimpan ke media penyimpanan agar komponen ini tidak berubah. 3 Pada komponen-komponen hasil transformasi (selain komponen aproksimasi) dilakukan proses kuantisasi. Tujuan proses kuantisasi ini adalah untuk mengurangi jumlah variasi (redundansi) data pada komponen-komponen hasil transformasi selain komponen aproksimasi. 4 Proses terakhir adalah proses pengkodean (kompresi) terhadap komponen-komponen hasil kuantisasi. Hasil pengkodean bersama dengan komponen aproksimasi disimpan sebagai suatu file yang terkompresi. Algoritma Rekonstruksi Wavelet Rekonstruksi wavelet Haar dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Membaca data atau file terkompresi gelombang singkat. 2 Melakukan proses decoding dan dilanjutkan proses kuantisasi balik (de-quantization) untuk mengembalikan data yang sebelumnya dikuantisasi saat proses kompresi. Proses ini akan memperoleh kembali komponen-komponen detail, horizontal, dan vertikal. 3 Menggabungkan seluruh komponen hasil tahap 2 dengan komponen aproksimasi. 4 Melakukan transformasi gelombang singkat balik (invers Wavelet transformation) terhadap komponen-komponen hasil tahap 3. 5 Proses terakhir adalah melakukan proses transformasi linear balik untuk menghasilkan ruang warna sesuai dengan citra semula sehingga diperoleh kembali citra semula dengan sifat lossy. Klasifikasi Menggunakan K-Nearest Neighbors Setelah melakukan transformasi wavelet kemudian citra aproximasi yang dihasilkan dari transformasi wavelet level 2 direkonstruksi ke citra semula, kemudian citra tersebut akan diklasifikasikan menggunakan K-Nearest Neighbors (). Konsep dasar dari adalah mencari jarak terdekat antara data yang akan dievaluasi dengan K tetangga terdekatnya dalam data pelatihan. Berikut adalah algoritme dari (Song et al. 2007) : 1 Menentukan nilai K. 2 Menghitung jarak data pada setiap data training dengan eucledian. 3 Mendapatkan K data yang memiliki jarak terdekat. Evaluasi Hasil Klasifikasi Kinerja Model akan ditentukan dan dibandingkan melalui besaran akurasi yang berhasil dicapai. dapat dihitung dengan persamaan berikut : = dddddddd uuuuuu bbbbbbbbbb kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk jjjjjjjjjj h dddddddd uuuuuu Lingkungan Pengembangan 10 (11) Sistem ini dikembangkan dan diimplementasikan dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut : 1 Perangkat Keras : Intel core tm 2Duo @ 1.5 GHz (2 CPUs), Memori 2 GB, Hard Disk kapasitas 160 GB. 2 Perangkat Lunak : Windows 7 sebagai sistem operasi, Matlab 7.7 Photoshop CS 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengimplementasikan transformasi wavelet Haar level dua. Hasil dari citra aproximasi transformasi level dua direkontruksi ke citra semula. Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah citra dari daun anthurium dan padi dengan tujuh kelas citra, dimana tiap-tiap kelas memiliki 100 buah citra dengan format yang sama yaitu JPEG. 8

Ekstraksi Ciri Tekstur Hasil dari ekstraksi ciri tekstur untuk seluruh citra yang ada di data training adalah sebuah matriks berukuran 560 30.000, karena terdapat 560 buah citra di data training, sedangkan dalam data testing terdapat sebuah matriks berukuran 140 x 30.000 dan setiap citra direpresentasikan dengan sebuah vektor yang memiliki elemen sebanyak 1 x 30.000. Dekomposisi Wavelet Haar Pada percobaan ini diterapkan praproses menggunakan dekomposisi wavelet Haar. Data yang digunakan mengalami proses dekomposisi hingga level dua (Gambar 21). Citra hasil dekomposisi yang digunakan pada proses pengenalan penyakit adalah citra aproximasi level dua. Contoh citra untuk tiap level dekomposisi dapat dilihat pada Gambar 22 dan Gambar 23. dan data anthurium dengan padi. Dalam setiap percobaan perbandingan data latih dan data uji sebesar dan. Semua data latih dan uji melalui tahap dekomposisi wavelet Haar level 2, setelah itu data latih diklasifikasikan sesuai dengan kelas penyakitnya masing-masing, untuk melakukan pengujian dilakukan klasifikasi. Hasil Pengujian Data Anthurium dengan Klasifikasi K-Nearest Neighbors. Citra latih anthurium yang telah diekstraksi ciri dipergunakan sebagai basis data pelatihan. Hasil pengujian citra dengan ekstraksi ciri wavelet Haar dan klasifikasi K- NN dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 24. Berdasarkan tabel dan gambar tersebut maka dapat dilihat bahwa citra dapat dikenali oleh sistem dengan cukup baik. Dengan rata-rata K tetangga terdekat dari K=2 sampai dengan K=7 mencapai 75%. Tabel 1 Hasil Data Anthurium dengan Gambar 21 Citra Dekomposisi level 2. BK BD DK JJJJJJJJJJJJ k=2 13 16 16 45 k=3 18 13 19 50 k=4 12 14 18 44 k=5 14 12 19 45 k=6 12 12 19 43 k=7 12 12 19 43 Sample 20 20 20 60 Dengan : BK = Bercak Kuning BD = Bercak Daun DK = Daun Keriting Gambar 22 Citra Dekomposisi Level 1. Grafik akurasi pengenalan anthurium dari klasifikasi setiap kelas tanaman anthurium ditunjukkan pada Gambar 24. 10 Gambar 23 Citra Dekomposisi Level 2. Penelitian ini melibatkan proses ekstraksi ciri terhadap data citra penyakit yang akan dideteksi, yang menghasilkan pola ciri citra penyakit. Ekstraksi citra menggunakan wavelet Haar. Setelah dilakukan proses alihragam berulang kali, menunjukkan wavelet Haar level 2 yang paling baik. Sehingga untuk ekstraksi ciri pada penelitian ini digunakan wavelet Haar level 2. Identifikasi Penyakit Penelitian ini dilakukan dengan tiga data latih yaitu, data latih anthurium, data latih padi, Gambar 24 Pengenalan Setiap Anthurium Grafik akurasi pengenalan citra anthurium dengan klasifikasi, ditunjukkan pada Gambar 25. BK BD DK 9

10 10 SP LE TR HD Gambar 25 Pengenalan Anthurium. Berdasarkan pada Gambar 25 diperoleh akurasi pengenalan data anthurium untuk K tetangga terdekat dari K=2 sampai K=7 berturut-turut adalah 75%, 83%, 73%, 75%, 71%, dan 71%. Terlihat bahwa K=3 untuk K tetangga terdekat memperoleh akurasi terbesar mencapai 83%, dengan akurasi penyakit bercak daun 65%, bercak kuning 9, dan daun keriting 95%. Hasil Pengujian Data Padi dengan Klasifikasi K-Nearest Neighbors. Citra latih padi yang telah diekstraksi ciri dipergunakan sebagai basis data pelatihan. Hasil pengujian citra dengan ekstraksi ciri wavelet Haar dan klasifikasi dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 26. Berdasarkan tabel dan gambar tersebut maka dapat dilihat bahwa citra dapat dikenali oleh sistem dengan cukup baik. Dengan rata-rata K tetangga terdekat dari K=2 sampai dengan K=7 mencapai 79%. Tabel 2 Hasil Data Padi dengan SP LE TR HD Jumlah k=2 20 15 18 11 64 k=3 20 13 16 14 63 k=4 20 12 19 12 63 k=5 20 12 17 14 63 k=6 20 12 17 13 62 k=7 20 12 16 13 61 Sample 20 20 20 20 60 dengan : SP = Brown Spot LE = Leaf Blast TR = Tungro HD = Hawar Daun. Grafik akurasi pengenalan anthurium dari klasifikasi setiap kelas tanaman anthurium ditunjukkan pada Gambar 26. Gambar 26 Setiap padi Grafik akurasi pengenalan citra padi dengan klasifikasi, ditunjukkan pada Gambar 25. 10 Gambar 27 Pengenalan Padi Berdasarkan pada Gambar 27 diperoleh akurasi pengenalan data padi untuk K tetangga terdekat dari K=2 sampai K=7 berturut-turut adalah, 78.75%, 78.75%,, 77.5%, dan 76.25%. Terlihat bahwa K=2 dan K=5 untuk tetangga terdekat memperoleh akurasi terbesar mencapai, dengan akurasi penyakit Brown Spot 10, Leaf Blast 75%, Tungro 9, dan Hawar daun 55% pada K=2, sedangkan akurasi penyakit pada K=5 Brown Spot 10, Leaf Blast, Tungro 85%, dan Hawar daun 7. Hasil Pengujian Data Anturium dan Padi dengan Klasifikasi K-Nearest Neighbors. Citra latih tanaman anthurium dan padi yang telah diekstraksi ciri dipergunakan sebagai basis data pelatihan. Hasil pengujian citra dengan ekstraksi ciri Wavelet Haar dan klasifikasi dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 28. Berdasarkan tabel dan gambar tersebut maka dapat dilihat bahwa citra dapat dikenali oleh sistem dengan cukup baik. Dengan rata-rata K tetangga terdekat dari K=2 sampai dengan K=7 mencapai 71%. 10

Tabel 3 Hasil Data Tanaman Anthurium dan Padi dengan BK BD DK SP LE TR HD Jumlah k=2 13 16 14 19 10 14 13 99 k=3 15 13 15 19 11 13 13 99 k=4 16 13 16 19 11 18 10 103 k=5 12 13 17 20 11 15 12 100 k=6 14 13 16 20 13 15 12 103 k=7 12 12 16 20 9 13 13 95 Sample 20 20 20 20 20 20 20 140 10 BK BD DK SP LE TR HD Gambar 28 pengenalan Tanaman Anthurium dan Padi Grafik akurasi kebenaran dari klasifikasi K- NN tanaman anthurium dan padi, yaitu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 25. 10 Gambar 29 Grafik Rasio Pengenalan Anturium dengan Padi. Berdasarkan pada Gambar 29 diperoleh akurasi pengenalan data tanaman anthurium dan padi untuk K tetangga terdekat dari K=2 sampai K=7 berturut-turut adalah 7, 71.4%, 72.8%, 71.4%, 71.4%, dan 68.5%. Terlihat bahwa K=4 untuk K tetangga terdekat memperoleh akurasi terbesar mencapai 72.8%, dengan akurasi penyakit bercak daun, bercak kuning 65%, daun keriting, Brown Spot 95%, Leaf Blast 55%, Tungro 9, dan Hawar daun 5. Terliahat pada hasil pengenalan tersebut dengan K tetangga terdekat K=4 Untuk penyakit Leaf Blast dan tungro memiliki akurasi yang cukup rendah yaitu di bawah sehingga sangat mempengaruhi hasil akhir dari akurasi. Perbandingan Ketiga Jenis Data Latih Dari ketiga jenis data latih yaitu, data latih anthurium, data latih padi, dan data anthurium dengan padi secara garis besar menyatakan hasil akurasi identifikasi penyakit menggunakan wavelet dan klasifikasi K-Nearest Neighbors bahwa data latih menggunakan anthurium lebih baik dibandingkan dengan data latih padi maupun data latih anthurium dengan padi, hal ini dikarenakan citra uji di luar citra latih tergantung pada jarak terdekat dan jumlah anggota kelas yang terbanyak pada basis data. Berdasarkan Gambar 30 terlihat bahwa hasil akurasi dengan wavelet dengan klaifikasi K- Nearest Neighbors memiliki akurasi yang cukup baik dengan data latih anthurium, padi dan gabungan anthurium dan padi yang mencapai akurasi lebih dari 7. 11

Gambar 30 Perbandingan Hasil Pada klasifikasi K-Nearest Neighbors dengan data uji anthurium, padi, dan gabungan antara anthurium dengan padi semakin besar nilai k yang diambil, maka semakin besar pula kesalahan klasifikasi yang terjadi. Hal ini dikarenakan semakin besar nilai k, maka daerah batas keputusan juga semakin lebar. Semakin lebar daerah batas keputusan, maka kemungkinan terjadi kesalahan semakin tinggi. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mulai dari tahap perancangan hingga pengujian yang dilakukan pada sistem pengolahan citra untuk mendeteksi penyakit pada daun anthurium dan padi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1 Rancangan sistem identifikasi penyakit padi dan anthurium menggunakan wavelet dengan klasifikasi K-Nearest Neighbors (K- NN) bekerja dengan baik walaupun terjadi beberapa kesalahan dalam pengenalan. 2 pengenalan citra penyakit anthurium dan padi dengan menggunakan K-Nearest Neighbors menghasilkan tingkat keakurasian sebesar 72.8%. 3 Proses dekomposisi wavelet Haar penghitungannya sederhana, sehingga mudah dimengerti, karena kesederhanaannya ini juga waktu komputasi menjadi lebih cepat. Kesederhanaan dan kemudahan dalam proses penghitungan itulah yang menjadi keunggulan dari induk wavelet Haar. Saran 10 83% 72. Anthurium Padi Anthurium & Padi Tanaman Pengembangan yang dapat dilakukan pada penelitian ini antara lain : 1 Basis wavelet yang digunakan pada penelitian hanya wavelet Haar. Pengembangan selanjutnya dapat dilakukan perbandingan dengan basis wavelet yang lain seperti Coiflets, Symlets, Biortogona, dan Daubechies. 2 Menambahkan jumlah data citra yang lebih banyak dengan berbagai variasi tanaman sebagai koleksi data untuk data training. 3 Perlu dilakukan penelitian untuk perbandingan hasil klasifikasi dengan menggunakan metode klasifikasi yang lain. DAFTAR PUSTAKA Clifford John. 2006. Euclidean Distance Matrix. http://www.stanford.edu/~dattorro/ (Akses : 14 desember 2010). Fatihagriculture. 2007. Budidaya Anthurium. http://fatihagricultureblora.com (Akses : 15 Januari 2010). Gonzalez RC et al. 2004. Digital Image Processing Using Matlab. New Jersey : Pearson Prentice Hall. Gu Xiao et al. 2005. Leaf Recognition Based on The Combination of Wavelet Transform and Coussian Interpolation. China: Department of Automation, University of Science and Technology. Haryanti Rivai. 2005. Pengenalan ciri-ciri tekstur kecacatan kain sutera dengan menggunakan metode gaussian markov random field dengan klasifikasi SOM Kohonen, ITS, Surabaya. Jones C.L et al. 1999. Wavelet packet Computation of the Hurst Exponent. Swinburne University of Technology, Australia. Osadebey ME. 2006. Integrated Content-Based Image Retrieval Using Texture, Shape and Spatial Information [thesis]. Umea: Department of Applied Physics and Electronics, Umea Univercity. Putra Darma. 2010, Pengenalan Citra Digital. Yogyakarta : C.V Andi Offset. Song Y et al. 2007, IKNN: Informative K- Nearest Neighbor Pattern Classification, pringer-verlag Berlin Heidelberg. Stollnitz Eric J et al. 1995. Wavelet for Computer Graphics: A Primer Part 2. University of Washington. http://grail.cs.washington.edu/projects/wave 12