BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan analisis tentang pencalonan Kepala Daerah dan Wakil

dokumen-dokumen yang mirip
TESIS BARBALINA MATULESSY NOMOR MAHASISWA /PS/MIH

BAB I PENDAHULUAN. Peradilan Tata Usaha Negara. Terbentuk Pengadilan Tata Usaha Negara

B A B V P E N U T U P

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pencalonan Kepala Daerahdan Wakil Kepala Daerah pada KPU Provinsi

DAFTAR PUSTAKA. Adisapoetra, Prins-R. Kosim, 1976, Pengantar Ilmu Hukum Administrasi Negara, Pradnya Paramita, Jakarta.

Daftar Pustaka. Abdul Rasyid Thalib, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan. Implikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan Republik

DAFTAR PUSTAKA. , 2002, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan. bahwa :

TESIS BARBALINA MATULESSY NOMOR MAHASISWA /PS/MIH

DAFTAR PUSTAKA. Ash-shofa, Burhan, 2004, Metode Penelitian Hukum, cetakan keempat, PT Rineka Cipta, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat), yang berarti Indonesia

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan bab-bab di atas dapat disimpulkan bahwa: hukum Republik Indonesia. Kata Merdeka disini berarti terbebas dari

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan Asikin, Zainal, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pembinaan Hukum Nasional, Penelitian Aspek-Aspek Hukum Tentang. Ketentuan AMDAL Dalam Pembangunan Industri, Departemen

RechtsVinding Online. kemudian disikapi KPU RI dengan

DAFTAR PUSTAKA. Adami,Chazawi,Kejahatan Terhadap Pemalsuan, Jakarta: Raja Grafindo

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penulisan hukum ini sebagai berikut: menggunakan telepon seluler pada saat berkendara adalah langsung

DAFTAR PUSTAKA. - Arifin Hoesein, Zainal, Kekuasaaan Kehakiman Di Indonesia, Yogyakarta:

a. Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon b. Kewenangan Mahkamah Konstitusi perkara tersebut mengandung unsusr-unsur:

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan prasyarat penting dalam negara. demokrasi. Dalam kajian ilmu politik, sistem Pemilihan Umum diartikan sebagai

BAB IV PENUTUP. Namun demikian, konstruksi pemikiran hukum post positivisme dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Dasar Hukum Pembentukan Peradilan Tata Usaha Negara. dan lain-lain Badan Kehakiman menurut undang-undang.

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Zainuddin, 2010, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

DAFTAR BACAAN. Abdurrahman, Riduan Syahrani, Hukum dan Peradilan, Bandung : Alumni, 1987.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Asikin Zainal, H, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

BAB I PENDAHULUAN. yang adil, serta perlakuan yang sama dihadapan hukum. Untuk melaksanakan

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILU DAN PENYELESAINNYA OLEH PERADILAN TATA USAHA NEGARA

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Aziz Hakin, 2011, Negara Hukum dan Demokrasi di Indonesia, Yogyakarta, Cetakan Pertama, Pustaka Pelajar.

BAB III PENUTUP. Berdasarkan analisa kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ada. keterkaitan antara jumlah kerugian negara dengan berat ringannya pidana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN

I. PENDAHULUAN. Kedaulatan rakyat menjadi landasan berkembangnya demokrasi dan negara republik.

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiarja, Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Penerbit Kanisus, Yogyakarta, 2001.

BAB I PENDAHULUAN memandang pentingnya otonomi daerah terkait dengan tuntutan

BAB III PENUTUP. pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, pada pokoknya dapat

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MAHKAMAH KONSTITUSI, MAHKAMAH AGUNG, PEMILIHAN KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen ketiga Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Samosir, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pada pertumbuhan produk Andaliman.

Keywords : Hukum Acara, Pelaksanaan Putusan, Upaya Paksa.

KOMPETENSI PERADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA H. Ujang Abdullah, SH., M.Si *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan perspektif sejarah, ide dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara

PENYELESAIAN SENGKETA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

BAB III PERALIHAN KEWENANGAN MAHKAMAH AGUNG KEPADA MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA PEMILUKADA

DAFTAR PUSTAKA. Dahlan Thaib, dkk, 2013, Teori dan Hukum Konstitusi, Cetakan ke-11, Rajawali Perss, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. menggariskan Indonesia sebagai negara hukum (rechtstaat) dan tidak berdasar

BAB V PENUTUP. ditarik kesimpulan yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga fungsi penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

DAFTAR PUSTAKA. Bagir Manan Lembaga Kepresidenan. FH UII Press: Yogyakarta. Bambang Sunggono Metodologi Penelitian Hukum Cetakan ke-12.

KEWENANGAN SERTA OBYEK SENGKETA DI PERADILAN TATA USAHA NEGARA SETELAH ADA UU No. 30 / 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

SUMBANGAN PEMIKIRAN UNTUK PENYUSUNAN: NASKAH AKADEMIK (ACADEMIC DRAFTING)

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan pembahasan dan analisis, disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB III PENUTUP. jawaban terhadap permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Senjata api boleh dipakai dalam keadaan-keadaan luar biasa

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bhakti.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 69/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Kabupaten Lumajang

Keywords : Hukum Acara, Peradilan Administrasi, Paradigma.

Jurnal Ilmiah. Peraturan Perundang-undangan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb

DAFTAR PUSTAKA. Achwan, Rochman, 2000, Good Governance: Manifesto Politik Abad ke 21,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly, 1998, Teori dan Aliran Penafsiran Hukum Tata Negara, InHilco, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. konstitusional terhadap prinsip kedaulatan rakyat. Hal ini dinyatakan dalam Pasal

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI PADA SENGKETA HASIL PEMILIHAN KEPALA DAERAH

Peranan Peradilan Dalam Proses Penegakan Hukum UU No.5/1999. Putusan KPPU di PN dan Kasasi di MA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah di Provinsi Aceh

Daftar Pustaka. Abbas, Bakri. Empat Pemikiran Politik Barat, Penerapan di dunia modern, Yayasan Kampus Tercinta-IISIP, Jakarta, 2003.

BAB I PENGANTAR. Administrasi Negara sesuai dengan asas-asas yang berlaku dalam suatu

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. terhadap pokok persoalan yang dikaji dalam karya ini, yaitu: 1. Pertimbangan hukum penerimaan dan pengabulan permohonan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan penegakan hukum penataan ruang di kawasan jalan Bantul-

BAB III. Anotasi Dan Analisis Problematika Hukum Terhadap Eksekusi Putusan. Hakim Peradilan Tata Usaha Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

BAB IV SIMPULAN A. SIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan dalam penelitian ini. 1. Peraturan Daerah Perpajakan dan Retribusi Daerah di Kabupaten Supiori

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

DAFTAR PUSTAKA. A.A.G. Peters dan Koesriani Siswosoebroto, Hukum dan Perkembangan Sosial (Buku I), Sinar Harapan, Jakarta, 1988.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Bari Azed, Sistem-Sistem Pemilihan Umum, Suatu Himpunan Pemikiran, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000.

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiardja, 1990, Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Yogyakarta, Kanisius.

HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI PENEGAK HUKUM DAN PENGADILAN

BAB IV PENUTUP. investor asing yang menjadi pokok kajian skripsi ini. khusus Polisi Resort Demak untuk menyelesaikan sengketa dengan melibatkan

HUKUM KEPEGAWAIAN SENGKETA KEPEGAWAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

dikeluarkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. 1. Perlu adanya ketegasan dalam peraturan perundang-undangan, bahwa

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017

TESIS KEMANDIRIAN KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pembahasan masalah pada bab sebelumnya,

Daftar Pustaka. , 2006, Konstitusi dan Konstitusionalisme, Konstitusi Press,

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan melalui

2. Apakah dapat dilakukan upaya hukum terhadap putusan kasasi yang telah dikeluarkan Mahkamah Agung?

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD Yogyakarta: FH UII Press, 2005.

DAFTAR PUSTAKA. Atmasasmita, Romli Sekitar Masalah Korupsi Aspek Nasional dan Aspek International. Mandar Maju, Bandung.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan

DAFTAR PUSTAKA. Arbisanit. Partai, Pemilu dan Demokrasi. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

100 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis tentang pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada KPU Provinsi Maluku sebagai implikasi pelaksanaan putusan PTUN Ambon Nomor: 05/G/2013/PTUN.ABN, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai inti pemikiran dari kajian ini sebagai berikut : 1. Pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada KPU Provinsi Maluku tahun 2013, dinilai tidak sesuai dengan hukum positif. Ketidak sesuaian tersebut dapat terlihat dengan ketidakpatuhan pejabat Tata Usaha Negara (KPU Provinsi Maluku) dalam melaksanakan putusan Pengadilan TUN Ambon. Putusan Pengadilan TUN Ambon Nomor: 05/2013/G/PTUN.ABN terkait gugatan terhadap Surat Keputusan KPU Provinsi Maluku Tahun 2013 Nomor: 16/Kpts/KPU-PROV-028/IV/2013 tentang Penetapan Pasangan Calon Yang Memenuhi Syarat Sebagai Peserta Pemilihan Umum Gubernur Dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku Tahun 2013, mengalami ketidak jelasan dikarenakan ketidak patuhan pejabat Tata Usaha Negara (KPU Provinsi Maluku) terhadap putusan PTUN yang telah inkracht atau yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Ketidak patuhan pejabat Tata Usaha Negara terhadap putusan PTUN ditunjukan dengan cara, proses penyelenggaraan pilkada tetap dilaksanakan sampai dengan pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih.

101 2. Kendala yang kemudian menyebabkan tidak adanya kepatuhan dari pejabat tata usaha negara dalam mematuhi putusan PTUN yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap yaitu : a. Tidak dikabulkannya permohonan penundaan (skrosing) pelaksaan Keputusan KPU Provinsi Maluku oleh Pengadilan TUN Ambon, yang mengakibatkan tidak tunduknya, KPU Provinsi pada putusan tersebut; b. Kepatuhan pejabatan tata usaha negara lebih kepada lembaga peradilan lain, yang kemudian dinilai lebih menguntungkan posisinya tanpa melihat apa yang menjadi objek dan kewenangan dalam menangani perkaranya; c. Belum ada regulasi yang lebih tegas membatasi kewenangan mengadili khusus untuk sengketa pilkada, baik hasil maupun administrasi. Karena faktanya kelemahan inilah yang kemudian dijadikan sebagai alasan untuk tidak tunduk pada satu putusan lembaga peradilan yaitu PTUN. 3. Faktor yang mengakibatkan kecenderungan pejabat tata usaha negara tidak patuh kepada putusan TUN yaitu karena, dalam putusan TUN tidak memuat tentang penundaan pelaksanaan surat keputusan KPU Provinsi/Kabupaten/Kota. Dimana seharusnya yang perlu diperhatikan dalam penyusunan putusan pengadilan TUN adalah, perlu memuat soal penundaan (skorsing) pelaksanaan keputusan Tata Usaha Negara, sampai mendapatkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atau inkracht. Hal ini dipandang perlu dan penting karena, ketika adanya penetapan penundaan penyelenggaraan pilkada sampai dengan pelantikan,

102 dapat menghindari dalil dari KPU Provinsi/Kabupaten/Kota yang menyatakan bahwa tidak dilaksanakan putusan TUN karena sudah dilakukannya proses pemilihan dan pelantikan. Konsekuensi hukum yang ditimbulkan dari pembatalan suatu Surat Keputusan KPU Provinsi/Kabupaten/kota tentang penetapan pasangan calon yang memenuhi syarat yaitu secara administrasi surat keputusan tersebut, telah batal demi hukum. Dengan dibatalnya proses administrasi tersebut, maka dengan sendirinya proses pemilihan dan proses pelantikan yang telah dilakukan sebelum adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, secara serta-merta juga dinyatakan tidak berlaku. Oleh karena itu, penulis menilai dalam putusan PTUN perlu memuat soal penundaan (skorsing) pelaksanaan keputusan Tata Usaha Negara, untuk semua sengketa pilkada. B. Saran Melalui kajian ini ditemukan berbagai kekurangan dan penyimpangan yang terjadi dalam proses pencalonan di KPU Provinsi Maluku tahun 2013, dan hal ini kemudian berimplikasi pada ketidakpatuhan pejabat publik (KPU Provinsi Maluku) dalam melaksanakan putusan Peradilan Tata Usaha Negara Ambon Nomor: 05/G/2013/PTUN.ABN. Saran atau masukan sebagai sumbangsih pemikiran penulis dari kajian ini untuk memperbaiki penyelenggaraan kekuasaan kehakiman (Peradilan Tata Usaha Negara) dan juga kepatuhan pejabat publik terhadap putusan lembaga Peradilan Tata Usaha Negara kedepannya adalah:

103 1. Perlu dibuat reformasi birokrasi khususnya terkait pemaknaan sadar hukum atau peningkatan kesadaran dari pemerintah (self respect) bagi semua pejabat publik, untuk menghormati semua putusan Tata Usaha Negara, sebagai wujud penghormatan terhadap eksistensi dari lembaga-lembaga negara. 2. Ketidakpatuhan pejabat TUN terhadap putusan PTUN yang telah inkracht dapat dikategorikan telah melakukan tindak pidana, dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan Undang-Undang, diancam dengan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 216 ayat (3) KUHP. Dengan latarbelakang pemikiran bahwa hal tersebut dapat dimaknai sebagai contempt of court dalam kategori civil contempt. Maka dalam KUHP seharusnya dapat memperluas makna mencakup perbuatan dari pejabat TUN yang tidak patuh terhadap putusan Pengadilan TUN yang telah inkracht. Agar bagi pejabat TUN yang tidak patuh, dapat dikenakan sanksi pidana, dengan tujuan memberikan efek jera bagi setiap pejabat TUN yang tidak patuh terhadap putusan Pengadilan TUN yang telah inkracht. 3. Bagi lembaga peradilan tata usaha negara, diharapkan dalam penyusunan putusan, lebih mempertimbangakan dampak yang bersifat sistemik yaitu, perlu mengabulkan permohonan penundaan pelaksanaan putusan TUN. Dengan pertimbanganbahwa, konsekuensi hukum yang ditimbulkan dari pembatalan suatu Surat Keputusan KPU Provinsi/Kabupaten/kota tentang penetapan pasangan calon yang memenuhi syarat yaitu secara administrasi

104 surat keputusan tersebut, telah batal demi hukum. Dengan dibatalnya proses administrasi tersebut, maka dengan sendirinya proses pemilihan dan proses pelantikan yang telah dilakukan sebelum adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, secara serta-merta juga dinyatakan tidak berlaku. Oleh karena itu, penulis menilai dalam putusan PTUN perlu memuat soal penundaan (skorsing) pelaksanaan keputusan Tata Usaha Negara, untuk semua sengketa pilkada.

105 DAFTAR PUSTAKA Buku : Bellefroid, 1953, Inleiding Tot De Rechtswetenschap In Nederland, Dekker & Van de Vegt N.V, Nigmegen Bruggink, J.J.H, 1999, Refleksi Tentang Hukum, Diterjemahkan B. Arief Sidharta, Citra Aditya, Bandung. Bagir Manan, 1998, Organisasi Peradilan di Indonesia, FH Airlangga, Surabaya Friedman.W, 1953, Legal Theory, London: Steven & Sons Linited Harkristuti Harkrisnowo, 2003, Rekonstruksi Konsep Pemidanaan: Suatu Gugatan Terhadap Proses Legislasi dan Pemidanaan di Indonesia, majalah KHN Newsletter edisi April 2003, Jakarta. Heriyanto, 2013, Menguak Tabir Sengketa Pemilukada, Leutikaprio, Yogyakarta Huijbers, 2006, Filsafat Hukum Dalam Lintas Sejarah, cetakan ke-5 Kanisius, Yogyakarta Irvan Mawardi, 2014, Dinamika Sengketa Hukum Administrasi Di Pemilukada,Rangkang Education, Yogyakarta. Jimly Ashiddiqie, 1994, Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan Pelaksanaannya di Indonesia, Ictiyar Baru-van Hoeve, Jakarta Joko J. Prithatmoko, 2005, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, pustaka pelajar, Yogyakarta. Marbun.SF, 1997, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif di Indonesia, Liberty, Yogyakarta. Moh Mahfud MD, 2009, Politik Hukum di Indonesia (edisi revisi), Rajawali Pers PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Moh Mahfud MD, 2012, Politik Hukum Pemilu, Konstitusi Press (Konpress), Jakarta.

106 Muladi dan Barda Nawawi Arief, 2002, Bunga Rampai Hukum Pidana, Alumni, Bandung. Paulus Effendi Lotulung, 2004, Penerapan Eksekusi Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Dalam Kaitannya Dengan Pelaksanaan Otonomi Daerah, LPP-HAN, Jakarta Pnenie Chalid (ed), 2005, Pilkada Langsung, Demokratisasi Daerah dan Mitos Good Governance, Pertnership Kemitraan, Jakarta. Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta. Philipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum bagi Rakyat di Indonesia, PT.Bina Ilmu, Surabaya Puslitbang Hukum dan Peradilan MA RI, 2010, Eksekutabilitas Putusan Peradilan Tata Usaha Negara, Balitbang Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan MA RI, Megamendung Ridwan, 2009, Tiga dimensi Hukum Administrasi dan Peradilan Administrasi, FH UII Press, Yogyakarta Sudikno Mertodikusumo, 1998, Hukum Acara Perdata, Liberty, Yogyakarta Sutiyoso, Bambang dan Sri Hastuti Puspitasari, 2005, Aspek-aspek Perkembangan Kekuasaan Kehakiman di Indoensia, Mahkamah Agung Republik Indonesia, Jakarta Titik Triwulan.T dan H.Ismu Gunadi Widodo, 2011, Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia, Kencana, Jakarta W.Riawan Tjandra, 2009, Peradilan Tata Usaha Negara (Mendorong Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa), Universitas Atma Jaya, Yogyakarta Y. Sri Pudyatmoko dan W. Riawan Tjandra, 1996, Peradilan Tata Usaha Negara Sebagai Salah Satu Fungsi Kontrol Pemerintah, UAJY, Yogyakarta Makalah/Jurnal: F. Manao, 2011, Dilematika Eksekusi Putusan Peradilan Tata Usaha Negara (Makalah yang disampaikan dalam Pendidikan dan Pelatihan Hakim Berkelanjutan Tahap I Peradilan Tata Usaha Negara Tahun 2011)

107 Mula Haposan Sirait, 2008, Perlawanan Terhadap Peradilan Dikaitkan dengan Eksekusi Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara, UNPAD, Bandung Philipus M. Hadjon, 2000, Butir-butir Pokok Mengenai Perubahan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 (Materi yang disampaikan di Hotel Sala Bogor tanggal 14 Okbober 2000) Peraturan Perundang-undangan : Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, sebagaimana dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1986 Nomor 77, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3344. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilu, sebagaimana dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 59, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 59, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sebagaimana dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 22. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2013.

108 Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Tahanapan Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2013. Putusan Pengadilan: Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon Nomor: 05/G/2013/PTUN.ABN.