Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

dokumen-dokumen yang mirip
PRINSIP-PRINSIP PRA MENURUT ROBERT CHAMBERS. . Prinsip-Prinsip PRA

Pembangunan Partisipatif

Pokok-Pokok Pikiran Robert Chambers

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Konsep Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Pelaku dan Praktek Pengembangan Masyarakat (Community Development)

Kerangka Kerja PRA dalam Program Pengembangan Masyarakat

Pembangunan Partisipatif

Partisipasi kelompok marginal dan perempuan

PRA untuk Pendampingan Masyarakat

Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

BLOK I PEMBERDAYAAN PASIEN di Rumah Sakit BUDI WAHYUNI

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian

Gender, Interseksionalitas dan Kerja

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TINJAUAN PUSTAKA. A. Penetapan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 050/200/II/BANGDA/2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Strategi Gerakan untuk Kepentingan Perempuan Surya Tjandra Unika Atma Jaya Jakarta, 10 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Issue Gender & gerakan Feminisme. Rudy Wawolumaja

BAB V PENUTUP. ini. pemberdayaan digunakan sebagai alternatif pembangunan yang bersifat

GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi salah satu wacana sentral di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

PEMBANGUNAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

Latar Pengelolaan Kolaboratif Sumberdaya Alam Kuliah 1. Soeryo Adiwibowo

BAB I PENDAHULUAN. peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN BUM DESA. Sugeng Budiharsono

ISLAM DI ANTARA DUA MODEL DEMOKRASI

CATATAN PENGANTAR Hentikan Kematian Ibu Indonesia

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

Caroline Paskarina. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

TRANSFORMASI DESA PENGUATAN PARTISIPASI WARGA DALAM PEMBANGUNAN, PEMERINTAHAN DAN KELOLA DANA DESA. Arie Sujito

MAKNA DAN HAKEKAT DEMOKRASI

BAB V KESIMPULAN Identitas Nasional dalam Imajinasi Kurikulum kurikulum Konstruksi tersebut melakukan the making process dalam

PENGUATAN FUNGSI DAN PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMBANGUNAN PROF.DR. DWI PURWOKO,MSI,APU

Teknik Fasilitasi Diskusi dengan Metode PRA

Pemberdayaan Peran Perempuan dalam Kegiatan Perdamaian

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

BAB VI PENUTUP. Analisis Percakapan Online atas Diskusi Politik Online tentang pembentukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

BAB II KAJIAN KONSEP CIVIL SOCIETY

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada

Telaahan Kritis Masyakat Sipil Rancangan Teknokratik RPJMN

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor

Guru Sebagai Pemimpin Konstruktivis Tuesday, 27 December :59

BAB VI PENUTUP. terkait dengan judul penelitian serta rumusan masalah penelitian. yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya.

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages

HAKIKAT DEMOKRASI CONDRA ANTONI

PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena globalisasi ditandai dengan

8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI DEMOKRASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang

STRATEGI MEMAJUKAN PERAN & KEBERLANJUTAN ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL DI INDONESIA 1

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

Membangun Organisasi Rakyat

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.

RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI)

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH.

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

Demokrasi & Partisipasi Publik 1 Oleh: Dwi Harsono

SEBUAH PROSES PEMBERDAYAAN

I. PENDAHULUAN. diperlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang kita alami. bisa membantu semua aspek dalam kehidupan kita.

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Otonomi Daerah yang saat ini sangat santer dibicarakan dimana-mana

2016 EKSISTENSI MAHASISWI D ALAM BERORGANISASI D I LINGKUNGAN FAKULTAS PEND ID IKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung,

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Proyek GCS- Tenurial. Kepastian tenurial bagi masyarakat sekitar hutan. Studi komparasi global ( )

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau dan lebih kebudayaan, upaya menguraikan kondisi hubungan

Pelatihan. Fasilitator Masyarakat. untuk. Tahun Oleh: Rianingsih Djohani. Ria Djohani. 1

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI LSM: Perspektif Pemerintah Daerah

Teori Sosial. (Apa Kontribusinya Terhadap Pemahaman Olahraga di Masyarakat)

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Modul ke: Masyarakat Madani. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Kebijakan Desentralisasi dalam Kerangka Membangun Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah di Tengah Tantangan Globalisasi

I.PENDAHULUAN. telah disaksikan tata pola penguasa negara. Jika dilihat kembali awal berdirinya Orde

Struktur kelembagaan politik, ekonomi dan sosial suatu masyarakat dapat menciptakan atau melanggengkan demokrasi, tetapi dapat pula mengancam dan mele

Transkripsi:

1 Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER) Pemberdayaan (empowerment) adalah sebuah konsep yang berhubungan dengan kekuasaan (power) Dalam tulisan Robert Chambers 1, kekuasaan (power) diartikan sebagai kontrol terhadap berbagai sumber kekuasaan, termasuk ilmupengetahuan dan informasi Karena itu, pemikiran penting Chambers mengenai pemberdayaan masyarakat adalah pengambilalihan penguasaan terhadap ilmupengetahuan dan informasi, sebagai salahsatu sumber kekuasaan yang penting, dari orang luar (peneliti dan agen pembangunan) oleh masyarakat Caranya, dengan menggali dan menghargai pengetahuan dan teknologi lokal, serta menjadikan proses pembelajaran sebagai milik masyarakat, bukan milik orang luar Selain itu, Chambers juga melihat isu kekuasaan dalam konteks pola hubungan antara kelompok dominan/elite masyarakat dengan kelompok masyarakat paling miskin (marjinal), antara kelompok atas dengan kelompok bawah, antara negaranegara kaya dengan negara-negara miskin (dalam skala komunitas, nasional maupun global) Kekuasaan dalam konsep politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan mengatur kehidupan warga (rakyat) Kekuasaan politik harus dibatasi dengan membangun sistem demokrasi Karena itu, salahsatu prinsip dasar demokrasi adalah tersedianya ruang partisipasi warga yang mampu mengontrol penyalahgunaan kekuasaan oleh pemimpin yang diberi mandat oleh rakyat Jadi, kekuasaan sebenarnya adalah milik rakyat, tetapi yang terjadi kemudian adalah pengambilalihan kekuasaan oleh elite politik karena belum/tidak berfungsinya sistem pemerintahan yang memungkinkan ditegakkannya kedaulatan rakyat Hal ini terjadi karena rakyat belum mampu melindungi kekuasaannya Sedangkan, pemimpin politik, cenderung untuk tidak bersedia membatasi kekuasaannya, bahkan lebih suka memperbesar kekuasaan tersebut 1 Chambers: 1997 RIANINGSIH DJOHANI 1

Terdapat tujuh (7) macam jenis kekuasaan yang dapat dijadikan dasar pengembangan strategi pemberdayaan berbasis masyarakat 2 Ketujuh jenis kekuasaan ini satusama lain saling berhubungan dalam cara-cara yang kompleks, dan kategori (jenis) yang lain dapat saja di tambahkan Kekuasaan atas kesempatan dan pilihan pribadi Di negara berkembang seperti Indonesia, sebagian besar orang hanya memiliki sedikit kekuasaan untuk menentukan kehidupan mereka sendiri: misalnya untuk membuat keputusan tentang gaya hidup, dimana akan bertempat tinggal, dan jenis pekerjaannya Struktur masyarakat seringkali membatasi pilihan pribadi seseorang: misalnya, struktur patriarki dan nilainilai gender sering membatasi kekuasaan bagi perempuan dalam membuat pilihan sendiri (pendidikan, kesehatan, pekerjaan, bahkan jodohnya) dan kelompok etnis mayoritas bekerja untuk mengurangi kekuasaan etnis minoritas Begitu juga norma-norma dan nilai-nilai budaya, seringkali membatasi kekuasaan seseorang atas pilihan hidupnya, berdasarkan pembedaan kelas, rasial, agama, dan gender Salah satu konsekuensi dari kemiskinan yang utama adalah tersedianya hanya sedikit pilihan atau kekuasaan untuk membuat keputusan tentang kehidupan mereka sendiri Jenis pekerjaan, pelayanan kesehatan, pendidikan, kehidupan pribadi, hampir tidak tersedia banyak pilihan Pemerintah mengatur banyak hal (agama, orientasi seksual yang dijinkan), dokter menentukan pengobatan tanpa memberi penjelasan atau menanyakan pendapat pasien, dsb Agenda pemberdayaan, seharusnya bekerja untuk mengembangkan kemampuan individu dalam menentukan berbagai pilihan pribadi Kekuasaan atas definisi dari kebutuhan Negara seringkali merasa bertanggung jawab untuk menentukan dan merumuskan kebutuhan masyarakat Selain itu, para profesional seperti dokter, pekerja sosial, psikolog, guru dan manajer, juga merasa memiliki keahlian dalam mendefinisikan kebutuhan orang lain Pada sudut pandang pemberdayaan, seharusnya masyarakat diberikan kekuasaan untuk mendefinisikan dan merumuskan kebutuhan mereka sendiri Agar masyarakat mampu medefinisikan kebutuhan yang relevan dengan suatu pengetahuan dan keahlian, maka proses pemberdayaan menuntut pengembangan akses terhadap pendidikan dan informasi 2 Community Development ; Creating Community Alternatives, Vision, Analysis & Practice; Jim Ife, Longman, 1995 2 RIANINGSIH DJOHANI

Kekuasaan atas ide Penguasaan ide merupakan sumber kekuasaan, baik berupa bahasa, ilmupengetahuan, dan budaya yang dominan Untuk mengurangi dominasi kekuasaan atas ide perlu dikembangkan kapasitas seseorang dalam memasuki forum dialog dengan yang lainnya Selain itu perlu dikembangkan kemampuan orang tersebut untuk menggali ide-ide dan berkontribusi terhadap pemikiran umum Untuk itu, pendidikan merupakan aspek penting dari pemberdayaan Kekuasaan atas intitusi Berbagai kesepakatan dan keputusan dipengaruhi oleh institusi sosial seperti lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, keluarga, gereja, lembaga pemerintahan, media massa, dan lain-lain Karena itu, strategi pemberdayaan juga bisa bertujuan untuk meningkatkan akses dan kontrol seseorang terhadap institusi-institusi ini Selain itu, perlu dilakukan perubahan terhadap institusi-institusi ini agar lebih terbuka, responsif, dan dapat dipertanggungjawabkan terhadap semua orang (transparan) Kekuasaan atas sumber daya Sebagian besar manusia memiliki sedikit akses dan kontrol terhadap atas sumber daya: baik sumberdaya keuangan maupun sumberdaya bukan moneter seperti pendidikan, pengembangan diri, rekreasi, dan pengalaman budaya Di dalam masyarakat modern dimana kriteria ekonomi menjadi sumber penghargaan, kekuasaan terhadap sumberdaya ekonomi menjadi sangat penting Salah satu strategi pemberdayaan adalah semaksimal mungkin memberi akses pada banyak orang terhadap pembagian dan penggunaan sumberdaya yang lebih merata Sementara, di masyarakat (terutama masyarakat modern) biasanya terjadi ketimpangan akses terhadap berbagai sumberdaya Kekuasaan atas aktivitas ekonomi Akses dan kontrol terhadap mekanisme produksi, distribusi dan pertukaran merupakan sumber kekuasaan yang sangat vital dalam masyarakat mana saja Kekuasaan ini dibagi secara tidak merata terutama pada masyarakat kapitalis modern Karena itu, proses pemberdayaan seharusnya juga memastikan bahwa kekuasaan atas aktivitas ekonomi dapat dibagikan (didistribusikan) secara adil meskipun tidak merata 3

Kekuasaan atas reproduksi Pengambilan keputusan dan kontrol atas proses reproduksi telah menjadi kritik yang sangat penting dari kaum feminis Reproduksi tidak hanya diartikan sebagai proses kelahiran, melainkan juga proses membesarkan anak, memberikan pendidikan dan keseluruhan mekanisme (sosial, ekonomi, dan politik) yang mereproduksi generasi penerus Kekuasaan atas proses reproduksi merupakan pembagian yang tidak sama dalam setiap masyarakat, berdasarkan nilai gender, kelas dan rasial Kekuasaan atas repoduksi termasuk kategori kekuasaan atas pilihan pribadi dan kekuasaan atas ide PEMBERDAYAAN SEBAGAI UPAYA SHARING POWER Adanya segelintir orang yang memiliki akses dan kontrol besar terhadap sumber-sumber kekuasaan dibandingkan orang yang lain merupakan struktur ketimpangan, sedangkan orang yang dirugikan disebut sebagai kelompok terpinggirkan (the diasadvantages) atau kelompok lemah (the powerless) Pemberdayaan adalah upaya yang ditujukan untuk orang atau kelompok orang yang memiliki akses dan kontrol yang terbatas terhadap berbagai sumber kekuasaan di atas Pemberdayaan adalah upaya untuk membela kelompok yang terpinggirkan Tujuan pemberdayaan adalah untuk mengembangkan struktur masyarakat yang seimbang dan adil Di tingkat negara, agenda besar pemberdayaan berarti upaya untuk mengembalikan pola hubungan kekuasaan antara rakyat dengan elite politik ke dalam kerangka demokrasi Masyarakat yang lemah, tidak mampu melindungi kekuasaannya, bahkan tidak memiliki kesadaran kritis tentang hak-hak dan kedaulatannya, disebut masyarakat yang tidak berdaya (powerless) Sedangkan negara, atau dalam hal ini elite politik yang memiliki kekuasaan tanpa terbatas, disebut sebagai pihak yang sangat berkuasa (powerfull) Sementara, di tingkat komunitas, masyarakat miskin dan marjinal adalah kelompok yang tidak berdaya (powerless) sedangkan elit atau kelompok dominan adalah pihak yang sangat berkuasa (powerfull) Menurut Chambers, pembangunan adalah upaya untuk mengembangkan tatanan hidup yang lebih baik (komunitas, nasional, maupun global), yang berarti adalah berbagi kekuasaan (sharing power) untuk mengembangkan keseimbangan Pemberdayaan adalah upaya untuk mewujudkan sharing power, dengan cara memperbesar daya (empowerment) kepada pihak yang tidak/kurang berdaya (powerless), dan mengurangi daya (empowerless) pihak yang terlalu berkuasa (powerfull) 4 RIANINGSIH DJOHANI

PENGERTIAN PEMBERDAYAAN DI TINGKAT KOMUNITAS LOKAL Pemberdayaan adalah proses pengembangan hubungan yang lebih setara, adil, dan tanpa dominasi di suatu komunitas Pemberdayaan memerlukan proses penyadaran kritis masyarakat tentang hak-hak dan kewajibannya Pemberdayaan memerlukan proses pengembangan kepemimpinan lokal yang egaliter dan memiliki legitimasi pada rakyatnya Pemberdayaan (empowerment) adalah proses untuk memberi daya/kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah (powerless), dan mengurangi kekuasaan (disempower) kepada pihak yang terlalu berkuasa (power) sehingga terjadi keseimbangan Pemberdayaan membutuhkan pembagian (sharing) kekuasaan antara kepemimpinan lokal dengan masyarakat (rakyat) secara adil Pembagian kekuasaan yang adil berarti adalah penyelenggaraan sistem demokrasi di tataran komunitas (community democracy) Paling tidak, itu yang saat ini dipercaya oleh gerakan demokrasi di seluruh dunia PARTISIPASI YANG MEMBERDAYAKAN Dalam wacana pembangunan, mengapa terminologi partisipasi sangat melekat dengan terminologi pemberdayaan? Apakah pengembangan partisipasi berarti dengan sendirinya adalah proses pemberdayaan? Ataukah pengembangan partisipasi harus disertai dengan proses pemberdayaan? Dalam kenyataannya, pengembangan partisipasi tidak selalu berarti demokratisasi, karena ada jenis-jenis partisipasi yang bersifat teknis/instrumental Karena itu, partisipasi teknis tidak dapat dihubungkan dengan pemberdayaan karena proses pemberdayaan jelas tidak akan terjadi tanpa adanya agenda demokratisasi komunitas Sebab, pengembangan partisipasi bisa saja dilakukan tanpa pemberdayaan Partisipasi juga tidak selalu mendorong proses pemberdayaan Sama seperti konsep partisipasi, konsep pemberdayaan dalam pembangunan seringkali disalahartikan (dikebiri pemaknaannya) menjadi teknis Pemberdayaan diartikan sebagai peningkatan kemampuan (bahkan keterampilan) masyarakat yang tidak dalam konteks perubahan komunitas dan demokratisasi Pemberdayaan adalah proses yang sangat politis, karena berhubungan dengan upaya merubah pola kekuasaan dan mereka yang bekerja dengan kerangka pemberdayaan berarti menantang kelompok pro-status quo yang pastinya tidak begiru saja bersedia melakukan perubahan (dalam arti sharing power) Proses pemberdayaan selalu memerlukan proses demokratisasi, atau sebaliknya, proses demokratisasi selalu memerlukan proses pemberdayaan Pengembangan demokrasi hanya akan berhasil jika masyarakat berhasil mengidentifikasi hal-hal yang tidak demokratis dan secara bertahap melakukan perubahan terhadapnya agar menjadi lebih demokratis Hal ini 5

membutuhkan kesadaran masyarakat mengenai adanya aktor-aktor yang sangat berkuasa (powerfull), di berbagai level yang berbeda, yang memiliki kepentingan dan kemungkinan besar akan menolak usaha-usaha perubahan tersebut SIAPA PELAKU PEMBERDAYAAN? Pemberdayaan dapat diartikan dengan banyak cara 3, antara lain: (1) Pemberdayaan adalah proses memberi daya/power kepada pihak yang lemah/powerless; dalam pengertian ini, ada pihak lain (orang luar) yang melakukan pemberdayaan; (2) Pemberdayaan adalah proses untuk mendapatkan daya/power oleh pihak yang lemah/powerless; dalam pengertian ini, orang tertindas yang memperjuangkan sendiri perebutan kekuasaan itu; (3) Pemberdayaan adalah proses untuk merubah struktur yang menindas Siapa pelaku pemberdayaan? Robert Chambers mengatakan, orang miskin seringkali tidak lagi punya daya untuk berjuang karena sudah dilumpuhkan Karena itu, proses pemberdayaan membutuhkan peran orang luar Kosakata pemberdayaan populer di kalangan praktisi-praktisi pembangunan (terutama LSM) yang bekerja dengan masyarakat, karena itu merekalah para pelaku pemberdayaan yang penting 3 Haswinar Arifin, dalam lokakarya Reposisi PRA di Mataram, November 2003 6 RIANINGSIH DJOHANI