Usia yang Tinggal di Panti Werdha

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Agar individu dapat berkembang dengan normal, maka mereka harus dapat menyesuaikan diri, m em enuhi k ebutuhan dan mengatasi tugas dalam s

BAB I PENDAHULUAN. lansia. Semua individu mengikuti pola perkemban gan dengan pasti. Setiap masa

HAPPINESS PADA ORANG LANJUT USIA YANG TINGGAL JAUH DARI ANAKNYA. Prilla Rahmanissa Bayuputri 3PA

BAB V PENUTUP. Pada bab ini akan dijelaskan permasalahan penelitian dengan. kesimpulan hasil penelitian, diskusi, serta saran untuk penelitian sejenis

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh karyawan lebih dari sekedar kegiatan yang berhubungan dengan

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik. Sedangkan Diener, dkk (2003) menerjemahkan subjective well-being

para1). BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Indonesia merupakan negara hukum. Hal itu dibuktikan melalui Undang-

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, masa tua dijalani dengan rasa ketidak bahagiaan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah masa penutup. Masa penutup merupakan masa dimana. penurunan jumlah aktivitas (Hurlock, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan, subjek penelitian, metode pengumpulan data, alat

BAB I PENDAHULUAN. masa untuk menjadi sakit sakitan, sesuatu hal buruk, mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup. Lastett (dalam Partini, 2011 : 1-2) menyatakan bahwa menjadi tua

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk lansia sebanyak jiwa (BPS, 2010). dengan knowledge, attitude, skills, kesehatan dan lingkungan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dan juga makhluk sosial yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Verbatim. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Psychological Well Being. perspektif besar mengenai psychological well being yang diturunkan dari dua

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN...i. KATA PENGANTAR.ii. ABSTRAK..v. DAFTAR ISI..vi. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR DIAGRAM.xi. DAFTAR LAMPIRAN..

BAB III METODE PENELITIAN. kasus. Menurut Hagan dan Yin (dalam Berg, 2004), studi kasus dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahasan dalam psikologi positif adalah terkait dengan subjective well being individu.

BAB I PENDAHULUAN. yang satu akan memberikan pengaruh pada tahap perkembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

BAB I PENDAHULUAN. membagi lansia ke dalam 3 tahapan yaitu young old, old-old, dan oldest old.

NAMA : ARIANI HANDAYANI NPM : GRATITUDE ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK KETERBELAKANGAN MENTAL

BAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I A. Latar Belakang Masalah dewasa muda Tugas tugas pergembangannya Wanita Kebutuhan intimacy workaholic

Bab 2. Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dian Lidriani, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. potensi individu dimana individu dapat menerima kekurangan dan kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik komunikasi interpersonal orang tua tunggal dalam mendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. sebutan psychosexual hermaphroditism yaitu eksistensi dua seks biologis dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. tahap-tahap perkembangan mulai dari periode pranatal sampai pada masa usia lanjut

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

PENDAHULUAN. keberadaannya senantiasa harus diperhatikan. Semakin bertambahnya usia, maka kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan (usia lanjut). Pada masa lansia

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

5 INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI BADAN PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA (BPSTW) CIPARAY DENGAN KELUARGA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan yang akan dialami oleh semua individu. Proses ini merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis adalah sebuah kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. orang lain, memiliki otonomi, dapat menguasai lingkungan, memiliki. tujuan dalam hidup serta memiliki pertumbuhan pribadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah. seseorang dalam suatu masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena melajang pada era modern ini menjadi sebuah trend baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap pasangan yang telah menikah tentu saja tidak ingin terpisahkan baik

2. Kelas reguler dengan tambahan bimbingan dalam kelas (cluster): Anak. lain (normal) di kelas reguler namun dalam waktu-waktu tertentu ditarik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan. masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian eksperimen (True Experimental Research) yaitu suatu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkat menjadi 80 juta jiwa (Menkokesra). Data statistik tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. pemahaman yang mendalam mengenai kondisi psychological well being pada istri

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilakukan

Chairul Huda Al Husna

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu, akan

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Dimana metode

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami individu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Herdiansyah. sehingga mampu mengembangkan pola dan relasi makna.

BAB 5 Simpulan, Diskusi, Saran

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

Gambaran Komunikasi Interpersonal pada Pasangan yang Menikah Beda Agama. Oleh : Alfi Reza Brilliyanto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat atau dikenal dengan

Transkripsi:

Gambaran Psychological Well Being Pada Individu Lanjut Usia yang Tinggal di Panti Werdha http://www.gunadarma.ac.id/ Disusun Oleh Novalia Desty Utami

Latar Belakang Lansia ingin untuk dapat lebih menghabiskan waktunya dengan orang-orang yang berarti buat mereka seperti anak-anak dan cucu-cucunya. Dukungan sosial menjadi kebutuhan yang semakin diperlukan lansia, lansia membutuhkan cinta, persahabatan, pengertian dan butuh untuk dihargai. kebutuhan emosional tersebut dapat diperoleh dari keluarga, baik pasangan hidup maupun keturunan. Namun, tidak semua lansia kemudian tinggal bersama keluarganya. Ada juga lansia yang akhirnya tinggal di institusi yaitu di panti werdha. Panti merupakan tempat tinggal dimana penghuninya menetap dalam waktu jangka panjang dan umumnya selama sisa hidup mereka. Tinggal di panti werdha membuat lansia tinggal dalam kondisi dimana hubungan dengan orang lain rendah, merasa terisolasi, mobilitas terbatas, pengamanan sosial yang terbatas, terorientasi pada kegiatan rutin, aktivitas yang tidak kreatif, dan sebagainya. Selain itu, lansia yang tinggal di panti menunjukkan gejala antara lain deindividuasi, yaitu lansia mengalami peningkatan keterantungan terhadap bantuan dari orang lain, penurunan asertifitas dan tidak mampu untuk membuat keputusan, keterasingan terhadap teknologi dan perubahan lain di dunia luar, serta kebosanan akibat kekurangan stimulus baru. kontak sosial yang dimiliki lansia akan mempengaruhi well being lebih dari sebelumnya. Kontak sosial merupakan sumber untuk mendapatkan dukungan pada lansia, keluarga memberikan keamanan dan dukungan emosional, sedang teman juga merupakan sumber penting untuk mendapatkan kesenangan dengan segera Fenomena tersebut memunculkan pertanyaan yang akan diteliti yaitu mengapa lansia tinggal di panti werdha, bagaimana gambaran psychological well being lansia yang tinggal di panti werdha, dan faktor- faktor apa sajakah yang mempengaruhinya.

Pertanyaan Penelitian 1. Mengapa individu lanjut usia tinggal di panti werdha? 2. Bagaimanakah gambaran psychological well being pada individu lanjut usia yang tinggal di panti werdha? 3. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi psychological well being pada individu lanjut usia yang tinggal di panti werdha? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan individu lanjut usia tinggal di panti werdha, psychological well being pada individu lanjut usia yang tinggal di panti werdha, dan faktorfaktor yang mempengaruhi psychological well being pada individu lanjut usia yang tinggal di panti werdha.

Tinjauan Pustaka PSYCHOLOGICAL WELL BEING Ryff (dalam Palupi, 2008), menyatakan bahwa psychological well being adalah suatu keadan dimana individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri sebagaimana adanya, memiliki hubungan positif dengan orang lain, mampu mengarahkan perilakunya sendiri, mampu mengembangkan potensi diri secara berkelanjutan, mampu menguasai lingkungan, serta memiliki tujuan dalam hidupnya. Ryff (dalam Lopez & Snyder, 2004) mengemukakan dimensi-dimensi dari psychological well being, yaitu: a. Penerimaan diri b. Hubungan positif dengan orang lain c. Otonomi d. Penguasaan lingkungan e. Tujuan hidup f. Pertumbuhan pribadi Faktor-faktor yang mempengaruhi psychological well being : Menurut Pinquart & Sorenson (dalam Gusmilizar 2009) terdapat 2 faktor yang dapat mempengaruhi psychological well being, yaitu: a. Jaringan sosial b. Status sosial ekonomi Menurut Andrew & Robinson (dalam Syamsudin 2008) terdapat 2 faktor yang dapat mempengaruhi psychological well being, yaitu: c. Pengalaman hidup dan interpretasinya d. Dukungan sosial

LANJUT USIA Levinson (1978) memberikan batasan usia lansia yaitu individu yang berada pada usia 60 tahun keatas. Periode ini ditandai dengan adanya masa transisi dari dewasa akhir ke lanjut usia yang terjadi pada saat individu berusia 60-65 tahun. Pada periode ini terdapat penurunan keadaan fisik serta pendapatan, namun biasanya masih memiliki aktifitas. PANTI WERDHA Panti werdha adalah unit pelaksana teknis kegiatan pelayanan sosial kepada lansia untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka secara layak melalui pemberian penampungan yaitu penempatan lansia di dalamnya, jaminan hidup seperti makanan dan pakaian, pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu luang termasuk rekreasi, bimbingan sosial, mental serta agama, sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan diliputi ketentraman lahir dan batin (Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial & Direktorat Bina Pelayanan Sosial Lanjut Usia, 2004). Menurut Kadir (2009) terdapat beberapa alasan yang menyebabkan lansia tinggal di panti werdha, yaitu: a. perubahan tipe keluarga b. berubahnya peran ibu c. kebutuhan sosialisasi

METODE PENELITIAN Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang berbentuk studi kasus, dengan jenis atau tipe studi kasus intrinsik Subjek penelitian berjumlah 1 orang dengan karakteristik seorang lansia yang tinggal di panti werdha, berjenis kelamin wanita, berusia 80 tahun, dan telah tinggal di panti werdha selama 3 setengah tahun. Teknik pengumpulan data: a. Wawancara Wawancara dengan petunjuk umum b. Observasi Observasi tidak partisipan dan Observasi berstruktur Keakuratan penelitian: a. Triangulasi data b. Triangulasi peneliti c. Triangulasi teori d. Triangulasi metodologis Teknik analisa data: a. Mengorganisasikan data b. Mengelompokkan data c. Menguji asumsi d. Menulis hasil penelitian

HASIL dan ANALISIS Identitas SUBJEK SIGNIFICANT OTHER NAM IA 80 tahun 33 tahun telah tinggal di Salah satu pegawai panti werdha dan merawat subjek selama 3 setengah tahun selama di panti werdha Setting latar penelitian situasi fisik dan psikis

HASIL PENELITIAN Dalam penelitan ini diketahui bahwa: 1. Alasan individu lanjut usia tinggal di panti werdha karena perubahan tipe keluarga dan kemandirian dari lansia itu sendriri. 2. Gambaran psychological well being individu lanjut usia yang tinggal di panti werdha adalah positif. Ditunjukkan dengan lansia yang tinggal di panti werdha dalam penelitian ini memiliki penerimaan diri yang baik, hubungan yang positif dengan orang lain, otonomi yang baik, penguasaan lingkungan yang baik, tujuan hidup, dan tetap dapat merasakan pertumbuhan diri nya. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi psychological well being individu lanjut usia yang tinggal di panti werdha antara lain, faktor jaringan sosial yang baik, kondisi ekonomi yang baik, interpretasi yang positif terhadap pengalaman yang diterima, serta dukungan sosial.

KESIMPULAN 1. Alasan individu lanjut usia tinggal di panti werdha karena perubahan tipe keluarga dan kemandirian. 2. Individu lanjut usia yang tingal di panti werdha memiliki gambaran psychological well being yang positif. 3. Faktor faktor yang mempengaruhi psychological well being individu lanjut usia yang tinggal di panti werdha antara lain faktor jaringan sosial, kondisi ekonomi yang baik, interpretasi yang positif terhadap pengalaman yang diterima, dan dukungan sosial.

SARAN 1. Pengelola panti werdha 2. Subjek penelitian 3. Masyarakat 4. Penelitian selanjutnya

TERIMA KASIH