BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung. Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan di timbang sebanyak 50 kg.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. asam ataupun enzimatis untuk menghasilkan glukosa, kemudian gula

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengadaan Alat dan Bahan a. Pengadaan alat b. Pengadaan tetes tebu

BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

Teknologi Pengolahan. Bioetanol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

FERMENTASI ETANOL DARI SAMPAH TPS GEBANG PUTIH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. indutri. Pemanfaat jagung dalam bidang industri selain sebagai sumber

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB I PENDAHULUAN. dan Costa Rica yang umumnya digemari sebagai konsumsi buah segar. Buah segar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pemurnian Etanol dengan Menggunakan Alat Sistem

PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN WAKTU FERMENTASI PADA PROSES PEMBUATAN BIOETANOL DARI AIR KELAPA

I. PENDAHULUAN. Saat ini persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin

III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

BAB III METODE PENELITIAN

PRODUKSI BIOETANOL DARI SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN SKALA LABORATORIUM

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB I PENDAHULUAN. Energi (M BOE) Gambar 1.1 Pertumbuhan Konsumsi Energi [25]

RANCANG BANGUN ALAT DISTILASI SATU TAHAP UNTUK MEMPRODUKSI BIOETANOLGRADE TEKNIS

KUESIONER PENELITIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI BIOETANOL SKALA RUMAH DI SUKABUMI

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB IV HASIL PENELITIAN

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DIHALUSKAN (TEPUNG) DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

PRESENTASI PROPOSAL TUGAS AKHIR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

PEMBUATAN BIOETANOL DARI MINUMAN SERBUK AFKIR

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PEMBUATAN BIOETANOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi). Di Sulawesi Utara, pengolahan etanol dari nira aren dilakukan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI BIO-ETHANOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE TERHADAP TINGKAT PRODUKSI BIOETANOL DENGAN BAHAN BAKU TETES TEBU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

I. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang industri jasa maupun industri pengolahan bahan baku menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

Analisa Penggunaan Bahan Bakar Bioethanol Dari Batang Padi Sebagai Campuran Pada Bensin

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL HASIL FERMENTASI GAPLEK SINGKONG KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU BERBEDA SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMALISASI LIMBAH SERBUK KAYU MENJADI BIOETANOL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN MENGGUNAKAN DISTILASI GELOMBANG MIKRO

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

PEMANFAATAN SINGKONG PAHIT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL SECARA FERMENTASI MENGGUNAKAN Saccharomyces Cerevisiae

SUBSTITUSI EKSTRAK AMPAS TEBU TERHADAP LAJU KEASAMAN DAN PRODUKSI ALKOHOL PADA PROSES PEMBUATAN BIOETHANOL BERBAHAN DASAR WHEY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUK BIOETANOL DARI PATI MANGGA (Mangifera Indica L.) DENGAN PROSES HIDROLISA ENZIM DAN FERMENTASI

Pabrik Sirup Glukosa dari Ubi Jalar (Ipomoea batatas ) dengan Proses Hidrolisa Enzim

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. blender, ukuran partikel yang digunakan adalah ±40 mesh, atau 0,4 mm.

FERMENTASI SAMPAH BUAH MENJADI ETANOL MENGGUNAKAN BAKTERI Zymomonas mobilis. FERMENTATION OF REFUSED FRUITS FOR ETHANOL USING Zymomonas mobilis

METODE PENGUJIAN KADAR RESIDU ASPAL EMULSI DENGAN PENYULINGAN

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

Hidrolisis Biji Sorgum Menjadi Bioetanol. Menggunakan NaOH Papain Dengan Metode Sakarifikasi Disusun dan Fermentasi Oleh : Simultan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSES PENGUJIAN

A. Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu menghasilkan minyak sereh dengan cara destilasi

KAJIAN POTENSI SUMBER BIOETHANOL DARI PEMANFAATAN LIMBAH BIOMASSA SEBAGAI SUMBER ENERGY ALTERNATIF

TUGAS MIKROBIOLOGI BIOETANOL

Pabrik Sirup Glukosa dari Tepung Tapioka dengan Proses Hidrolisis Enzim

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan

Oleh : Djimlan KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) MODEL UNIT V KABUPATEN BOALEMO

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

KUALITAS BIOETANOL LIMBAH PADAT BASAH TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA. Skripsi

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol)

Lampiran 1. Hasil identifikasi ubi kayu

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung 4.1.1 Persiapan Bahan Baku Pada pembuatan bioetanol dengan bahan baku sumber pati yakni Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan di timbang sebanyak 50 kg. Kemudian jagung digiling dengan menggunakan mesin penggiling. Ukuran jagung yang digunakan pada proses bioetanol adalah ukuran butiran kecil. Proses penggilingan jagung dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Proses penggilingan jagung 4.1.2 Proses Liquefaction dan Sakarafikasi Tahap Liquefaction yaitu bertujuan untuk menghomogenkan air dengan pati jagung sampai menjadi homogen. Cara yang dilakukan adalah : a. Pati jagung sebanyak 25 kg dimasukkan ke dalam tangki fermentasi dengan ditambahkan air dengan perbandingan 1 : 2,5 (1 kg jagung pipilan ditambahkan 2,5 ltr air bersih) dan diaduk hingga homogen. 14

b. Tutup dan didiamkan selama satu malam, kemudian tambahkan enzim no cook dengan perbandingan 1 : 1 dan diamkan selama 14 jam dengan kodisi suhu kisaran 32 o C. Kadar gula yang dihasilkan dari proses sakarafikasi yang diukur dengan menggunakan refraktometer adalah 16%. Proses sakarafikasi yaitu proses dengan cara bukan simultan berlangsung bertahap, yaitu sakarafikasi sampai menghasilkan glukosa. Pada proses sakarafikasi dan liquifikasi yaitu pati yang telah tergradasi menjadi dekstrin. Proses sakarafikasi bertujuan untuk memecahkan gula kompleks menjadi gula sederhana. Kedua proses tersebut dilakukan secara stimulant dengan menggunakan enzim No cook. Enzim No cook adalah cairan konsentrat enzim Alpha plus Gluko Amylase untuk mengubah karbohidrat menjadi gula sederhana tanpa perlu pemanasan, hemat energi dan efisien waktu. 4.1.3 Fermentasi Fermentasi merupakan proses biokimia dimana mikroba yang berperan dalam fermentasi akan menghasilkan enzim yang mampu mengonversi subsrat menjadi etanol. Tujuan fermentasi yaitu untuk menguraikan atau mencairkan bahan yang akan difermentasi. Proses fermentasi dilakukan dengan menambahkan NPK dan Urea sebagai nutrisi bagi bakteri kemudian diamkan selama 15 menit. Selanjutnya dilakukan penambahan ragi sebanyak 4 %, diaduk hingga homogen. Tutup penutup dengan menggunakan plastik yang dilengkapi dengan selang pernapasan 15

anaerob yang dihubungkan botol berisi air. Fermentasikan selama 7 Hari 7 malam. Proses fermentasi dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Proses Fermentasi Gambar 2. Proses fermentasi Selama proses fermentasi akan menghasilkan cairan etanol/alkohol dan CO2. Hasil dari fermentasi berupa cairan mengandung alkohol/ethanol berkadar rendah antara 7 hingga 10 % (biasa disebut cairan Beer). Pada kadar ethanol max 10 % ragi menjadi tidak aktif lagi, karena kelebihan alkohol akan beakibat racun bagi ragi itu sendiri dan mematikan aktifitasnya. 4.1.4 Proses Penyaringan Proses penyaringan bertujuan untuk memisahkan etanol dengan limbah padat, proses penyaringan ini menggunakan sarigan dari kain. Campuran etanol dan hasil saringan volumenya diukur dan dimasukkan kedalam bak boiler untuk di destilasi. Proses penyaringan dapat dilihat pada gambar 3. 16

Gambar 3. Proses Penyaringan 4.1.5 Proses Destilasi Destilasi merupakan prose pemurnian dengan memisahkan dua atau lebih komponen berdasarkan titik didih, jadi tujaun destilasi adalah untuk memisahkan etanol dari air. Proses Selanjutnya yaitu pemanasan dengan menggunakan api berbahan bakar kayu, suhu pemanasan < 95 o C, dan nyalakan pompa pendingin. Proses destilasi dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Proses Destilasi Setelah itu melakukan pengukuran kadar alkohol, cara pengukuran kadar alkohol pertama masukan bioetanol kedalam gelas ukur yang tingginya lebih panjang dari alkohol meter, kemudian masukan batang 17

alkohol meter kedalam gelas ukur, dan alkohol meter akan tenggelam dan batas airnya akan menunjukan berapa kandungan alkohol didalam larutan. Hasil etanol yang telah diukur selanjutnya dimasukkan ke dalam jergen sesuai dengan kadar yang diperoleh pada saat pengukuran. Proses pengukuran dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Proses Pengukuran kadar alkohol 4.2 Jumlah Pengukuran Kadar Alkohol Pati Jagung Tabel 3. Hasil Pengukuran Kadar alkohol dan jumlah yang dihasilkan pada kadar > 90 C 90 % 500 ml 4 ½ Jam 60 C 91 C 92 % 1000 ml sampai Sampai 65 C 99 C 93 % 2250 ml 94 % 3500 ml Total > 90 = 10250 ml Tabel 4. Hasil Pengukuran Kadar alkohol dan jumlah yang dihasilkan pada kadar > 80 C 80 % 1000 ml 4 ½ Jam 60 C 91 C 85 % 500 ml sampai Sampai 65 C 99 C 87 % 250 ml 88 % 250 ml Total > 80 = 2000 ml 18

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kadar alkohol dan jumlah yang dihasilkan pada kadar > 70 C 4 ½ Jam 60 C sampai 65 C 91 C Sampai 99 C 40 % 250 ml 55 % 500 ml 68 % 250 ml Total > 70 = 1000 ml Hasil Proses produksi bioetanol dari pati jagung yang di dapatkan dari pengolahan 50 Kg jagung menjadi bioetanol, didapatkan dalam suhu pemanasan 60 65 C dan pengatur suhu boiler destilasi pada suhu 91 C - 99 C pada waktu pemanasan selama 4½ jam. Pengukuran menggunakan gelas ukur 250 ml yaitu hasil pengukuran kadar alkohol >90% dengan kadar 90% sebanyak 500 ml, kadar alkohol pada kadar 92% sebanyak 1000 ml, kadar alkohol pada kadar 93% sebanyak 2250 ml, kadar alkohol pada kadar 94 % sebanyak 3500 ml. Berarti total hasil pengukuran kadar alkohol dengan kadar >90 % adalah 7250 ml. Hasil pengukuran Kadar alkohol >80 % dengan kadar alkohol 80% sebanyak 1000 ml, kadar alkohol pada kadar 85% sebanyak 500 ml, kadar alkohol pada kadar 87 % 250 ml, kadar alkohol pada kadar 88 % sebanyak 250 ml. Berarti total hasil pengukuran kadar alkohol >80 % adalah 2000 ml. Hasil pengukuran kadar alkohol <70 % dengan kadar alkohol 40 % sebanyak 250 %, kadar alkohol pada kadar 55% sebanyak 500 ml dan kadar alkohol pada kadar 68% sebanyak 250 ml. Berarti total hasil hasil pengukuran kadar alkohol <70 % adalah 1000 ml. 19

Tabel 6. Hasil Pengukuran Kadar alkohol dan jumlah yang dihasilkan pada kadar > 90%, kadar > 80%, dan kadar <70% > 90 % 7250 ml 4 ½ Jam 60 C 91 C > 80 % 2000 ml sampai Sampai 65 C 99 C > 70 % 1000 ml Total = 10250 ml atau 10,25 l R = x 100 % =, x 100 % = 8,54 % Jika ditambahkan antara semua hasil pengukuran dengan kadar alkohol >90 %, kadar alkohol >80 % dan kadar alkohol <70% menghasilkan sebanyak 10250 ml etanol atau 10,5 liter etanol yang dihasilkan. Rendemen yang dihasilkan dari jagung 50 Kg akan menghasilkan 8,54% bioetanol. 20