KENDALA DAN PELUANG DALAM PRODUKSI PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA *)

dokumen-dokumen yang mirip
Beberapa Aspek Budidaya dalam Sistem Pertanian Organik*)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Wawasan Lingkungan Hidup Dan Sustainable Agroecosystem FAKULTAS PETERNAKAN

SUDIARSO. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN. revolusi hijau. Hasilnya pada tahun 1984 Indonesia dapat mencapai swasembada

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Pengertian padi organik dan padi konvensional

INISIASI MEWUJUDKAN DESA ORGANIK DI DESA KLETEKAN, JOGOROGO, NGAWI MELALUI PEMANFAATAN KOMPOS JERAMI

Permasalahan Dalam Pengembangan Pertanian Organik. Amaliah, SP

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

RISET STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA*) Syekhfani**)

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak dibicarakan dan dianjurkan. Hal ini terjadi karena munculnya isu

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DALAM PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

TINJAUAN PUSTAKA. hama berdasarkan ekologi yang menitikberatkan pada faktor-faktor mortalitas

PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK BERBASIS KOMODITAS PERKEBUNAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. produksi pertanaman yang berasaskan daur ulang hara sacara hayati. Daur ulang

KONSEP DASAR PERTANIAN ORGANIK. Dr. MAISURA,SP.,MP FAPERTA UNIMAL 2016

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

STRATEGI PENGELOLAAN PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN*)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SECARA TERPADU

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam arti sempit dan dalam artisan luas. Pertanian organik dalam artisan sempit

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian

Good Agricultural Practices

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang : Perlindungan Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN NOMOR 5/E, 2010

BUPATI MADIUN SALINANAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. produksi pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada tahun 1984

I. PENDAHULUAN. nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK HAYATI

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PROSPEK DAN PERMASALAHAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK (SPO) Syekhfani. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

I PENDAHULUAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman perkebunan penting sebagai

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

SYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) DAMPAK NEGATIF PUPUK KIMIA TERHADAP KESUBURAN TANAH

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

MATERI-1. Sejarah Kesuburan Tanah

Konsep Usahatani Terpadu : Tanaman Pangan dan Ternak FAKULTAS PETERNAKAN

I. PENDAHULUAN. ini belum mampu memenuhi kebutuhannya secara baik, sehingga kekurangannya

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

Apa itu PERTANIAN ORGANIK?

Pertanian Berkelanjutan untuk Mengoptimalkan Sumber Daya Pertanian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BEBERAPA TEKNIK PENGENDALIAN HAMA TERPADU

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian dari tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat bagi manusia (Deptan,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. biologi tanah untuk mengoptimalkan produksi tanaman (Budiasa, 2014). Pertanian

Transkripsi:

KENDALA DAN PELUANG DALAM PRODUKSI PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA *) Oleh : Tino Mutiarawati ** PENDAHULUAN Komitmen Pemerintah: Tahun 1992 Indonesia secara resmi telah menentukan sikap untuk ikut dalam program pelestarian lingkungan dengan ikut menandatangani Agenda 21 dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro. Agenda tersebut mengharuskan setiap negara menyesuaikan kebijakan pembangunan pertaniannya pada prinsip Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Agriculture) dan memasyarakatkan konsep pertanian berkelanjutan tersebut. Konsep pertanian berkelanjutan tersebut di beberapa tempat diterjemahkan dengan pelaksanaan berbagai sistem pertanian antara lain : - Organic Farming (Pertanian Organik) - Ecological Farming (Pertanian Ekologi) - Biological Farming (Pertanian Biologis) - Alternative Farming (Pertanian Alternatif) - Nature Farming (Pertanian Alami) - Integrated Farming (Pertanian Terpadu) - Regenerative Farming (Pertanian dengan sistem regenerasi) - Low-External Input Farming (Pertanian dengan penggunaan input-luar yang rendah) - Balance-Input Farming (Pertanian dengan penggunaan input berimbang) - Precision Farming (Pertanian tepat ) - Wise-use of Input Farming (Pertanian dengan pemanfaatan limbah) *) Makalah disampaikan pada Ceramah Ilmiah Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, 15 April 2006. **)Staf Pengajar Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran.

Pengertian Pertanian organik : Merupakan sistem pertanian yang bertujuan untuk tetap menjaga keselarasan (harmoni) dengan sistem alami, dengan memanfaatkan dan mengembangkan semaksimal mungkin proses-proses alami dalam pengelolaan usaha tani (Kasumbogo Untung, 1997). Suatu sistem pertanian yang tidak menggunakan bahan kimia buatan; mewujudkan sikap dan perilaku hidup yang menghargai alam; dan berkeyakinan bahwa kehidupan adalah anugerah Tuhan yang harus dilestarikan (Joko Prayogo dkk., 1999). Pertanian dalam arti luas termasuk didalamnya : Pertanian tanaman, peternakan dan perikanan. Pertanian tanaman : Kelompok tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman Hortikultura. PELUANG: Kenyataan beberapa produk pertanian organik sudah dikenal dan yang sudah ada di pasar (DN & Export), antara lain : Tanaman pangan : padi organik Tanaman perkebunan : teh organik, kopi organik Tanaman hortikultura : berbagai sayuran organik, buah-buahan organik Peternakan : daging dan telur ayam organik Perikanan : hasil tambak organik (udang, ikan dll). Bayangan (image) produk pertanian organik : Positif : Sehat/aman, rasa lebih enak, aroma lebih baik, tekstur lebih baik. Negatif : Mahal, eksklusif, produktivitas rendah, penampilan kurang baik Siapa konsumen produk pertanian organik?

KENDALA: A. Aspek Budidaya : - Luas pemilikan lahan petani yang rata-rata sempit, sehingga sulit menciptakan lingkungan yang sesuai bagi pertanian organik - Penguasaan pengetahuan dan tehnik budidaya pertanian organik dalam lingkup tidak terisolir yang kurang dikuasai. - Anggapan bahwa pertanian organik identik dengan pertanian primitif/tradisional/subsisten yang tidak menggunakan teknologi, sehingga hasilnya rendah. - Perlu perubahan sikap yang mendasar untuk melakukan peralihan dari sistem pertanian konvensional menjadi sistem pertanian yang berwawasan lingkungan. - Penghargaan / penilaian konsumen terhadap produk pertanian organik yang kurang, sehingga tidak menjadi daya tarik pada pengembangan produk ini. B. Sertifikasi : - Standarisasi produk yang belum ada pada semua komoditas dan kesesuaiannya dengan kondisi di negara berkembang. - Institusi mana yang berwenang melakukan standarisasi? - Sertifikasi produk atau sertifikasi proses? C. Sosialisasi / promosi : - Kepentingan siapa? - Peran Pemerintah atau Produsen (assosiasi)? - Pelaku Pasar atau Ilmuan? - Peran Media?

Beberapa aspek dalam budidaya sistem diperhatikan (pada kasus produksi pertanian-tanaman) adalah: pertanian organik yang perlu 1. Pemeliharaan Kesuburan Tanah antara lain: - Siklus N dan siklus C - Memelihara biota dalam tanah : cacing, mikroorganisme - Meminimalkan beban tanah yang dapat menyebabkan erosi (air, angin, hasil perbuatan manusia) - Melakukan pengomposan dan melakukan pemulsaan 2. Keseimbangan Ekosistem Pertanian Ekosisitem pertanian adalah jaringan / hubungan / komplek pada lingkungan pertanian, yaitu antara tumbuhan, hewan, manusia dan bentuk kehidupan lain. Hubungan tersebut antara lain dapat berupa rantai makanan sebagai berikut : Manusia Tumbuhan Hewan dan Bentuk Kehidupan Lain 3. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) Keanekaragaman hayati adalah gabungan antara sejumlah jenis dan sejumlah individu mahluk hidup dalam suatu komunitas. Keanekaragaman hayati berkaitan dengan semua species tanaman, binatang dan mikroorganisme yang berinteraksi dengan ekosistem setempat. 3.1 Keanekaragaman Tanaman: Tingkat keanekaragaman tanaman dalam ekosistem pertanian tergantung pada : Keanekaragaman vegetasi di dalam dan di sekitar ekosistem pertanian Macam / jenis tanaman yang dikelola dan Intensitas pengelolaan Luasan pemisahan ekosistem pertanian yang dikelola. 3.2 Keseimbangan Serangga Hama dan Musuh Alami: Serangga hama dan musuh alami merupakan bagian keanekaragaman hayati. Spesies serangga menguntungkan mengendalikan serangga hama sebagai : predator, parasit dan parasitoid Gangguan pada Keseimbangan Hayati dapat disebabkan oleh : Penggunaan pestisida/herbisida, pencemaran atmosfer, pencemaran tanah dan air.

4. Teknik Budidaya Tanaman - Pada persiapan benih : Benih berasal dari pertumbuhan tanaman yang alami - Pada Kegiatan Pengolahan Tanah : Memperkecil kerusakan tanah oleh traktor; pengolahan tanah minimum; memacu perkembangbiakan organisme tanah; menjaga aerasi tanah tetap baik - Pada Kegiatan Penanaman : Melakukan penanaman multikultur; melakukan rotasi tanaman secara bertahap; memperhatikan kombinasi tanaman dalam satu luasan lahan tertentu; menanam tanaman sisipan dan tanaman pendamping; menanam tanaman pagar, penolak hama, penarik hama; tanaman pupuk hijau; pestisida hayati. - Pada Kegiatan Pengairan: Menggunakan air bebas bahan kimia sintetik - Pada Kegiatan Pemupukan : Menggunakan pupuk organik - Pada Pengendalian Hama Penyakit dan Gulma: Harus berdasarkan keseimbangan alami; penggunaan pestisida hayati Daftar Pustaka Joko Prayogo, Toni Suyono, Michael Berney. 1999. Apa itu pertanian Organik? Pusat Pengembangan Penataran Guru Pertanian (VEDCA) Cianjur. Indah Offset Malang` Kasumbogo Untung. 1997. Pertanian Organik Sebagai Alternatif Teknologi dalam Pembangunan Pertanian. Diskusi Panel Tentang Pertanian Organik. DPD HKTI Jawa Barat, Lembang 1996 Kumar H.D. 1981. Modern Concepts of Ecology. 2 nd Revised Edition. Vikas Publishing House PVT LTD. Navin Shahdara, Delhi. Sri Sumarni dan Agatho Elsener.1997. Pengendalian Hama dan Penyakit di BSB. National Conference on Biopesticides with Emphasis on Neem. Surabaya 11-13 Agustus 1997. Syamsudin Djakamihardja. 2001. Pertanian Organik Sebagai Salah Satu Teknologi Pertanian Alternatif (Sustainable Agriculture). Seminar Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Padjadjaran. Agustus 2001