METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

dokumen-dokumen yang mirip
3. Uraikan & jelaskan perbedaan yang mendasar antara teknik pressing & sintering konvensional dengan teknik pressing & sintering modern.

PROSES PRODUKSI I METALURGI SERBUK BY ASYARI DARYUS UNIVERSITAS DARMA PERSADA

PROSES MANUFACTURING

MODUL 8 PROSES PEMBUATAN LOGAM-LOGAM SINTER

sehingga dihasilkan sebuah produk yang solid dengan bentuk seperti Karakteristik yang penting dari partikel adalah: distribusi serbuk dan ukuran

TUGAS AKHIR STUDI UKURAN, BENTUK, DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK HASIL ATOMISASI SEMPROT UDARA KARBON DUA ARAH TIMAH PUTIH

MATERIAL MANUFAKTUR. Perbedaan sifat menyebabkan perbedaan yang mendasar pada proses manufaktur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

PENGELASAN (Lanjutan)

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

Perbandingan Kekerasan dan Kekuatan Tekan Paduan Cu Sn 6% Hasil Proses Metalurgi Serbuk dan Sand Casting

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH KOMPOSISI CERAMIC SHELL PADA INVESTMENT CASTING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DAN POROSITAS PRODUK TOROIDAL PISTON

PENGELASAN Teknologi Pengelasan Pengelasan sebagai Kegiatan Komersial :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

1. Pengertian Perubahan Materi

Mata Kuliah: Proses Manufaktur II (Pengecoran, Pembentukan) 3 sks

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

TUGAS AKHIR STUDI BENTUK, UKURAN DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK HASIL ATOMISASI SEMPROT UDARA TIMAH PUTIH

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PELAPISAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN TIMAH PUTIH

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SUDUT WATER SPRAYER DAN TEKANAN AIR DALAM SPRAYER PUMP TERHADAP HASIL SERBUK ALUMUNIUM PADA PROSES ATOMISASI AIR

METALURGI SERBUK. By : Nurun Nayiroh

LOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS)

BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

PENGARUH TEMPERATUR ATOMISASI SEMPROT UDARA TERHADAP UKURAN, BENTUK DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK TIMAH PUTIH.

METODOLOGI. Langkah-langkah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

BAB II STUDI LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Karakteristik sifat..., Hendro Sat Setijo Tomo, FMIPA UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Program Studi Teknik Mesin S1

PENGARUH VARIABEL KOMPAKSI TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p DENGAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERLAPISI ZnO

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

Jurnal Teknik Mesin UMY 1

PENGECORAN SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL CASTING) dimana : N = Kecepatan putar (rpm) G factor = Faktor gaya normal gravitasi selama berputar

PENGARUH TEMPERATUR ATOMISASI SEMPROT UDARA TERHADAP UKURAN, BENTUK DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK TIMAH

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Komposisi Distribusi Butir Pasir Cetak terhadap Tingkat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan dan teknologi

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

Pengaruh kadar air pasir cetak terhadap kualitas coran paduan Aluminium

Proses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

l. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

BAB 4 METODE PENELITIAN

KIMIA ELEKTROLISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

PEMBUATAN ALAT PENGERING SERBUK TEMBAGA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KERAMIK (CERAMIC)

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

BAB III PERCOBAAN III.1. DIAGRAM ALIR PERCOBAAN. 17 Ibnu Maulana Yusuf

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

Karakteristik Limbah Padat

Pembahasan Materi #11

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

Proses Sintesa dan Pengujian X-Ray Diffraction (XRD) Hidroksiapatit dari Bulk Gipsum Alam Cikalong dengan Bejana Tekan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LOGAM DAN PADUAN LOGAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

PERMANEN MOLD CASTING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal. Teknologi proses produksi secara umum : - Serbuk dipadatkan (di compressed/ pressed) ke dlm wadah dng bentuk spt yg diinginkan kemudian dipanaskan shg mengakibatkan ikatan partikel menjadi kuat & padat. - Proses produksi ini menggunakan mesin press dng perkakas yg didisain spesifik sesuai part yg akan dibuat. Perkakas tsb terdiri dari cetakan (dies) & penekan (punches). - Proses pemanasannya disebut sintering yaitu dng temperatur di bawah titik lebur logamnya. Beberapa hal yg membuat Metalurgi Serbuk (MS) adalah teknologi komersial yg penting yaitu: 1. Part-part MS dpt diproduksi massal menjadi/ mendekati bentuk yg diinginkan. Mengurangi kebutuhan akan proses-proses berikutnya. 2. MS hanya menghasilkan sedikit sekali bagian material yg terbuang (waste), ± 97 % dari serbuk awal akan menghasilkan produk jadi. Ini dpt dibandingkan dng proses pengecoran yg memiliki saluran tuang (sprue), saluran masuk (runners) & saluran keluar (risers) yg merupakan material terbuang (waste). 3. Secara alamiah dari material awalnya, part-part MS memiliki tingkat porositas spesifik yg dpt dibuat sesuai keinginan. Porositas logam diperlukan utk menyimpan kandungan pelumas (oil) misal pada part bantalan (bearing) & roda gigi (gear). 4. Logam tertentu kadangkala sangat sulit dibentuk selain menggunakan proses MS, contoh tungsten yg digunakan sbg filamen lampu pijar.

5. Kombinasi paduan logam & polimer ataupun keramik (composite) tertentu hanya dpt diproduksi menggunakan proses MS. 6. Toleransi dimensi produk yg dihasilkan ± 0,13 mm, sangat kecil jika dibandingkan proses pengecoran (casting). 7. Proses MS dpt di otomatisasi agar produksi lebih ekonomis. Beberapa keterbatasan & kelemahan proses MS: - Biaya mahal untuk pengadaan peralatan & perkakas. - Serbuk logam yang mahal. - Sulitnya penempatan & penanganan serbuk metal. - Serbuk metal tidak dapat mengalir secara lateral pada cetakan selama proses pressing, sehingga diperlukan kelonggaran untuk mengeluarkan part dari cetakan (dies) setelah pressing. - Bervariasinya kerapatan (density) material dari part merupakan problem MS, khususnya utk bentuk-bentuk geometris yg rumit.

I. Karakteristik Serbuk : - Tampilan bentuk (geometric features) memiliki atribut : - Ukuran partikel & penyebarannya. - Bentuk partikel & struktur dalam. - Luas permukaan. - Screen Mesh (ayakan penyaring) 200 artinya ada 200 lubang per-inch linier. Jika berbentuk bujursangkar berarti 200 2 = 40000 butir per-inch 2. Sehingga jika nomor screen mesh lebih besar berarti ukuran butiran lebih kecil. Ukuran butir (mungkin) disebut 230 utk melalui penyaring 200, mengindikasikan bahwa serbuk dpt melalui penyaring 200 tetapi bukan penyaring 230 shg utk kemudahannya disebut ukuran butir 200.

Bentuk partikel & struktur dlm Diperlukan teknik microscopic utk menentukan karakteristik bentuk. Ruang yang terbentuk di antara partikel atau serbuk yang hilang menghasilkan poripori yang disebut pori-pori terbuka. Pori-pori ini yang dapat dipenetrasi oleh air, pelumas atau logam cair. Sedangkan pori-pori tertutup adalah rongga yang terdapat pada struktur individual partikel. Luas permukaan sangat dipengaruhi bentuk partikel. Faktor bentuk partikel, Ks = A x D/ V Dimana, Ks = factor bentuk (shape factor) A = luas permukaan (mm 2 ) D = diameter (bola) (mm) = diameter volume bentuk (selain bola) (mm) V = volume (mm 3 ) Dengan demikian maka : Ks/ D = A/ V Ukuran partikel semakin kecil atau factor bentuk semakin besar berarti luas permukaan lebih besar (dng berat yg sama) dari serbuk metal. Alasan penggunaan ukuran partikel yg lebih kecil disebabkan partikel-partikel tsb memiliki sifat mekanis yg lebih seragam & lebih baik pada MS produk jadi.

II. Produksi Serbuk Metal Umumnya produsen serbuk metal berbeda dng pembuat part-part dari metal serbuk. Secara prinsip metode pembuatan serbuk metal melalui : 1. Atomisasi (Atomization) 2. Kimiawi (chemical) 3. Elektrolisa (electrolytic) 1. Atomisasi Atomisasi adalah proses mengkonversi cairan logam melalui penyemprot bertekanan sehingga partikel-partikel tersebut berubah menjadi serbuk. Proses ini paling banyak digunakan utk memproduksi serbuk metal. Dapat diaplikasikan ke hampir semua jenis logam baik paduan maupun murni. Proses atomisasi dng metode : Gas/ udara kecepatan tinggi. Air kecepatan tinggi ; kelemahannya mudah terjadi oksidasi pada permukaan partikel, shg umumnya air diganti dng oli sintetik. Sentrifugal ; Melalui putaran dari piringan mekanis.

Pada proses atomisasi dng metode gas atau air ; ukuran partikel di kendalikan dari kecepatan aliran fluida, ukuran partikel berbanding terbalik dng kecepatan. 2. Kimiawi Dng reaksi kimia maka unsur-unsur logam akan terpisahkan dari oksidanya menggunakan unsur-unsur pereduksi spt hydrogen atau karbon monoksida (unsur-unsur pereduksi akan mengikat oksigen yg ada di dlm elemen-elemen logam. Proses ini digunakan utk memproduksi serbuk besi, tungsten, & tembaga. Proses kimiawi lainnya misalkan dng mendekomposisi besi pentakarbonil utk menghasilkan partikel-partikel berbentuk bola (spherical) dng kemurnian yg tinggi. Prosesnya dpt diamati menggunakan photo micrograph (diameter 0,25 3,0 μm). 3. Elektrolisis Di dlm sel elektrolisa logam/ metal yg akan diurai berfungsi sebagai anoda. Dng diberi tegangan secara perlahan anoda akan terurai & melalui larutan elektrolite akan mengendap di kutub kathoda. Endapan dipindahkan/ diangkat, dibersihkan & di keringkan shg di dpt metal serbuk dng kemurnian sangat tinggi. Teknik ini digunakan utk memproduksi serbuk berilium, tembaga, besi, perak, titanium. III. Pressing & Sintering Konvensional. 1. Penggilingan/ penghalusan (blending) & pencampuran serbuk (mixing). Blending dilakukan pd serbuk dari komposisi kimia yg sama tetapi umumnya dari ukuran partikel yg berbeda. Ukuran partikel berbeda sering digiling utk mengurangi porositas. Mixing dilakukan utk mengkombinasikan serbuk dari sifat-sifat kimia yg berbeda. Salah satu keuntungan teknik metalurgi sebuk (MS) adalah dimungkinkannya utk mencampurkan berbagai logam ke dlm paduan yg sangat sulit atau tdk mungkin di lakukan oleh proses lain.

2. Pembentukan (Compaction). Pd proses pembentukan, tekanan tinggi di aplikasikan pd serbuk utk membentuknya sesuai bentuk yg diinginkan. Metode pembentukan (compaction) konvensional disebut pressing. Produk jadi setelah pressing disebut green compact (green; karena belum di proses penuh msh setengah jadi)

3. Pemanasan (Sintering). Sintering adalah proses perlakuan panas pada produk hasil compaction agar partikel-partikel logamnya saling terikat yg berakibat kekuatan & kekerasannya akan bertambah. Temperatur yg digunakan 70% - 90% dari titik lebur logamnya.