Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru (The Correlation Therapeutic Communication with Patient Satisfaction Level in Tjan Timur Ward Dr. Oen Solo Baru Hospital) Dinar Ariasti 1, Ditya Yankusuma Setiyani 2 AKPER Panti Kosala Surakarta ariasti98@gmail.com Abstract: Good communication skills will distinguish between the average nursing care with good nursing care. One indicator of the quality of nursing care is whether a given nursing care in patient satisfaction or not. Related to this case, the researches interested to do a study about the correlation The purpose of this study was to determine the level of patient satisfaction on therapeutic communication nurse and patient satisfaction with the services of nurses and to investigate the relationship of therapeutic method used in this study is the correlation or connection between therapeutic communication and patient satisfaction with cross sectional approach. The subjects are patients in Tjan Timur Ward Dr. results of Chi-Square test with SPSS program showed univariate analysis for therapeutic communication between therapeutic communication nurse with patient satisfaction level in Tjan Timur Ward Dr. Oen Keyword : Therapeutic communication, Patient satisfaction Abstrak: Keterampilan komunikasi yang baik akan membedakan antara asuhan keperawatan ratarata dengan asuhan keperawatan yang baik. Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan adalah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan memuaskan pasien atau tidak. Terkait dengan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi atau menghubungkan antara komunikasi terapeutik dan kepuasan pasien dengan pendekatan cross sectional. Subyek Penelitian adalah pasien a o ditolak sehingga ada hubungan 122
antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru. Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik, Kepuasan Pasien. I. PENDAHULUAN Keperawatan di Indonesia dari tahun ketahun semakin modern dilihat dari perkembangan ilmu dan pengetahuan yang semakin berkembang demi kesembuhan pasien. Contohnya saja adalah komunikasi, komunikasi merupakan salah satu media yang sangat efektif guna mempengaruhi sikap seseorang tanpa harus melakukan paksaan dan penting dalam melaksanakan proses perawatan untuk pasien. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Komunikasi yang digunakan dalam keperawatan adalah komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi profesional yang mengarah pada tujuan penyembuhan pasien. Komunikasi terapeutik tidak dapat berjalan secara sendirinya, tetapi harus direncanakan, dipertimbangkan, dan dilaksanakan secara profesional. Sehingga jangan sampai karena terlalu banyak atau asyik bekerja, perawat melupakan klien sebagai manusia dengan latar belakang dan permasalahannya. (Mundakir, Prinsip yang mendasari hubungan terapeutik adalah sama tanpa memandang lama kontak, rasa hormat, kesungguhan, empati, mendengarkan aktif, kepercayaan, dan kerahasiaan. Maksud hubungan terapeutik adalah mendukung pasien, memajukan kesembuhan, dan mendukung atau meningkatkan fungsi tubuh untuk mencapai tingkat kepuasan pasien atas pelayanan keperawatan. Keterampilan komunikasi yang baik akan membedakan antara asuhan keperawatan ratarata dengan asuhan keperawatan yang baik. membentuk dasar bagi asuhan keperawatan diseluruh spektrum sehat, sakit, dan pemulihan. Beberapa hubungan perawat-pasien hanya berlangsung beberapa jam, tetapi hubungan lain dapat berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun. Setiap hubungan menarik karena dapat bersifat unik dan memperkaya baik Pelayanan keperawatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi di mata masyarakat. Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan adalah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan pasien adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil produk dan Dari survei awal yang peneliti lakukan di bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru bulan November 2013, semua pasien mendapatkan komunikasi terapeutik dari perawat. Pasien mengatakan perawat melakukan komunikasi terapeutik, tetapi dari beberapa pasien yang peneliti wawancarai diantaranya menyatakan tidak puas dengan komunikasi yang diberikan 123
perawat. Mereka mengeluh tentang penjelasan prosedur perawatan dan perkembangan kondisi pasien yang tidak disampaikan dengan jelas. Komunikasi terapeutik adalah hubungan perawat dengan klien yang dirancang untuk memfasilitasi tujuan terapi dalam pencapaian tingkatan kesembuhan yang optimal dan efektif. klien merupakan pengalaman belajar dan juga merupakan pengalaman koreksi terhadap emosi klien. Disini perawat sebagai penolong haruslah terapeutik dan kunci untuk menjadi terapeutik adalah dengan penggunaan diri secara terapeutik. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru. Tujuan Khususnya adalah: 1. Untuk mengetahui komunikasi terapeutik perawat di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru. 2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien yang dirawat terhadap pelayanan perawat di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru. II. METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji penelitian yang peneliti gunakan adalah rancangan penelitian korelasional. Jenis rancangan korelasional bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian. Dengan diketahuinya hubungan variabel tersebut maka peneliti dapat menarik kesimpulan dari permasalahan yang diteliti. Teknik pendekatan yang digunakan adalah cross sectional yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau data saat ini juga. Cara ini dilakukan dengan melakukan survey, wawancara atau dengan menyebarkan kuesioner pada responden Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru pada saat dilakukan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik sampling jenuh, yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel, karena jumlah populasi yang sedikit. III. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden Di bawah ini akan dipaparkan karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin dan hasil penelitian mengenai hubungan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru. 1. Distribusi frekuensi berdasarkan umur Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan umur Kelompok Umur F % 4 11,4 6 17,2 46-60 tahun 17 48,6 >60 8 22,8 Jumlah 100 124
Dari tabel 1 diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden yaitu sejumlah kelompok umur 46-60 tahun dan jumlah responden yang paling sedikit 4 responden tahun. 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin f % Laki-laki 17 48,6 Perempuan 18 Jumlah 100 Dari tabel 2 diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden yaitu sejumlah kelompok perempuan dan 17 responden aki-laki. Distribusi tingkat kepuasan pasien Tabel 4. Distribusi Tingkat Kepuasan Kepuasan f Puas 32 Kurang puas 3 Jumlah 100 Dari tabel 4 diperoleh informasi terdapat Hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien. Tabel 5. Hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien Tingkat Komunikasi kepuasan No Jumlah Terapeutik Kurang Puas Puas 1. Optimal 32 0 32 Kurang 2. Optimal 0 3 3 Jumlah 32 3 IV. Hasil Penelitian responden dihasilkan data sebagai berikut : Distribusi komunikasi terapeutik Tabel 3. Distribusi Komunikasi Terapeutik Komunikasi Terapeutik f % Optimal 32 Kurang Optimal 3 Jumlah 100 Dari tabel 3 diperoleh informasi bahwa dari menilai perawat melakukan komunikasi terapeutik secara optimal menilai perawat melakukan komunikasi terapeutik kurang optimal terapeutik perawat optimal dan puas terhadap pelayanan. Sedangkan 3 orang pasien menilai komunikasi perawat kurang optimal dan merasa kurang puas terhadap pelayanan. Dari hasil uji dengan uji Chi-Square program SPSS 18.0 for windows a o ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Tjan Timur Dr. Oen Solo Baru. V. PEMBAHASAN 1. Komunikasi Terapeutik Dari tabel 3 diperoleh informasi bahwa
menilai perawat melakukan komunikasi terapeutik secara optimal dan menilai perawat melakukan komunikasi terapeutik kurang optimal di Bangsal Tjan Timur Dr. Oen Solo Baru. Berdasarkan hasil tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar komunikasi yang dilakukan perawat saat berinteraksi dengan pasien menunjukkan komunikasi yang efektif sesuai dengan prinsip-prinsip komunikasi terpeutik. kejujuran, ekspresif, bersikap positif, empati, menerima pasien apa adanya, sensitif terhadap perasaan pasien dan tidak terpengaruh terhadap masa lalu pasien. Dengan menjalankan prinsip komunikasi terapeutik ini perawat dapat memberikan pelayanan optimal dan mudah membina hubungan saling percaya dengan pasien. 2. Kepuasan Pasien Dari tabel 4 diperoleh informasi terdapat 32 terapeutik adalah hubungan perawat dengan klien yang dirancang untuk memfasilitasi tujuan terapi dalam pencapaian tingkatan kesembuhan yang optimal dan efektif. Berdasarkan pengamatan peneliti, perawat mampu berkomunikasi terapeutik dengan optimal serta lancar karena melakukan fase persiapan, fase perkenalan, fase kerja, dan fase terminasi. Namun didalam fase perkenalan perawat kurang melakukan tindakan memperkenalkan diri dan menjelaskan perananya di rumah sakit. Dalam fase terminasi perawat kurang melakukan tindakan menindaklanjuti interaksi yang sudah dilakukan dan membuat kontrak pertemuan selajutnya. adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya. Faktor yang menyebabkan timbulnya rasa tidak puas pasien terhadap pelayanan keperawatan, yaitu : a. Tidak sesuai harapan dan kenyataan b. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan c. Perilaku perawat kurang memuaskan karakteristik yang digunakan oleh pasien dalam mengevaluasi kualitas jasa pelayanan keperawatan, antara lain yang mempengaruhi komunikasi adalah persepsi, nilai, emosi, latar belakang sosial budaya, pengetahuan, peran dan hubungan serta kondisi lingkungan. terdapat dalam komunikasi terapeutik yang dibutuhkan perawat untuk menghasilkan komunikasi terapeutik yang optimal adalah terlihat dari perawat, empati atau kesediaan perawat untuk memberikan perhatian kepada pasien, cepat tanggap dalam memberikan pelayanan dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan dari pasien, kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan, terpercaya dan akurat, konsisten dan 126
3. kemampuan perawat untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada pasien. Perawat harus dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pasien sehingga pelayanan keperawatan mudah dilaksanakan dan pasien kooperatif dengan setiap tindakan perawat. dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Tjan Timur Dr. Oen Solo Baru dilaksanakannya komunikasi terapeutik adalah : a. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal-hal yang diperlukan. b. Mengurangi keraguan c. Mempengaruhi orang lain d. Mempererat hubungan atau interaksi antara klien dengan terapis (tenaga hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Tjan Timur Dr. Oen Solo Baru adalah dari terhadap komunikasi terapeutik perawat yang optimal dan 3 responden menyatakan kurang puas terhadap komunikasi terapeutik perawat yang kurang optimal. Chi-Square diperoleh p sebesar 0,000 sehingga Disimpulkan bahwa ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Tjan dapat terjadi karena perawat memberikan pelayanan komunikasi terapeutik yang optimal dan kinerja perawat yang cepat dalam mengatasi masalah pasien. Pasien merasakan kepuasan diri atas pelayanan perawat yang diberikan dan mengurangi beban perasaan pasien, dalam kondisi sakit masalah kesehatannya dapat ditangani dengan cepat untuk mencapai kesembuhan. proposional dalam rangka membantu penyelesaian masalah klien terapeutik bukan merupakan apa yang dilakukan seseorang, tetapi bagaimana seseorang melakukan komunikasi itu dalam hubungan dengan orang lain. Seperti yang yang terapeutik antara perawat dan klien merupakan pengalaman belajar dan juga merupakan pengalaman koreksi terhadap emosi klien. Disini perawat sebagai penolong haruslah terapeutik dan kunci untuk menjadi terapeutik adalah dengan penggunaan diri secara terapeutik. Berdasarkan paparan diatas maka dapat dipahami bahwa ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Tjan Timur Dr. Oen yang berjudul hubungan tingkat kepuasan klien terhadap komunikasi terapeutik perawat di Rumah Sakit Bhayangkara 127
Polda Kalbar dan hasil penelitian Achyarini komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien pada Rumah Sakit Umum Bhakti Asih Tangerang. Kedua penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik yang meliputi fase pra-interaksi perawat, fase orientasi perawat, fase kerja perawat, dan fase terminasi perawat dengan kepuasan pasien. Dengan komunikasi terapeutik sangat membantu tingkat kesembuhan pasien. VI. SIMPULAN Dari hasil penelitian yang berjudul hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Tjan Timur Dr. Oen Solo Baru maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Ditemukan presentasi pada kategori komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat di bangsal Tjan Timur RS. Dr menilai perawat melakukan komunikasi terapeutik secara optimal dan 3 responden menilai perawat melakukan komunikasi terapeutik kurang optimal. Mean sebanyak 9,23 yang menunjukkan pada komunikasi terapeutik yang optimal. b. Ditemukan presentasi pada kategori responden yang merasa puas dan 3 puas. Rata-rata nilai kepuasan pasien di Bangsal Tjan Timur RS.Dr. Oen Solo Baru yaitu 12,11 yang menunjukkan sebagian besar pasien puas dengan komunikasi yang dilakukan perawat. c. Dari hasil penelitian hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Tjan Timur RS.Dr. Oen Solo Baru diperoleh hasil uji dengan Chi- Square program SPSS 18.0 for windows diperoleh p sebesar 0 a diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Tjan Timur RS.Dr. Oen Solo Baru DAFTAR PUSTAKA Arwani. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta : EGC, 2003. Riset Keperawatan dan. Jakarta: Salemba Medika, 2008. Mundakir. Komunikasi Keperawatan Aplikasi dan Pelayanan. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006. Nasir, Abdul (et al Komunikasi dalam Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika, Nurjannah, Intansari. Komunikasi Keperawatan Dasar-Dasar Komunikasi bagi Perawat. Nursalam. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika, 2011. Sheldon, Lisa Kennedy. Komunikasi untuk Keperawatan Berbicara dengan Pasien. Alih Bahasa : Stella Tinia. Jakarta : Erlangga, 2010. 128
Suyanto. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika, 2011. Panduan Komunikasi Efektif untuk Bekal Keperawatan Profesional. Yogyakarta : D-Medika, 2013. Achyarini, Dewi Putri. Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Umum Bhakti Asih Tangerang. URL:http://jurnal. untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanfk/ article/download/3044/3019, 2013. Klien terhadap Komunikasi Teraputik Perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kalbar. URL:http://pustaka.unpad. ac.id/archives/126673, 2006. 129