PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
Fasilitas Fiskal untuk Mendukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur 1

PENGELOLAAN KEWAJIBAN KONTINJENSI TAHUN ANGGARAN 2011

Analisis Perkembangan Industri

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SIARAN PERS. 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Paket Kebijakan Ekonomi, Bangkitkan Kepercayaan Pasar

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

Perekonomian Suatu Negara

ASEAN ADB memperkirakan Jepang akan tumbuh 2,2% pada 2012 dan 1,5% pada 2013 atau lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Disampaikan: Edy Putra Irawady Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan September 2017

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PENGAMANAN FISKAL MELALUI POLA PEMBAGIAN RISIKO ANTARA PEMERINTAH DAN SWASTA

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

DAFTAR ISI DISCLAIMER

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Insentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

BAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015

Indonesia SCM Summit 2015: Stimulus Iklim Investasi Bagi Peningkatan Kapasitas Nasional

Mencegah Krisis Ekonomi Datang Lagi 1

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan PDB Stabil dengan Basis yang Lebih Luas

Perkembangan Infrastruktur Indonesia

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Jakarta, 29 Juli 2016 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas

Prospek Ekonomi Global dan Domestik 2017: Peluang dan Tantangan

PERKEMBANGAN PENGELOLAAN KEWAJIBAN KONTINJENSI TRIWULAN III TAHUN 2015

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)

NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2011 REPUBLIK INDONESIA

Perkembangan Pengelolaan Kewajiban Kontinjensi Triwulan III 2013

LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan April 2017

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

Juni 2017 RESEARCH TEAM

UTANG PEMERINTAH EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

Perkembangan Pengelolaan Kewajiban Kontinjensi Triwulan IV Tahun 2014

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

VI. SIMPULAN DAN SARAN

Economic and Market Watch. (February, 6th, 2012)

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

FAQ. bahasa indonesia

Alternatif Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Daerah

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Deputi Bidang Ekonomi BAPPENAS

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

Analisis Perkembangan Industri

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

KEBIJAKAN KONVERSI PENYALURAN DBH DAN/ ATAU DAU DALAM BENTUK NON TUNAI

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

KETERANGAN PERS. Penguatan Koordinasi Dan Bauran Kebijakan Perekonomian Dan Keberlanjutan Reformasi

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000,

4. Outlook Perekonomian

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar.

BAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2007

Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia Kantor Staf Presiden Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Yogyakarta, 03 Oktober 2012 Perkembangan Perekonomian Global 2 1

Perkembangan Perekonomian Global Terkini (Eropa & Amerika Serikat) Perkembangan Ekonomi EROPA: Perekonomian Eropa mengalami kontraksi sebesar 0,5%(yoy) atau 0,2% (ytd) pada Q2:2012 lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 0,0% (yoy). ECB menurunkan perkiraan pertumbuhan Eropa pada 2012 berkisar antara -0,6% s.d -0,2% dan pada 2013 berkisar antara 0,4% s.d 1,4%. Tingkat pengangguran Eropa pada Juli 12 naik dari 11,2% menjadi 11,3%. Pertumbuhan Ekonomi Inggris pada kuartal kedua 2012 mengalami revisi dari yang sebelumnya -0,5% (qoq) menjadi -0,4% (qoq). ECB meluncurkan program outright monetary transaction (OMT) yaitu pembelian obligasi di pasar sekunder yang jatuh tempo antara satu hingga tiga tahun dengan tingkat yield tertentu. Jumlah pembelian obligasi ini tidak terbatas. ESM akan mulai beroperasi pada bulan depan, mengantikan program EFSF, dengan total dana sebesar 500 miliar. AMERIKA SERIKAT: Pertumbuhan AS Q2:2012 direvisi menjadi sebesar 1,3% (QoQ) lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 1,7% (QoQ). Tingkat pengangguran AS pada Agustus 12 turun dari 8,3% menjadi 8,1% The Fed memutuskan untuk melalukan pembelian obligasi melalui program QE 3 dengan membelu aset baru berjangka sebesar US$85 miliar, termasuk surat berharga berbasis kredit perumahan sebesar US$40 miliar. The Fed tetap mempertahankan suku bunga acuan di level terendah antara 0%-0,25% sampai akhir tahun 2014. The Fed menaikkan perkiraan pertumbuhan AS pada 2013 dari sebelumnya berkisar antara 2,2%-2,8% menjadi 2,5%-3% dan pada 2014 dari perkiraan sebelumnya sebesar 3%-3,5% menjadi 3%-3,8%. Sementara itu, tingkat pengangguran diperkirakan sebesar 6,7% s.d 7,3% pada akhir 2014. 3 Perkembangan Perekonomian Global Terkini (Asia) Perkembangan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi China pada Q2-2012 China turun ke level 7,6% (yoy), lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 8,1% (yoy). Bahkan Bank Sentral Cina memperkirakan pada Q3-2012 pertumbuhan akan kembali melambat ke 7,4% (yoy). Inflasi Cina pada Agutus 12 kembali meningkat dari 1,8% (yoy) menjadi 2,0% (yoy) peluang pelonggaran moneter mulai tertekan. Surplus perdagangan Cina pada Agustus 12 sebesar US$26,66 miliar naik dari bulan sebelumnya sebesar US$25,15 miliar, dimana ekspor tumbuh 2,7% (yoy), impor turun 2,6% (yoy). Perekonomian Jepang pada Q2:2012 tumbuh sebesar 0,2% (qoq) lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 0,3% (qoq). Neraca perdagangan Jepang mengalami defisit pada Juli 12 sebesar 517,4 miliar atau sebesar US$6,6 miliar setelah pada periode sebelumnya mengalami surplus sebesar 61,7 miliar (atau sebesar US$789), kinerja ekspor Jepang turun sebesar 8% (yoy) dan impor turun sebesar 2% (yoy). BOJ kembali melakukan program pembelian aset sebesar 10 trilliun yen atau sebesar US$126 miliar. India mengumumkan rencananya untuk menaikkan harga solar sebesar 14% untuk menekan defisit anggarannya. Di samping itu, bank sentral India memangkas rasio cadangan modal menjadi 4,5%, langkah tersebut dapat menambah dana sebesar 170 miliar rupee (atau US$3 miliar) ke sistem perbankan. Setelah mengalami penurunan, laju inflasi India pada Agustus kembali naik dari 9,86% (yoy) menjadi 10,03% (yoy). Vietnam mengalami bank rush dimana para deposan menarik dana dari Asia Commercial Bank (ACB). Selain itu sektor perbankan juga terpukul oleh meningkatnya kredit macet yang berasal dari kerugian di BUMN besar. 4 2

Update Proyeksi Perekonomian Global dan Indonesia oleh beberapa Institusi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global World Economic Outlook (WEO) 2011 2012 2013 April Juli April Juli Global 3.9 3.5 3.5 4.1 3.9 AS 1.7 2.1 2.0 2.4 2.3 GDP Eropa 1.5-0.3-0.3 0.9 0.7 China 9.2 8.2 8.0 8.8 8.5 India 7.1 6.9 6.1 7.3 6.5 Asean-5 4.5 5.4 5.4 6.2 6.1 Volume Perdagangan Dunia 5.9 4.0 3.8 5.6 5.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Proyeksi PDB Oleh Bank Dunia Proyeksi PDB Oleh Bank Indonesia Continuing Turmoil (Baseline) Return to 2009 (Possible) Severe Global Slowdown (Less Likely) 2012 6.0 5.8 5.7 2013 6.4 4.7 3.8 Tahun Banggar 29 Mei 2012 RDG 12 Juli 2012 2012 6.3-6.7 6.1-6.5 2013 6.4-6.8 6.3-6.7 5 Perkembangan Perekonomian Domestik 6 3

Perkembangan Perekonomian Domestik Terkini Indikator Kinerja Nilai Tukar Rp 9.591/US$ depresiasi 5,44% (ytd) per 28 Sept 2012 IHSG IHSG 4262,561 menguat 11,53 % (ytd) per 28 Sept 2012 Inflasi Arus Modal Masuk Pertumbuhan PDB Inflasi Sem I 2012: 4,53% (yoy) Inflasi Agustus 2012: 0,01%(mtm) 3,49% (ytd) 4,31 %(yoy) per September2012 Pada Agustus 2012 terjadi perlambatan inflow dana asing yang cukup signifikan sehingga sampai dengan 31 Agustus 2012 hanya Rp0,41T dana asing masuk ke Saham, bahkan pada SUN sampai dengan 30 Agustus 2012 terjadi outflow sebesar Rp1,09T S.d 27 Sept 2012, sejumlah Rp0,88 T dana asing masuk ke pasar saham dan terjadi net buying sebesar Rp7,92 triliun ke pasar SUN. Q2 2012: 6,4% (yoy) Sem I- 2012: 6,3% (yoy) Indikator Konsumsi Indeks Keyakinan Konsumen pada Agustus 2012 naik dari 113,5 menjadi 115,7. Investasi Perdagangan Internasional Neraca Pembayaran Pada Sem.I 2012realisasi investasi sebesar Rp 148,1 T atau naik 28,1% (yoy) : PMA : Rp 107,6 T naik 30,4% (yoy) PMDN : Rp 40,5 T naik 22,7% (yoy) Pertumbuhan sektor manufaktur 6,1% di H1-2012, dan estimasi FY2012 7,1%. Agustus 2012: Ekspor turun 12,3% (mtm) atau turun 5,6% (ytd) menjadi US$ 14,1 miliar Importurun 15,2% (mtm) atau naik 10,3% (ytd) menjadi US$ 13,9 miliar Surplus Neraca Perdagangan Agustus sebesarus$ 248,5 juta Surplus Neraca Perdagangan Kumulatif (Jan-Agust) sebesar US$ 496,7 juta SemesterI 2012: Ekspor turun 1,76% (ytd) menjadi US$96,88miliar Impor naik 15,35% (ytd) menjadi US$96,41 miliar Surplus neraca perdagangan US$476juta Defisit transaksi berjalan Q2 2012 sebesar US$6,9 miliar (3,1% PDB), lebih besar dari defisit pada Q1-2012 (US$3,2 M atau 1,5% PDB). Surplus transaksi modal dan finansial Q2-2012 sebesar US$5,5 miliar (2,5% PDB), lebih besar dibandingkan pada Q1-2012 (US$2,5 M atau 1,1% PDB). Defisit neraca pembayaran sebesar US$2,8 miliar (1,3% PDB) lebih besar dari defisit pada Q1-2012 (US$ 1,0 M atau 0,5% PDB). 7 Perkembangan Investasi 8 4

Kinerja investasi semester I 2012 kembali meningkat sebesar 28,1% (yoy) 170 150 130 110 90 70 50 30 10 7 35.4 35.6 Perkembangan Investasi (triliun Rp) 15 16.6 22 14.1 18.9 19 40.1 36.9 39.5 43.1 46.4 46.2 24 19.7 51.1 20.8 56.1 40.5 107.6 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Sem I 2012 2010 2011 2012 PMA PMDN Secara kumulatif sampai dengan semester I 2012 realisasi investasi sebesar Rp 148,1 T atau naik 28,1% (yoy) : PMA : Rp 107,6 T naik 30,4% (yoy) PMDN : Rp 40,5 T naik 22,7% (yoy) Pencapaian realisasi investasi sampai dengan semester I 2012 sebesar 52,2% dari target investasi sebesar Rp 283,4 T pada akhir 2012. BKPM memperkirakan investasi pada Q3:2012 akan mencapai Rp81,5T atau meningkat 25% (yoy). Sektor dengan proporsi investasi terbesar pada sem I 2012 yakni: PMDN : Pertambangan (18,0%) ; Tanaman Pangan dan Perkebunan (10,7%) ; Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (10,3%) PMA : Pertambangan (17,5%) ; Industri Kimia dasar, Barang Kimia dan Farmasi (11,4,0%); Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (9,0%) Berdasarkan lokasi, investasi sem I 2012 lebih tersebar di wilayah berikut: PMDN : Jawa Timur (17,0%) ; DKI Jakarta (13,9%) ; Riau (9,5%) PMA : Jawa Barat (17,1%) ; DKI Jakarta (15,2%) ; Banten (11,7%) Berdasarkan negara asal investor Singapura (16,6%) merupakan investor terbesar di Indonesia, disusul oleh Jepang (9,4%), dan Korea Selatan (8,4%) 9 Kebijakan-kebijakan Dalam Rangka Meningkatkan Investasi Pembebasan Bea Masuk Tax Holiday Tax Allowance Mengurangi the bottle necking investasi Berdasarkan PMK No. 176/PMK.011/ 2009 tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Mesin Serta Barang dan Bahan Untuk Pembangunan Atau Pengembangan Industri dalam Rangka Penanaman Modal Berdasarkan PMK No. 130/PMK.011/ 2011 entang Pemberian Fasilitas Pembebasan Berdasarkan PP No. 52 Tahun 2011 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang- Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu Berbagai peraturan insentif, jaminan pemerintah, tata cara dan persyaratan diperkirakan dapat membuka hambatan investasi Memanfaatkan momentum rating investment grade Terobosan Kebijakan Mendorong Pertumbuhan Investasi Program-program pembangunan infrastruktur seperti MP3EI melalui pengembangan potensi ekonomi di berbagai wilayah Indonesia (pengembangan koridor ekonomi), penguatan konektivitas nasional, serta dukungan penguatan kemampuan SDM dan iptek nasional. Adanya alokasi dan tambahan dari SAL sekitar Rp24 Triliun yang dikhususkan untuk pembangunan infrastruktur. Perbaikan penyerapan anggaran belanja modal pemerintah (TEPPA) 5

Peningkatan Investasi Melalui Tax Holiday Berdasarkan PMK No. 130/PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Fasilitas Pajak Penghasilan (PPh) badan yang diberikan berupa: 1. Pembebasan PPh badan dalam jangka waktu 5 s.d. 10 tahun, terhitung sejak tahun pajak dimulainya produksi komersial; 2. Tambahan fasilitas berupa pengurangan PPh badan sebesar 50% dari PPh terutang selama 2 tahun pajak sejak berakhirnya fasilitas pembebasan pajak penghasilan badan sebagai masa transisi sebelum melaksanakan kewajiban perpajakan secara penuh. Wajib Pajak yang berhak mendapatkan fasilitas adalah: 1. Industri pionir; 2. Penanaman modal baru paling sedikit sebesar Rp1 Triliun; 3. Menempatkan dana di perbankan di Indonesia paling sedikit 10% dari total penanaman modal; 4. Berstatus badan hukum Indonesia. Industri Pionir yang berhak mendapatkan fasilitas mencakup: a. Industri logam dasar; b. Industri pengilangan minyak bumi dan/atau kimia dasar organik yang bersumber dari minyak bumi dan gas alam; c. Industri permesinan; d. Industri di bidang sumberdaya terbarukan; dan/atau e. Industri peralatan komunikasi. 11 Peningkatan Investasi Melalui Tax Allowance Berdasarkan PP No. 52 Tahun 2011 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu Merupakan pelengkap insentif pajak Tax Holiday Fasilitasnya berupa: a. Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah Penanaman Modal, yang dibebankan selama 6 (enam) tahun; b. Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat; c. Pengurangan tarif Pajak Penghasilan atas penghasilan dividen yang dibayarkan kepada subjek pajak luar negeri; d. Perpanjangan masa kompensasi kerugian, dari 5 (lima) tahun menjadi maksimal 10 (sepuluh) tahun, apabila memenuhi kriteria yang diberikan. Cakupan bidang usaha dan daerah tertentu yang berhak mendapatkan fasilitas diperluas Fasilitas PPh PP No.1/ 2007 PP No. 62/ 2008 PP No.52/ 2011 Bidang usaha tertentu 53 67 52 Bidang usaha tertentu di daerah tertentu 19 34 77 Total 72 101 129 Dari tahun 2007 hingga 2011, sebanyak 77 Wajib Pajak telah menerima fasilitas Tax Allowance tersebut. 12 6

Proyeksi Investasi infrastruktur 2013 mencapai Rp434 triliun atau 4,56% PDB.. Proyek Investasi Pemerintah dan Swasta 2013 Rp434 triliun Dana belanja infrastruktur (RAPBN 2013) *) dapat dinaikan hingga Rp200 triliun jika terjadi kenaikan TTL Dana investasi infrastruktur (rencana belanja infrastruktur daerah dalam dana transfer daerah RAPBN 2013) BUMN Swasta Rp188,4 triliun Rp96,56 triliun Rp77 triliun Rp60 triliun Fokus Pemerintah: USD 20 miliar pembangunan infrastruktur sektor energi dan transportasi Transportasi: menambah kapasitas jalan-jalan nasional sepanjang 4.278 km dari existing membangun jalan-jalan baru sepanjang 559 km rel kereta api sepanjang 380 km 15 pelabuhan udara baru Energi Peningkatan kapasitas listrik 188 megawatt (MW) Pembangunan transmisi sekitar 3.625 kilometer sirkuit (kms) Pembangunan Gardu Induk 4.740 Mega Volt Ampere (MVA) Pembangunan Jaringan Distribusi 9.319 kms Pembangunan Gardu Distribusi 213 MVA 13 Dukungan Pengembangan 14 7

Daya Saing Indonesia Masih Belum Optimal Peringkat Daya Saing Tahun 2012 pada peringkat 50 dari144 negara Items Argentina Indonesia 2011 2012 Philippines Brazil Korea China Vietnam Thailand Malaysia Infrastructure 86 76 78 65 48 9 48 95 46 32 Roads 106 83 90 87 123 17 54 120 39 27 Railroad 103 52 51 94 100 10 22 68 65 17 Port 101 103 104 120 135 20 59 113 56 21 Air Transport 115 80 89 112 134 26 70 94 33 24 Electricity 108 98 93 98 68 32 59 113 44 35 Telephone 50 82 78 103 55 4 58 86 95 85 Sumber: The Global Competitiveness Report, 2012 2013 Secara umum daya saing infrastruktur di Indonesia lebih baik dibanding Argentina dan Vietnam namun masih jauh tertinggal dibanding Korea, Malaysia, dan Thailand; Pada tahun 2012 daya saing kereta api & listrik sedikit mengalami peningkatan; Upaya untuk meningkatkan daya saing dilakukan dengan meningkatkan dukungan dana untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur. 15 Tiga faktor utama penghambat investasi adalah birokrasi yg tdk efisien, korupsi dan belum memadai Sumber: The Global Competitiveness Report, 2012 2013 8

TOTAL Rp. 1.429 T Pemerintah Rp.523, 3T (36,6%) Rp.905, T (63,4% ) Kebutuhan Investasi 2010-2014 Triliun Rp 1,600.00 1,400.00 1,200.00 1,000.00 800.00 Pemda Rp.233, T Swasta Rp.407 T Triliun Rp 1,600.00 1,400.00 1,200.00 1,000.00 800.00 Peran Swasta Pemda 600.00 600.00 400.00 400.00 200.00 200.00 - Kebutuhan Investasi 2010-2014 - Kemampuan Pemerintah Gap Kebutuhan investasi tahun 2010-2014 diperkirakan mencapai Rp. 1.429,2 T; Kemampuan Pemerintah Pusat dalam penyediaan pendanaan diperkirakan Rp. 523,27 T atau 36,6%; Gap pembiayaan sebesar Rp. 905,92 trilyun atau 63,4% diharapkan dapat didanai melalui pengembangan KPS, dan Pemerintah Daerah 17 Sasaran Pembangunan RAPBN 2013* *) data prakiraan tahun 2013 dalam RKP 2013 Pembangunan jaringan rel kereta api 383,37 km jalur ganda, dan pengadaan 92 unit lokomotif, kereta rel diesel (KRD), kereta rel listrik (KRL), tram, dan railbus Pengembangan dan rehabilitasi 120 bandara, dan pembangunan 15 bandar udara baru Terbangunnya transmisi sepanjang 3.625 kms, gardu induk sebesar 4.740 mva, peningkatan kapasitas pembangkit 118 MW *) Jumlah jalan yang dipreservasi 35.017 km dan jembatan yang dipreservasi 247.692 m *) berdasarkan Renja K/L 2013 Pembangunan 110 rusunawa, 1.088 rumah khusus, dan rumah sejahtera yang terbangun melalui penyediaan PSU Kawasansebanyak 65.000 unit *) Luas layanan jaringan irigasi sekitar 107.302 ha, mengembangkan jaringan dan optimasi air sepanjang 524.084 ha, membangun 164 embung/situ 9

Dukungan Pemerintah pada Proyek Pembangunan Bentuk Dukungan Pemerintah pada Proyek Pembangunan 1. Land Capping dana dukungan pemerintah atas risiko kenaikan harga tanah dalam pembangunan jalan tol (Rp. 4,89 triliun 2008-2013) 2. Land Revolving Fund Dana Bergulir Pengadaan Tanah untuk Jalan Tol (Land Revolving Fund) 3. Land Acquisition Fund dana pembebasan tanah untuk proyek dengan skema Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS) Project Development Facility (dialokasikan sampai 2014) 4. Fasilitas Dana Geotermal dukungan fasilitas untuk mengurangi risiko usaha panas bumi dalam rangka pengembangan pembangkit listrik.(dikelola Pusat Investasi Pemerintah (PIP) nilai kumulatif sampai 2012 sebesar Rp2,003 triliun) 19 Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan Bentuk Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan 1. Jaminan Pemerintah pada Proyek 10.000 MW Tahap I 2. Jaminan Pemerintah pada Proyek 10.000 MW Tahap II 3. Jaminan pada Proyek Penyediaan Air Minum oleh PDAM 4. Penjaminan Bersama antara Pemerintah dan PT PII untuk Proyek IPP PLTU Jawa Tengah 5. Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) 20 10

Alokasi Anggaran untuk Dukungan dan Jaminan Pemerintah pada proyek Pembangunan Alokasi Anggaran untuk Dukungan dan Jaminan Pemerintah pada proyek Pembangunan Tahun 2008-2012 (miliar Rp) Keterangan Land Capping (Belanja Lain2) Pembiayaan Nonutang Dana Bergulir Pengadaan Tanah untuk Jalan Tol Fasilitas Dana Geotermal Kewajiban Penjaminan Pemerintah untuk Proyek 10.000 MW Tahap I Kewajiban Penjaminan untuk PDAM 2008 2009 2010 2011 2012 APBN APBN-P APBN APBN-P APBN APBN-P APBN APBN- P APB N APBN-P - 1.000,0 2.000,0 1.000,0 1.200,0 1.000,0 890,2 610,0 500,0 500,0 - - - - - 2.300,0 - - - - - - - 1.126, 5 3.850, 0 1.126, 5 900.0 900,0 876,5 876,5-323,1 1.000,0 1.000,0 1.000,0 1.000,0 889,0 889,0 623,3 623,3 - - - - 50,0 50,0 147,0 15,0 10,0 10,0 21 PEMANFAATAN SAL UNTUK INFRASTRUKTUR APBN-P 2012 Dari Rp 30T Rp6 T (anggaran pendidikan) dan Rp24T URAIAN JUMLAH Rp. Miliar Perkiraan SAL yang dapat digunakan 30.000,0 Rencana Penggunaan: 30.000,0 a. Anggaran Pendidikan (20%) untuk memperbesar Dana Pengembangan Pendidikan Nasional 6.000,0 b. Konektivitas Kawasan Timur Indonesia 9.498,3 c. pendukung lainnya (Domestic Connectivity dan Koridor Ekonomi, Ketahanan Pangan, Klaster 4 dan Mitigasi Bencana) 9.698,1 d. Kebutuhan mendesak lainnya 2.165,0 e. Biaya Konversi Energi 2.638,7 22 11

(triliun Rp) 200,0 180,0 160,0 140,0 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 59,8 ANGGARAN INFRASTRUKTUR, 2007-2013 78,7 ANGGARAN INFRASTRUKTUR, 2007-2013 91,3 99,4 128,7 174,9 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Non K/L K/L Lainnya PERHUBUNGAN PU Catatan: Dalam RAPBN 2013, termasuk cadangan infrastruktur Rp11,8 T 188,4 Pembangunan infrastruktur: Sarana dan prasarana pengairan dan irigasi; Transportasi; Perumahan dan permukiman; Komunikasi dan informatika (Palapa ring); Pertanahan dan penataan ruang. Fokus prioritas: Peningkatan dukungan daya saing sektor riil; Penyediaan infrastruktur dasar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terima Kasih 24 12

Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan 1. Jaminan Pemerintah pada Proyek 10.000 MW Tahap I Item Keterangan Dasar Hukum Pengadaan Perpres No. 71 Tahun 2006 Karakteristik Pembiayaan Porsi equity sebesar 15% dan porsi debt sebesar 85% Dasar Hukum Penjaminan Produk Penjaminan Syarat dan Ketentuan Penjaminan Penerima Jaminan Status Eksposure terhadap APBN Perpres No. 91 Tahun 2007 dan PMK No. 44/PMK.01/2008 Surat Jaminan Pemerintah / Full credit guarantee Irrevocable dan unconditional Mencakup seluruh kewajiban PLN dalam Perjanjian Kredit Perbankan domestik dan internasional Pemerintah telah mengeluarkan sebanyak 35 Surat Jaminan Pemerintah termasuk untuk tiga paket proyek transmisi porsi rupiah dan satu paket proyek transmisi porsi dolar Amerika Serikat dengan total nilai kredit yang dijamin sebesar Rp71,8 triliun. Bersifat kontinjen, dan pada saat terjadi klaim akan berdampak langsung ke APBN dengan jangka waktu pembayaran yang relatif singkat (30 sd 45 hari) 25 Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan 2. Jaminan Pemerintah pada Proyek 10.000 MW Tahap II Item Keterangan Dasar Hukum Pengadaan Perpres No. 4 Tahun 2010 Dasar Hukum Penjaminan Produk Penjaminan Syarat dan Ketentuan Penjaminan Status PMK No. 139/PMK.011/2011 Surat Jaminan Kelayakan Usaha (SJKU) Jaminan kelayakan diberikan terhadap risiko gagal bayar kewajiban finansial PT PLN (Persero) yang terjadi pada sebagian atau sepanjang masa operasi proyek pembangkit listrik sebagaimana tertuang dalam perjanjian jual beli tenaga listrik dengan pendekatan positive list. Telah diterbitkan SJKU untuk dua proyek PLTP, yaitu PLTP Muara Laboh (Project Cost ~ USD 635 million) dan PLTP Rajabasa (Project Cost ~ USD 653 million) dan satu proyek PLTA, yaitu PLTA Wampu (Project Cost ~ USD 174 million) 26 13

Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan 3. Jaminan pada Proyek Penyediaan Air Minum oleh PDAM Item Dasar Hukum Penjaminan Produk Penjaminan Syarat dan Ketentuan Penjaminan Keterangan Perpres 29/2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam rangka Penyediaan Air Minum dan PMK 91/2011 tentang Perubahan Atas PMK 229/2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga. Surat Jaminan Pemerintah Pusat (SJPP) Jaminan Pemerintah Pusat diberikan sebesar 70% dari jumlah pokok kredit investasi PDAM yang telah jatuh tempo, sedangkan sisanya sebesar 30% menjadi risiko bank yang memberikan kredit investasi. Sementara itu, tingkat bunga kredit investasi yang disalurkan bank kepada PDAM ditetapkan sebesar BI rate ditambah paling tinggi 5%, dengan ketentuan tingkat bunga sebesar BI rate ditanggung PDAM, dan selisih bunga di atas BI rate paling tinggi sebesar 5% menjadi subsidi yang ditanggung Pemerintah Pusat. Penerima Jaminan Status Eksposure terhadap APBN Bank yang memberikan kredit investasi Pada tahun 2011, Pemerintah telah menerbitkan SJPP untuk tiga PDAM, yaitu PDAM Kabupaten Bogor, PDAM Kabupaten Ciamis, dan PDAM Lombok Timur. Tiga PDAM yang menyusul adalah PDAM Malang, PDAM Tasikmalaya, dan PDAM Banjarmasin Bersifat kontinjen. 27 Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan 3. Jaminan pada Proyek Penyediaan Air Minum oleh PDAM (Lanjutan) PDAM yang Telah Mendapat Jaminan PDAM Kabupaten Ciamis PDAM Kabupaten Bogor PDAM Kabupaten Lombok Timur Nilai Pinjaman Rp14,7 miliar Rp24,312 miliar Rp11,175 miliar Bank BJB BRI BNI Nomor SJPP S-016/MK.11/2011 S-015/MK.11/2011 S-017/MK.11/2011 Tanggal SJPP 12 Desember 2012 12 Desember 2012 22 Desember 2012 Jaminan yang Sedang Diproses PDAM Kabupaten Malang PDAM Kota Banjarmasin PDAM Kabupaten Tasikmalaya Nilai Pinjaman Rp44,9 miliar Rp110 miliar Rp29,7 miliar Bank BNI BPD Kalimantan Selatan BJB 28 14

Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan 4. Penjaminan Bersama antara Pemerintah dan PT PII untuk Proyek IPP PLTU Jawa Tengah Proyek IPP PLTU Jawa Tengah (Central Java Power Plant/CJPP) merupakan salah proyek showcase KPS/PPP skala besar pertama dengan nilai investasi sekitar Rp30 triliun yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden No.67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan. Proyek CJPP diperkirakan mulai beroperasi komersial (Commercial Operation Date/COD) pada akhir 2016. Sementara teknologi yang digunakan adalah ultrasupercritical, yang memiliki tingkat efisiensi dan emisi karbon lebih baik dari pembangkit batu bara yang dimiliki PLN saat ini sehingga merupakan proyek PLTU yang ramah lingkungan. Proyek ini mendapatkan Penjaminan Pemerintah dengan skema penjaminan bersama antara Pemerintah dan PT PII berdasarkan Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan. Pada tanggal 6 Oktober 2011 bertempat di Kantor Menko Perekonomian telah dilakukan penandatangan dokumen pelaksanaan dan penjaminan proyek KPS IPP PLTU Jawa Tengah, yang meliputi: (1) Perjanjian Regres (Recourse Agreement); (2) Perjanjian Penjaminan (Guarantee Agreement); dan (3) Perjanjian Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement). Proyek ini diperkirakan akan mulai beroperasi komersial (Commercial Operation Date/COD) pada akhir 2016. 29 Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan 5. Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) KUR merupakan kredit yang diberikan bank kepada UMKM dengan fasilitas penjaminan apabila terdapat nasabah yang gagal bayar. Perusahaan penjamin tidak menutup seluruh kredit macet karena adanya sharing risiko antara perusahaan penjamin dan bank pelaksana. Akumlasi penyaluran KUR per Mei 2012 sebesar Rp75,5 triliun. 30 15