Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK

Latar Belakang : Banyak bencana alam yang terjadi,menyebabkan banyak rumah penduduk rusak

PERILAKU BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH TINGGAL SEDERHANA TAHAN GEMPA CEPAT BANGUN DENGAN SISTEM OPEN FRAME ABSTRAK

PENGARUH PENEMPATAN PENYAMBUNGAN PADA PERILAKU RANGKAIAN BALOK-KOLOM BETON PRACETAK BAGIAN SISI LUAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR RC

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

STUDI EKSPERIMENTAL SAMBUNGAN KOLOM-KOLOM PADA SISTEM BETON PRACETAK DENGAN MENGGUNAKAN SLEEVES

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN EKSPERIMENTAL POLA RETAK PADA PORTAL BETON BERTULANG AKIBAT BEBAN QUASI CYCLIC ABSTRAK

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG KOLOM UNTUK RUMAH SEDERHANA TERHADAP BEBAN GEMPA DI PADANG ABSTRAK

BAB III UJI LABORATORIUM. Pengujian bahan yang akan diuji merupakan bangunan yang terdiri dari 3

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) DAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME SYSTEM)

STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan

Perancangan Modifikasi Struktur Gedung Hotel Nawasaka Surabaya dengan Sistem Ganda

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

BAB III METODE PENELITIAN

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Spesifikasi Benda Uji Benda Uji Tulangan Dimensi Kolom BU 1 D mm x 225 mm Balok BU 1 D mm x 200 mm

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA LAKARSANTRI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SISTEM DINDING PENUMPU.

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS

PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK

PENGARUH DOMINASI BEBAN GRAVITASI TERHADAP KONSEP STRONG COLUMN WEAK BEAM PADA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

STUDI KEGAGALAN STRUKTUR PRECAST PADA BEBERAPA BANGUNAN TINGKAT RENDAH AKIBAT GEMPA PADANG 30 SEPTEMBER

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

STUDI EKSPERIMENTAL MOMEN BATAS PADA PELAT BERUSUK AKIBAT PEMBEBANAN MERATA

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP MEKANISME DAN POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BETON PRA-CETAK UNTUK RANGKA BATANG ATAP

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

Pengujian Tahan Gempa Sistem Struktur Beton Pracetak

MODIFIKASI PERENCANAAN UPPER STRUKTUR SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN JL. KERTAJAYA INDAH TIMUR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

EFISIENSI KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL TAHAN GEMPA WILAYAH 4 DENGAN EFISIENSI BALOK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan Dalam perancangan struktur gedung perkantoran dengan Sistem Rangka Gedung (Building Frame System)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN PANDAN WANGI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA UNTUK DIBANGUN DI BENGKULU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB I PENDAHULUAN. struktur yang fungsinya menahan beban lentur. Beban vertikal yang didukung

PERILAKU PELAT PRACETAK BANGUNAN SEDERHANA TAHAN GEMPA DAN CEPAT BANGUN

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

Transkripsi:

STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK Leonardus Setia Budi Wibowo 1 Tavio 2 Hidayat Soegihardjo 3 Endah Wahyuni 4 dan Data Iranata 5 1 Mahasiswa S2 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: leonardussetiabudi@gmail.com 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: tavio@ce.its.ac.id 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: hidayat@ce.its.ac.id 4 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: endah@ce.its.ac.id 5 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: data@ce.its.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu modul rumah tinggal sederhana tahan gempa dengan sistem pracetak, untuk mempermudah pemerintah dan masyarakat dalam membangun kembali perumahan yang layak dalam waktu singkat, terutama bagi para korban bencana gempa. Tujuan khusus penelitian ini adalah mengetahui perilaku sambungan balok beton pracetak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Sambungan adalah elemen yang sangat penting dalam desain dan konstruksi bangunan tahan gempa. Kegagalan atau keruntuhan bangunan pasca gempa ditentukan oleh kualitas sambungan. Sambungan antar balok yang digunakan dalam penelitian ini adalah sambungan kering untuk mempercepat waktu pelaksanaan. Pemodelan balok untuk bangunan 1 lantai digunakan dimensi balok 15x15 dengan tulangan lentur 4 10 dan tulangan geser 10-50 mm, sedangkan untuk pemodelan balok untuk bangunan 2 lantai lantai digunakan dimensi balok 15x20 dengan tulangan lentur 6D13 dan tulangan geser 10-50 mm. Panjang benda uji balok yaitu 150 cm. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, untuk balok 15x15 didapatkan nilai daktilitas yang baik, sedangkan untuk balok 15x20 terjadi kegagalan pada sambungan las. Kata kunci: sambungan kering, uji lentur, balok pracetak, beban statik, daktilitas 1. PENDAHULUAN Gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia hampir selalu menelan korban jiwa. Namun dapat dipastikan bahwa korban jiwa tersebut bukan diakibatkan secara langsung oleh gempa, tetapi diakibatkan oleh keruntuhan bangunan pada saat terjadi gempa. Runtuhnya bangunan saat terjadi gempa akan menimpa orang yang berada didalamnya sehingga dapat menimbulkan luka-luka bahkan kematian. Hal tersebut menjadikan meningkatnya kebutuhan bangunan untuk perumahan terutama bangunan tahan gempa. Dengan bangunan tahan gempa maka korban jiwa akibat adanya gempa dapat diminimalkan. Salah satu sistem yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan sistem pracetak pada struktur bangunan. Sistem pracetak yang mulai popular akhir- akhir ini telah terbukti dapat diandalkan untuk menggantikan sistem konvensional (sistem yang dicor di tempat). Beton pada sistem konvensional relatif murah harganya dan tidak memerlukan perawatan, tetapi diperlukan biaya cetakan dan pengecoran serta tidak dapat langsung dibebani, karena harus menunggu umur beton. Guna mengatasi kekurangan ini digunakan beton sistem pracetak, yaitu beton yang dibuat dipabrik atau di ground floor proyek yang kemudian diangkat untuk dipasang pada tempatnya. Namun perlu diingat bahwa sistem struktur pracetak ini baru efektif dan efisien bila diterapkan pada pekerjaan yang sifatnya berulang dan massal. Salah satu komponen struktural bangunan adalah balok. Balok menerima beban lentur yang menyebabkan keruntuhan tarik dan beban geser yang dapat menyebabkan keruntuhan getas (britlle). Desain geser merupakan hal yang sangat penting dalam struktur beton karena kekuatan tarik beton jauh lebih kecil dibandingkan dengan kekuatan tekannya. Perilaku balok beton bertulang pada keadaan runtuh geser sangat berbeda dengan pada keruntuhan karena lentur. Balok tersebut langsung hancur tanpa ada peringatan terlebih dahulu. Sambungan adalah elemen yang sangat penting dalam desain dan konstruksi bangunan tahan gempa. Kegagalan atau kerutuhan bangunan pasca gempa ditentukan oleh kualitas sambungan. Desain sambungan yang diterapkan pada komponen beton pracetak dalah sambungan kering, diharapkan dapat ISBN 978-979-99327-6-1 A-87

memberikan kemudahan sistem pemasangan dan harga nilai jual komponen lebih terjangkau. Pada saat rekonstruksi pasca gempa banyaknya permintaan pembangunan rumah tinggal, menuntut dalam kemudahan sistem pemasangan beton pracetak pada rumah cepat bangun dan tahan gempa, sehingga memberikan kontribusi kemudahan dalam pelaksanaan sambungan pemasangan beton pracetak pada building strategy atau proses assembly (pemasangan) tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai daktilitas dari komponen balok pracetak serta mengetahui pola retak yang terjadi pada balok pracetak yang diakibatkan beban statik. 2. DASAR TEORI BETON PRACETAK Struktur beton pracetak umumnya direncanakan dengan menganggap struktur tersebut seperti struktur monolit yang di cor di tempat. Metoda desain seperti ini disebut sebagai pendekatan emulasi [3]. Dengan pendekatan ini, sistem struktur pracetak dapat didesain dengan metoda perencanaan untuk sistem struktur yang konvensional dan diharapkan berperilaku sebagaimana perilaku sistem yang monolit. Dengan demikian, konsep desain kapasitas yang umum digunakan dalam perancangan balok konvensional juga dapat diaplikasikan pada perencanaan bangunan pracetak. LENTUR BALOK Balok adalah elemen struktur yang menyalurkan beban beban tributary dari slab lantai ke kolom penyangga yang vertikal [5]. Selain gravitasi balok memikul beban angin dan gempa, hal ini menyebabkan adanya lentur dan deformasi pada balok. Lentur pada balok merupakan akibat dari adanya regangan yang timbul karena adanya beban luar. Karakteristik beton ialah kuat menerima tekan akan tetapi lemah menerima tarik. Sehingga apabila suatu elemen struktur yang terkena beban dan mengalami lentur, dimana salah satu bagian mengalami tekan dan bagian yang lain mengalami tarik, maka pada bagian yang mengalami tarik dipasang tulangan baja sebagai penahan beban tarik yang terjadi [5]. GESER BALOK Desain geser merupakan hal yang sangat penting dalam struktur beton karena kekuatan tarik beton jauh lebih kecil dibandingkan dengan kekuatan tekannya. Perilaku balok beton bertulang pada keadaan runtuh geser sangat berbeda dengan pada keruntuhan karena lentur. Balok akan langsung hancur tanpa ada peringatan terlebih dahulu. Perilaku kegagalan geser bersifat getas, sehingga perencana harus merancang penampang yang cukup kuat untuk memikul beban geser luar rencana tanpa mencapai kapasitas gesernya [5]. SAMBUNGAN Prinsip perencanaan sambungan pada elemen pracetak dapat dikelompokan dalam dua kategori [6] yaitu: - Sambungan kuat (strong connection), bila sambungan antar elemen pracetak tetap berperilaku elestis pada saat gempa kuat, sistem sambungan harus dan terbukti secara teoritis dan eksperimental memiliki kekuatan dan ketegaran yang minimal sama dengan yang dimiliki struktur sambungan beton monolit yang setara. - Sambungan daktail (ductile connection), bila pada sambungan boleh terjadi deformasi inelestis, sistem sambungan harus terbukti secara teoritis dan eksperimental memenuhi persyaratan kehandalan dan kekakuan struktur tahan gempa. 3. METODE PENELITIAN Perilaku pracetak sambungan balok pada rumah cepat bangun dan tahan gempa ditunjukan pada diagram alir Gambar 1. ISBN 978-979-99327-6-1 A-88

MULAI Persiapan Penelitian - Studi Literatur dan Dasar Teori Studi Analisis Awal - Penentuan Variabel Penelitian - Penentuan Spesifikasi Benda Uji dan Instrumentasi Pemodelan Benda Uji Persiapan Material dan Peralatan Pelaksanaan Penelitian - Pengujian Lentur Balok Hasil Eksperimen Analisis Data Kesimpulan SELESAI Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Model Sambungan Balok yang akan diuji P Pelat baja t = 10 mm Balok Beton Bertulang P 150 Las 150 400 400 400 150 Gambar 2. Model Benda Uji Lentur Balok (B1) 4Ø10 ; Ø8-50 Gambar 3. Detail Balok Pracetak (B1) ISBN 978-979-99327-6-1 A-89

Pelat baja Pelat baja Baut M13 Ring Nut Gambar 4. Detail Sambungan Balok Pracetak B1 P Pelat baja t = 10 mm Balok Beton Bertulang P 200 Las 150 400 400 400 150 Gambar 5. Model Benda Uji Lentur Balok (B2) 6D13 ; Ø8-50 Gambar 6. Detail Balok Pracetak (B2) ISBN 978-979-99327-6-1 A-90

Pelat baja Pelat baja Baut M13 Ring Nut Gambar 7. Detail Sambungan Balok Pracetak B2 Material yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : - Balok Beton Bertulang fc = 20 Mpa - Tulangan fy = 240 Mpa - Plat Baja fy = 320 Mpa - Baut angkur menggunakan HTB (High Tension Bolt) A325 Pola pembebanan yang akan diberikan adalah beban statik pada 2 titik. Beban diberikan secara terus menerus hingga balok ataupun sambungan mengalami kelelehan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa LVDT (transduser perpindahan) yang memiliki ketelitian sampai 0,001 mm. Pemasangan LVDT pada balok dilakukan di tujuh titik yaitu 3 buah LVDT pada sambungan plat baja dan 4 LVDT pada balok. Selain itu juga digunakan strain gauges yang dilekatkan pada tulangan utama, tulangan sengkang, baut angkur serta pada plat baja. Strain Gauges digunakan untuk mengetahui besarnya regangan yang terjadi hingga material mengalami regangan maksimal (ultimate). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pola Retak Retak terjadi pertama kali pada balok uji B1 pada saat beban P mencapai sekitar 2,3 ton kg yang diawali dengan terjadinya retak lentur pada daerah tarik beton pada lokasi 5A-5B bentang kiri dan lokasi 1B-2B bentang kanan. Seiring dengan bertambahnya beban, retak terus memanjang naik ke arah sumbu netral menuju ke daerah tekan beton. Pada saat beban P mencapai 3,7 ton, retak merambat ke daerah tekan beton. Ketika beban P mencapai 4,7 ton, retak yang terjadi semakin membesar. Adapun gambar pola retak balok uji B1 dapat dilihat dalam Gambar 8. 13 12 11 10 9 8 7 3,1 4,5 2,8 2,5 4,4 2,3 3,7 6 4,3 5 2,3 3,5 4 3 2 C B 4,4 4,4 1A 3,5 C B 4,4 3,7 3,1 2,3 2,6 1A 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 2,5 Gambar 8. Pola retak saat runtuh di tengah bentang balok uji B1 ISBN 978-979-99327-6-1 A-91

Retak terjadi pertama kali pada balok uji B2 pada saat beban P mencapai sekitar 5,4 ton, yang diawali dengan terjadinya retak lentur pada daerah tarik beton pada lokasi 6A-6B bentang kanan. Seiring dengan bertambahnya beban, retak terus memanjang naik ke arah sumbu netral menuju ke daerah tekan beton. Pada saat beban 9,1 ton, sambungan las pada tulangan tarik bentang kiri terputus. Ketika beban P mencapai 11,8 ton, plat pada daerah las yang terputus semakin melendut. Adapun gambar pola retak balok uji B2 dapat dilihat dalam Gambar 9. 13 12 11 10 9 8 7 6,8 10,8 8,1 6 5 4 7,7 3 11,7 10,2 D C 11,5 B 11,2 6,9 2 1A D C B 5,6 7,7 8,7 5,6 7,5 5,4 10,5 1A 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Gambar 9. Pola retak saat runtuh di tengah bentang balok uji B2 2. Daktilitas Lendutan Pada benda uji Balok B1 lendutan leleh diambil ketika terjadi retak pertama kali Δy = 3,94 mm pada beban 2,3 ton, setelah mengalami retak pertama, struktur balok mengalami degradasi kekakuan dan kekuatan hingga akhirnya mencapai ultimate sebesar Δu = 18,72 mm pada beban 4,7 ton, maka didapatkan nilai daktilitas lendutannya adalah sebesar µ Δ = 4,75. Gambar 10. Kurva Hubungan Beban dan Lendutan Balok Uji B1 Pada benda uji Balok B2 lendutan leleh diambil ketika terjadi retak pertama kali Δy = 2,74 mm pada beban 5,4 ton, setelah mengalami retak pertama, struktur balok mengalami degradasi kekakuan dan kekuatan hingga akhirnya mencapai ultimate sebesar Δu = 14,02 mm pada beban 11,2 ton, maka didapatkan nilai daktilitas lendutannya adalah sebesar µ Δ = 5,18. Gambar 11. Kurva Hubungan Beban dan Lendutan Balok Uji B2 ISBN 978-979-99327-6-1 A-92

3. Daktilitas Kurvatur Balok 15x15 (B1) Hasil analisis data eksperimen meliputi momen dan daktilitas kurvatur elemen pada balok uji B1 dan B2. Hasil analisis untuk elemen balok B1 disajikan dalam bentuk grafik dalam Gambar 12, Gambar 13 dan Gambar 14. Dari grafik tersebut terlihat bahwa setelah mengalami pelelehan tulangan balok uji B1masih mengalami peningkatan kekuatan, hingga mencapai beban maksimal. Pada balok B1, elemen plat dan baut angkur masih berada pada tahap elastis, sedangkan tulangan sudah mencapai tahap plastis. ϕ ϕ ϕ ϕ Gambar 12. Kurva Hubungan Momen dan µ ϕ Plat Balok Uji B1 Gambar 13. Kurva Hubungan Momen dan µ ϕ Tulangan Balok Uji B1 ϕ ϕ Gambar 14. Kurva Hubungan Momen dan µ ϕ Angkur Balok Uji B1 Balok 15x20 (B2) Untuk balok uji B2, hasil analisis data eksperimen disajikan dalam Gambar 15, Gambar 16 dan Gambar 17. Balok B2 juga mengalami peningkatan kekuatan setelah mengalami pelelehan angkur. Setelah sambungan las pada tulangan tarik terputus, balok B2 mengandalkan kekuatan angkur untuk bertahan, hingga akhirnya putus pada beban maksimal. ϕ ϕ ϕ ϕ Gambar 15. Kurva Hubungan Momen dan µ ϕ Plat Balok Uji B2 Gambar 16. Kurva Hubungan Momen dan µ ϕ Tulangan Balok Uji B2 ISBN 978-979-99327-6-1 A-93

ϕ ϕ Gambar 17. Kurva Hubungan Momen dan µ ϕ Angkur Balok Uji B2 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji eksperimental pada 2 benda uji Balok maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Balok B1 mengalami kegagalan pada beton bertulang terlebih dahulu, sedangkan sambungan pracetak belum mengalami kegagalan. b. Balok B2 mengalami kegagalan sambungan las pada tulangan, sehingga terjadi degradasi kekakuan dan kekuatan yang besar. c. Pola retak pada tipe Balok B1 dikarenakan lentur dan geser, yang terjadi diluar sambungan. d. Pola retak pada tipe Balok B2 pada beban awal sangat baik, namun setelah beban 9,1 ton, retak mulai menyerang titik terlemah beton bertulang. e. Nilai daktilitas lendutan untuk Balok B1 dan B2 rata-rata diatas 4. f. Nilai daktilitas kurvatur untuk Balok B1 diatas 16, sedangkan untuk Balok B2 sangat rendah dikarenakan kegagalan pada sambungan las. g. Beban Maksimal yang bisa dipikul balok B1 sebesar 4,76 ton h. Beban Maksimal yang bisa dipikul balok B1 sebesar 11,857 ton 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Alfitasari. 2010. Perilaku dan Perancangan Balok Beton Pracetak untuk Rumah Sederhana Cepat Bangun Tahan Gempa dengan Sistem Rangka Terbuka (Open-Frame). Tesis Magister Bidang Keahlian Struktur Teknik Sipil, ITS. 2. Budianto. 2010. Perilaku dan Perancangan Sambungan Balok Kolom Pracetak untuk Rumah Sederhana Cepat Bangun Tahan Gempa dengan Sistem Rangka Berdinding Pengisi (Infilled Frame). Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 3. Imran, I., Kamaludin, Hanafiah.1999. Perilaku Sambungan Antara Elemen Beton Pracetak pada Rangkaian Balok-Kolom Terhadap Beban Lateral Siklik. Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung. 4. Mulyanto. 2000. Pedoman Membangun Rumah Sederhana Tahan Gempa. www.mulyanto.wordpress.com. Yogyakarta. UGM. 5. Nawy, E.G, 1986 diterjemahkan oleh Bambang Suryoatmono.1998. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar. Bandung : PT Refika Aditama. 6. Paulay & Priestley, 1992. Seismic Design and Reinforced Concrete and Mansory Buildings. 7. SNI 1726-2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung. 8. SNI 1729-2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. 9. SNI 2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. 10. Trimurtiningrum, R. 2010. Perilaku dan Perancanagan Balok Beton Pracetak untuk Rumah Sederhana Cepat Bangun Tahan Gempa dengan Sistem Rangka Berdinding Pengisi (Infilled- Frame), Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. ISBN 978-979-99327-6-1 A-94