HAK ASASI MANUSIA DAN KEHIDUPAN BERBANGSA MEMPERINGATI ULANG TAHUN ELSAM KE-20

dokumen-dokumen yang mirip
c. Menyatakan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27

Komisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM. Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015

BAB IV PENUTUP. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, Pasal 7, yang meliputi ; adalah persoalan yang serius dan extraordinary, maka juga perlu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

ALASAN-ALASAN DIBALIK DIBATALKANNYA UNDANG- UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DI INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

BAB V PENUTUP. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi sejatinya dibentuk untuk memenuhi

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-4

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : Nama : Adri Suwirman.

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015

Usulan Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Masa lalu: Pelembagaan Kebijakan dan Rencana Aksi

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

TEMA: PERAN DPR-RI DALAM PERSPEKTIF PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI DI INDONESIA. Kamis, 12 November 2009

RechtsVinding Online. RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu. bersikap untuk tidak ikut ambil bagian. dalam voting tersebut.

Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional

POSISI KASUS; HAMBATAN DAN PERMASALAHAN

pembentukan komisi kepresidenan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

Soal Undang-Undang Yang Sering Keluar Di Tes Masuk Sekolah Kedinasan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN Tentang KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Nomor Anggota : A-356 Assalamualaikum Wr. Wb., Salam Sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu MERDEKA!!!

Memetakan Dukungan Politik Penyelesaian Masa Lalu: Mendorong Pembentukan Kembali UU Komisi Kebanaran dan Rekonsiliasi

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

kliping ELSAM KLP: RUU KKR-1999

BAB IX oleh : Prof.Gunarto.SH.SE,Akt.M.Hum Politik Hukum Pasca Pemilu 1999

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

RISALAH KEBIJAKAN. Mendorong Regulasi Penggusuran Sesuai dengan Standar Hak Asasi Manusia

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ASPEK HUKUM PEMBERHENTIAN DAN PENGGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW) ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. Oleh: Husendro

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

PERSPEKTIF PEMERINTAH ATAS HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT HUKUM ADAT

BAB I PENDAHULUAN. kita memiliki tiga macam dokumen Undang-undang Dasar (konstitusi) yaitu: 1

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 008/PUU-IV/2006 Perbaikan Tgl. 12 Mei 2006

keberadaan MK pd awalnya adalah untuk menjalankan judicial review itu sendiri dapat dipahami sebagai and balances antar cabang kekuasaan negara

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H.

-1- PENJELASAN ATAS QANUN ACEH NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI ACEH

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 006/PUU-IV/2006 Perbaikan Tgl 25 April 2006

Mendamaikan Pengaturan Hukum Penyadapan di Indonesia

MENGHADIRKAN KOMISI KEBENARAN DI ACEH: SEBUAH TANTANGAN INDONESIA UNTUK BERPIHAK PADA KEBENARAN DAN KEADILAN

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011

I. PENDAHULUAN. Sejak diumumkannya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Universal Declaration of

KOMISI YUDISIAL BARU DAN PENATAAN SISTEM INFRA-STRUKTUR ETIKA BERBANGSA DAN BERNEGARA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

DAFTAR ISI. Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB I EVOLUSI PEMIKIRAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA...

HAM DI ERA REFORMASI. Oleh: Muchamad Ali Safa at 1. Keberadaan negara adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI TANGGAL 18 JULI 2006

Briefing Pers Menyongsong Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc Untuk Kasus Penghilangan Orang Secara Paksa 1997/1998

MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan)

PERSPEKTIF PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA MELALUI PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

Rilis Pers Bersama. Perppu Ormas Ancaman bagi Demokrasi dan Negara Hukum

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

Pemerintah dan Pelaksanaan HAM di Daerah. oleh: Sidarto Danusubroto ANGGOTA DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FUNGSI LEGISLASI DPR PASCA AMANDEMEN UUD Sunarto 1

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017

Mengenal Mahkamah Agung Lebih Dalam

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA UNTUK PEMAJUAN DAN PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA

MASUKAN KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN ATAS PERUBAHAN UU NO. 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

IMPLIKASI AMANDEMEN UUD 1945 TERHADAP SISTEM HUKUM NASIONAL

BAB V PENUTUP. merumuskannya dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

MEKANISME PENGADUAN DAN PELAPORAN TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

PASAL-PASAL BERMASALAH PADA NASKAH RUU PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME NO. 15/2003

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR Rl TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

KOMNAS HAM DAN PENGADILAN HAM. Muchamad Ali Safa at

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi bagian dari proses peralihan Indonesia menuju cita demokrasi

KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)

Transkripsi:

HAK ASASI MANUSIA DAN KEHIDUPAN BERBANGSA MEMPERINGATI ULANG TAHUN ELSAM KE-20 Oleh Drs. Sidarto Danusubroto, SH (Ketua MPR RI) Pengantar Setiap tanggal 10 Desember kita memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia, yang mengacu kepada proklamasi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia oleh Majelis Umum PBB pada 10 Desember 1948. Peringatannya sendiri baru dimulai sejak 1950 ketika Majelis Umum mengundang semua negara dan organisasi yang peduli terhadap masalah HAM untuk merayakannya. Jika mengacu kepada peringatan pertama pada 1950, maka tahun ini kita akan merayakan Hari HAM Sedunia yang 63. Artinya bahwa pembicaraan tentang HAM sebenarnya sudah berlangsung lama. Namun, perjalanan waktu yang demikian panjang, ternyata belum memberikan hasil yang memuaskan terhadap penghormatan dan penegakan HAM di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Dalam data yang dirilis oleh perusahaan analisis global, Maplecroft, dalam Atlas Risiko HAM 2014 (Human Rights Risk Atlas/HRRA), jumlah negara dengan risiko pelanggaran hak asasi manusia (HAM) meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia sendiri berada di urutan ke- 30 dalam peringkat negara dengan kondisi HAM terburuk dari 197 negara yang dievaluasi dalam berbagai pelanggaran HAM. Perkembangan Penanganan Kasus Pelanggaran HAM Dalam Jajak Pendapat oleh Litbang Kompas yang dilansir pada 9 Desember 2013, terungkap bahwa sebanyak 73,5% responden menyatakan tidak puas terhadap kinerja Pemerintah dalam menjamin HAM. Hanya sekitar 21,2% responden yang menyatakan puas, HUT Elsam Desember 2013 1

sementara 5,3% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab. Dalam jajak pendapat juga terungkap bahwa menjelang berakhirnya periode kedua pemerintahan saat ini, realitas penegakan hak asasi manusia masih menunjukkan gambaran buram. Berbagai pelanggaran HAM tetap terjadi di bawah sikap pembiaran oleh negara. Kompas juga mencatat bahwa laporan HAM yang dilansir beberapa lembaga dalam negeri ataupun internasional mencatat sejumlah pelanggaran yang berulang dilakukan negara. Fokus yang banyak dibicarakan terutama menyangkut pelanggaran hak kaum minoritas agama. The Wahid Institute melaporkan, kasus-kasus diskriminasi terhadap kaum minoritas agama terus meningkat. Pada tahun 2009, ada 121 insiden pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Sementara pada 2010 jumlahnya menjadi 184 peristiwa dan bertambah lagi menjadi 267 kasus pada 2011. Puncaknya, tahun 2102, angka tersebut telah menjadi 274 kasus. Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid bahkan mengungkap fakta, dari 274 kasus pada 2012, 166 pelanggaran justru dilakukan aparat negara. Terkait dengan persoalan hak kaum minoritas agama Kompas mencatat perlindungan terhadap kaum minoritas yang masih sangat minim tidak hanya disuarakan disuarakan oleh responden yang beragama minoritas, tetapi juga mereka yang memeluk agama mayoritas. Tak kurang dari 47 persen responden beragama Islam menyatakan kelompok minoritas agama selama ini tidak dilindungi haknya dalam beribadah berkeyakinan. Upaya Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM di Indoneia. Pelanggaran hak asasi manusia yang berat merupakan extra ordinary crimes sehingga penyelesaiannya juga tidak dapat mempergunakan ketentuan hukum yang sudah ada, seperti misalnya KUHP, namun harus melalui jalur khusus. Untuk itu, sesuai dengan amanat Pasal 104 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, telah dibentuk suatu Undang-Undang tentang Pengadilan Hak HUT Elsam Desember 2013 2

Asasi Manusia (UU Nomor 26 Tahun 2000), yang diharapkan dapat melindungi hak asasi manusia, baik perseorangan maupun masyarakat, dan menjadi dasar dalam penegakan, kepastian hukum, keadilan, dan perasaan aman, baik bagi perseorangan maupun masyarakat, terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Disamping adanya Pengadilan HAM ad hoc, TAP MPR Nomor V/MPR/2000 tentang Pemantapan dan Kesatuan Nasional yang merupakan bagian dari pelaksanaan perintah konstitusi kepada segenap penyelenggara negara, yang sejalan dengan maksud dan tujuan Amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, terutama Pasal 28A 28J tentang Hak Asasi Manusia (HAM), juga menyebutkan perlunya dibentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, yaitu sebuah lembaga extra-yudicial yang bertugas untuk menegakkan kebenaran dengan mengungkapkan penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran hak asasi manusia pada masa lampau, sesuai dengan ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan rekonsiliasi dalam perspektif kepentingan bersama sebagai bangsa. Langkahlangkah yang ditempuh adalah pengungkapan kebenaran, pengakuan kesalahan, pemberian maaf, perdamaian, penegakan hukum, amnesty, rehabilitasi, atau alternatif lain yang bermanfaat untuk menegakkan persatuan dan kesatuan bangsa dengan tetap memperhatikan rasa keadilan dalam masyarakat. Dalam pembahasan RUU KKR, hal pertama yang sudah menjadi kesepakatan semua pihak ialah bahwa Rekonsiliasi, yang di dalamnya termasuk Rehabilitasi nasional, merupakan amanat Ketetapan MPR Nomor V/MPR/2000 tentang Pemantapan dan Kesatuan Nasional, yang berlanjut ke dalam suatu paket dengan pemberlakuan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM ad hoc, serta merupakan bagian dari pelaksanaan perintah konsitusi kepada segenap penyelenggara negara, yang sejalan dengan maksud dan tujuan Amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, terutama Pasal 28A 28J tentang Hak Asasi Manusia (HAM). HUT Elsam Desember 2013 3

Salah satu dasar pemikiran terpenting yang melandasi betapa mendesaknya dilakukan Rekonsiliasi dan Rehabilitasi nasional adalah untuk menunjukkan perwujudnyataan upaya bangsa Indonesia menuju ke masa depan yang lebih baik dengan meninggalkan dendam politik dan trauma masa lalu. Pembahasan UU KKR telah melalui perdebatan panjang yang melibatkan sekitar 60 institusi pemerintah dan non pemerintah, termasuk para korban, dan akhirnya dengan didukung oleh sembilan fraksi, Rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 7 September 2004 menyetujui RUU tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi disahkan menjadi Undang-Undang. Persetujuan ini tidak serta-merta menyelesaikan perdebatan dan tarik-menarik kepentingan yang memang sangat mewarnai proses pembahasan RUU KKR. Perdebatan panjang yang cukup melelahkan selama 16 bulan menunjukkan bahwa proses untuk melahirkan UU Tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) yang diharapkan dapat dipergunakan untuk mengubur masa lalu yang kelam bukanlah pekerjaan yang mudah dan sederhana. Walaupun undang-undangnya telah lahir dengan perjuangan yang sangat berat, namun persoalan yang dihadapi belum juga tuntas. UU KKR menetapkan tentang batas waktu pembentukan Komisi namun kenyataannya walaupun sudah berjalan selama 10 bulan, Presiden belum menandatangani dan menyerahkan 21 nama calon anggota Komisi kepada DPR RI untuk mendapat persetujuan, sampai kemudian UU tentang KKR dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. Menata Kehidupan Berbangsa UU No. 27 Tahun 2004 Tentang KKR memang sudah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Namun proses pengungkapan kebenaran dan proses rekonsiliasi dan penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia tidak boleh terhenti. Karena kasus-kasus HUT Elsam Desember 2013 4

ini telah menyandera bangsa Indonesia untuk maju dan melihat ke depan. Untuk itu, DPR perlu mengajukan usul inisiatif RUU pengganti UU KKR tersebut. Sambil menunggu diajukannya RUU baru sebagai pengganti UU KKR, perlu dilakukan rehabilitasi terhadap para korban dalam kaitannya dengan Rekonsiliasi (seperti yang dimaksud UU KKR Pasal 27), sedangkan Rehabilitasi umum adalah merupakan kewenangan Presiden, terutama dengan adanya dukungan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui surat Ketua MA no. KMA/403/VI/2003 tanggal 12 Juni 2003 yang berisi rekomendasi dan pandangan hukum yang pada pokoknya meminta presiden mengambil langkah-langkah konkrit kearah penyelesaian hukum dan pemberian rehabilitasi umum bagi para korban pemerintahan orde baru, khususnya para korban peristiwa 1965, dukungan Wakil Ketua DPR RI melalui surat No. KS 02/3947/DPR RI/2003 tanggal 25 Juli 2003 yang meminta presiden untuk menindak lanjuti tuntutan rehabilitasi bagi para korban peristiwa 1965 sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, serta dukungan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berupa surat dari Komnas HAM No. 147/PUA/VIII/2003 tanggal 25 Agustus 2003 yang juga meminta presiden memberikan rehabilitasi kepada para korban peristiwa 1965 berdasarkan pasal 14 ayat (1) UUD 45. Penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi pada masa lalu juga harus terus diupayakan. Prinsip-prinsip transitional justice, antara lain menuntut adanya : 1. Penindakan terhadap pelaku pelanggaran HAM masa lalu, 2. Pemulihan Hak Korban, 3. Pengakuan adanya korban, 4. Prinsip non-recurrement, jaminan tidak akan terulangnya pelanggaran HAM. Dalam laporan yang disampaikan Koalisi Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran (KKPK) terungkap bahwa penyelesaian pelanggaran berat HAM tidak hanya berkaitan dengan pengakuan kebenaran, tetapi juga perlu mendorong berjalannya proses pengadilan, HUT Elsam Desember 2013 5

pemulihan dan reparasi korban, serta memastikan agar pelanggaran tersebut tidak terulang. KKPK juga mencatat bahwa berbagai permasalahan buntunya proses penyelesaian pelanggaran HAM, dan terus berulangnya kekerasan dan pelanggaran HAM yang terjadi, telah mengoyak rasa keadilan kepada para korban yang hingga kini masih menuntut keadilan. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak adanya penyelesaian pelanggaran HAM dan membuka pintu untuk munculnya kekerasan serta pelanggaran HAM yang baru pada masa sekarang, berimplikasi pada rentannya bangunan demokrasi di Indonesia. Demokrasi tanpa penghormatan terhadap hak asasi manusia hampir mustahil terwujud. Bangsa Indonesia harus belajar dari bangsa-bangsa di Amerika Latin yang berani menyelesaikan berbagai pelanggaran HAM masa lalu. Negara Chile, misalnya memiliki Museum of Memory and Human Rights untuk melayani kebenaran dan memori kolektif nasional, sedangkan di Buenos Aires terdapat Monumen ESMA untuk memperingati korban pelanggaran HAM. Negara-negara di Amerika Latin; seperti Chile, Argentina dan Brazil, negara di Eropa Timur dan Afrika Selatan berhasil menyelesaikan masalah-masalah HAM secara cerdas, dengan cara yang lebih dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa they could accept their history. Hitam maupun putih-nya sejarah, mereka menerimanya sebagai bagian dari proses berdemokrasi untuk menghargai HAM. Penutup Sesungguhnya bangsa yang besar dan bergerak maju adalah bangsa yang berdamai dengan masa lalu. Agar dapat berdamai dengan masa lalu, kita harus berjiwa besar untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada para korban HAM demi terwujudnya rekonsiliasi. Untuk Bangsa Indonesia ke depan yang lebih baik, kita perlu mengakui sejarah hitam dan putihnya bangsa ini, bahwa pernah terjadi pelanggaran HAM berat (gross violations of human rights) di Indonesia. HUT Elsam Desember 2013 6

Dalam sejarah bangsa Indonesia, penguasa memegang otoritas kebenaran sejarah, Kepentingan penguasa cenderung merubah kebenaran sejarah itu sendiri yang mengandung muatan politik atau disebut juga the history of victorious. Sejarah suatu bangsa sudah seharusnya didasarkan pada fakta kebenaran yang bisa dijadikan pijakan bagi pihak lain maupun bangsa itu sendiri. Selama ini kita bersembunyi, kemudian bangsa lain akan men-cap kita tidak bisa menerima kebenaran. Kalau tetap mempertahankan keadaan seperti ini, maka Indonesia tidak akan pernah memiliki history of history. Jakarta, 10 Desember 2013 Drs. Sidarto Danusubroto, SH HUT Elsam Desember 2013 7

Lampiran: Jajak Pendapat Kompas HUT Elsam Desember 2013 8