BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. material yang hemat air pada tampak dan interior bangunan (unfinishing dinding,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN


BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c.

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar


BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

Asumsi Pedagang dengan Jumlah Unit. = (90x3) + (230x2) = 730 orang. - 50% asal Jakarta = 50/100 x % asal luar Jakarta = 50/100 x 730

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Sustainable Design dengan penekanan terhadap Water Efficiency, merupakan tema dari perancangan Flat for the Elderly. Oleh karena itu, pada eksterior dan interior bangunan akan dirancang dengan mengikuti tema hemat air. Seperti pemilihan material yang hemat air pada tampak dan interior bangunan (unfinishing dinding, penggunaan kayu dolken-ex konstruksi/bambu sebagai kisi-kisi horizontal). Pola yang cocok untuk tapak Flat for the Elderly adalah pola mengalir. Dengan artian bentuk bangunan yang dinamis, seolah-olah bergerak apabila terlihat dari jalan. Selain itu, garis-garis yang ada pada taman akan dibuat mengalir (tidak linear). Namun pola jalan taman dibuat linear demi aksesbilitas dari lansia. Flat for the Elderly diperuntukan bagi lansia mandiri yang terlantar (tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup minimal, tidak memiliki sanak saudara/ orang yang bersedia menampung, tidak memiliki tunjangan masa tua). Namun, meskipun mandiri tetap saja mereka memiliki keterbatasan fisik yang harus diperhatikan dalam perancangan sehingga aksesbilitas ke setiap bangunan perlu diperhatikan. Oleh karena itu, perancangan bangunan, terutama sistem transportasi pada bangunan (lift, tangga untuk disabled), sirkulasi manusia dalam tapak serta perabotan yang ada didesain khusus bagi lansia. BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 117

Meskipun memiliki keterbatasan fisik, namun lansia mandiri masih gemar beraktifitas dan bersosialisasi. Dengan penyediaan fasilitas yang bervariasi dan bermanfaat serta penerapan teknologi akan diterapkan demi kesejahteraan lansia. V.2 Konsep Perencanaan dan Perancangan Kapasitas lansia yang dapat ditampung adalah 252 lansia (108 unit 1 orang/54 unit fleksibel dan 144 unit 2 orang), dengan 80 karyawan. Jadi kapasitas maksimal Flat for the Elderly adalah 332 orang. Karyawan yang dipekerjakan difokuskan bagi masyarakat sekitar yang ahli/ mereka yang terpanggil dan telah diberi pelatihan khusus dan membutuhkan pekerjaan serta tempat tinggal. V.2.1 Lokasi Gambar 53. Lokasi tapak Berlokasi di Jalan Rawa Belong, di sekitarnya terdapat sekolah, universitas, alfamart, pasar bunga, klinik 24 jam, puskesmas, kantor polisi, permukiman penduduk. Sirkulasi cukup padat di pagi dan sore hari namun, relatif tenang di malam hari. Keadaan sekitar tapak yang didominasi dengan area dagang dan permukiman memungkinkan lansia dapat bersosialisasi sehingga tidak merasa BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 118

terisolir. Selain itu aksesbilitas dan kestrategisan tapak merupakan pertimbangan utama yang penting bagi Flat for the Elderly. V.2.2 Tapak Gambar 54. Sirkulasi dalam tapak Keterangan: Pejalan kaki + kendaraan Pejalan kaki Bentuk tapak cukup teratur yakni menyerupai bentuk empat persegi panjang. Dengan batas-batas Jalan Salam-26 meter (Utara), Jalan Rawa Belong-26 meter(timur), Jalan Sulaiman-10 meter (Selatan), Jalan sedang-10 meter (Barat). Bentuk massa perancangan akan menggunakan modul bangunan tunggal berbentuk persegi demi efisiensi lahan dan penempatannya terhadap perabotan rumah tangga yang biasanya berbentuk menyiku. Main Entrance diletakkan pada sisi Timur dengan tujuan kemudahan pencapaian dari pusat kota dan keselamatan. Berdasarkan survey, jumlah tamu yang berkunjung BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 119

dapat dikatakan tidak terlalu banyak, sehingga parkir yang disediakan hanya secukupnya (berdasarkan survei). Side Entrance yang berada di daerah Utara dan Selatan diperuntukan untuk evakuasi dan jalur pejalan kaki di saat darurat. Service Entrance pada sisi Barat agar dapat dicapai oleh pejalan kaki dan kendaraan servis dengan nyaman dan selamat. V.2.3. Ruang Tabel 44. Program Ruang Program Ruang Kapasitas Standart Akum. Luas (m 2 ) Sumber* Unit 1 org = 108 unit 108 x 1 18 m 2 /unit 108 x 18 1944 PU Unit 2 org = 72 unit 72 x 2 21 m 2 /unit 72 x 21 1512 PU Kamar mandi = 180 unit 180 x 1 3 m 2 180 x 3 540 DMRI Pengawas = 10 unit 10 x 1 1.3-1.9m 2 10 x 1.9 19 TSS Ruang duduk = 24 bh 24 x 16 54 m 2 11 x 54 1296 survei Ruang baca 80 2-2.5 m 2 80 x 2 160 asumsi Ruang olahraga 16 6-8 m 2 16 x 6 150 SCT Berkebun 80 2 m 2 80 x 2 160 asumsi Tempat berjemur 22 2 m 2 22 x 2 44 asumsi Gazebo 2 x 16 36 m 2 2 x 36 72 survei Salon 12 2 m 2 12 x 2 24 survei Ruang bermain = 3 bh 3 x 44 2 m 2 3 x 44 x 2 264 DMRI Ruang makan bersama Area pelayanan 160 1.3-1.9m 2 160 x 1.9 304 TSS Meja saji - 10-15%Area 15% x 304 45.6 TSS Ruang pendingin - 10%Area 10% x 304 30.4 TSS Ruang pemanas - 10%Area 10% x 304 30.4 TSS Ruang persiapan - 10%Area 10% x 304 30.4 TSS Dapur/tempat cuci - 30%Area 30% x 304 91.2 TSS Toilet 3 3 m 2 3 x 3 9 PU Gudang penyimpanan - 30%Area 30% x 304 91.2 TSS Ruang serba guna Ruang serba guna 252 1 m 2 252 x 1 252 DMRI Lapangan serba guna 250 1 m 2 250 x 1 250 DMRI Lobby - - - 84 survei Kantor pengelola Ruang informasi 15 2-3 m 2 15 x 2 30 SCT Ruang manajer 2 18 m 2 2 x 18 36 NAD Ruang Sekretaris 2 9 m 2 2 x 9 18 NAD Ruang Pemasaran 2 6-9 m 2 2 x 6 12 NAD Ruang Operasional 4 6-9 m 2 4 x 6 24 NAD Ruang Administrasi 6 6-9 m 2 6 x 6 36 NAD Ruang Rapat 16 1.5-2 m 2 16 x 1.5 24 NAD Toilet 1 1.5 m 2 1 x 1.5 24 TSS Klinik > untuk pengobatan umum, mata, THT, gigi. Pendaftaran + R.Tunggu - - - 31 NAD Ruang UGD - - - 50 NAD BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 120

Ruang perawatan 4 16-18 m 2 4 x 16 64 NAD Pos perawat/ apotik - 9 m 2-9 DMRI Toilet 1 3 m 2 1 x 3 3 PU Asrama karyawan = 80 org 20 x 4 6 m 2 20 x 6 120 NAD Kamar mandi karyawan 10 2.5 m 2 10 x 2.5 25 NAD Loker - 10 m 2-10 survei Ruang istirahat karyawan 66 1 m 2 66 x 1 66 survei Ruang counseling 3 6 m 2 3 x 6 18 asumsi Binatu 2 25 m 2 2 x 25 50 NAD Ruang kontrol keamanan 1 25-30 m 2 1x25 25 SCT Ruang panel 3 5 m 2 3 x 5 15 asumsi Janitor 10 4 m 2 10 x 4 40 survei Gudang peralatan 3 25-30 m 2 3x25 75 SCT TPS - - - 5 survei Ruang kontrol keamanan 5 2.5-3 m 2 5x3 15 SCT Ruang generator + pompa 1 40-60 m 2 1x50 50 SCT Subtotal 8328.2 bertingkat Sirkulasi 20% x Σ 1665.64 TOTAL 9993.84 (OK!) *Keterangan: NAD = Neufert Architect Data TSS = Time Saver Standart SCT = Skripsi Christian Tadjipramana PU = Departemen Pekerjaan Umum DMRI = Dimensi Manusia dan Ruang Interior Untuk tinggi lantai flat berkisar 4.5 meter untuk lantai dasar dan 3.4 meter pada lantai 2-4, ditujukan untuk kelancaran sirkulasi udara alami. Angka ini ditetapkan dengan pertimbangan tinggi plafond minimal bagi lansia adalah 260 cm (TSS). V.2.4. Estetika Bangunan Gambar 55. Kursi roda; mesin daur tapak BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 121

Estetika bangunan akan lahir dari bentuk bangunan yang dibuat berdasarkan modul unit yaitu 3 m x 6 m. Selain itu, penggunaan material bangunan yang hemat air akan menimbulkan kesan tersendiri. Pemanfaatan tapak sebagai mesin hidup daur ulang alami juga akan menjadikan tapak memiliki ciri khas tersendiri (dapat menggunakan teknologi -maupun secara alami > lampiran). Ukuran kursi roda akan dijadikan patokan dimensi minimal koridor dan lebar pintu unit. Estetika bangunan lahir dari fungsi dan program ruang yang terbentuk. Gambar 56. Perkembangan bentuk massa BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 122

V.2.5. Struktur Bangunan Bangunan akan menggunakan pondasi bored pile dibandingkan dengan tiang pancang mengingat di sekeliling tapak banyak permukiman pada kondisi eksisting sehingga sedapat mungkin proses konstruksi tidak mengganggu lingkungan. Penggunaan struktur rangka baja lebih sesuai dengan konsep perancangan yang hemat air dibandingkan dengan menggunakan beton. Atap kombinasi bentuk atap perisai dengan atap datar. Bentuk atap ini lebih unggul dibandingkan bentuk atap yang lain karena selain menaungi bangunan dikeempat sisi, bentuk ini juga merupakan bentuk atap tropis. Untuk pemilihan material non struktural akan dipilih material hemat air seperti particle board, PVC, beton ekspos dan keramik. Gambar 57. Struktur Rangka V.2.6. Utilitas Bangunan Utilitas bangunan akan menerapkan konsep Water Efficiency yaitu terutama untuk utilitas air bersih dan limbah. Untuk penampungan air hujan akan ditampung di bawah atap (reservoir atas-air hujan > dengan pertimbangan pengaliran air tanpa listrik, sehingga apabila terjadi kebakaran sprinkler dapat tetap berfungsi, selain itu dari segi pemipaan dan jarak yang ditempuh air hujan ke penampungan lebih dekat) apabila penuh maka akan dialirkan ke reservoir bawah-air hujan yang terletak di BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 123

taman (kolam). Kolam dibagi menjadi dua yakni kolam penampungan air hujan dan kolam penampungan air daur ulang. Untuk mendaur ulang air diutamakan untuk dilakukan secara alami (reedbeds/semak tidur). Hasil dari proses daur ulang akan dipompa kembali menuju reservoir atas-air daur ulang yang nantinya akan dipergunakan untuk flushing toilet dan berkebun. Sampah yang dikumpulkan secara berkala dari tiap lantai dibawa turun melalui lift service dan dikumpulkan di TPS (organik dan anorganik). Untuk sampah organik akan dimanfaatkan sebagai pupuk. Gambar 58. Penanaman Reedbeds (tanaman filter) dan tempat sampah organik Gambar 59. Teknologi TOPAS (daur ulang air) BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 124

PAM Meteran Reserv oir baw ah Pompa Reserv oir at as Air hujan R.A. air hujan Filter Konsumsi: (mandi), mencuci Greywat er Greywat er Filter Peny impanan Proses kimiaw i Klarifikasi Siram toilet, berkebun, (cuci), dll Blackw ater Pemisahan Cair Padat Proses Pupuk, sumber energi listrik Sirkulasi vertikal flat menggunakan lift untuk kegiatan sehari-hari dan tangga khusus disabled yang juga bermanfaat untuk evakuasi darurat (mengingat penggunaan ramp tidak terlalu efektif karena dalam penggunaannya lansia masih membutuhkan bantuan, serta sulit diakses bagi mereka yang menggunakan kruk). Sirkulasi horizontal flat yaitu secara linear dan linear bercabang dipilih dengan alasan kemudahan akses oleh lansia dilengkapi dengan railing di sepanjang koridor. Untuk keamanan sehari-hari menggunakan CCTV pada daerah-daerah yang tidak ada penjaga baik dalam bangunan maupun di sekitar kompleks. BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 125

V.3. Penekanan Khusus Flat for the Elderly memberikan kontribusi bagi lingkungannya berupa pedestrian sebesar 2 meter (di pinggir jalan arteri-26 meter) dan 1,5 meter (di pinggir jalan 10 meter). Selain itu pada pertigaan jalan arteri, bentuk bangunan juga dibuat dalam kesan bangunan pojok, yakni dengan membuat bentuk yang berbeda serta material yang transparan demi mendapat kesan bangunan pojok. V.3.1. Penekanan pada Water Efficiency Menghindari penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih dan berperan serta untuk mengurangi beban PDAM, bersamaan dengan memanfaatkan potensi tapak, yakni air hujan sebagai sumber air bersih yang utama, bahkan di musim kemarau sekalipun. Secara kasar dapat diperkirakan bahwa bangunan dapat menggantikan peran PDAM sebesar ± 50% pada cuaca normal. Untuk itu, akan diterapkan beberapa cara untuk menampung air hujan pada bangunan, antara lain, adalah sebagai berikut: Gambar 60. Beberapa penampungan air hujan pada bangunan BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 126

Fokusnya adalah pada sistem utilitas air. Dengan membuat siklus air yang tertutup pada tapak, sehingga tidak mencemarkan lingkungan. Pada operasional bangunan menggunakan kloset dual flush, low-flow shower head, mesin cuci front loader berkapasitas maksimal, pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih, mendaur air kotor untuk dimanfaatkan kembali. Material bangunan dipilih berdasarkan pertimbangan hemat air, seperti penggunaan rangka baja untuk struktur bangunan dibandingkan beton (mengingat baja lebih hemat air ketimbang beton, baik dalam masa produksi, konstruksi, operasional, dan paska operasional). Selain itu, proses konstruksi juga lebih singkat. Untuk elemen eksterior menggunakan bambu/ kayu dolken (ex kontruksi). V.3.2. Penekanan pada Perancangan bagi Lansia Pengadaan fasilitas dibuat berdasarkan survei lansia, oleh karenanya disediakan banyak ruang duduk (baik interior maupun eksterior mengingat karakter lansia yang sulit untuk berjalan jauh = < 6 meter), tersedianya ruang fisioterapi untuk masa BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 127

pemulihan, ruang baca, ruang rekreasi untuk bermain, ruang serba guna (untuk pelatihan keterampilan/ untuk acara-acara khusus), ruang makan bersama, dan ruang berjemur serta berkebun. Ruang-ruang ini diletakkan pada area-area yang mudah dijangkau lansia dan zoning lokasi pada tapak. Sistem transportasi vertikal pada bangunan menggunakan lift demi kenyamanan lansia dalam bepergian dari satu lantai ke lantai lain. Selain itu, juga menggunakan tangga khusus lansia (sekaligus berperan sebagai tangga darurat) demi pencapaian bangunan bagi lansia mandiri. Untuk transportasi horizontal menggunakan koridor dan jembatan serta selasar. Koridor dilengkapi dengan railing untuk membantu lansia berjalan. Penerapan teknologi Smart Home pada tiap unit dengan intercom beserta tombol darurat, pintu utama otomatis, auto-window, auto-lamp. Pada pintu masuk utama dilengkapi dengan sensor dan CCTV di sekitar bangunan. Mengingat teknologi ini membutuhkan listrik dalam operasionalnya, maka dibutuhkan adanya energi cadangan untuk antisipasi bila listrik padam berupa genset. Gambar 61. Lift, railing, auto-window BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 128

V.4. Tuntutan Rancangan Bagaimana Flat for the Elderly dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar sehingga keberadaannya dapat saling melengkapi dengan lingkungan? Penyediaan pedestrian pada sekeliling tapak dan adanya ruang serbaguna akan menyebabkan bangunan dapat diakses oleh masyarakat sekitar. Bagaimana lansia mandiri dapat merasa nyaman tinggal di lingkungan baru adalah tuntutan yang harus dipenuhi dalam perancangan. Selain pengadaan seluruh fasilitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan lansia, aksesibilitas yang didesain khusus, serta pengadaan perabotan juga khusus dihadirkan demi kesejahteraan lansia. Penyediaan air bersih dalam tapak juga merupakan tuntutan yang harus dipenuhi yakni dengan perhitungan dan penyediaan lokasi penampungan pada tapak serta pendaurulangan air limbah yang tidak mencemari lingkungan karena dilakukan dalam tapak. Gambar 62. Site plan BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 129

Keselamatan lansia diutamakan dengan adanya tombol darurat di setiap unit yang terhubung ke ruang kontrol keamanan dan ruang jaga. Selain itu, CCTV juga dipasang di koridor, selasar, taman dan lokasi-lokasi yang kiranya membutuhkan pengawasan lebih. Di setiap lantai juga disediakan ruang jaga dan pantry yang akan siap melayani lansia selama 24 jam. Dengan perhatian khusus maka lansia dapat dengan nyaman beraktifitas di dalam bangunan maupun di sekitar tapak. Pada perbedaan level yang pendek (< 50 cm) selain disediakan tangga disabled juga diberi ramp khusus bagi lansia. BINUS University Architecture Major 2008 Angela Arlina 0800735532 130