Link Analysis (Superset) 3 Kategori Link Analysis (#1) 3 Kategori Link Analysis (#2) Association Rule Mining. 3 Kategori Link Analysis (#3)

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN ASSOCIATION RULE MINING PADA DATA NOMOR UNIK PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Data Mining dengan Menggunakan Teknik ARM untuk Pengolahan Informasi Rendemen Obat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGALIAN KAIDAH MULTILEVEL ASSOCIATION RULE DARI DATA MART SWALAYAN ASGAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turban mendefinisikan Decision Support System sebagai sekumpulan

Model Rule: Multilevel And Multidimension Association Rule untuk Analisa Market Basket Pada PT. Maha Agung

2.2 Data Mining. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu prosedur beserta tahapan-tahapan yang

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI DATA MINING DALAM PROSES PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE QUANTITATIVE ASSOCIATION RULE TUGAS AKHIR

ASSOCIATION RULES PADA TEXT MINING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FREQUENT ITEMSET MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA DF-APRIORI

Pengembangan Aplikasi Market Basket Analysis Menggunakan Algoritma Generalized Sequential Pattern pada Supermarket

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Journal of Informatics and Telecommunication Engineering. Analisa Algoritma Data Mining Eclat Dan Hui Miner

ANALISA PENCARIAN FREQUENT ITEMSETS MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-MAX

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Data Mining. Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi. Avinanta Tarigan. 22 Nov Avinanta Tarigan Data Mining

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mining Association Rules dalam Basis Data yang Besar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASSOCIATION RULE MINING UNTUK PENENTUAN REKOMENDASI PROMOSI PRODUK

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Data mining memungkinkan penemuan pola-pola yang menarik, informasi yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

ASSOCIATION RULES PADA TEXT MINING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Keterkaitan (Link Analysis) Dengan Menggunakan Sequential Pattern Discovery Untuk Prediksi Cuaca

BAB II LANDASAN TEORI

Cust. 1 : milk, bread, cereal. Cust. 2 : milk, bread, Sugar, eggs. Cust. 3 : milk, bread, butter

ANALISIS KETERKAITAN DATA TRANSAKSI PENJUALAN BUKU MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI DAN ALGORITMA CENTROID LINKAGE HIERARCHICAL METHOD (CLHM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODE ASOSIASI DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MENGETAHUI KOMBINASI ANTAR ITEMSET PADA PONDOK KOPI

APLIKASI DATA MINING UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA

DATA MINING ANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA APRIORI

ANALISA DATA PENJUALAN OBAT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. ABDUL MANAN SIMATUPANG KISARAN

Implementasi Algoritme Modified-Apriori Untuk Menentukan Pola Penjualan Sebagai Strategi Penempatan Barang Dan Promo

Tahapan Proses KDD (Peter Cabena) Business Objective Determination (#1) Business Objective Determination (#2) Business Objective Determination (#4)

Assocation Rule. Data Mining

IMPLEMENTASI DATA MINING PADA PENJUALAN TIKET PESAWAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus: Jumbo Travel Medan)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mewakilkan objek dan peristiwa yang memiliki arti dan sangat penting bagi

2.1 Penelitian Terkait

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI ASSOCIATION RULE UNTUK ANALISA NILAI MAHASISWA DI UNIVERSITAS GUNADARMA

Cross-Selling: Perangkat Utama Customer Relationship Managem. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang)

Abstrak. Data Mining, Algoritma Apriori, Algoritma FP-Growth, Mata Pelajaran, Pemrograman, Web Programming, Matematika, Bahasa Inggris.

BAB II LANDASAN TEORI. Anindita Dwi Respita,2015. a. Penelitian ini menjelaskan tentang tujuan : menggunakan metode market basket analysis.

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat dan besar di Asia (Kartiwi, 2006). Pertumbuhan e-commerce yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menguraikan tentang teori-teori penunjang yang dipakai dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN APLIKASI DATA MINING ANALISIS TINGKAT KELULUSAN MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-GROWTH (Studi Kasus Di Politeknik Negeri Malang)

Analisa Data Mining Menggunakan Algoritma Frequent Pattern Growth Pada Data Transaksi Penjualan Restoran Joglo Kampoeng Doeloe Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI TI S1 FIK UDINUS 1

APLIKASI DATA MINING MARKET BASKET ANALYSIS PENJUALAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN METODE ASSOCIATION RULES PADA PT. SEJAHTERA MOTOR GEMILANG

Aturan assosiatif biasanya dinyatakan dalam bentuk : {roti, mentega} {susu} (support = 40%, confidence = 50%)


Aplikasi Data Mining untuk meneliti Asosiasi Pembelian Item Barang di Supermaket dengan Metode Market Basket Analysis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN STUDI DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi sekarang ini telah digunakan hampir di semua aspek

PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI

LAMPIRAN F DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI ALGORITMA APRIORI UNTUK KORELASI PENJUALAN PRODUK (STUDI KASUS : APOTIK DIORY FARMA)

Nusantara of Engginering (NoE)/Vol. 1/No. 2/ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. retail di Indonesia pada semester I 2010 telah mencapai Rp 40 triliun. Omzet perusahaan

PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-TREE DAN FP-GROWTH PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT

6 SISTEM EVALUASI 6.1 Data Responden Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan 6.2 Pengembangan Sistem Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan

Pola Kompetensi Mahasiswa Program Studi Informatika Menggunakan FP-Growth

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(52-62)

IMPLEMENTASI ALGORITMA FP- GROWTH MENGGUNAKAN ASSOCIATION RULE PADA MARKET BASKET ANALYSIS

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. Penerapan Data Mining Market Basket Analysis Terhadap Data Penjualan Produk

ERROR-TOLERANT FASCICLES UNTUK COLLABORATIVE FILTERING ABSTRAK

PENENTUAN LOKASI BARANG PADA A Swalayan MENGGUNAKAN ASSOCIATION RULE DENGAN ALGORITMA FP-GROWTH

PENERAPAN DATA MINING UNTUK MENGOLAH DATA IMPOR EKSPOR IKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ASSOCIATION RULE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 KONSEP DATA MINING 2 Gambar 1.1 Perkembangan Database Permasalahannya kemudian adalah apa yang harus dilakukan dengan data-data itu. Sudah diket

TINJAUAN PUSTAKA Data Mining

PEMBANGKITAN KAIDAH ASOSIASI DARI TOP-K FREQUENT CLOSED ITEMSET YANG DIDASARKAN PADA STRUKTUR DATA BERBASIS LATTICE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA ALGORITMA APRIORI UNTUK MENENTUKAN MEREK PAKAIAN YANG PALING DIMINATI PADA MODE FASHION GROUP MEDAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE APRIORI ASOSIASI TERHADAP PENJUALAN PRODUCT COSMETIC UNTUK MENDUKUNG STRATEGI PENJUALAN

ASSOCIATION RULE. Rachmat Selamet. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132

Tahapan Proses KDD (Peter Cabena)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Knowledge Discovery in Databases (IS704) dan Data Mining (CS704) Kuliah #7: Association Rules Mining (Bagian 1) Gunawan Jurusan Teknik Informatika Link Analysis (Superset) Tujuan: Mencari hubungan antara atribut-atribut suatu database. Dibandingkan dengan operasi-operasi data mining lainnya, link analysis lebih sering dipakai karena informasi yang dihasilkan lebih sederhana dan dapat diterapkan langsung untuk pengambilan keputusan bisnis dibanding dengan operasi data mining lain yang cenderung membutuhkan analisis lanjut. Sekolah Tinggi Teknik Surabaya 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 2 3 Kategori Link Analysis (#1) Association Discovery (Market Basket Analysis): Menganalisis barang-barang yang dibeli secara bersamaan pada suatu transaksi, sehingga ditemukan hubungan yang mungkin tersembunyi di antara barang-barang tersebut. 3 Kategori Link Analysis (#2) Sequential Pattern Discovery: Mengidentifikasi hubungan antara transaksi pembelian barang dari waktu ke waktu untuk mendapatkan informasi mengenai urutan barang yang dibeli customer. Tujuannya adalah mengenali kebiasaan customer dalam jangka waktu tertentu. Sequential pattern mining adalah pencarian pattern yang terjadi cukup sering sehubungan dengan waktu atau sequence lainnya. Contoh: "Customer yang membeli pentium PC sembilan bulan yang lalu cenderung untuk memesan CPU baru dalam satu bulan ini". Sequential pattern mining berguna dalam analisa data untuk marketing atau ramalan cuaca. 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 3 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 4 3 Kategori Link Analysis (#3) Similar Time Sequence Discovery: Menemukan hubungan antara dua kelompok data yang bergantung pada waktu, berdasarkan tingkat kemiripan pola yang ditunjukkan data tersebut. Jadi tujuannya mencari kemunculan semua sequence yang mirip dengan sequence yang diberikan, dalam suatu time-series database. Tidak seperti query database pada umumnya yang mencari data sama persis seperti yang diberikan dalam query, similarity search mencari data sequence yang mempunyai perbedaan kecil dari query yang diberikan. 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 5 Association Rule Mining Motivasi awal pencarian association rule berasal dari keinginan untuk menganalisa data transaksi supermarket, ditinjau dari perilaku customer dalam membeli produk. Association rule ini menjelaskan seberapa sering suatu produk dibeli secara bersamaan. Sebagai contoh, association rule beer diaper (80%) menunjukkan bahwa empat dari lima customer yang membeli beer juga membeli diaper. Dalam suatu association rule X Y, X disebut dengan antecedent dan Y disebut dengan consequent. Rule seperti ini sangat berguna untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan promosi, penetapan harga suatu produk atau penataan produk dalam rak. 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 6 1

Contoh Manfaat AR Rule yang mengandung y sebagai consequent dapat membantu merencanakan apa yang harus dilakukan oleh suatu toko untuk meningkatkan penjualan y. Rule yang mengandung x sebagai antecedent dapat digunakan untuk membantu menentukan barang-barang apa saja yang terpengaruh apabila toko tersebut memutuskan untuk berhenti menjual x. Rule yang mengandung x sebagai antecedent dan y sebagai consequent dapat digunakan untuk menentukan produk lainnya yang harus dijual bersama dengan x untuk meningkatkan penjualan y. Rule yang berhubungan dengan barang yang terdapat pada rak A dan rak B pada suatu toko dapat membantu merencanakan pengaturan barang pada rak dengan menentukan bahwa penjualan barang di rak A berhubungan dengan penjualan barang di rak B. 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 7 Ukuran Ketertarikan suatu Rule Pengukuran ketertarikan pada suatu rule dapat dilakukan secara subyektif atau obyektif. Pengukuran secara obyektif dapat membantu identifikasi interesting rules, tetapi hal ini masih belum cukup jika tidak dikombinasikan dengan pengukuran secara subyektif yang mencerminkan keinginan dan kebutuhan user tertentu. Pengukuran secara objektif dapat dilakukan dengan menggunakan nilai minimum support threshold dan minimum confidence threshold, sedangkan pengukuran secara subyektif pada dasarnya kasuistis untuk setiap user, sehingga hal ini dapat berbeda untuk setiap user. 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 8 Rule Support & Rule Confidence Rule Support dan Rule Confidence adalah 2 ukuran ketertarikan pemakai AR Mining: Contoh: computer => financial_management_software [support = 2%, confidence = 60%] Untuk 2% dari semua transaksi komputer dan financial_management_software dibeli secara bersama- sama. 60% dari pelanggan yang membeli komputer juga membeli financial_management_software. Contoh Input dan Output AR Mining Input: Database Transaksi Pembelian oleh Customer Constraints: Minimum Support = 40% Minimum Confidence = 75% Output: Strong Association Rules {beer} => {diaper}, [confidence = 100%, support = 60%] {diaper} => {beer}, [confidence = 75%, support = 60%] {coke} => {diaper}, {coke} => {milk}, {beer, bread} => {diaper}, {beer, milk} => {diaper}, {coke, diaper} => {milk}, {coke, milk} => {diaper}, {coke} => {diaper, milk}, 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 9 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 10 Blok Sistem AR Mining 2 (Dua) Proses Utama AR Mining (#1) Permasalahan untuk menemukan seluruh association rule yang ada pada suatu database dapat dibagi menjadi dua fase utama berikut: Fase Pencarian Large Itemset: Menemukan seluruh item dari transaksi yang memenuhi minimum support threshold. Support untuk suatu itemset adalah jumlah transaksi dalam database yang mengandung itemset tersebut. Itemset yang memenuhi persyaratan ini disebut frequent itemset (large itemset) dan sebaliknya infrequent itemset (small itemset). Fase Generate Strong Association Rules: Dengan menggunakan frequent itemset yang terbentuk dihasilkan (strong) association rules yang memenuhi minimum confidence threshold yang telah dispesifikasikan. 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 11 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 12 2

2 (Dua) Proses Utama AR Mining (#2) Contoh Input, Frequent Itemset & Output Kebanyakan dari algoritma yang ada saat ini menggunakan pendekatan dengan dua fase di atas untuk menyelesaikan permasalahan association rule mining. Walaupun tidak menutup kemungkinan adanya algoritma lain yang berhasil menemukan seluruh association rule yang ada, tanpa harus membagi proses ke dalam dua tahap tersebut. Contoh: Algoritma Opus dengan versi komersialnya disebut Magnum Opus. Algoritma ini menggunakan strategi lain untuk menghasilkan secara langsung frequent subset dari seluruh association rule. Hampir semua varian Algoritma AR Mining berupaya meningkatkan efisiensi (baca: speed dan memory usage) fase Pencarian Large Itemset. Fase Additional Interesting Measure yang optional dapat dilakukan misalnya dengan memfilter semua Strong Association Rules yang diperoleh pada tahap II dengan memanfaatkan pengukuran correlation, sehingga yang dihasilkan benar-benar sekumpulan Interesting Association Rules. 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 13 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 14 Klasifikasi Association Rule Mining Association rule dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara berdasarkan sejumlah kriteria: Berdasar tipe nilai yang dapat ditangani rule (Boolean vs. Quantitative). Berdasar dimensi dari data yang ada pada rule (Single Dimensional vs. Multidimensional). Berdasar level abstraksi yang ada pada rule (Single Level vs. Multilevel). Berdasar pengembangan selanjutnya (baik dari perspektif modifikasi algoritma untuk meningkatkan efisiensi algoritma, ataupun dari perspektif pemanfaatannya, termasuk penggabungan dengan data mining tasks lainnya). Berdasar Tipe Nilai yang dapat Ditangani Rule Boolean Association Rule: Jika suatu rule hanya menangani ada tidaknya hubungan antar item. Contoh: computer financial_management_software atau dapat ditulis: buys(x, computer ) buys(x, financial_ management_software ) Quantitative Association Rule: bila rule tersebut dapat menunjukkan hubungan antar item atau atribut secara kuantitatif. Contoh: age(x, 30..39 ) income(x, 42K..48K ) buys(x, high resolution TV) Pada contoh ini atribut age dan income telah mengalami diskretisasi. 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 15 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 16 Hubungan sebagai Tabel Boolean pada Boolean Association Rules Contoh Quantitative AR Karena Boolean Association Rule adalah association rule yang hanya memperhatikan hubungan antara ada atau tidaknya suatu item dalam transaksi, maka secara konsepsi, hal ini dapat dipandang sebagai pencarian hubungan antara nilai 1 dalam sebuah tabel yang semua atributnya adalah boolean. Tabel tersebut mempunyai atribut yang sesuai dengan setiap item dan record yang sesuai dengan transaksi. Atribut dari sebuah record bernilai 1 jika item yang sesuaian dengan atribut tersebut terdapat dalam transaksi yang sesuai dengan record tersebut, dan bernilai 0 jika sebaliknya. Contoh: Tunjukkan tabel Boolean ini pada sebuah dataset transaksi. 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 17 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 18 3

Berdasar Dimensi Data yang Terdapat pada Rule: Single Dimensional AR Single Dimensional Association Rule: bila item atau atribut dalam rule hanya melibatkan satu dimensi saja. Contoh: buys(x, IBM desktop computer ) buys(x, Sony B/W Printer ) Disebut juga Intradimension Association Rule, karena hanya terdiri dari satu buah predikat (buys) dengan beberapa pengulangan (predikat digunakan lebih dari satu kali dalam sebuah rule). 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 19 Berdasar Dimensi Data yang Terdapat pada Rule: Multidimensional AR Multidimensional Association Rule: bila association rule melibatkan dua atau lebih predikat. Predikat dapat berupa: Attribute (dari database atau dataset) Dimensi (dari sebuah datawarehouse) Contoh: age(x, 20 29 ) occupation(x, student ) buys(x, laptop ). 2 kategori Multidimensional Association Rule: Interdimension Association Rule: jika tanpa predikat yang diulang, seperti contoh di atas (3 dimensi masing-masing: age, occupation, dan buys). Hybrid-dimension Association Rule: jika terdapat satu atau lebih predikat yang diulang, contoh: age(x, 20 29 ) buys(x, laptop ) buys(x, b/w printer ). 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 20 Berdasar Level Abstraksi yang Terdapat pada Rule Konsep Hirarki mendefinisikan sebuah urutan pemetaan dari konsep dengan level yang rendah menuju ke level yang lebih tinggi, yaitu konsep yang lebih umum. Data dapat digeneralisasi dengan menggantikan konsep yang lebih rendah dengan konsep yang lebih tinggi, atau ancestor, pada sebuah konsep hirarki. Konsep hirarki pada gambar berikut terdiri dari empat level, yaitu level 0, 1, 2 dan 3. Level dalam konsep hirarki dihitung mulai dari atas ke bawah, dimulai dari level 0 pada root, yang merupakan level abstraksi yang paling umum. Association Rule Mining harus dapat menyediakan kemampuan untuk melakukan ekstraksi association rule pada level abstraksi yang berbeda. 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 21 Konsep Hirarki 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 22 Berdasar Level Abstraksi yang Terdapat pada Rule Single Level Association Rule: jika rule tidak mengacu pada itemitem atau atribut-atribut pada level abstraksi yang berbeda. Contoh: buys(x, Toshiba Desktop Tipe X ) buys(x, Sony B/W Printer Tipe Y ). Multilevel Association Rule: jika rule melibatkan item-item pada level abstraksi yang berbeda. Lebih mudah untuk menemukan interesting association antara item-item pada beberapa level yang berbeda daripada antara item-item dengan level yang rendah. Contoh: buys(x, computer ) buys(x, software ). Cross Level Association Rule: jika rule diperoleh dari level yang berbeda. Contoh: buys(x, computer) buys(x, B/W Printer ). Computer pada level 1 dan B/W Printer pada level 2. 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 23 Berdasar Pengembangan Selanjutnya (1) Meningkatkan efisiensi mining dengan konstruksi struktur data khusus seperti Frequent Pattern Growth (FP-Growth): FP-Tree Eclat Top-Down Peningkatan performansi algoritma Apriori dengan memanfaatkan struktur data lainnya, seperti: Hash-Table Prefix-Tree Patricia Tree FP-Tree Peningkatan performansi algoritma Apriori: DHP (memperkecil ukuran candidate set) DIC dan Partitioning (menggabungkan proses pencarian frequent k-itemset). TFP dan LPMiner (menggunakan Nilai Rule Support yang Dinamik) ExaMiner dan FICM (mengatasi ditambahkannya sejumlah constraint). Lihat latihan 6.15) 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 24 4

Berdasar Pengembangan Selanjutnya (2) Pemanfaatan algoritma association rule untuk klasifikasi e-mail: COMAR. Integrasi association rules mining dan classification rules mining, misalnya untuk membentuk classifier yang akurat: CARs (Class Association Rules) CBA (Classification Based on Association) FOIL (First Order Inductive Learner) PRM (Predictive Rule Mining) CPAR (Classification based on Predictive Association Rules). Pemanfaatan algoritma association rule mining untuk clustering dokumen: FTC (Frequent Term-Based Clustering) HFTC (Hierarchical Frequent Term-Based Clustering) FIHC (Frequent Itemset Based Clustering) Pemanfaatan algoritma association rule mining untuk Pemberian Rekomandasi: AR-CRS (Association Rules for Collaborative Recomender System): AR-CRS1 dan AR-CRS2. Hari ini diyakini terdapat ratusan pengembangan AR Mining lainnya dari berbagai perspektif yang berbeda. 14 December 2005 Gunawan, Teknik Informatika STTS 25 5