PENGARUH METODE LATIHAN TRIANGLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN (VO2MAX) PADA ANGGOTA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 CABANGBUNGIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Tujuan penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. tehnik penelitian membicarakan alat-alat yang akan digunakan dalam

NARASI BENTUK-BENTUK TES KEBUGARAN JASMANI BAGI KARYAWAN

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Permainan sepakbola yang searah dengan filosofi kehidupan

PENGARUH PELATIHAN LARI ZIG ZAG TERHADAP KELINCAHAN SISWA EKSTRA KURIKULER SEPAK BOLA SMA NEGERI 2 KOTA GORONTALO

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

TES KEBUGARAN JASMANI BAGI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan olahraga yang cukup populer, digemari dan paling

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB III METODE PENELITIAN

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga permainan yang di gemari oleh seluruh masyarakat di

PENGARUH LATIHAN CONTINUOS RUNINNG TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS KARDIORESPIRASI

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh WAGA AFRIAN EFENDI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

NORMA TES DAYA LEDAK, KECEPATAN, DAYA TAHAN SEPAKBOLA UNTUK KATEGORI USIA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

NORMA TES DAYA LEDAK, KECEPATAN, DAYA TAHAN SEPAKBOLA UNTUK KATEGORI USIA TAHUN

MEDIKORA Vol. XII No. 1 April 2014 KEMAMPUAN DAYA TAHAN ANAEROBIK DAN DAYA TAHAN AEROBIK PEMAIN HOKI PUTRA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH LATIHAN LADDER DRILLS (HIP ROTATION) TERHADAP AGILITY PADA ATLET BOLABASKET CLUB GEDE DEPOK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk memulihkan efek dari latihan itu sendiri. Miller juga

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN

ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3 Tambun Selatan Bekasi.

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen (true experiment),

PERBEDAAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI PEMAIN BELAKANG TENGAH DAN DEPAN DALAM SEPAKBOLA

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar)

PERBANDIGAN LATIHAN ZIG-ZAG DAN DODGING RUN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS X D SMA NEGERI 1 SUWAWA

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

Pengaruh Latihan Pliometrik antara Box Jump dan Leaps terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas XI Geomatika SMK Negeri 1 Bireun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EXTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 GONDANG NGANJUK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebagai mana pada tabel I, dalam lampiran. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X 1 adalah skor data

2015 PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

THE DIFFERENCE OF CARDIORESPIRATORY ENDURANCE LEVEL BETWEEN STRIKERS AND DEFENDERS OF FOOTBALL EXTRACURRICULAR AT SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi terhadap kemampuan hasil passingbola yang benar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Data hasil penelitian diolah untuk distandarisasikan dengan T-Score karena

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh YUDHA BAYU ARIANTO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

Transkripsi:

PENGARUH METODE LATIHAN TRIANGLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN (VO2MAX) PADA ANGGOTA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 CABANGBUNGIN Yunita Lasma Sireger 1, Hasan Sidik 2 Universitas Islam 45 Bekasi yunitajune@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode latihan triangle run terhadap daya tahan (VOmax) pada anggota ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Cabangbungin. Penulisan ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan menggunakan instrumen tes bleep test. Populasi dalam penelitian ini anggota ekstrakurikuler sepakbola kelas XI dan XII SMA Negeri 1 Cabangbungin yang berjumlah 47 orang. Teknik pengambilan sampel yakni purposive sampling, Sampel yang diteliti berjumlah 18 orang. Prasyarat analisis data yang digunakan adalah uji-t atau t-test. Dari hasil analisis data, setelah mengikuti program latihan triangle run terjadi peningkatan daya tahan (VO2max) pada anggota anggota ekstrakurikuler sepakbola kelas XI dan XII SMA Negeri 1 Cabangbungin. Rata-rata peningkatan daya tahan (VO2max) pada latihan triangle run mencapai 6,9. Peningkatan daya tahan (VO2max) melalui latihan triangle run mencapai 15.17%. Secara statistik peningkatan daya tahan tubuh (VO2max) secara baik, hal ini terbukti dari hasil uji t diperoleh sebesar 18,4 pada alpha 1%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa taraf kepercayaan 99% latihan triangle run dapat berpengaruh terhadap peningkatan daya tahan (VO2max) pada anggota ekstrakurikuler sepakbola kelas XI dan XII SMA Negeri 1 Cabangbungin. Kata kunci : triangle run, daya tahan (VO2max), Sepakbola. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga di Indonesia yang banyak memikat perhatian masyarakat, khususnya perhatian dari kalangan para pelajar. Permainan sepakbola di Indonesia pada saat ini lebih baik dari sebalumnya, terutama para pemain timnas usia 19 tahun. Passing, dribbling, dan shootting merupakan syarat terpenting dalam permainan ini, serta di dasari fisik, teknik, taktik, dan mental yang baiklah yang dapat membuat suatu tim menjadi baik pula, tidak terlepas kekompakan diantara pemainnya. Kondisi fisik merupakan salah satu syarat penting dalam meningkatkan prestasi sorang atlet, dengan memiliki fisik yang baik seorang atlet dapat mengoptimalkan kemampuannya ketika bermain dalam permainan. Unsur kondisi fisik seperti kekuatan, 1 Yunita Lasma Sireger; Dosen PJKR FKIP Universitas Islam 45 Bekasi 2 Hasan Sidik; mahasiswa PJKR FKIP Universitas Islam 45 Bekasi 89

kecepatan, kelincahan, daya tahan, keseimbangan, koordinasi dan kelenturan merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam setiap cabang olahraga, baik olahraga berkategori perlombaan maupun pertandingan dan baik olahraga berkategori kelompok (tim) maupun perorangan termasuk pula cabang olahraga sepakbola. Ketahanan atau daya tahan merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola. Dalam pengamatan di lapangan, terdapat para pemain yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMA Negeri 1 Cabangbungin yang belum memiliki daya tahan (VO2max) yang baik ketika bermain, terlihat pada saat latihan di lapangan, dengan menggunakan latihan yang monoton, terdapat banyak anggota yang cepat lelah ketika latihan berlangsung sementara baru sebentar melakukan latihannya. Didalam pencapaian keberhasilan sebuah tim ketika bertanding, tidak terlepas peran pelatih dan metode-metode yang digunakan pelatih tersebut ketika latihan berlangsung. Banyak metode-metode yang digunakan pelatih ketika melatih tim, dan metode-metode tersebut tidak digunakan seluruhnya oleh pelatih, melainkan hanya beberapa metode saja bahkan hanya satu metode yang digunakan. Untuk meningkatkan kemampuan atlet dalam timnya agar bisa memiliki daya tahan yang baik, maka pelatih dapat mengembangkan melalui metode latihan, salah satunya adalah triangle run yang jarang digunakan oleh para pelatih, metode latihan daya tahan ini merupakan latihan daya tahan aerobik. Daya tahan aerobik berfungsi untuk mengatasi beban latihan dalam jangka waktu lebih dari tiga menit secara terus menerus. Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh metode latihan triangle run terhadap daya tahan (VO2max) pada anggota ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Cabangbungin. Sepakbola Menurut Muhajir (2007: 2) sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak bola kian kemari yang diperebutkan oleh para pemain dengan tujuan untuk memasukan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan bola. Sedangkan menurut charlim, dkk (2012: 7) sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu saling berhadapan dimana tiap regu anggotanya berjumlah sebelas orang sehingga dalam regu sepakbola disebut kesebelasan. 90

Menurut Muhajir (2007: 138) teknik sepakbola terdiri dari bermacam-macam gerakan. Teknik permainan sepakbola dapat dibedakan sebagai menendang bola, menahan bola, menggiring bola, menembak bola, dan teknik penjaga gawang. Daya Tahan Menurut Sudradjat Prawirasaputra (2000: 59) Daya tahan dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu yang cukup lama. Seorang atlet dikatakan mempunyai daya tahan yang baik apabila dia tidak mudah lelah atau dapat terus bergerak dalam keadaan kelelahan, atau mampu bekerja tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dari beberapa komponen dasar biomotorik tersebut, daya tahan bisa dikembangkan lebih dulu, karena tanpa daya tahan sulit untuk mengadakan pengulangan terhadap tipe atau macam latihan yang lain. Ada dua tipe daya tahan yakni daya tahan aerobic dan anaerobic. aerobik berarti dengan oxygen dan daya tahan aerobik berarti kerja otot dan gerakan otot yang dilakukan menggunakan oxigen guna melepaskan energi dari bahan-bahan otot. Dapat diketahui bagaimana penyerapan dan pengangkutan oxigen keotot-otot diangkut oleh sistem cardio respiratory. Latihan aerobik menuntun kita untuk memperkuat sistem cardio respiratory dan suatu peningkatan kemampuan dalam menggunakan oxigen di dalam otot. Daya tahan aerobik dapat dikembangkan melalui latihan lari terus-menerus atau lari interval. Semakin panjang waktunya dari suatu event kegiatan, semakin pentinglah daya tahan aerobik ini. Anaerobik berarti tanpa oxigen dan daya tahan anaerobik ini mengacu kepada sistem energi yang memungkinkan otot-otot untuk bekerja dengan menggunakan energi yang telah tersimpan di dalam. Latiahan anaerobik mengijinkan atlet suatu toleransi membentuk asam laktat. Ada dua macam daya tahan anaerobik yang penting, yakni: daya tahan kecepatan dan daya tahan kekuatan. Mengembangkan daya tahan kecepatan membantu atlet untuk berlari dalam kecepatan tinggi, meskipun terjadi pembentukan asam laktat. Sedangkan daya tahan kekuatan mengijinkan atlet untuk terus menerus mengeluarkan daya atau tenaga, meskipun berlangsung pembentukan asam laktat. 91

Triangle Run Menurut Apta Mylsidayu (2014: 152) metode latihan triangle run adalah metode latihan dengan melakukan sirkuit berbentuk segitiga. Variasi latihan dapat dilakukan dengan memperbesar segitiga, memperbanyak jumlah putaran (seri/sirkuit), dan meningkatkan durasi secara progresif dari 12, 15, 20, 30 menit, dan seterusnya. (a) Sasaran: daya tahan aerobik (aerobic endurance). (b) Prosedur: 1) Bagi menjadi 3 kelompok, masing-masing mulai dari setiap sudut segitiga, 2) stiap individu melakukan kombinasi jalan, jogging, dan sprint sesuai dengan kemampuannya, 3) dapat diulangi 2-4 putaran (seri/sirkuit), tergantung pada kemampuan masing-masing individu, 4) interval antar seri/sirkuit selama 2-3 menit. Secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1. Latihan triangle run METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian eksperimen. Menurut Solso dan Maclin (2002: 78) Penelitian eksperimen adalah suatau penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab akibat. Oleh sebab itu, penelitian eksperimen erat kaitannya dengan menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan. Populasi adalah sekelompok subjek yang akan diteliti, seperti dijelaskan oleh Arikunto (2002: 108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota ekstrakuliukuler sepakbola kelas XI dan XII SMA Negeri 1 Cabangbungin yang berjumlah 47 peserta latih. 92

Teknik pengambilan sample secara purposive sampling yaitu yang diambil berdasarkan maksud dan tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian, antara lain : (1) Sampel yang diambil harus sesuai dengan permasalahan yang diambil, (2) Sampel yang diambil harus laki-laki, (3) Sampel yang diambil peserta latih kelas XI dan XII, usia 16-18 tahun. Instrument penelitian menggunakan tes bleep test. Menurut Nurhasan (1999: 73) Bleep test bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi fungsi jantung dan paru-paru, yang ditunjukan melalui pengukuran ambilan oksigen maksimum (maksimum oxygen uptake) dengan alat, fasilitas, dan petugas, yaitu lintasan datar dan tidak licin, meteran, kaset atau pita suara, kerucut, stopwatch, petugas pengukuran jarak, petugas start, pengawas lintasan, dan pencatat skor. Adapun pelaksanaan tesnya adalah (1) Pita kaset mengeluarkan sinyal suara TUT tunggal pada beberapa Interval yang teratur, (2) Peserta tes berusaha sampai ke ujung berlawanan bertempatan dengan saat sinyal TUT yang pertama berbunyi, kemudian meneruskan lari dengan kecepatan sama agar dapat sampai ke ujung lintasan bertepatan dengan terdengarnya sinyal TUT berikutnya, (3) Setelah mencapai waktu satu menit interval waktu diantara kedua sinyal TUT akan berkurang,sehingga kecepatan lari harus semakin ditingkatkan, (4) Kecepatan berlari pada menit pertama disebut tahap 1, kecepatan kedua disebut tahap 2 dan seterusnya, (5) Masing-masing level berlangsung kurang lebih selama satu menit dan rekaman pita berlangsung meningkat sampai tahap 21, (6) Akhir setiap lari bolakbalik (balikan) ditandai dengan sinyal TUT tunggal sedangkan akhir tiap tahap ditandai dengan sinyal TUT tiga kali berturut-turut,serta oleh pemberi petunjuk dalam rekaman pita tersebut, (7) Peserta tes harus selalu menetapkan satu kakinya tepat di belakang tanda garis start/finish pada akhir setiap lari, (8) Peserta lari harus meneruskan lari selama mungkin sampai tidak mampu lagi menyesuaikan dengan kecepatan yang telah diatur dalam pita rekaman, sehingga peserta tes harus secara sukarela menarik diri dari tes yang sedang dilakukan, (9) Pelatih yang menyelenggarakan tes ini perlu menghentikan peserta apabila peserta tertinggal dibelakang langkah yang diharapkan, (10) Apabila peserta mencapai jarak dua langkah menjelang garis ujung pada saat terdengar sinyal TUT diberikan kesempatan dua kali lari agar dapat memperoleh kembali langkah yang diprlukansebelum ditarik mundur atau keluar dari tes. 93

HASIL DAN PEMBAHASAN Uraian hasil data beserta interprestasi sepenuhnya dibahas dalam bab ini. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir hasil bleep test. Pembahasan berikut adalah sajian mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut : Perangkat Data Bleep Test Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Bleep Test Statistik Awal Hasil Tes Akhir Peningkatan Jumlah 666,6 790,5 123,9 Rata-rata 37 43,9 6,9 S 3,41 3,02 1,59 Dari table di atas Nampak bahwa dengan pemberian latihan triangle run dapat meningkatkan daya tahan melalui hasil bleep test. Hal ini dapat dari rata-rata bleep test sebelum perlakuan yaitu 37 rata rata menjadi 43.9 setelah diberi perlakuan yaitu triangle run. Setelah perhitungan dari masing-masing data, langkah selanjutnya adalah menguji uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors. Apakah distribusi normal atau tidak, hasil perhitungan analisis distribusi normal dan perangkat data tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Uji Normal dengan menggunakan Uji Lilliefors No Perangkat Data Lo Hitung L tabel Keterangan 1 Tes Awal bleep tes 0,1031 0,239 Normal 2 Tes Akhir bleep tes 0,1113 0,239 Normal 3 Peningkatan 0,2035 0,239 Normal Dari hasil penghitungan masing-masing perangkat data tersebut di atas maka penulisan menyimpulkan bahwa, hipotesa diterima karena semua Lo Hitung < L tabel, dimana Lo Tabel pada tarf nyata (α) = 0,01 dan n = 18 adalah 0,239 sehingga distribusi perangkat data tersebut normal. 94

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian homogenitas data dengan menggunakan uji F adapun hasil uji homogenitas data adalah sebagai berikut : Tabel 3. Hasil penghitungan Uji Homogenitas No Perangkat data F Hitung F Tabel Keterangan 1 Tes bleep tes 1,27 3,16 Homogen Berdasarkan table 3 diatas diperoleh F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel dengan derajat kebebasan untuk pembilang 17 dan penyebut 17 pada taraf nyat L = 0,01 diperoleh F tabel 3,16 karena dari hasil tes di peroleh nilai F hitung < dari F tabel maka data diterima. Hal ini berarti bahwa hasil tes distribusi homogen. Langkah selanjutnya pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi rata-rata dan varians dari kedua kelompok data, yaitu data tes awal dikurang data tes akhir denyut nadi istirahat dan hasil tersebut dijadikan uji beda. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji t atau uji peningkatan. Hasi analisis data untuk pengujian hipotesis terlihat pada table dibawah ini: Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Perangkat Data t Hitung t Tabel Keterangan Peningkatan bleep tes 18,4 2,90 signifikan Berdasarkan hasil uji pengujian hipotesis penelitian menunjukan bahwa latihan triangle run berpengaruh terhadap peningkatan daya tahan (VO2max) yang signifikan, hal ini dibuktikan dari = 18.4 yang lebih besar dari = 2.90 maka dengan demikian hipotesa nol ( ) tidak diterima. Yang berarti bahwa latihan triangle run memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan melalui daya tahan (VO2max). Hal ini mendukung dari data rata-rata bleep test sebelum diberi perlakuan yaitu 37 menjadi 43.9 bleep test setelah diberi perlakuan atau terdapat peningkatan daya tahan (VO2max) sebesar 15, 71 %. Peserta latih terlihat antusias melakukan latihan triangle run dikarena termotivasi untuk mengikuti turnamen sepakbola resmi maupun tidak resmi. Selain itu, peserta latih juga siap dalam mengikuti latihan, hal ini terlihat ketika peserta latih mengikuti latihan dengan sungguh-sungguh. 95

SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data diatas terjadi peningkatan sebesar 15,71%, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa metode latihan triangle run berpengaruh terhadap daya tahan (VO2max) dan dapat diketahui melalui hasil bleep test pada anggota ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Cabangbungin. DAFTAR PUSTAKA Charlim, dkk. 2012. Mengenal Lebih Jauh Tentang Sepakbola. Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan. Harsono. 2001. Latihan kondisi fisik. Bandung: FOK UPI. Irianto, Djoko Pekik. 2004. Pedoman Praktis Berolahraga. Yogyakarta: Andi Offset. Kusumawati, Mia. 2014. Penelitian Pendidikan Penjas, Bekasi: Percetakan ST. Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Bandung: Yudistira. Muhamad, Memet. 2013. Diktat Statistik Pendidikan, Bekasi: FKIP UNISMA. Mylsidayu, Apta. 2014. Ilmu Kepelatihan. Bekasi: Percetakan ST. Nurhasan. 1999. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Sudradjat Prawirasaputra. 2000. Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sukadiyanto. 2010. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: Lubuk Agung. Sumosardjuno Sadoso. 1990. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 96