PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI PADA USIA LANJUT DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI UPT WREDHA BUDI DHARMA PONGGALAN GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI

Pengaruh Musik Campursari Terhadap Penurunan Skor Depresi pada Lansia di PSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BUDHI DHARMA PONGGALAN UMBULHARJO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

ANALISIS KARAKTERISTIK USIA LANJUT BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI DI POSYANDU LANSIA DUSUN WONOGIRI JATIREJO LENDAH KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA TERATAI DUSUN NGRENAK KIDUL 10 SIDOMOYO GODEAN SLEMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SURYATI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah siswa yang cukup banyak sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun, dalam bidang kesehatan karena meningkatnya jumlah penduduk lanjut

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

Gambaran Diri Tidak Berhubungan dengan Tingkat Depresi pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI POSYANDU LANSIA KENANGA RW. 02 SERANGAN, YOGYAKARTA SKRIPSI

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : LISSIYA MUFATIKAH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: FENI TRI ANDANI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PSTW UNIT BUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI BALAI PSTW UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

PENGARUH PENYULUHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI SISWI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu juga mulai terlihat hilangnya bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap lansia (

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar tubuh (Padila, 2013). Menjadi tua merupakan proses

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK

PERBEDAAN STATUS GIZI USIA 0-6 BULAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK EKSKLUSIF DI BPS SURATNI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP KEJADIAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA DI UPT PANTI WREDHA BUDHI DHARMA PONGGALAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

PENGARUH TERAPI WUDHU SEBELUM TIDUR TERHADAP KEJADIAN INSOMNIA JANGKA PENDEK PADA USIA LANJUT DI PSTW BUDHI DHARMA PONGGALAN YOGYAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

Transkripsi:

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI PADA USIA LANJUT DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: VITA SRY SULASTRI 070201075 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2011 i

HALAMAN PENGESAHAN PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI PADA USIA LANJUT DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : VITA SRY SULASTRI 070201075 Telah disetujui : Pada tanggal 23 Juli 2011 Pembimbing, Endri Astuti, S. Kep. Ns. ii

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya dan semoga selalu terlimpah kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu yang diharapkan. Penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan, pengarahan dari semua pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Warsiti, M.Kep., Sp.Mat., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta. 2. Ery Khusnal, MNS selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta. 3. Endri Astuti, S.Kep., Ns., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantu penyusunan skripsi ini. 4. Yuli Isnaeni, M.Kep., Sp.Kom, selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantu penyusunan skripsi ini. 5. Sulisno, SH, selaku Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur yang telah memberikan izin sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu dan Bapak, terima kasih atas segala dukungan, kasih sayang, pengorbanan, doa, dan bimbingannya. 7. Teman-teman mahasiswa angkatan 2007/2008 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta. 8. Semua pihak yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa karena keterbatasan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Yogyakarta, 23 Juli 2011 Penulis iii

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI PADA USIA LANJUT DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA 1 Vita Sry Sulastri 2, Endri Astuti 3 INTISARI Latar belakang : Depresi merupakan penyakit mental yang paling sering muncul pada pasien yang berusia di atas 60 tahun. Orang yang depresi produktivitasnya akan menurun dan membahayakan jiwa setiap orang tidak terkecuali usia lanjut. Salah satu cara untuk mengurangi depresi yaitu dengan terapi musik karena musik yang lembut dapat memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak. Musik dapat mengontrol hormon-hormon yang berhubungan dengan stress yaitu Adrenocorticotropin sehingga dapat mengurangi stress dan mengontrol depresi. Tujuan : Diketahuinya pengaruh terapi musik terhadap perubahan tingkat depresi pada usia lanjut di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan rancangan pretest posttest one group design. Populasi dalam penelitian ini dalah usia lanjut di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta sebanyak 73 usia lanjut. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling diperoleh 12 responden. Analisa data dilakukan dengan rumus paired t-test. Hasil penelitian : Tingkat depresi sebelum diberikan terapi musik, didapatkan nilai rata-rata tingkat depresi yang dialami responden sebesar 6,25 yang termasuk dalam kategori suspek dan setelah diberikan terapi musik, didapatkan nilai rata-rata tingkat depresi responden sebesar 4,92 dengan kategori normal. Hasil uji paired t-test menunjukkan nilai p lebih kecil dari 0,05 (0,028 < 0,05) sehingga hipotesis diterima. Kesimpulan : Ada pengaruh terapi musik terhadap perubahan tingkat depresi pada usia lanjut di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul. Saran : Saran bagi usia lanjut di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul agar dapat menggunakan terapi musik sebagai cara alternatif untuk mengurangi tingkat depresi. Dengan cara pegawai panti menyediakan alat dan musik yang akan diputarkan secara bersamaan di wisma masing-masing usia lanjut. Kata kunci : depresi, terapi musik, usia lanjut Kepustakaan : 26 buku, 7 internet, 9 jurnal Jumlah halaman : xii, 76 halaman, 4 tabel, 8 gambar, 15 lampiran. 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta iv

PENDAHULUAN Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah terwujud hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatnya umur harapan hidup. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut cenderung meningkat dan bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000). Penuaan merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan terus-menerus, dan berkesinambungan yang bisa terjadi pada semua manusia sebagai akibat bertambahnya umur. Selanjutnya proses ini akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Maryam, 2008). Berbagai persoalan hidup mendera usia lanjut sepanjang hayatnya, seperti : kemiskinan, kegagalan yang beruntun, stress yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan keluarga atau anak. Persoalan hidup lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merawatnya juga sering mendera usia lanjut, sehingga cita-cita untuk hidup bersama anak atau cucu dan mendapatkan perawatan dari keluarga tidak terlaksana. Kondisi-kondisi hidup seperti ini yang dapat memicu terjadinya depresi (Kementrian Sosial RI, 2006). Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan (afektif, mood) yang ditandai dengan kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan gairah hidup, tidak ada semangat dan merasa tidak berdaya, perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna dan putus asa (Yosep, 2007). Depresi pada usia lanjut merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus namun masyarakat tidak menganggap dan menghiraukan masalah ini. Padahal ini merupakan penyakit psikiatrik yang paling umum yang mempengaruhi usia lanjut, namun seringkali penyakit ini jarang terdiagnosa dan tidak tertangani pada kelompok usia ini (Marchira, 2004). Data prevalensi depresi yaitu depresi terjadi sekitar 10-15 % pada usia lanjut di komunitas, 11-45 % pada usia lanjut yang membutuhkan rawat inap, dan sampai 50 % pada residen panti jompo (Potter & Perry, 2009 ). Depresi dapat memperpendek harapan hidup. Dampak terbesar yang sering terjadi adalah kualitas hidup yang menurun, menghambat pemenuhan tugas-tugas perkembangan usia lanjut.bunuh diri menjadi konsekuensi yang serius dari depresi yang tidak ditangani (Stanley & Beare, 2007). Prevalensi gangguan depresi dapat diturunkan melalui berbagai cara, diantaranya dengan pemberian antidepresan. Selain itu menurut Agus (2002), salah satu cara untuk mengurangi depresi yaitu terapi relaksasi. Terapi ini dapat menurunkan gangguan berhubungan dengan stress dan depresi. Di dalam terapi ini terdapat terapi musik dimana salah satu manfaat dari terapi itu dapat memperbaiki keadaan mental seperti depresi. Secara keseluruhan musik dapat berpengaruh secara fisik maupun psikologis. Secara psikologis, musik dapat membuat seseorang menjadi lebih rileks, mengurangi stress, mengurangi kecemasan dan depresi, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa gembira dan sedih, dan membantu serta melepaskan rasa sakit (Rachmawati dkk, 2008). Terapi musik merupakan salah satu cara untuk mengurangi depresi yang murah dan mudah dilakukan oleh setiap orang tidak terkecuali usia lanjut. Terapi musik telah menjadi salah satu pelengkap pada terapi gangguan jiwa seperti skizofren, perilaku kekerasan, gangguan alam perasaan seperti mania dan depresi, gangguan emosional, stress dan kecemasan (Rachmawati dkk, 2008). 1

Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 25 November 2010, didapatkan bahwa jumlah usia lanjut di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul adalah 73 orang, dengan rincian 60 orang dari APBD dan 13 orang dari subsidi silang. Dari hasil wawancara dengan 5 usia lanjut didapatkan 2 usia lanjut yang mengalami suspek depresi dan 1 usia lanjut yang mengalami depresi dengan nilai skor GDS 5. Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang pengaruh terapi musik terhadap perubahan tingkat depresi pada usia lanjut di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan pretest-posttest one group design tanpa kelompok pembanding atau control. Populasi dalam penelitian ini adalah semua usia lanjut yang tinggal di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul pada tahun 2011 yang berjumlah 73 orang. Dari populasi ini maka dilakukan pengambilan sampel sebanyak 12 usia lanjut. Responden kemudian dilakukan perlakuan yaitu responden diminta untuk mendengarkan musik langgam jawa selama 20 menit setiap jam ± 14.00 WIB selama 2 minggu. Alat yang digunakan adalah tape recorder beserta kaset yang berisi 5 musik langgam dengan judul : nyidam sari, kutut manggung, walang kekek, yen ing tawang ono lintang, dan loro bronto. Untuk mengetahui tingkat signifikan adanya perbedaan rata-rata tingkat depresi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan maka dilakukan uji paired t-test. Tetapi terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov untuk mengetahui distribusi data. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Budhi Luhur Yogyakarta yang berada di Setanan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul merupakan sebuah lembaga dibawah Dinas Sosial Provinsi Yogyakarta yang bertugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi usia lanjut agar dapat hidup secara baik dan terawat dalam kehidupan masyarakat. PSTW berdiri di atas tanah seluas 6.512 m 3 sebelah selatan dari Yogyakarta ± 10 km. PSTW Unit Budhi Luhur memiliki 8 wisma yaitu wisma Anggrek, Bougenvil, Cempaka, Dahlia, Edelweis, Flamboyan, Gladiol, Isolasi dan masing-masing wisma dihuni oleh sekitar 5-12 usia lanjut. 2. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam peneltian ini meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, dan lama tinggal di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran karakteristik responden sebagai berikut: 2

a. Karakteristik responden berdasarkan usia > 80 tahun 3 (25%) 60-70 tahun 5 (41,7%) 71-80 tahun 4 (33,3%) Sumber : Data Primer 20111 b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Perempuan 12 (100%) Sumber : Data Primer 20111 c. Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan tidak kawin 1 (8,3%) janda 11 (91,7%) Sumber : Data Primer 20111 3

d. Karakteristik responden berdasarkan riwayat pekerjaan wiraswasta 1 (8,3%) lain-lain 6 (50%) tidak bekerja 5 (41,7%) Sumber : Data Primer 20111 e. Karakteristik responden berdasarkan Luhur Kasongann Bantul Yogyakarta > 10 tahun 1 (8,3%) lama tinggal di PSTW Unit Budhi 0-5 tahun 5 (41,7%) 6-10 tahun 6 (50%) Sumber : Data Primer 20111 3. Pengaruh terapi musik terhadap perubahan tingkat depresi pada usia lanjut di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov untuk variabel sebelum terapi musik, didapatkan nilai Z sebesar 0,800 dengan Asyimp Sig. sebesar 0,544 dan sesudah terapi musik, didapatkan nilai didapatkan nilaii Z sebesar 0,626 dengan Asyimp Sig. sebesar 0,827. Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa semua variabel didapatkan mempunyai nilai Asyimp Sig. lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan telah terdistribusi normal. Setelah data terdistribusi secara normal selanjutnya dilakukan uji statistik menggunakan paired t-test. Hasil uji statistik dapat diperlihatkan pada tabel berikut: 4

Tabel 4.3. Hasil uji paired t-test Variabel Mean SD T Df Sig. (2- tailed) Tingkat depresi sebelum dan sesudah terapi musik 1,333 1,826 2,530 11 0,028 Hasil uji paired t-test menunjukkan nilai t sebesar 2,530 pada df 11 dengan taraf signifikansi (p) 0,028. Hasil t-test menunjukkan nilai p lebih kecil dari 0,05 (0,028 < 0,05) sehingga hipotesis diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi musik terhadap perubahan tingkat depresi pada usia lanjut di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul. B. Pembahasan 1. Karakteristik responden a. Karakteristik responden berdasarkan usia Dari gambar 4.1 dapat diketahui usia responden paling banyak adalah usia 60-70 tahun yaitu sebanyak 5 usia lanjut (41,7%). Sedangkan responden paling sedikit yaitu responden yang berusia lebih dari 80 tahun yaitu sebanyak 3 usia lanjut (25%). Responden yang berusia antara 60-70 tahun tetap memiliki kemungkinan untuk mengalami depresi dalam menjalani sisa hidupnya. Ini didukung pendapat Mahmudah (2006) menyatakan bahwa depresi rata-rata menyerang 15/100 orang pada usia sekitar 65 tahun. b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa dari 12 responden yang diteliti, jenis kelamin semua responden (100%) adalah usia lanjut yang berjenis kelamin perempuan. Menurut Hapsari (2007) mengatakan bahwa dari sisi jenis kelamin, perempuan lebih banyak menderita depresi dibanding laki-laki. Hal ini disebabkan oleh faktor perubahan hormon yang mempengaruhi perubahan suasana hati pada wanita, terutama saat menjelang dan ketika menstruasi. Wanita dikatakan dua kali lebih banyak berpotensi mengalami depresi. c. Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan Dari gambar 4.3 dapat diketahui dari 12 responden yang diteliti, status perkawinan responden yang paling banyak adalah usia lanjut yang berstatus janda yaitu sebanyak 11 usia lanjut (91,7%) dan yang paling sedikit berstatus tidak kawin yaitu sebanyak 1 usia lanjut (8,3%). Maurus (2007) menjelaskan bahwa pada umumnya, gangguan depresi berat terjadi paling sering pada orang yang memiliki hubungan interpersonal yang tidak erat atau bercerai. Usia lanjut yang hidup sendiri atau ditinggal pasangannya lebih rentan terjadinya depresi, depresi ini dapat terjadi sekitar 60 % pada usia lanjut yang ditinggal pasangannya. d. Karakteristik resonden berdasarkan riwayat pekerjaan Dari gambar 4.4 dapat diketahui bahwa dari 12 responden yang diteliti persentase paling banyak untuk riwayat pekerjaan yaitu usia lanjut yang mempunyai riwayat pekerjaan lain-lain (petani, buruh, pembantu,dll) yaitu sebanyak 6 usia lanjut (50%) dan yang paling sedikit mempunyai 5

riwayat pekerjaan wiraswasta yaitu sebanyak 1 usia lanjut (8,3%). Pekerjaan merupakan aktifitas untuk mendapatkan upah atau uang. Responden yang bekerja sebelum masuk ke panti, kemungkinan mengalami stres bila selama tidak di panti tidak melakukan aktifitas. Stres pada responden yang sebelum masuk panti bekerja disebabkan karena responden terbiasa bekerja sehingga ketika tiba di panti dan tidak melakukan aktifitas. Stres yang tidak terkendali dapat menyebabkan depresi. e. Karakteristik berdasarkan lama tinggal di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Dari gambar 4.5 dapat diketahui dari 12 responden yang diteliti, responden paling banyak telah tinggal di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul antara 6-10 tahun yaitu sebanyak 6 usia lanjut (50%). Sedangkan paling sedikit responden tinggal di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 1 usia lanjut (8,3%). Insidensi depresi lebih tinggi terjadi pada usia lanjut di institusi atau panti (Madyaningrum,dkk 2008). Selain itu menurut Stanley dan Beare (2007 ) menyatakan bahwa angka depresi meningkat secara drastis di antara usia lanjut yang berada di institusi, dengan sekitar 50 % sampai 75% penghuni memiliki gejala depresi ringan sampai sedang. 2. Tingkat depresi sebelum dan sesudah terapi musik Tabel 4.1. memperlihatkan bahwa sebelum diberikan terapi musik, didapatkan nilai rata-rata tingkat depresi yang dialami responden sebesar 6,25 yang termasuk dalam kategori suspek dan setelah diberikan terapi musik, didapatkan nilai rata-rata tingkat depresi responden sebesar 4,92 dengan kategori normal. Depresi yang dialami responden dapat disebabkan karena responden telah kehilangan orang yang dicintainya yaitu suami. Karakteristik responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua responden adalah perempuan (100%) dan telah menjadi janda (91,7%). Kesendirian responden dapat berpengaruh terhadap emosional responden. Tidak adanya teman untuk berbagi menyebabkan responden merasakan beban hidup yang ditanggunggnya menjadi lebih berat dibandingkan bila ada suami yang mendampinginya. Menurut Maurus (2007), pada umumnya, gangguan depresi berat terjadi paling sering pada orang yang memiliki hubungan interpersonal yang tidak erat atau bercerai. Setelah diberikan terapi musik, banyak responden yang tidak mengalami suspek depresi atau masuk dalam kategori normal. Responden yang termasuk dalam kategori normal dapat disebabkan karena terapi musik yang diberikan kepada responden merupakan hal yang cocok. Tabel 4.1 juga memperlihatkan bahwa setelah diberikan terapi musik didapatkan responden yang masih mengalami suspek depresi sebanyak 7 usia lanjut (58,33%),dan normal sebanyak 5 usia lanjut (41,67%). Dari 7 usia lanjut yang mengalami suspek depresi didapatkan 3 usia lanjut yang score GDS post testnya naik, 1 usia lanjut yang score GDS postestnya tetap, dan 3 usia lanjut yang score GDS postestnya menurun walaupun tetap suspek. Selain itu pada penelitian ini tidak ada responden yang nyata depresi. Responden yang mengalami suspek depresi setelah diberikan terapi musik kemungkinan disebabkan karena adanya hubungan yang kurang baik antara responden dengan usia lanjut lain atau teman satu wismanya sehingga pemberian terapi musik tidak begitu efektif. 6

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Rata-rata tingkat depresi responden sebelum diberi terapi musik pada usia lanjut di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta didapatkan rata-rata sebesar 6,25 yang termasuk dalam kategori suspek. 2. Rata-rata tingkat depresi responden setelah diberi terapi musik pada usia lanjut di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta didapatkan rata-rata sebesar 4,92 dengan kategori normal. 3. Ada pengaruh terapi musik terhadap perubahan tingkat depresi pada usia lanjut di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta. B. Saran 1. Bagi Usia lanjut Agar dapat menerapkan terapi musik untuk menurunkan tingkat depresi pada usia lanjut dengan mendengarkan musik lembut secara berkala. Dengan cara pegawai panti menyediakan alat dan musik yang akan diputarkan secara bersamaan di wisma masing-masing usia lanjut. 2. Bagi PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta Agar dapat mensosialisasikan kepada seluruh penghuni panti untuk menggunakan terapi musik sebagai salah satu cara alternatif mengurangi tingkat depresi. Sosialisasi dapat dilakukan dengan memberikan informasi kepada seluruh penghuni panti melalui penyuluhan secara berkala tentang terapi musik. Selain itu pegawai panti juga diharapkan dapat memfasilitasi alat dan musik yang dapat diputar secara bersamaan di wisma masing-masing usia lanjut. 3. Bagi Profesi Keperawatan Gerontik Agar dapat menerapkan terapi musik untuk menurunkan tingkat depresi pada usia lanjut secara khusus dan pada penderita depresi pada umumnya. 4. Bagi peneliti selanjutnya Agar dapat melanjutkan penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda seperti menggunakan kelompok kontrol, memperbanyak responden serta mengendalikan semua variabel pengganggu dan penggunaan waktu dalam pemberian terapi musik agar lebih lama atau lebih dari dua minggu. DAFTAR PUSTAKA Hapsari, H., (2007). Jangan meremehkan depresi dalam http://www.litbang.depkes.go.id, diakses tanggal 9 Juli 2011. Kementrian Sosial RI., (2006). Depresi Pada Lansia dalam http://www.depsos.go.id, diakses tanggal 3 November 2010. Madyaningrum, E., Sedyowinarso, M., Jayanti, W. D., (2008). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Depresi Lansia Di Panti Wredha Wiloso Wredho Purworejo, Jurnal Ilmu Keperawatan Vol.03, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 7

Mahmudah, A. M., (2006). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi Pada Usia Lanjut Di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta, Jurnal Kesehatan dan Keperawatan Vol.V, STIKES Surya Global, Yogyakarta. Marchira, C. R., (2004). Kontribusi Dukungan Sosial Terhadap Insomnia pada Lansia di Poli Geriatri RS dr. Sardjito Yogyakarta, FK UGM : tidak dipublikasikan. Maryam, R. S., Ekasari, M. F., Rosidawati., Jubaedi, A., Batubara, I., (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Salemba Medika, Jakarta. Maurus, J., (2007). Bahagia di Hari Tua, Trubadur, Yogyakarta. Nugroho, W., (2000). Keperawatan Gerontik, EGC, Jakarta. Potter, P. A dan Perry, A. G., (2009). Fundamental of Nursing, Salemba Medika, Jakarta. Stanley, M dan Beare, P. G., (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2, EGC, Jakarta. Yosep, I., (2007). Keperawatan Jiwa, Refika Aditama, Bandung. 8