IMPLEMENTASI BIMBINGAN PRIBADI DENGAN BUKU SAKU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA SMK

dokumen-dokumen yang mirip
Nurnida Setyaningsih SMK Muhammadiyah I Surakarta. Abstract

PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN KERAPIAN BERSERAGAM PADA SAAT UPACARA BENDERA BAGI SISWA SMK

PENERAPAN BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA SMK

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA SMK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI ASAS MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya

E-JURNAL STUDENT. Oleh: Ihtisyamah Zuhaidah NIM

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1 No 1, November 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII G DI SMP N 19 KOTA JAMBI. Oleh : NOVI RAHAYU

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu

TANGGAPAN SISWA KELAS I, II TERHADAP DISIPLIN SEKOLAH DI SMA PERINTIS SUNGAI SIRIH TAHUN PELAJARAN 2003/2004

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

KONSELING KELOMPOK DENGAN STRATEGI PENGELOLAAN DIRI UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 1 TRIWARNO

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PENERAPAN GROUP TO GROUP EXCHANGE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XA SMA NEGERI I TANJUNGSARI GUNUNGKIDUL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

APLIKASI METODE DISKUSI DAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 2 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

EFFORTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING ACTIVITIES THROUGH THE PROVISION OF INFORMATION SERVICES IN SMPN 2 METRO IN LESSON 2013/2014.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

Keywords: Make A Match model, Graphic Media, civic education learning

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PAIKEM METODE GUIDED NOTE TAKING

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKANALAT PERAGA PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 67 PAGARALAM


[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN INTERAKSI SISWA DENGAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK PENGELASAN

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KEDALEMAN WETAN

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR PEWARNAAN RAMBUT DI KELAS XI SMK NEGERI 3 BLITAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Daniati & Sukanti 58-67

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan Sederhana Suharni SD Negeri 03 Nglebak Tawangmangu

STUDI KASUS PROBLEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 8 BANJARMASIN. M. Yuliansyah*

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

PREZI INNOVATION USAGE TO INCREASE 10 TH BOGA CLASS STUDENT LEARNING MOTIVATION IN SANITATION, HYGIENE & SAFETY LEARNING SUBJECT IN SMKN 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

Sunarto MTs Negeri Mlinjon Klaten ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendidik siswa dalam hal akademis saja, tetapi juga melatih siswa agar

PENGARUH NILAI TES MASUK DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 BANJARNEGARA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas ( Classroom Action

A. IDENTITAS MATA KULIAH. Kode Mata Kuliah Semester Genap/

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

BAB I PENDAHULUAN. muda, kenakalan ini merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan

Vol. 1 No. 1 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELLING TERHADAP TINGKAT DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP PAWYATAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Peningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Membuat Senter Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Sularno SD Negeri 03 Nglebak Karanganyar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKANKEDISIPLINAN BELAJAR SISWA

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Septi Wuri Handayani 12-20

BAB I PENDAHULUAN. nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah. mana yang dinilai baik dan mana yang tidak.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

Ngatiyem SD Negeri 3 Kemiling Permai ABSTRACT

PENGARUH DISIPLIN DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA N 10 SIJUNJUNG

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI KELAS XI OTOMOTIF SMK N 1 BELIMBING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGAJARAN REMEDIAL KERJA KELOMPOK DALAM PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

USAHA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX D SMP PGRI KASIHAN BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

Hubungan Layanan Informasi Sosial Dengan Kecenderungan Perilaku Sosial Siswa

NASKAH PUBLIKASI. Oleh. Okta Sulistiani 1, Sutama 2, dan Idris Harta 3. Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS,

PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

Transkripsi:

IMPLEMENTASI BIMBINGAN PRIBADI DENGAN BUKU SAKU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA SMK Nurnida Setyaningsih SMK Muhammadiyah I Surakarta T ABSTRACT he aim of the research is to increase students diciplinary by using private guiding with students pocket book for grade X B SMK Muhammadiyah I Surakarta in 2010/2011 academic year. The research is conducted for 4months from January up to April 2011. Research Subject are students of grade X B. Research procedure is classroom action research. Technique of data collection is non test. Research result shows that conducting of private guide by using students pocket book can increase students diciplinary. Breaking aspect of entering the first hour increased 38,09%. Breaking aspect of using school uniform increased 34,78%. Breaking aspect of long hair increased 11,53%. Breaking aspect of absence in following flag ceremony increased 26,08%. Entering aspect without any information increased 38,09%. Keywords: private guiding; pocket book; students diciplinary. PENDAHULUAN Tata tertib yang dibuat oleh sekolah merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan kedispinan peserta didik dalam segala kegiatan di sekolah, mulai dari kedisplinan masuk sekolah, kedisplinan dalam berpakaian, kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, kedisiplinan dalam menjaga fasilitas sekolah. Dengan adanya tata tertib yang dibuat sekolah kadang setiap siswa belum tahu adanya tata tertib sekolah tersebut, mereka biasanya hanya sekedar baca dan tidak tahu berapa skor yang mereka dapat apabila melanggarnya. Kondisi yang terjadi di kelas X B di SMK Muhammadiyah I Surakarta yang merupakan siswa baru di SMK Muhammadiyah I Surakarta,dalam cacatan pelanggaran tata tertib di sekolah banyak dari kelas tersebut banyak siswa yang mendapat poin pelanggaran, mulai dari pelanggaran keterlambatan masuk sekolah, pelanggaran dalam berpakaian serta pelanggaran dalam mengikuti kegiatan belajar. Kebanyakan dari siswa tersebut tidak tahu adanya poin-poin yang ada dalam pelanggaran tersebut, sehingga begitu siswa mandapat teguran tersebut siswa merasa kaget adanya poin tersebut. Dalam menghadapi kondisi tersebut diperlukan suatu bimbingan yang efektif serta efisien dalam menanggulangi 40

adanya permasalahan pelanggaran tata tertib tersebut,sehingga siswa akan tahu bentuk pelanggaran tersebut. Metode bimbingan pribadi dengan buku saku siswa akan berdampak terhadap kedisiplinan siswa pada kelas X B akan meningkat, karena siswa pada kelas X B akan malu apabila mereka melanggar peraturan tata tertib sekolah karena semua pelanggaran dalam buku tersebut akan dapat di lihat sewaktu- waktu. Dengan metode bimbingan pribadi dengan buku saku juga sangat mempermudah guru mengetahui siapa saja siswa di kelas X B yang telah melakukan pelanggaran, sehingga guru dapat melakukan bimbingan pribadi bagi siswa yang telah melakukan pelanggaran tersebut. Bimbingan pribadi yang dilakukan oleh guru berdasarkan buku saku akan berdampak pada bimbingan yang efektif serta efisien, sehingga akan mengurangi bentuk pelanggaran pada siswa,akibatnya kedisplinan siswa pada kelas X B juga akan mengalami peningkatan dalam kedisplinan dalam kelas, kedisplinan memakai pakaian seragam juga kedisplinan masuk ke sekolah. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang ahli. Akan tetapi, tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian bimbingan. Pengertian bimbingan formal telah diungkapkan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu, muncul rumusan tentang bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain. Bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Bimbingan merupakan salah satu cara pemberian bantuan secara perseorangan dan secara langsung. Pemberian bantuan dilaksanakan secara face to face relationship (hubungan langsung muka ke muka, atau hubungan empat mata), antara konselor dan anak (kasus). Biasanya, masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik atau cara ini ialah masalah-masalah yang sifatnya pribadi. Dalam konseling, konselor bersikap penuh simpati dan empati. Simpati artinya menunjukkan sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien. Adapun empati artinya berusaha menempatkan diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah yang dihadapinya. Dengan cara ini, segala masalah yang dihadapinya klien dapat berkurang. Karena dengan sikap ini, ia akan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada counselor. Ini sangat membantu keberhasilan dalam konseling. Buku saku siswa adalah sebuah buku yang dimiliki oleh setiap peserta didik dan setiap hari buku ini selalu di bawa ke sekolah yang berisi tentang identitas peserta didik, daftar tata tertib peserta didik, daftar poin pelanggaran Implementasi Bimbingan Pribadi... (Nurida Setyaningsih.) 41

serta jenis pelanggaran yang dilakukan oleh siswa serta kapan pelanggaran ini terjadinya. Pada bagian akhir juga memuat pujian yang diberikan pada siswa karena telah memberikan prestasi yang bagus di sekolahnya. Pada bagian akhir ini juga dimuat jadwal petugas ketertiban selama satu minggu di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta. Disiplin berasal dari bahasa Inggris yaitu disciple yang berarti pengikut/ murid. Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada aturan dan tata tertib. Disiplin berarti pula hukuman bagi yang melanggar tata tertib. Maka dari itu dengan melaksanakan disiplin seseorang dapat melatih dirinya, dapat mendidik dirinya, untuk mentaati peraturan-peraturan. Belajar disiplin mempunyai makna belajar melakukan kebiasaan yang baik, melalui penanaman kesadaran diri tanpa adanya suatu paksaan. Para siswa yang melaksanakan disiplin dengan baik, itu tandanya sudah mempunyai keyakinan akan berusaha meningkatkan kemampuan dirinya. Seperti kita ketahui bahwa disiplin yang baik itu adalah yang tumbuh dari rasa kesadaran sendiri (self discipline). Sedangkn disiplin yang dipaksakan dan merasa terpaksa, malahan akan menimbulkan disiplin mati, disiplin kaku. Jika seseorang menjalankan disiplin secara mati atau kaku, berarti akan menurunkan semangat karena dirinya merasa terpaksa. Dengan terbiasa hidup disiplin segala peraturan yang ada menjadi sesuatu yang biasa akhirnya menjadi suatu kebutuhan. Karena apabila tidak dilakukan terasa ada sesuatu yang janggal sehingga hidup akan lebih teratur dan jelas arah tujuannya. Dengan pola disiplin dapat menyadarkan anak bahwa dengan bebasnya si anak harus mengubah dan mengendalikan segi yang tidak baik dari tingkah lakunya, menanamkan disiplin pada anak memerlukan gambaran kelas misal : guru menceritakan tata tertib di sekolah dan bukan gambaran yang samasama tentang tingkah laku yang diperbolehkan dan yang dilarang. Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Melalui Implementasi bimbingan pribadi dengan buku saku siswa dapat meningkatkan kedisplinan siswa kelas XB SMK Muhammadiyah I Surakarta Semester Genap tahun pelajaran 2010/2011. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kedisplinan siswa melalui bimbingan pribadi dengan menggunakan buku saku siswa pada siswa kelas X B SMK Muhammadiyah 1 Surakarta serta manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan masukan bagi para pendidik akan perlunya bimbingan pribadi dengan menggunakan buku saku siswa dalam rangka meningkatkan kedisplinan siswa dalam mentaati peraturan di sekolah,sehingga dapat merasakan kenyamanan di sekolah, manfaat bagi siswa adalah Siswa lebih mudah mengetahui bentuk pelanggaran yang telah mereka lakukan dengan catatan pada buku saku siswa dengan harapan dapat meningkatkan nilai kedisplinan siswa,sedangkan manfaat dari guru adalah Menambah wawasan bagi para pendidik dalam menggunakan bimbingan pribadi dengan menggunakan buku saku siswa sehingga dapat meningkatkan nilai 42

METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus dengan masing-masing siklus terdiri tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi serta refleksi. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011 yang bertempat di SMK Muhammadiyah I Surakarta yang terletak di jalan Kahayan No 1 Joyotakan Serengan Surakarta dengan mengambil X B.Subyek dalam penelitian ini adalah kelas X B SMK Muhammadiyah 1 Surakarta yang terdiri 33 siswa Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, data kondisi awal yang berupa pemantauan hasil pelanggaran tata tertib siswa selama satu semester. Data Siklus 1 yang berupa nilai kedisiplinan siswa berdasarkan pemantauan pada buku saku siswa selama satu bulan pada bulan Februari. Data Siklus 2 yang berupa nilai kedisiplinan siswa berdasarkan pemantauan pada buku saku selama satu bulan pada bulan Maret. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kedisplinan siswa dengan metode non tes berdasarkan pengamatan pada buku saku siswa serta lembar observasi selama mengadakan bimbingan dengan siswa Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif dengan membandingkan data observasi selama bimbingan pribadi dari kondisi awal ke siklus 1 ke siklus 2, dan pada nilai kedisplinan siswa menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai kedisplinan pada kondisi awal dengam nilai kedisplinan pada siklus 1 dan terakhir nilai kedisplinan pada siklus 2.Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pada siklus 1 dan siklus 2 digunakan 4 tahapan yaitu pada tahap perencanaan adalah Menyusun satuan layanan bimbingan dengan model bimbingan pribadi dengan menggunakan buku saku siswa, membuat buku saku siswa yang berisi tata tertib di sekolah serta jumlah poin pelanggaran, membuat lembar pemantauan siswa untuk pelanggaran berdasarkan pada buku saku siswa, membuat lembar observasi untuk merekam hasil bimbingan siswa dalam pelaksanaan bimbingan, membuat nilai kedisplinan siswa berdasarkan rekap pelanggaran. Pada pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan selama satu bulan dengan setiap dua minggu sekali diadakan rekap pemantauan pelanggaran tata tertib siswa,kemudian direkap dan hasil rekapan siswa disimpan guru untuk data bimbingan siswa setiap akhir bulan. Pada dua minggu kedua diadakan kembali rekap pemantauan tata tertib siswa, kemudian diadakan rekap pemantauan tata tertib siswa, dan pada akhir bulan guru mendata siswa yang telah melakukan pelanggaran untuk kemudian diadakan bimbingan secara pribadi dengan harapan tingkat kedisplinan siswa mengalami peningkatan. Pada siklus 2 pelaksanaan tindakan dilaksanakan selama satu bulan dengan setiap satu minggu sekali diadakan rekap pemantauan pelanggaran tata tertib siswa, kemudian direkap dan hasil rekapan siswa di simpan guru untuk data bimbingan siswa setiap akhir bulan. Pada minggu kedua, ketiga serta minggu keempat diadakan Implementasi Bimbingan Pribadi... (Nurida Setyaningsih.) 43

kembali rekap pemantauan tata tertib siswa, kemudian diadakan rekap pemantauan tata tertib siswa, dan pada akhir bulan guru mendata siswa yang telah melakukan pelanggaran untuk kemudian diadakan bimbingan secara pribadi dengan harapan tingkat kedisplinan siswa mengalami peningkatan. Pada kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Fokus pemantauan adalah bagaimana proses tindakan, tingkat kedisplinan siswa selama pelaksanaan bimbingan pribadi. Serta hasil observasi selama pelaksanaan bimbingan dengan kolaborator selama pelaksanaan bimbingan pribadi. Pada tahapan refleksi digunakan untuk mengetahui kelemahan pada pelaksanaan tindakan siklus I pada bimbingan pribadi. Kelamahan pada siklus I digunakan sebagai perencanaan pada siklus II, hasil refleksi pada siklus II digunakan sebagai akhir tindakan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada pembimbingan siswa dengan model bimbingan pribadi dengan menggunakan buku saku siswa ternyata dapat meningkatkan kedisplinan siswa kelas X B, di mana pada semester gasal siswa kelas X B merupakan siswa baru di SMK Negeri 2 Surakarta,sehingga bentuk pelanggaran tata tertib masih terasa asing, dengan adanya buku saku siswa pada semester genap, ternyata dapat sebagai sarana untuk mengetahui jenis pelanggaran yang telah mereka lakukan, sehingga sedini mungkin siswa akan berusaha untuk tidak melanggar tata tertib sekolah. Dengan adanya buku saku siswa ternyata dapat mempermudah guru untuk melakukan bimbingan pribadi, karena guru cepat tanggap terhadap persoalan yang dihadapi siswa. Pada pembimbingan dengan model bimbingan pribadi dengan menggunakan buku saku siswa berdasarkan hasil rekaman buku selama dua bulan yaitu bulan Februari dan Bulan Maret ternyata dapat meningkatkan kedisplinan siswa di sekolah dengan terbukti adanya penurunan tingkat pelanggaran dari pelanggaran masuk jam pertama, pelanggaran pemakaian seragam, pelanggaran rambut gondrong, pelanggaran tidak hadir dalam upacara, serta pelanggaran tidak masuk tanpa keterangan. Dengan adanya penurunan tersebut, maka terindikasi terjadi peningkatan kedisplinan siswa dalam mentaati peraturan sekolah. Walaupun pada siklus II masih ada siswa yang melanggar tata tertib, walau sudah diadakan bimbingan pribadi. Pada bimbingan pribadi dengan mengunakan buku saku siswa ternyata dapat mempermudah guru untuk mengadakan bimbingan pribadi, karena guru hanya melihat hasil pemantauan buku saku siswa, maka guru dapat menentukan siswa mana yang akan di bimbing serta bentuk pelanggaran apa yang telah mereka lakukan, sehingga bimbingan pribadi yang dilakukan oleh guru merupakan bimbingan yang efektif dan efisien,dengan bimbingan yang efektif dan efisien,maka akan terjadinya peningkatan kedisplinan siswa. Pada bimbingan siswa dengan menggunakan bimbingan pribadi dengan menggunakan buku saku siswa ternyata secara empirik didapat hasil sebagai 44

berikut: Pada pengamatan dengan lembar observasi dalam bimbingan secara pribadi dari kondisi awal ke siklus II terjadi peningkatan kedisplinan siswa, dalam pelaksanaan bimbingan pribadi siswa mulai terbiasa dengan bimbingan pribadi,siswa bebas mengutarakan permasalahannya mengapa mereka bisa melanggar tata tertib di sekolah, dengan mengetahui permasalahan sedini mungkin dengan mudah guru akan melakukan bimbingan pribadi. Pada pengamatan berdasarkan buku saku siswa didapat hasil sebagai berikut: aspek pelnaggaran masuk jam pertama dari 21 siswa meningkat menjadi 29 siswa atau terjadi peningkatan 38.09%, pada aspek pelanggaran memakai seragam sekolah terjadi peningkatan siswa yang tidak melanggar peraturan dari 23 siswa meningkat menjadi 31 siswa atau meningkat sebesar 34.78%, pada aspek pelanggaran rambut gondrong terjadi peningkatan dari 26 siswa meningkat menjadi 29 siswa atau meningkat sebesar 11.53%, sedangkan pada aspek ketidak hadiran mengikuti upacara bendera terjadi peningkatan dari 23 menjadi 29 siswa atau meningkat sebesar 26.08% pada aspek masuk tanpa keterangan terjadi peningkatan dari 21 siswa menjadi 29 atau meningkat sebesar 38.09%. SIMPULAN Berdasarkan Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: Bimbingan pribadi dengan buku saku siswa pada siswa kelas X B SMK Muhammadiyah 1 Surakarta semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat meningkatkan Kedisplinan siswa. Berdasarkan pengamatan pada buku saku terjadi peningkatan sebagai berikut: aspek pelanggaran masuk jam pertama dari 21 siswa meningkat menjadi 29 siswa atau terjadi peningkatan 38.09%, pada aspek pelanggaran memakai seragam sekolah terjadi peningkatan siswa yang tidak melanggar peraturan dari 23 siswa meningkat menjadi 31 siswa atau meningkat sebesar 34.78%, pada aspek pelanggaran rambut gondrong terjadi peningkatan dari 26 siswa meningkat menjadi 29 siswa atau meningkat sebesar 11.53%, sedangkan pada aspek ketidak hadiran mengikuti upacara bendera terjadi peningkatan dari 23 menjadi 29 siswa atau meningkat sebesar 26.08% pada aspek masuk tanpa keterangan terjadi peningkatan dari 21 siswa menjadi 29 atau meningkat sebesar 38.09%. Peningkatan ini terjadi karena bimbingan dengan buku saku siswa sangat efektif sebagai media untuk mengadakan bimbingan pribadi dengan buku saku siswa dengan mudah guru dapat mengadakan bimbingan kepada siswa dengan cepat mengetahui persoalan yang terjadi pada siswa. Bimbingan Pribadi dengan menggunakan buku saku siswa merupakan bentuk bimbingan yang efektif serta mengena pada peserta didik, guru akan mudah memantau dan mengadakan bimbingan berdasarkan pelanggaran yang telah dilakukan oleh siswa. Dengan bimbingan pribadi menggunakan buku saku siswa dapat meningkatkan kedisplinan siswa kelas X B SMK Muhammadiyah 1 Surakarta Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011. Implementasi Bimbingan Pribadi... (Nurida Setyaningsih.) 45

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bina Aksara Abin Syamsudin Makmun.2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya Remaja Anas salahudin.2010.bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta bekerjasama dengan Depdikbud. Dedi Supriadi.2004.Membangun Bangsa Melalui Pendidikan: Bandung: Remaja Rosdakarya. Kartini, Kartono. 1981. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi. Jakarta: CV. Rajawali. Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar.Jakarta: PT Raja Grafindo. Nurihsan Juntika.2005. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai latar kehidupan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sofyan S.Willis. 2009. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta. 46